Anda di halaman 1dari 11

AKUNTANSI FORENSIK

Tujuan Audit Investigatif, Aksomia Audit Investigatif dan Teknik Akuntansi

Investigatif

NAMA ANGGOTA :

KOMANG TRISHNA DEVI GAYATRI (1517051018)

KOMANG INU PARISTINA (1517051093)

I GUSTI AYU WULANDITA YULIAWATI (1517051125)

KOMANG TRI DEVY GUSMAYANTI (1517051238)

KELAS 7H

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian investigasi dan pemeriksaan fraud digunakan silih berganti
sebagai sinonim. Idealnya ada kesamaan makna konsep-konsep auditing dan
hukum, namun dari segi filsafat auditing dan filsafat hukum, hal itu tidaklah
mungkin. Hal ini menjadi pokok bahasan bab ini..
Suatu investigasi hanya dimulai apabila ada dasar yang layak, yang dalam
investigasi dikenal sebagai predication. Istilah audit investigatif menegaskan
bahwa yang dilaksanakan adalah suatu audit. Audit umum atau audit keuangan
(general audit atau independent audit) bertujuan memberi pendapat auditor
independen mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan Oleh karena itu,
audit ini juga disebut opinion audit.
Audit investigatif lebih dalam dan tidak jarang melebar ke audit atas hal-
hal yang tidak disentuh atau tidak tersentuh oleh opinion audit. Audit investigatif
diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud (termasuk korupsi) dan
perbuatan melawan hukum lainnya (seperti tindak pidana pencucian uang).
Meskipun tujuan opinion audit berbeda dari audit investigatif, teknik
auditnya sama. Hal yang berbeda hanyalah penerapan yang lebih intens dalam
audit investigatf. Penerapan teknik yang lebih mendalam, kadang-kadang melebar,
dengan fokus pada pengumpulan bukti hukum untuk menentukan apakah
seseorang melakukan atau tidak melakukan fraud.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah


makalah ini adalah :

1.2.1 Bagaimana tujuan dari audit investigatif?


1.2.2 Bagaimana analisis mengenai aksioma dalam investigatif?
1.2.3 Bagaimana taktik dalam akuntansi investigatif?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis memiliki tujuan, sebagai
berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui tujuan dari audit investigatif.


1.3.2 Untuk mengetahui analisis mengenai aksioma dalam investigatif
1.3.3 Untuk mengetahui taktik dalam akuntansi investigatif

1.4 Manfaat
Manfaat yang diberikan dalam pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut

1.4.1 Manfaat Teoritis


a. Melalui makalah ini, penulis mencoba memberikan wawasan atau ilmu
mengenai tujuan audit investigatif, aksioma dalam investigatif dan
taktik dalam akuntansi investigatif.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tambahan wacana,
referensi, dan literatur dibidang akuntansi terutama mengenai audit
investigatif.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa
Secara teoritis hasil makalah ini diharapkan dapat memperkuat
pemahaman mengenai tujuan audit investigatif, aksioma dalam
investigatif dan taktik dalam akuntansi investigatif dalam mata kuliah
Teori Akuntansi
b. Bagi Masyarakat
Hasil makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
masyarakat mengenai audit investigatif.
A. TUJUAN AUDIT INVESTIGASI
1. Memberhentikan manajemen
2. Memeriksa mengumpulkan dan menilai cukupnya dan relevannya bukti.
3. Melindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah
4. Menemukan dan mengamankan dokumen yang relevan untuk investigasi.
5. Menemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari
kerugian yang terjadi
6. Memastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga menjadi
pelaku kejahatan, mengerti kerangka acuan dari investigasi tersebut,
harapannya adalah bahwa mereka bersikap kooperatif dalam investigasi
itu.
7. Memastikan bahwa pelaku kejahatan tidak bias lolos dari perbuatannya.
8. Menyapu bersih semua karyawan pelaku kejahatan
9. Memastikan bahwa perusahaan tidak lagi menjadi sasaran penjarahan.
10. Menentukan bagaimana investigasi akan dilanjutkan.
11. Melaksanakan investigasi sesuai standar, sesuai dengan peraturan
perusahaan, sesuai dengan buku pedoman
12. Menyediakan laporan kemajuan secara tertatur untuk membantu
pengambilan keputusan mengenai investigasi di tahap berikutnya.
13. Memastikan pelakunya tidak melarikan diri atau menghilang sebelum
tindak lanjut yang tepat dapat diambil.
14. Mengumpulkan cukup bukti yang dapat diterima pengadilan, dengan
sumber daya dan terhentinya kegiatan perusahaan seminimal mungkin.
15. Memperoleh gambaran yang wajar tentang kecurangan yang terjadi dan
membuat keputusan yang tepat mengenai tindakan yang harus diambil
16. Mendalami tuduhan untuk menanggapinya secara tepat.
17. Memastikan bahwa hubungan dan suasana kerja tetap baik
18. Melindungi nama baik perusahaan atau lembaga
19. Mengikuti seluruh kewajiban hokum dan mematuhi semua ketentuan due
diligence dan diklaim kepada pihak ketiga
20. Melaksanakan investigasi dalam koridor kode etik
21. Menemukan siapa pelaku dan mengumpulkan bukti mengenai niatnya.
22. Mengumpulkan bukti yang cukup untuk menindak pelaku dalam perbuatan
yang tidak terpuji.
23. Mengidentifikasi praktek manajemen yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan atau perilaku yang melalaikan tanggung jawab.
24. Mempertahankan kerahasiaan dan memastikan bahwa perusahaan atau
lembaga ini tidak terperangkap dalam ancaman tuntutan pencemaran nama
baik
25. Mengidentifikasi saksi yang melihat atau mengetahui terjadinya
kecurangan dan memastikan bahwa mereka memberikan bukti yang
mendukung tuduhan atas dakwaan terhadap si pelaku.
26. Memberikan rekomendasi mengenai bagaimana mengelola risiko
terjadinya kecurangan ini dengan tepat.

