Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkain yang menjadi satu
kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.
Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan
anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, dan sistem
endokrin. Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak menggangu aktivitas, dianggap normal.
Perubahan anatomi dan adaptasi pada wanita yang hamil sebagian besar sudah terjadi
segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan
ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa
hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah
proses persalinan dan menyusui selesai.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja yang terdapat dalam sistem reproduksi pada wanita dan pria?
2. Perubahan apa saja yang terjadi pada payudara wanita hamil?
3. Perubahan apa saja yang terjadi pada sistem endokrin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan anatomi/adaptasi fisiologis pada masa kehamilan
meliputi sistem reproduksi, payudara, dan sistem endokrin.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui sistem reproduksi wanita dan pria.
2. Dapat memahami perubahan payudara yang terjadi pada wanita hamil.
3. Dapat mengetahui serta memahami terjadinya sistem endokrin.

1
BAB II

PEMBAHASAAN

A. Organ Reproduksi Manusia

Organ reproduksi merupakan penyusun sistem reproduksi. Organ reproduksi


manusia dibedakan menjadi organ reproduksi pada pria dan wanita. Organ
reproduksi pria menghasilakan sperma dan organ reproduksi wanita
menghasilkan ovum (sel telur).

1. Organ Reproduksi Pria

Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat reproduksi
luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa penis dan
skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin, dan kelenjar
kelamin.

a. Organ Reproduksi Bagian Luar


1) Penis

Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam saluran kelamin


wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga. Dua rongga bagian atas tersusun
atas jaringan spons korpus kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas
jaringan spons korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra.
Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.

2) Skrotum (kantong pelir)

Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis. Skrotum


berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Antara skrotum
kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan ikat dan otot polos. Adanya otot polos
mengakibatkan skrotum dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum
terdapat otot lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu
stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah suhu tubuh).

2
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam

1) Testis (Gonad Jantan)


Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk memproduksi
sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah dari suhu tubuh. Dalam testis
terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran penghasil sperma (tubulus
seminiferus). Dalam tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2) Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar tubuh.
Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, dan uretra.
a) Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok dalam skrotum yang keluar dari
testis. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sementara.
Sperma yang telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b) Vas deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas dan merupakan
lanjutan dari epididimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran yang dilalui
sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c) Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula seminalis dengan
uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan sperma menuju uretra.
d) Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi uretra sebagai saluran
kelamin dari vesikula seminalis dan saluran urine dari kantong kemih.
3) Kelenjar kelamin
Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-cairan
kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup gerak
sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowper.
a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi sebagi sumber
energi dan untuk memudahkan gerakan sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi suasana basa pada
cairan sperma. Cairan tersebut mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan cairan yang
bersifat basa.
Terjadinya spermatogenesis melibatkan spermatogonium, sel sertoli, dan sel
ledyg yang ketiganya terdapat di dalam tubulus seminiferus (saluran penghasil
sperma):

3
a) Sel induk sperma (spermatogonium), yaitu calon sperma.
b) Sel sertoli memberikan nutrisi spermatozoa.
c) Sel leydig yang berfungsi testosterone. Hormone ini berperan dalam
Hormon Reproduksi pada Pria.
a. Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang merangsang
kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormone
FSH.
b. Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi
untukmerangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel
Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein/protein
pengikat androgen) yang akan memacupembentukan sperma.
c. Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah
merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk menghasilkan hormone
testosterone.
d. Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang
perkembangan organ seksprimer pada saat embrio belum lahir,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pria
seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar,pertambahan massa otot,
dan perubahan suara.
Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan,
tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai
berikut :
Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari
spermatogenesis yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi
spermatosit primer (mitosis), selanjutnya spermatosit melanjutkan
pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit sekunder dan spermatid.
Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari spermatogonium
menjadi spermatid.

4
Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid
menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan
golgi, axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3)
pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel
Sertoli.
Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari
sel sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma
belum memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil
ini ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak
menuju epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu
bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran
reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan karena
kontraksi peristaltik otot saluran.
2. Organ Reproduksi Wanita
Organ reproduksi wanita terdiri atas organ kelamin luar dan organ
kelamin dalam. Organ kelamin luar berupa vulva dan labium. Organ kelamin
dalam berupa ovarium dan saluran kelamin.
a. Organ Reproduksi Bagian Luar
1) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada bagian
dalam vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi. Pada daerah dekat
ujung saluran kelamin terdapat hymen/selaput dara. Hymen mengandung
banyak pembuluh darah.
2) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua macam
labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah luar) dan labium minora
(terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora dan minora bagian atas
terbentuk tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat korpus
kavernosa yang mengandung banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
b. Organ Reproduksi Bagian Dalam
1) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina
bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang dihasilkan
kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus dan mempermudah
kelahiran bayi.

5
2) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan pertemuan oviduk
kanan dan kiri. Bagian terbawah uterus menyempit yang disebut serviks
(leher rahim). Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus dibatasi oleh dinding
endometrium yang kaya pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
3) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang ujungnya
berbentuk corong yang disebut infundibulum.
4) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium,
sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel telur
terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai
sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir
bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah
secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus
selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai
fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer
mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan
mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan
satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum
matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur).

