Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING Vol 1-Sep 2016

1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

Pengaruh Waktu Dan Tekanan Uap Perebusan Tandan


Buah Segar (Tbs) Terhadap Kehilangan Minyak (Oil
Losses) Di Pt Murini Sam–Sam Ii Pelintung Dumai
Juni S

Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai


omarrizkypradana@gmail.com

Abstrak—Dari survey dan penelitian awal yang dilakukan di PT. Murini Sam-Sam II Pelintung, diidentifikasi adanya
persentase kehilangan minyak yang tinggi dan tidak fix terjadi di air pembuangan uap perebusan Tandan Buah Segar
(TBS) yang dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan hasil rendemen minyak yang dihasilkan, berdasarkan studi
literatur bahwa waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat berpengaruh terhadap hasil
perebusan dan persentase kehilangan minyak di air pembuangan uap perebusan buah kelapa sawit (condensate). Dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Designe Of Experimen dan teknik analisa data dengan Analisis
Variansi (ANOVA), terdapat pengaruh waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) terhadap
kehilangan minyak (oil losess) di air pembuangan uap perebusan (condensate). Semakin lama dan tinggi waktu dan
tekanan uap perebusan diberlakukan dalam proses sterillisasi Tandan Buah Segar (TBS) maka akan semakin tinggi
persentase kehilangan minyak yang dihasilkan. Waktu dan tekanan uap sangat berpengaruh terhadap persentase
kehilangan minyak (oil losess) di air pembuangan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS). Waktu dan tekana uap
untuk proses sterillisasi Tandan Buah Segar (TBS) yang ideal adalah waktu 80 menit sampai dengan 90 menit dengan
tekanan 2.8 kg/cm² sampai dengan 2.9 kg/cm².

Kata-Kunci: Design of Experiment, Oil Losses, Tekanan Uap Perebusan, Waktu.

I. PENDAHULUAN
Pengolahan kelapa sawit merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dalam usaha
perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh adalah Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti
Kelapa Sawit (IKS). Perebusan merupakan awal proses pengolahan buah kelapa sawit yang hasilnya sangat
menentukan terhadap keberhasilan proses selanjutnya dan efisiensi pengutipan terhadap kehilangan minyak
(oil losses) yang terjadi disetiap proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS).
Proses perebusan yang sempurna dapat menghasilkan produk minyak kelapa sawit yang baik dan
berkualitas dan dapat mengoptimalkan pengutipan minyak serta menekan losses minyak yang terjadi
disetiap proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS). Proses perebusan yang baik juga menentukan
rendemen minyak yang dihasilkan.
Dari survey dan penelitian awal yang dilakukan di PT Murini Sam-Sam II Pelintung, diidentifikasi
adanya persentase kehilangan minyak yang tinggi dan tidak fix terjadi di air pembuangan uap perebusan
Tandan Buah Segar (TBS) yang dapat berpengaruh terhadap kuantitas dan hasil rendemen minyak yang
dihasilkan, berdasarkan literatur bahwa waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat
berpengaruh terhadap hasil perebusan dan persentase kehilangan minyak di air pembuangan uap perebusan
buah kelapa sawit (condensate).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh waktu dan
tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) terhadap kehilangan minyak yang terjadi di air
pembuangan uap perebusan (condensate). Dengan ini penulis melakukan penelitian dalam bentuk Tugas
Akhir dengan judul “Pengaruh Waktu Dan Tekanan Uap Perebusan Tandan Buah Segar (TBS) Terhadap
Kehilangan Minyak (Oil Losses) Di PT Murini Sam-Sam II Pelintung Dumai dengan metode Designe Of
Experiment (DOE).

II. METODE PENELITIAN


Designe of Experiment
Metodologi untuk Designe of Experiment (DOE) diperkenalkan oleh Ronald A.Fisher dalam buku yang
diterbitkan pada tahun 1935 yaitu The Design of Experiment. Designe of Experiment (DOE) adalah Suatu
rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan sedemikian sehingga
informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat
dikumpulkan (Suwanda, 2011).

LP2M-UMRI TECH - 12
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
variabel lain dengan kontrol yang ketat, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis,
dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi. Sebagai suatu penelitian ilmiah dimana peneliti
memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variabel bebas dan melakukan pengamatan terhadap variabel
terikat untuk menemukan variansi yang muncul bersamaan dengan manipulasi terhadap variabel bebas
tersebut. (Suwanda, 2011).