B. AKSIOMA DALAM INVESTIGASI


Ada tiga Aksioma dalam pemeriksaan fraud, antara lain:
1. Fraud selalu tersembunyi
Metode atau modus operandinya mengandung tipuan, untuk
menyembunyikan sedang berlangsungnya fraud. Beberapa metode untuk
menyembunyikan fraud yaitu banyak pelaku fraud sangat kreatif mencari celah
untuk menyembunyikan fraud sehingga investigator yang berpengalaman pun
sering terkicuh. Memberikan pendapat bahwa fraud tidak terjadi (padahal
sebenarnya fraud terjadi), membuat investigator (pemeriksa fraud) berisiko
menghadapi tuntutan hukum).
2. Fraud yang dilakukan secara timbal balik
Pemeriksaan fraud didekati dengan dua arah. Untuk membuktikan fraud
memang terjadi, pembuktian harus meliouti upaya untuk membuktikan bahwa
fraud tidak terjadi. Begitu juga sebaliknya.
3. Fraud terjadi semata-mata merupakan kewenangan pengadilan untuk
memutuskannya.
Dalam aksioma ini mengatakan bahwa hanya pengadilan yang dapat
(berhak) menetapkan bahwa fraud memang terjadi atau tidak terjadi. Dalam upaya
menyelidiki adanya fraud, pemeriksa membuat dugaan mengenai apakah
seseorang bersalah atau tidak. Bersalah atau tidaknya seseorang merupakan
dugaan atau bagian dari teori fraud, sampai pengadilan (majelis hakim)
memberikan putusan atau vonis.

C. PEMERIKSAAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA


Undang-undang Hukum Acara Pidana (Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981) mengatur tahapan hokum acara pidana sebagai berikut:
1. Penyelidikan
Penyelidikan adalah serangkaian kegiatan penyelidik untuk mencari dan
menemukan suatu perbuatan yang diduga merupakan tindak pidana guna
menentukan dapat/tidaknya penyidikan dilakukan.
2. Penyidikan
Penyidikan adalah serangkaian kegiatan penyidik untuk mencari dan
mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang
terjadi untuk menemukan tersangkanya.
3. Penuntutan
Penuntutan adalah tindaan penuntut umum yang melimpahkan perkara ke
Pengandilan Negeri yang berwenang, sesuai dengan cara yang diatur dalam
hukum acara pidana, dengan permintaan agar diperiksa dan diputus oleh Hakim di
sidang pengadilan.
4. Pemeriksaan di sidang pengadilan
Pemeriksaan di sidang pengadilan mempunyai satu tujuan yaitu mencari
alat bukti yang membentuk keyakinan hakim tentang bersalah atau tidaknya
terdakwa.
5. Putusan Pengadilan
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila
dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan
bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
bersalah.
6. Upaya hukum
Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak
menerima putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi,
atau hak terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali, atau hak
Jaksa Agung untuk mengajukan kasasi demi kepentingan hukum dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam undang-undang.
7. Pelaksanaan putusan pengadilan
8. Pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pengadilan

D. KUNCI KEBERHASILAN INVESTIGASI DENGAN TEKNIK AUDIT.


Kunci keberhasilan teknik investigasi antara lain:
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan
diinvestigasi.
2. Kuasai dengan baik tehnik-tehnik investigasi
3. Cermat dalam menerapkan tehnik yang dipilih
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan tehnik yang kita
pilih.