6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum.

B. PAYUDARA
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
1. Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reprouksi
tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke dua
dan keenam. Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada diatas
musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
2. Bentuk

Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai


ekor ( caudal). Dari jaringnan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris
spence ).

3. Ukuran

Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pda


stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya
agak lebih besar daripada payudara yang lain.

4. Struktur Makroskopis

Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Cauda Axillaris

Jaringan payudara yang meluas ke daerah axiila.

b. Areola

yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami pigmentasi dan masing
masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm. Areola berwarna merah
muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit

7
coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap pada waktu hamil. Di daerah
areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea. Pada kehamilan areola ini
membesar dan di sebut tuberkulum Montgomery.

c. Papilla mamae

Terletak dipusat areola mammae setinggi iga (costa) k- 4. Papila mammae


suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm tersusun atas jaringan erektil
berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang
merupakan ductus lactifer. Ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.

Bentuk puting ada empat macam, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar,
panjang dan terbenam (inverted).Fisiologi Payudara ini melibatkan fisiologi
laktasi dimana payudara menjalankan perannya sebagai penghasil air susu. Ada
2 faktor yang terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu hormone prolaktin dan
hormon oksitosin

Struktur Mikroskopis

Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:

a. Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli
dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang
mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air
susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel – sel mioepitel yang kadang –
kadang di sebut sel keranjang atau sel laba – laba. Apabila sel – sel ini
dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot
polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).

b. Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

c. Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus


lactifer. Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae.

8
d. Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan
tempat menyimpan air susu.

Ampulla terletak di bawah areola.

e. jaringan ikat & lemak : jaringan penunjang & pelindung.

C. SISTEM ENDOKRIN

1. Definisi kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mensekresi substansi kimia yang


langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Beberapa organ mempunyai
fungsi ganda: organ-organ tersebut menghasilkan hormon dari banyak sel-sel
dan substansi lain dari yang lain (misalnya pankreas, menghasilkan insulin dan
glukagon, dua hormon, dan juga cairan pancreas).

2. Fungsi kelenjar endokrin sebagai berikut :


 Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan
oleh jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
 Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
 Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
 Merangsang pertumbuhan jaringan.
 Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan ab¬sorpsi glukosa pada usus
halus.
 Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan
air.
3. Kelenjar Endokrin Serta Perubahan Kelenjar Endokrin Pada Wanita Hamil
A. Kelenjar Hipofisis (master of gland)

Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak atau berada di os


sphenoidalis.yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari
semua organ-organ endokrin.

Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hormon-hormon yang


dihasilkannya dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar
hipofise terdiri dari 2 lobus.

9
a. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang
bekerja sebagai zat pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.
 Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon
ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama
kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin
 Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan hormon tiroksin.
 Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler
jar suprarenal.
 Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone
(FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium
dan pembentukan sper¬matozoa dalam testis.
 Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium dan tes¬tosteron dalam testis. Interstitial
Cell Stimulating Hor¬mone (ICSH).

b. Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis


hormon ;

 Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui
ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon
pituitrin.
 Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus
sewaktu melahirkan dan mengeluar¬kan air susu sewaktu menyusui.
Kelenjar hipofise ter¬letak di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise
tulang spenoid.

B. Kelenjar Tiroid/Gondok

Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat
bersama oleh jaringan tiroid dan yang melin¬tasi trakea di sebelah depan.
Merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian depan bawah,
melekat pada dinding Taring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi
hormon tiroksin.

10
Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran
zat/metabolisme dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan
rohani.

Kelenjar tiroid selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran,


tetapi terdapat peningkatan terhadap peningkatan terhadap kadar globulin
pengikat tiroid, hormone tiroksin (T4), dan triidotironin (T3). Kadar hormone
ini mencapai puncak pada usia kehamilan 12 minggu. Konsentrasi kadar T3
dan T4 yang tidak aktif (tidak terikat) tidak mengalami perubahan. Kadar
TSH juga tidak berubah. Oleh karena itu peningkatan basal metabolisme rate
(BMR), peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi jantung bukan
karena pengaruh tiroid. Peningkatan konsumsi oksigen yang tinggi
disebabkan aktivitas metabolic janin.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang


dibatasi oleh epitelium silinder, disa¬tukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya
mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang
me¬ngandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon tiroksin. Sekret
ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah baik langsung
maupun melalui saluran limfe.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.

2. Mengatur penggunaan oksidasi.

3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.

4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.

5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

C. Kelejar Paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,


kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan
parathormon atau hormon para tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4
buah.

11
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid menghasilkan hormon parathormon yang berfungsi mengatur
kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Dengan demikian pada kehamilan
kebutuhan janin terhadap kalsium terjadi peningkatan, juga penyerapan
kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini.

D. Kelenjar Timus/Kacang

Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus


hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun.

Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi


trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru
lahir sangat kecil dan¬beratnya kira-kira 10 grarn atau lebih sedikit.
Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian berkerut
lagi.

Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus yaitu hormon thymosin


yang berfungsi sebagai berikut;

 Mengaktifkan pertumbuhan badan.


 Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

E. Kelenjar Supra Renalis / Adrenal

Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar


suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:

1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang mengha¬silkan kortisol yang


disebut korteks.

2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin


(nor epinefrin).

Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan


simpatis. Selcresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan
takut Berta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang
bertambah itu menaik¬kan tekanan darah guna melawan shok.

12
Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut
otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin
membantu metabolisme kar bohidrat dengan jalan menambah pengeluaran
glukosa dari hati.

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal


adalah; Hidrokortison, aldosteron dan kor¬tikosteron. Semuanya bertalian
eras dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
Metabolisme karbohidrat mengalami perubahan selama kehamilan, tetapi
tampaknya interaksi janin ibu berkaitan dengan metabolisme karbohidrat
diperantarai oleh kerja hormon lain.

Pada usia kehamilan 15 minggu sampai trimester ketiga Hormon aldosteron


hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan
jumlah yang dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung
retensi natrium dan air.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;

 Mengatur keseimbangan air, elektrolit clan garam¬garam.


 Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
 Mempengaruhi aktifitas jafingan limfoid.
 Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiper¬fungsi. Kelainan-kelainan
yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks
dengan ge¬jala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertum¬buhan
seks sekunder.

Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari :

 Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.


 Relaksasi bronkus.
 Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehing¬ga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil.

F. Kelenjar Pienalis (Epifise)

Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel ber¬bentuk kecil


merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus.

13
Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi
interns dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.

G. Kelenjar Pankreas

Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lum¬balis I dan II


terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon
sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin.

Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan


sebuah protein yang dapat turut dicer¬nakan oleh enzim-enzim pencernaan
protein.

Fungsi hormon insulin :

Insulin mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai


pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan
menggunakan glukosa dan lemak.

Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan


terbanyak pada bagian kedua pankreas.

Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans,


sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya
separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan
polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam


pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sek¬resi insulin, glikogen dan
polipeptida pankreas serta meng¬nambat sekresi glikogen.

H. Kelenjar Gonad/Kelamin

a. Kelenjar testika. Terdapat pada pria terletak pada skrotum menghasilkan


hormon testosteron.

Fungsi hormon testosteron. Menentukan sifat kejan¬tanan, misalnya adanya


jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid)
serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada laki-laki.

14
b. Kelenjar ovarika. Terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping
kiri dan kanan uterus.

Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hor¬mon ini dapat


mempengaruhi pekerjaan uterus serta mem¬berikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.

pada saat hamil perubahan progesterone adalah pada awal kehamilan


dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh
plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan dan menjelang
persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg
/ hari.

Aktivitas progesteron yang diperkirakan :

1. Menurunkan tonus otot polos :

 motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual.


 aktivitas kolon menurun, pengosongan berjalan lambat, reabsorbsi air
meningkat – konstipasi
 tonus uterus menurun – aktivitas uterus menurun
 tonus vesica urinaria dan ureter menurun – stasis urine

2. Menurunkan tonus vaskular : tekanan diastolik menurun sehingga


terjadi dilatasi vena.

3. Meningkatkan suhu tubuh.

4. Meningkatkan cadangan lemak.

5. Memicu “over breathing” – tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar
menurun.

6. Memicu perkembangan payudara.

7. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi menambah jumlah sel


asinus.

15
Perubahan Estrogen adalah pada awal kehamilan sumber utama estrogen
adalah ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta
dan kadarnya meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum
adalah 30 – 40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus
meningkat menjelang aterm.

Aktivitas estrogen yang diperkirakan :

1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus.

2. Menimbulkan hipertrofi system payudara.

3. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara


tampak makin besar.

4. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan


menyebabkan servik yang elastis, kapsul persendian melunak, mobilitas
persendian meningkat.

5. Retensi air.

6. Menurunkan sekresi natrium.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan


adanya proses ini terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi
perubahan fisik, mental dan sosial. Masa kehamilan membutuhkan ekstra perhatian
yang sangat besar. Karena di masa kehamilan, terdapat 2 nyawa yang harus
diselamatkan. Yaitu nyawa si ibu dan nyawa bayinya. Tidak jarang terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan selama kehamilan karena kecerobohan dalam menjaga
kesehatan. Tidak semua kehamilan akan menunjukkan tanda-tanda yang normal.

B. Saran

Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan serta
penyempurnaan makalah ini untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan
di masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama
demi kemajuan dan ilmu pengetahuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fairus,Martini., 2011, Fisologi Kebidanan (untuk mahasiswa kebidanan). Yogyakarta :


Pustaka Rihama
Hidaya, Ratna, 2011, Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologi dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika
Gasma, Asmawati. Biologi Reproduksi
Anatomi umum fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin (UNHAS)
http://unsurhidup.blogspot.com/2012/02sistem-endokrin.html
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika.
Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info
Media.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Pantika, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan). Jakarta : Trans Info Media.

18

Anda mungkin juga menyukai