Nelva Bab 1-5 B.indo
Nelva Bab 1-5 B.indo
OUTLINE PROPOSAL
I. PENDAHULUAN
1
jembatan penyeberangan orang di simpang jambotape dimana pejalan kaki dominan
tidak menggunakan jembatan penyeberangan untuk menyeberang jalan.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah
mengetahui tingkat pemanfaatan dan faktor faktor yang mempengaruhi pemakaian
jembatan penyeberangan orang di simpang jambotape sehingga dapat ditemukenali
alasan alasan pejalan kaki tidak memanfaatkan fasilitas jembatan penyeberangan
tersebut. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah dapat menjadi bahan masukan bagi
pihak pihak yang berwenang dalam merencana dan merancang fasilitas jembatan
orang yang ada di Kota Banda Aceh.
Sesuai dengan permasalahan diatas maka yang menjadi tujuan peneliti ini
adalah :
1. Untuk mengetahui keefektifitasan penggunaan jembatan penyeberangan
tersebut terhadap pejalan kaki yang memanfaatkannya.
2. Untuk menyusun tingkatan dari kriteria alasan yang dipilih para pejalan kaki
dalam menggunakan jembatan penyeberangan.
2
1.4 Manfaat Penelitian
3
1.6 Target Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan di atas maka yang menjadi pokok utama dari hasil
penelitian ini adalah agar bisa dengan mudah mengetahui keefektifitasan
penggunaan jembatan penyeberangan tersebut terhadap pejalan kaki yang
memanfaatkannya dan untuk menyusun tingkatan dari kriteria alasan yang dipilih
para pejalan kaki dalam menggunakan jembatan penyeberangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek,
pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya
guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas
dengan sasaran yang dituju. Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf
tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,
meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan
pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaiman cara
mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya
(Siagaan,2001:24).
4
efektif pula media pembelajaran tersebut.
1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan
tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektiv jika
tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar
dengan baik.
2. Aspek rencana atau program, yang dimaksud dengan rencana atau program
disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika seluruh rencana dapat
dilaksanakan maka rencana atau progarm dikatakan efektif.
3. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari
berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga
berlangsungnya proses kegiatannya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik
yang berhubungan dengan guru maupun yang berhubungan dengan peserta
5
didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah
berlaku secara efektif.
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari
sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.
Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.
2.2 Efisiensi
Efisiensi bisa diartikan secara singkat dengan hemat biaya, waktu dan tenaga
serta memperoleh hasil yang maksimal tanpa harus mengeluarkan banyak.
Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efisiensi diartikan sebagai
sesuai atau tepat untuk menghasilkan sesuatu tanpa membuang biaya, waktu dan
tenaga, dapat menjalankan tugas secara cermat dan tepat, bertepat guna, berdaya
guna. Dengan kata lain pengertian efisiensi ialah segala hal yang diselesaikan
dengan berdaya guna. Jadi, bekerja dengan efisien adalah bekerja dan
menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat, hemat, tepat dan selamat.
6
Meskipun sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah
ruang terbuka, Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya
merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari
masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk
ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan.
7
1998 Pasal 13 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat
(Sekretariat Negara, 1998) adalah:
1. Akses ke, dan dari jalan umum;
2. Akses ke tempat pemberhentian bis/kendaraan;
3. Jembatan penyeberangan;
4. Jalur penyeberangan bagi pejalan kaki;
5. Tempat parkir dan naik/turun penumpang;
6. Tempat pemberhentian kendaraan umum;
7. Tanda/rambu-rambu lalu lintas dan atau marka jalan
8. Trotoar bagi pejalan kaki/pemakai kursi roda;
9. Terowongan penyeberangan.
8
- Jumlah tanjakan dan injakan ditetapkan berdasarkan tinggi lantai
jembatan yang direncanakan
9
3 Analisis Jembatan Penyeberangan Pembangunan Jembatan Penyeberangan
Orang (JPO) di depan Universitas Orang di depan Universitas Muhammadiyah
Muhammadiyah Lampung Lampung adalah dengan pertimbangan
(yoga, 2013 ) Undang Undang Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan Mengenai Hak Dan
Kewajiban Pejalan Kaki untuk memperoleh
fasilitas penyeberangan yang aman dan
nyaman maka dibangun Jembatan
Penyeberangan Orang (JPO) diwilayah itu.
Dan dari hasil data observasi dan wawancara
kelompok 7 menyimpulkan bahwa pengguna
JPO belum efektif dan tidak adanya hukum
sanksi dan denda bagi yang tidak
menggunakan JPO. Dan inilah yang
mengakibatkan pejalan kaki lebih banyak tidak
menggunakannya.