E. TEKNIK AUDIT INVESTIGASI


1. Memeriksa fisik dan mengamati
Memeriksa fisik merupakan penghitungan tunai (baik dalam mata uang
rupiah atau mata uang asing), kertas berharga, persediaan barang, aset tetap, dan
barang berwujud lainnya.
2. Meminta informasi dan konfirmasi
Meminta informasi baik lisan maupun tertulis kepada auditan dan
meminta konfirmasi kepada pihak lain untuk menegaskan kebenaran atau ketidak
benaran suatu informasi.
3. Memeriksa dokumen
Dokumen dalam arti luas termasuk informasi yang diolah, disimpan dan
dipindahkan secara elektronis/digital
4. Review analitikal
Review analitikal didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi
dengan apa yang layaknya harus terjadi, dan berusaha menjawab sebabnya terjadi
kesenjangan. Apakah ada kesalahan (eror), fraud, atau salah merumuskan
patokannya.
5. Menghitung kembali
Menghitung kembali dengan mengecek kebenaran perhitungan (kali, bagi,
tambah, kurang, dan lain-lain).
F. CONTOH KASUS
Kasus Pungli Kapolres Kediri, Polri Lakukan Audit Investigasi
Berdasarkan kutipan berita melalui Tempo.com (2018) yang dipublikasikan

pada 3 September 2018, terdapat kasus pungli oleh kapolres kediri. Kepala Divisi

Ptofesi dan Pengamanan Polri Brigadir Jendral Listyo Sigir mengatakan timnya

sedang melakukan audit investigasi persiapan sidang profesi dan kode etik

terhadap Kepala Kepolisian Resor Kediri Ajun Komisaris Besar Erick Hermawan

yang diduga melakukan pungli.


Audit investigasi merupakan salah satu tahapan dalam rangkaian

pemeriksaan terhadap anggota Polri yang melanggar aturan. Menurut Listyo,

auditor Polri akan meneliti dokumen, berkas atau surat untuk mencari dan

menemukan ada atau tidaknya pelangaran kode etik yang dilakukan oleh Erick.

Kapolres Kediri AKBP Erick sebelumnya diduga melakukan pungli terhadap

pemohon surat izin mengemudi (SIM) di Satpas SIM Polres Kediri. Ia terancam

sanksi pelanggaran etika profesi dan sanksi pidana Undang-undang Tindak Pidana

Korupsi.
Kasus ini diketahui setelah tim Saber Pungli menemukan adanya kegiatan

penarikan biaya di luar PNBP oleh sejumlah calo, dengan biaya penarikan

bervariasi dari Rp. 500 ribu hingga Rp. 650 ribu. Para calo tersebut dikoordinir

oleh anggota Satpas SIM Polres Kediri. Kapolres Kediri Kapolres AKBP Erick di

diga menerima setiap minggunya sebesar Rp. 40 Juta.


BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Audit investigasi adalah kegiatan pemeriksaan dengan lingkup tertentu,


periodenya tidak dibatasi, lebih spesifik pada area-area pertanggungjawaban yang
diduga mengandung inefisiensi atau indikasi penyalahgunaan wewenang, dengan
hasil audit berupa rekomendasi untuk ditindaklanjuti bergantung pada derajat
penyimpangan wewenang yang ditemukan. Tujuan audit investigasi adalah
mengadakan temuan lebih lanjut atas temuan audit sebelumnya, serta
melaksanakan audit untuk membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan atau
informasi dari masyarakat.

Tanggung jawab pelaksanaan audit investigasi adalah pada lembaga audit


atau satuan pengawas. Prosedur dan teknik audit investigasi mengacu pada standar
auditing serta disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi. Dalam merencanakan
dan melaksanakan audit investigasi, auditor mengunakan skeptic
profesionalisme serta menerapkan azas praduga tidak bersalah. Tim yang
melaksanakan audit investigasi sebaiknya oleh tim atau minimal salah satu auditor
yang telah mengembangkan temuan audit sebelumnya. Tim audit baru dapat
dibentuk apabila sumber informasi berasal dari informasi dan pengaduan
masyarakat. Laporan hasil audit investigasi menetapkan siapa yang terlibat atau
bertanggungjawab, dan ditandatangani oleh kepala lembaga satuan audit. Adapun
sumber informasi audit investigasi adalah temuan audit sebelumnya, Adanya
pengaduan dari masyarakat, dan Adanya permintaan dari dewan komisaris atau
DPR untuk melakukan audit, misalnya karena adanya dugaan manajemen/ pejabat
melakukan penyelewengan.

Program audit untuk audit investigasi umumnya sulit ditetapkan terlebih


dahulu atau dibakukan. Kalau audit investigasi yang dilaksanakan merupakan
pengembangan temuan audit sebelumnya, seperti financial audit dan operational
audit, auditor dapat menyusun langkah audit yang hendak dilaksanakan.
Meskipun terkadang setelah dilaksanakan masih banyak mengalami penyesuaian
atau perubahan.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca yaitu bagi pembaca
setelah membaca makalah ini diharapkan agar dapat memahami bagaimana tujuan
dari audit investigatif, aksomia dalam investigatif dan teknik audit investifatif
serta dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam makalah ini.
10

Anda mungkin juga menyukai