PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang terdapat dalam sistem reproduksi pada wanita dan pria?
2. Perubahan apa saja yang terjadi pada payudara wanita hamil?
3. Perubahan apa saja yang terjadi pada sistem endokrin?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan anatomi/adaptasi fisiologis pada masa kehamilan
meliputi sistem reproduksi, payudara, dan sistem endokrin.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui sistem reproduksi wanita dan pria.
2. Dapat memahami perubahan payudara yang terjadi pada wanita hamil.
3. Dapat mengetahui serta memahami terjadinya sistem endokrin.
1
BAB II
PEMBAHASAAN
Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi
luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan
skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar
kelamin.
2
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
3
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon Reproduksi pada Pria.
a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone
FSH.
b. Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi
untukmerangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel
Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/protein
pengikat androgen) yang akan memacupembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah
merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone
testosterone.
d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang
perkembangan organ seksprimer pada saat embrio belum lahir,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria
seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar,pertambahan massa otot,
dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan,
tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai
berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.
4
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan
golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)
pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel
Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari
sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil
ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu
bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
kontraksi peristaltik otot saluran.
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ
kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin
dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian
dalam vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat
ujung saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung
banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam
labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora
(terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas
terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus
kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina
bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan
kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah
kelahiran bayi.
5
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk
kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks
(leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding
endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya
berbentuk corong yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium,
sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur
terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus
selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai
fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer
mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan
satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).
6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.
B. PAYUDARA
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
1. Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reprouksi
tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke dua
dan keenam. Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas
musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
2. Bentuk
3. Ukuran
4. Struktur Makroskopis
a. Cauda Axillaris
b. Areola
yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan masing
masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm. Areola berwarna merah
muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit
7
coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap pada waktu hamil. Di daerah
areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini
membesar dan di sebut tuberkulum Montgomery.
c. Papilla mamae
Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar,
panjang dan terbenam (inverted).Fisiologi Payudara ini melibatkan fisiologi
laktasi dimana payudara menjalankan perannya sebagai penghasil air susu. Ada
2 faktor yang terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu hormone prolaktin dan
hormon oksitosin
Struktur Mikroskopis
a. Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli
dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang
mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air
susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel – sel mioepitel yang kadang –
kadang di sebut sel keranjang atau sel laba – laba. Apabila sel – sel ini
dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot
polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
8
d. Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan
tempat menyimpan air susu.
C. SISTEM ENDOKRIN
9
a. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.
Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon
ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama
kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin
Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin.
Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler
jar suprarenal.
Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone
(FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium
dan pembentukan sper¬matozoa dalam testis.
Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan tes¬tosteron dalam testis. Interstitial
Cell Stimulating Hor¬mone (ICSH).
Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon
pituitrin.
Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus
sewaktu melahirkan dan mengeluar¬kan air susu sewaktu menyusui.
Kelenjar hipofise ter¬letak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise
tulang spenoid.
B. Kelenjar Tiroid/Gondok
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melin¬tasi trakea di sebelah depan.
Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormon tiroksin.
10
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.
C. Kelejar Paratiroid
11
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon parathormon yang berfungsi mengatur
kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Dengan demikian pada kehamilan
kebutuhan janin terhadap kalsium terjadi peningkatan, juga penyerapan
kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini.
D. Kelenjar Timus/Kacang
12
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut
otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin
membantu metabolisme kar bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran
glukosa dari hati.
13
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi
interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
G. Kelenjar Pankreas
H. Kelenjar Gonad/Kelamin
14
b. Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping
kiri dan kanan uterus.
5. Memicu “over breathing” – tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar
menurun.
15
Perubahan Estrogen adalah pada awal kehamilan sumber utama estrogen
adalah ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta
dan kadarnya meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum
adalah 30 – 40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus
meningkat menjelang aterm.
5. Retensi air.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan serta
penyempurnaan makalah ini untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan
di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama
demi kemajuan dan ilmu pengetahuan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18