TINJAUAN PUSTAKA
52
53
Gambar 2.2 Mekanisme reaksi yang ditempuh oleh katalis adalah dengan cara
menurunkan energi pengaktifan reaksi.
Jalan atau tahap-tahap reaksi yang ditempuh oleh pereaksi menjadi hasil
reaksi dapat dijelaskan. Misalnya, reaksi penguraian H2O2 dengan katalisator
MnO2 adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : 2H2O2 + MnO2 → 2H2O + 2MnO3
Tahap 2 : 2MnO3 + 2H2O2 → 2H2O + 2O2 + MnO2
Reaksi total : 4H2O2 → 4H2O + 2O2
54
Dimana :
K = tetapan kesetimbangan
t = waktu (detik)
V = kecepatan reaksi penguapan
dL = Pengurangan liquid
(2.3)
Atau :
E
log K = log A- 2,303 RT.........................................(2.4)
x = 1/T....………………………...…………....(2.5)
y = Log K………………………………...…...(2.6)
E
Slope = - R………………………………...…..(2.7)
E = Slope × R………………………………....(2.8)
Dimana :
A = tetapan Arhenius
E = Energi Aktivasi
R = Tetapan gas ideal (8,314 J/mol K)
K = tetapan laju reaksi pada suhu konstan T
T = suhu mutlak (K)
55
2.2. Penguapan
Uap air yang telah menguap dari teh panas terkondensasi menjadi tetesan
air.Gas air tidak terlihat, tetapi awan tetesan air adalah petunjuk dari penguapan
yang diikuti oleh kondensasi. Penguapan atau evaporasiadalah proses perubahan
molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas
(contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya
penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-
molekul saling bertumbukan mereka saling bertukar energi dalam berbagai
derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan. Terkadang transfer energi ini
begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup
buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam
gas tertentu (contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini
memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama
lain dalam pola yang cukup buat memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi
panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini
sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih
tak terlihat(Arsyad, 1997).
Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik. Peguapan juga
dipandang sebagai suatu reaksi dimana yang berperan sebagai zat cair adalah
pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan.Kalor penguapan
dan perubahan energi penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang
dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1
56
mol zat dalam fase gas pada titik didihnya. Selanjutnya, karena penguapan dapat
dipandang sengai proses yang hanya terdiri atas satu tahap, maka kalor penguapan
dapat dipandang sebagai energi pengaktifan reaksi penguapan. Berdasarkan
perumpamaan ini, kalor penguapan dapat diukur dengan cara yang
lazimdigunakan untuk energi pengaktifan. Dengan demikian, kalor penguapan
pada berbagai suhu dengan mengartikan E sebagai kalor penguapan(Brady, 1999).
Panas atau kalor penguapan adalah energi yang dibutuhkan untuk mengubah
suatu kuantitas zat menjadi gas. Energi ini diukur pada titik didih zat dan nilainya
biasanya dikoreksi ke 298 K, koreksi ini kecil dan sering lebih kecil dari
pada deviasi standar nilai terukur. Nilainya biasanya dinyatakan dalam kJ/mol.
Panas penguapan dapat dipandang sebagai energi yang dibutuhkan untuk
mengatasi interaksi antar molekul didalam cairan (atau padatan pada sublimasi).
Temperatur adalah ukuran panas dinginnya dari suatu benda.Panas
dinginnya suatu bendaberkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam
benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya. Harus
diperhatikan, jika menggunakan panas penguapan untuk mengukur kekuatan gaya
antarmolekul, bahwa gaya-gaya tersebut mungkin tetap ada dalam fase gas
(seperti pada kasus air), sehingga nilai perhitungan kekuatan ikatan akan menjadi
terlalu rendah. Hal ini terutama ditemukan pada logam, yang sering membentuk
molekul ikatan kovalen dalam fase gas. Dalam kasus ini, perubahan entalpi
standar atomisasi harus digunakan untuk menemukan nilai energi ikatan yang
sebenarnya.
kalor dalam sistem Internasional (SI) dinyatakan dalam Joule (J). Satuan kalor
lainnya adalah kalori.
1 kilo kalori = 1000 kalori = 10 kubik kalori.
2.7 Kloroform
Kloroform merupakan turunan asam formiat dan termasuk senyawa
polihalogen yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu atom
halogen. Kata kloroform berasal dari kata halogen dan formiat yang artinya
struktur senyawa dapat diturunkan dari asam formiat dengan menggantinya
dengan atom halogen.
Sifat fisika dan kimia kloroform (CHCl3), yaitu sebagai berikut:
1. Titik didihnya 61oC
2. Titik beku -6,4oC
3. Titik lelehnya -62oC
4. Density 1,45
5. Indeks bias 1,4476
6. Cairannya tidak mudah terbakar
7. Tidak berwarna
8. Cairannya berbau khas
9. Sangat mudah menguap
10. Merupakan asam lemah
11. Tidak larut dalam air
12. Larut dalam pelarut organik
13. Kloroform murni peka terhadap cahaya
14. Karsinogenik toksik dan berbahaya bagi kesehatan.
2.8 Etanol
Etanol juga dikenal sebagai etil alkohol adalah senyawa kimia dengan
rumus kimia (C2H5OH). Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada
keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak
berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas. Etanol digunakan
sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar. Adapun sifat fisik dan
kimia metanol yaitu sebagai berikut:
Sifat fisika metanol (C2H5OH)
1. Massa molar 46.04 g/mol
2. Berwarna bening
3. Densitas 0.918 g/cm³,
4. Titik leleh –97°C, -142.9°F (176 K),
5. Titik didih 64.7°C, 148.4°F (337.8 K).
6. Viskositas 0.59 mPa·s at 20°C
7. Momen dipol 1.69