Tujuan Desain Eksperimen


Tujuan yang ingin dicapai dari desain eksperimen adalah untuk memeperoleh atau mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penyelidikan persoalan
yang akan dibahas.
Beberpa prinsip dasar Designe of Experiment adalah:
1. Pengulangan (reflication), yaitu melakukan suatu perlakuan terhadap lebih dari satu unit
eksperimen.
2. Pengacakan (randomization), yaitu unit eksperimen yang akan dikenai perlakuan harus dipilih
acak atau sebaliknya.
3. Kontrol Lokal (local control), yaitu langkah-langkah atau usaha yang berbentuk penyeimbang,
penggolongan dan pengelompokan (Suwanda, 2011).

1. Langkah-langkah Mendesain Suatu Eksperimen


Menurut Suwanda (2011), langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam implementasi suatu eksperimen
adalah:
1. Mengenal dan menyatakan suatu masalah
2. Memilih faktor-faktor, taraf-tarafnya dan rentang suatu eksperimen.
3. Menentukan variabel respon.
4. Memilih desain eksperimen.
5. Menyelenggarakan eksperimen.
6. Analisis data statistik.
7. Menyimpulkan dan merekomendasikan.

Desain Faktorial Dua Faktor


Desain faktorial adalah suatu desain eksperimen dimana seluruh level dari suatu faktor dikombinasikan
dengan seluruh level dari faktor lainnya. Eksperimen faktorial digunakan untuk menyelidiki secara
bersamaan efek beberap faktor. Jika ada a level dari faktor A dan b level dari faktor B, maka terdapat axb
kombinasi perlakuan. Misalnya ada sebuah faktor k taraf yang dicobakan masing-masing diulang sebanyak
n.

Analisis Variansi Dua Faktor


Analisis varians (Anova) merupakan prosedur uji hipotesis komparatif untuk k sampel (lebih dari dua
sampel). Anova dua faktor merupakan anova yang didasarkan pada pengamatan 2 kriteria atau 2 faktor
yang menimbulkan variansi.
Model linier (statistik) untuk desain dua faktor di tunjukan pada persamaan sebagai berikut:
Yijk = μ + τ i + β j + τ β ij + єijk (1)
i = 1, 2, 3...k
j = 1, 2, 3...n

dimana,
Yijk: Nilai respon untuk taraf i faktor A, taraf j faktor B pada ulangan ke-k
μ : Rataan Umum
τi : Efek rata–rata taraf i faktor A
βj : Efek rata–rata taraj j faktor B
τβ ij : Interaksi antara taraf i faktor A dengan taraf j faktor B
Єijk : Galat percobaan untuk faktorA level ke-i, faktor B level ke-j pada ulangan/kelompok ke-k.
(Suwanda, 2011).

Model Analisis Variansi Dua Faktor


Efek Tetap
a Level faktor diambil dari A faktor yang tetap, b level faktor diambil dari B faktor yang tetap.

LP2M-UMRI TECH - 13
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

Model dari pengamatan ini adalah:


Yijk = μ + τ i + β j + (τ β) ij + Єijk……………….……………………….....(2)
i = 1, 2…..a
j = 1, 2…..b
k = 1, 2…..n
dimana,
μ : rata-rata umum
τi : efek dari level ke-i dari faktor A
βj : efek dari level ke-j dari faktor B
(τβ) ij: efek dari interaksi antara τ i dan β j
Єijk : komponen random error

Model Efek Random


a Level faktor A dan b level faktor B diambil dari faktor yang random.
Model dari pengamatan ini adalah:
Yijk = μ + τ i + β j + (τ β) ij + Єijk (3)
i = 1, 2…..a
j = 1, 2…..b
k = 1, 2…..n
μ, τ i, βj, (τβ ij), Є ijk merupakan variabel random

dimana,
μ : rata-rata umum
τi : efek dari level ke-i dari faktor A
βj : efek dari level ke-j dari faktor B
(τβ)ij : efek dari interaksi antara τ i dan β j
Є ijk : komponen random error

