Abstrak—Dari survey dan penelitian awal yang dilakukan di PT. Murini Sam-Sam II Pelintung, diidentifikasi adanya
persentase kehilangan minyak yang tinggi dan tidak fix terjadi di air pembuangan uap perebusan Tandan Buah Segar
(TBS) yang dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan hasil rendemen minyak yang dihasilkan, berdasarkan studi
literatur bahwa waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat berpengaruh terhadap hasil
perebusan dan persentase kehilangan minyak di air pembuangan uap perebusan buah kelapa sawit (condensate). Dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Designe Of Experimen dan teknik analisa data dengan Analisis
Variansi (ANOVA), terdapat pengaruh waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) terhadap
kehilangan minyak (oil losess) di air pembuangan uap perebusan (condensate). Semakin lama dan tinggi waktu dan
tekanan uap perebusan diberlakukan dalam proses sterillisasi Tandan Buah Segar (TBS) maka akan semakin tinggi
persentase kehilangan minyak yang dihasilkan. Waktu dan tekanan uap sangat berpengaruh terhadap persentase
kehilangan minyak (oil losess) di air pembuangan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS). Waktu dan tekana uap
untuk proses sterillisasi Tandan Buah Segar (TBS) yang ideal adalah waktu 80 menit sampai dengan 90 menit dengan
tekanan 2.8 kg/cm² sampai dengan 2.9 kg/cm².
I. PENDAHULUAN
Pengolahan kelapa sawit merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dalam usaha
perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh adalah Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti
Kelapa Sawit (IKS). Perebusan merupakan awal proses pengolahan buah kelapa sawit yang hasilnya sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses selanjutnya dan efisiensi pengutipan terhadap kehilangan minyak
(oil losses) yang terjadi disetiap proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS).
Proses perebusan yang sempurna dapat menghasilkan produk minyak kelapa sawit yang baik dan
berkualitas dan dapat mengoptimalkan pengutipan minyak serta menekan losses minyak yang terjadi
disetiap proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Proses perebusan yang baik juga menentukan
rendemen minyak yang dihasilkan.
Dari survey dan penelitian awal yang dilakukan di PT Murini Sam-Sam II Pelintung, diidentifikasi
adanya persentase kehilangan minyak yang tinggi dan tidak fix terjadi di air pembuangan uap perebusan
Tandan Buah Segar (TBS) yang dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan hasil rendemen minyak yang
dihasilkan, berdasarkan literatur bahwa waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat
berpengaruh terhadap hasil perebusan dan persentase kehilangan minyak di air pembuangan uap perebusan
buah kelapa sawit (condensate).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh waktu dan
tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) terhadap kehilangan minyak yang terjadi di air
pembuangan uap perebusan (condensate). Dengan ini penulis melakukan penelitian dalam bentuk Tugas
Akhir dengan judul “Pengaruh Waktu Dan Tekanan Uap Perebusan Tandan Buah Segar (TBS) Terhadap
Kehilangan Minyak (Oil Losses) Di PT Murini Sam-Sam II Pelintung Dumai dengan metode Designe Of
Experiment (DOE).
LP2M-UMRI TECH - 12
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dengan kontrol yang ketat, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis,
dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Sebagai suatu penelitian ilmiah dimana peneliti
memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan pengamatan terhadap variabel
terikat untuk menemukan variansi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas
tersebut. (Suwanda, 2011).
dimana,
Yijk: Nilai respon untuk taraf i faktor A, taraf j faktor B pada ulangan ke-k
μ : Rataan Umum
τi : Efek rata–rata taraf i faktor A
βj : Efek rata–rata taraj j faktor B
τβ ij : Interaksi antara taraf i faktor A dengan taraf j faktor B
Єijk : Galat percobaan untuk faktorA level ke-i, faktor B level ke-j pada ulangan/kelompok ke-k.
(Suwanda, 2011).