10
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi tempat penelitian yang dipilih peneliti adalah di kawasan Jalan Tgk.
Daud Beureueh Banda Aceh di Simpang Jamboe Tape. Objek yang diteliti adalah
jembatan penyebrangan orang. Karena dikawasan ini setiap saat selalu dilalui oleh
masyarakat untuk melakukan transportasi atau perpindahan dari satu lokasi kelokasi
lainnya. Khususnya pada saat dipagi hari dimana dimulainya seluruh kegiatan
perkantoran, perkuliahan,sekolah maupun aktifitas lainnya serta pada saat siang
hari dimana waktu tersebut digunakan oleh berbagai orang untuk beristirahat
maupun makan siang.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan dengan rincian sebagai berikut :
1. Tahap persiapan yang terdiri dari :
11
a. Merumuskan latar belakang, permasalahan dan tujuan dari penelitian;
b. Mengumpulkan literatur yang memuat teori-teori yang berkaitan dengan
penelitian untuk mendapatkan data sekunder;
c. Membuat kuisioner untuk mendapatkan data primer.
2. Tahap pelaksanaan yang terdiri dari :
a. Membagikan kuisioner kepada responden;
b. Pengolahan dan analisis data;
c. Penyusunan laporan penelitian berdasarkan analisis dan pembahasan yang
dilakukan kemudian diambil suatu kesimpulan untuk menjawab
permasalahan yang diteliti.
12
b. Volume kendaraan
Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu ruas
jalan dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan arah dan
lajur. segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat diekspresikan
dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam. Volume lalu-lintas yang
diekspresikan dibawah satu jam (sub jam) seperti, 15 menitan dikenal dengan
istilah rate of flow atau nilai arus. Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen
jalan yang terdiri dari banyak tipe kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan
tersebut harus dikonversi ke dalam satuan mobil penumpang (smp). Konversi
kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan angka faktor ekivalen untuk
berbagai jenis kendaraan.
c. Jumlah hambatan samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktifitas
samping segmen jalan. Banyaknya aktifitas samping jalan sering menimbulkan
berbagai konflik yang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran lalu lintas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kelas hambatan samping
dengan frekuensi bobot kejadian per jam per 200 meter dari segmen jalan yang
diamati, pada kedua sisi jalan.
Aktifitas pejalan kaki merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
nilai kelas hambatan samping, terutama pada daerah-daerah yang merupakan
kegiatan masyarakat seperti pusat-pusat perbelanjaan. Banyak jumlah pejalan
kaki yang menyebrang atau berjalan pada samping jalan dapat menyebabkan
laju kendaraan menjadi terganggu. Hal ini semakin diperburuk oleh kurangnya
kesadaran pejalan kaki untuk menggunakan fasilitas-fasilitas jalan yang
tersedia, seperti trotoar dan tempat-tempat penyeberangan.
13
3.5 Metode Pengumpulan Data
14
IV. RENCANA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan disajikan tentang hasil dan pembahasan berkenaan dengan
pokok permasalahan dan tujuan dari penulis ini. Penelitian ini membahas mengenai
suatu keadaan di kawasan Jalan Tgk. Daud Beureueh Banda Aceh Simpang Jamboe
Tape serta kondisi fasilitas eksisting jembatan penyebrangan orang. Selanjutnya
Sesuai dengan judul penelitian ini maka diharapkan akan dapat diketahui hasilnya.
Kesimpulan dari penelitian ini akan dapat ditulis setelah diperoleh hasil dan
melalui semua tahap-tahap di dalam evaluasi mengenai suatu keadaan di kawasan
Jalan Tgk. Daud Beureueh Banda Aceh di Simpang Jamboe Tape serta kondisi
fasilitas eksisting jembatan penyebrangan orang di simpang jambotape. Saran yang
akan disampaikan dikemudian waktu akan disesuaikan dengan rekomendasi
terhadap hasil dan pembahasan penulisan ini, mengenai apa yang telah menjadi
pokok permasalahan dan tujuan dari penelitian, baik diperuntuhkan bagi
pemerintah daerah juga kepada masyarakat di kawasan Jalan Tgk. Daud Beureueh
Banda Aceh.
15
VI. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Direktorat Bina Teknik. 1995. Tata Cara Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di
Kawasan Perkotaan No.027/T/BT/1995. Direktorat Bina Marga, Penerbit
PT. Medisa, Jakarta.
16