Model Efek Campuran


Yijk = μ + τ i + β j + (τ β) ij + Єijk (4)
i = 1, 2…..a
j = 1, 2…..b
k = 1, 2…..n

dimana,
μ : rata-rata umum
τi : efek dari level ke-i dari faktor A
βj : efek dari level ke-j dari faktor B
(τβ) ij: efek dari interaksi antara τ i dan β j
Є ijk : komponen random error
Uji hipotesis dilakukan terhadap kesamaan rata–rata dari masing–masing faktor, baik faktor A faktor
B maupun interaksi yang disebabkan oleh faktor A dan faktor B. Dari ketiga model diatas dapat dibentuk
hipotesis sebagai berikut:

Faktor A
: ₁= 0
: ₁≠0
ditolak jika F hitung > F α (a-1), ab (n-1)
Faktor B
: β₁= 0
: paling sedikit satu β₁ ≠ 0
ditolak jika F hitung > F α (b-1), ab (n-1)
Interaksi AB
: (τβ) ij = 0
: (τβ) ij ≠ 0
ditolak jika F hitung > Fα (a-1) (b-1), ab (n-1).
Untuk membangun analisis variansi diperlukan beberapa besaran seperti total dan mean marjinal respon
baris dan kolom, total respon dalam sel dan total respon keseluruhan yaitu:

LP2M-UMRI TECH - 14
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

Total baris dan mean =∑ ∑ , =


Total kolom dan mean =∑ ∑ , =
Sel dan mean
=∑ , =
Keseluruhan

…= ∑ ∑ ∑ … =
dimana untuk keperluan praktis dapat di dihitung seperti berikut:
Faktor Koreksi (FK)
…²
FK=
Jumlah Kuadrat Total (JKT)
…²
JKT=∑ ∑ ∑
Jumlah Kuadrat Faktor A (JKA)
…²
JKA= ∑ …
Jumlah Kuadarat Faktor B (JKB)


JKB=

Jumlah Kuadrat Interaksi (JKAB)

JKAB = FK JKA JKB

Jumlah Kuadrat Galat (JKG)
JKG= JKT–JKA–JKB–JKAB

Sumber: Suwanda, 2011.

5. Uji Perbandingan Rata–rata Perlakuan


Disini akan dibandingkan seluruh pasangan rata–rata perlakuan. Secara umum rumusan hipotesis ditulis
sebagai berikut:
:
:
Ada bebrapa metode yang digunakan, di antaranya adalah:
Uji Rentang Ganda Duncan, Uji ini dibuat oleh Duncan (1995), Duncan merumuskan simpangan baku rata–
rata perlakuan sebagai berikut:
= ; i = 1, 2, .. k, ………………..………………………..……(15)

dimana,
: Simpangan baku rata–rata perlakuan
KTE : Kuadrat Tengah Galat
N : ulangan

Rentang nyata terkecilnya adalah:


,
= , P = 2, 3, …k, ……..
Dengan , , P = 2, 3, .., k diperoleh dari tabel kritis Duncan pada taraf nyata (α) dan derajat bebas f (db
galat atau db kekeliruan).
(Suwanda, 2011).

Teknik Sampling
Supaya sampel yang diambil akurat tidak terjadi bias didalam proses pengambilan sampelnya, maka
diperlukan teknik sampling yang sesuai. Ada dua metoda pengambilan sampel, yaitu sampel berbasis pada

LP2M-UMRI TECH - 15
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

probabilitas (pemilihan secara random) atau pengambilan sampel secara non-probabilitas (pemilihan non-
random).
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dalam
pengambilan sampel sebaiknya menggunakan cara-cara yang lebih dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Untuk menentukan besarnya jumlah sampel, rumus yang digunakan adalah rumus Slovin (Prasetyo,
2005).

n=
dimana,
n = Sampel
N = Populasi
e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 5% dan tingkat kepercayaan 95%.