LP2M-UMRI TECH - 13
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
dimana,
μ : rata-rata umum
τi : efek dari level ke-i dari faktor A
βj : efek dari level ke-j dari faktor B
(τβ)ij : efek dari interaksi antara τ i dan β j
Є ijk : komponen random error
dimana,
μ : rata-rata umum
τi : efek dari level ke-i dari faktor A
βj : efek dari level ke-j dari faktor B
(τβ) ij: efek dari interaksi antara τ i dan β j
Є ijk : komponen random error
Uji hipotesis dilakukan terhadap kesamaan rata–rata dari masing–masing faktor, baik faktor A faktor
B maupun interaksi yang disebabkan oleh faktor A dan faktor B. Dari ketiga model diatas dapat dibentuk
hipotesis sebagai berikut:
Faktor A
: ₁= 0
: ₁≠0
ditolak jika F hitung > F α (a-1), ab (n-1)
Faktor B
: β₁= 0
: paling sedikit satu β₁ ≠ 0
ditolak jika F hitung > F α (b-1), ab (n-1)
Interaksi AB
: (τβ) ij = 0
: (τβ) ij ≠ 0
ditolak jika F hitung > Fα (a-1) (b-1), ab (n-1).
Untuk membangun analisis variansi diperlukan beberapa besaran seperti total dan mean marjinal respon
baris dan kolom, total respon dalam sel dan total respon keseluruhan yaitu:
LP2M-UMRI TECH - 14
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
dimana,
: Simpangan baku rata–rata perlakuan
KTE : Kuadrat Tengah Galat
N : ulangan
Teknik Sampling
Supaya sampel yang diambil akurat tidak terjadi bias didalam proses pengambilan sampelnya, maka
diperlukan teknik sampling yang sesuai. Ada dua metoda pengambilan sampel, yaitu sampel berbasis pada
LP2M-UMRI TECH - 15
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
probabilitas (pemilihan secara random) atau pengambilan sampel secara non-probabilitas (pemilihan non-
random).
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dalam
pengambilan sampel sebaiknya menggunakan cara-cara yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel, rumus yang digunakan adalah rumus Slovin (Prasetyo,
2005).
n=
dimana,
n = Sampel
N = Populasi
e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 5% dan tingkat kepercayaan 95%.
LP2M-UMRI TECH - 16
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
B. Pengolahan Data
Untuk membangun analisis variansi diperlukan beberapa besaran seperti total dan mean marjinal
respon baris dan kolom, total respon dalam sel dan total respon keseluruhan. Dari hasil Tabel rancangan
desain faktorial 2 faktor dan 5 taraf dengan 5x ulangan didapat hasil total dari keseluruhan sel sebagai
berikut.
TABEL 1. TOTAL SEL KESELURUHAN RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL
WAKTU(A) TEKANAN (B) (kg/cm²)
(menit) 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2
85 4.100 4.540 5.610 6.080 6.530 26.860
90 4.600 4.840 6.070 6.580 7.080 29.170
95 5.560 6.080 6.590 7.070 7.560 32.860
100 6.300 6.700 7.270 7.730 8.140 36.140
105 6.870 7.300 7.830 8.350 8.890 39.240
27.430 29.460 33.370 35.810 38.200 164.270
Sumber: Pengolahan Data Eksperimen Faktorial 2015.
TABEL 3. ANOVA PENGARUH WAKTU DAN TEKANAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES OIL).
Sumber JK (jumlah Kuadrat KT (Kuadrat F hitung F tabel
df
Variansi Perlakuan) Tengah) 0.05 0.01
Waktu 4.043149 4 1.01078725 4519.91 2.48 3.51
Tekanan 3.140917 4 0.78522925 3511.29 2.48 3.51
Interaksi 0.098211 16 0.006138188 27.448 1.75 2.19
Kekeliruan 0.022363 100 0.00022363
Total 7.30464 124
Sumber: Data Hasil Analisis Varian Eksperimen 2015.
Dari hasil Tabel analisis varian dia atas maka dapat disimpulkan perumusan hipotesis sebagai berikut:
LP2M-UMRI TECH - 17
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
F hitung 3511.28762 > nilai titik kritis f tabel, = (4, 100) = 2.48 mak, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh tekanan terhadap kehilangan minyak.
F hitung 3511.28762 > nilai titik kritis, f tabel (4, 100) = 3.51 maka, ditolak terdapat perbedaan
yang signifikan dari pengaruh tekanan terhadap kehilangan minyak.
V. Faktor Interaksi Waktu dan Tekanan (AB)
F hitung 27.44796 > nilai titik kritis f tabel (16, 100) = 1.75 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan signifikan dari pengaruh interaksi waktu dan tekanan terhadap kehilangan minyak.
F hitung 27.44796 > nilai titik kritis f tabel (16, 100) = 2.19 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh interaksi waktu dan tekanan terhadap kehilangan minyak.
Untuk melihat selisih rata–rata perlakuan maka dibuat Tabel selisih rata-rata perlakuan pada Tabel 4.6.
dibawah ini.
Kemudian bandingkan nilai wilayah rentang nyata terkecil (Rp) pada Tabel 5. di atas dengan nilai
selisih rata-rata perlakuan pada Tabel 6. dengan kriteria pengujian jika - > nilai wilayah rentang nyata
terkecil maka, ditolak dan sebaliknya. Kesimpulan dari uji rentang ganda di atas terdapat perbedaan dari
setiap pasangan rata-rata perlakuan, terlihat dari hasil perbandingan nilai selisih rata-rata perlakuan dengan
nilai wilayah rentang nyata terkecil, - > nilai wilayah rentang nyata terkecil maka, ditolak. Berarti
terdapat pengaruh yang signifikan dari interaksi waktu dan tekanan uap perebusan terhadap kehilangan
minyak (Losses Oil).
LP2M-UMRI TECH - 18
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023
1. Waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat berpengaruh signifikan
terhadap persentase kehilangan minyak (oil losses) di pembuangan air uap perebusan
(condensate). Dari hasil perhitungan dan analisis data didapat perbedaan yang signifikan antara F
hitung dengan F tabel yaitu F hitung untuk faktor waktu adalah 4519.909 > f tabel, (4, 100) =
2.48 dan F hitung untuk faktor tekanan adalah 3511.28762 > nilai titik kritis f tabel, = (4, 100)
= 2.48, sedangkan untuk F hitung interaksi kedua faktor adalah 27.44796 > nilai titik kritis f tabel
(16, 100) = 1.75 dengan demikian ditolak. Ini mengindikasikan bahwa setiap efek rata-rata
perlakuan terdapat perbedaan. Perlakuan Waktu dan tekanan uap perebusan yang tinggi akan
berdampak pada tingginya persentase kehilangan minyak (oil losses). Perlakuan waktu dan
tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) berbanding terbalik, artinya jika diberikan
perlakuan waktu perebusan yang lama maka harus diimbangi dengan perlakuan tekanan uap
perebusan yang singkat begitu juga sebaliknya, jika perlakuan tekanan uap perebusan yang tinggi
maka waktu perebusan akan semakin singkat.
2. Waktu dan tekanan uap perebusan yang paling ideal dengan hasil optimal dengan persentase
minyak terendah adalah waktu 80 menit sampai dengan 90 menit dengan tekanan 2.8 kg/cm²
sampai dengan 2.9 kg/cm². Penyebab adanya variansi persentase kehilangan minyak yang tinggi
dan tidak fix disebabkan oleh proses perebusan yang kurang optimal dan kurangnya kontrol pada
saat proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS) berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim.2007.Pedoman Operasional Pengolahan Kelapa Sawit Bagian Pengolahan.Medan: PTP Nusantara IV (Persero).
[2] Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit, Budi Daya Pemanfaatan Hasil Limbah dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran.
[3] Naibaho. P.M, 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
[4] Pahan. I, 2011. Kelapa Sawit, Managemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Cetekan 11. Jakarta. Penebar Swadaya.
[5] Pahan.I, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya: Jakarta.
[6] Setyamidjaja. D, 2006. Kelapa Sawit Teknik Budi Daya, Panen dan Pengolahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
[7] Suwanda, 2011. Desain Eksperimen Untuk Penelitian Ilmiah. Penerbit: Alfabeta. CV, Bandung.
LP2M-UMRI TECH - 19