Sejarah Kelapa Sawit


Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika
Barat) karena pertama kali ditemukan di hutan belantara Negara tersebut. Pendapat lain mengatakan kelapa
sawit berasal dari Amerika Latin atau Amerika Selatan. Sebagian kelapa sawit yang ada di Indonesia
merupakan keturunan dari Bourbon (Mauritius) dan Amsterdam yang dikirim ke Kebun Raya Bogor pada
tahun 1848. Pembenihan selanjutnya dilakukan di Deli Sumatera Utara. Dari sinilah populasi kelapa sawit
mulai tersebar keseluruh wilayah Indonesia (Setyamidjaja. D, 2006).
Kelapa sawit mempunyai banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa sawit terbagi atas
Dura, pisifera, dan Tenera. Dura merupakan kelapa sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap akan merusak dan memperpendek mesin pengolahan namun tandan buahnya besar dan kandungan
minyak pertandannya berkisar 18%.
Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Tenera merupakan persilangan anatara Dura dan Pisifera, jenis ini dianggap bibit
unggul karena melengkapi kekurangan masing–masing induk dengan sifat cangkang yang tidak terlalu tipis
namun mempunyai daging buah yang cukup tebal dan mengandung persentase minyak 22% s.d 28%
pertandannya (Pahan, I. 2008).
Secara garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti (kernel). Serabut buah
kelapa sawit mempunyai tiga lapis yang terdiri dari lapisan luar atau kulit buah yang disebut pericarp,
lapisan bagian dalam yang disebut mesocarp atau pulp dan lapisan yang paling dalam disebut endocarp.
Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan kulit biji (testa), endosperm dan embrio. Mesocarp mengandung kadar
minyak rata–rata 56%, inti (kernel) mengandung minyak sebesar 44% dan endocarp tidak mengandung
minyak. Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya merupakan senyawa yang tidak larut
dalam air (Pasaribu, 2004).
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat melakukan penelitian dilakukan di PT Murini Sam-Sam II Pelintung Dumai Departemen
proses stasiun rebusan (Sterillizer), Desa Pelintung Kecamatan Medang Kampai Dumai. Penelitian
dilakukan pada awal bulan Juni 2015 sampai dengan akhir bulan Juni 2015.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah data kegiatan atau proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS)
beserta persentase kehilangan minyak di air pembuangan uap perebusan di stasiun rebusan (sterillizer)
dalam waktu satu bulan, dimulai pada awal bulan Juni 2015 sampai dengan akhir bulan Juni 2015. Jumlah
populasi dalam penelitian yang dilakukan selama bulan Juni 2015 adalah sebanyak 180 kegiatan perebusan
Tandan Buah Segar (TBS).
2. Sampel
Sampel yang diambil adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi yaitu
treatment experiment waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) terhadap persentase
kehilangan minyak. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak. Untuk menentukan besarnya
jumlah sampel, dilakukan perhitungan dengan rumus slovin dari persamaan 2.17, Dengan demikian sampel
yang diperlukan adalah sebanyak 125 sampel penelitian Eksperimen.

LP2M-UMRI TECH - 16
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data penelitian eksperimen yang laksanakan
di stasiun perebusan Tandan Buah Segar (TBS). Data yang diperlukan adalah data hasil treatmen
experiment yaitu kombinasi perlakuan waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) yang
berbeda terhadap kehilangan minyaknya. Pengumpulan data dimulai dari kegiatan sebagai berikut.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen diawali dengan melakukan serangkaian kegiatan percobaan terhadap unit-unit
eksperimen. Di mana setiap taraf atau level dari faktor dikombinasikan dan diulang sebanyak n. Hasil dari
perlakuan kombinasi waktu dan tekanan uap perebusan yang berbeda adalah respon atau variabel dependent
berupa persentase kehilangan minyak yang akan dijadikan sampel penelitian eksperimen. Banyaknya
kombinasi perlakuan adalah 125 kombinasi perlakuan, maka sampel yang dihasilkan dari treatment tersebut
adalah sebanyak 125 sampel persentase kehilangan minyak (oil losses).

B. Pengolahan Data
Untuk membangun analisis variansi diperlukan beberapa besaran seperti total dan mean marjinal
respon baris dan kolom, total respon dalam sel dan total respon keseluruhan. Dari hasil Tabel rancangan
desain faktorial 2 faktor dan 5 taraf dengan 5x ulangan didapat hasil total dari keseluruhan sel sebagai
berikut.
TABEL 1. TOTAL SEL KESELURUHAN RANCANGAN ACAK LENGKAP FAKTORIAL
WAKTU(A) TEKANAN (B) (kg/cm²)
(menit) 2.8 2.9 3.0 3.1 3.2
85 4.100 4.540 5.610 6.080 6.530 26.860
90 4.600 4.840 6.070 6.580 7.080 29.170
95 5.560 6.080 6.590 7.070 7.560 32.860
100 6.300 6.700 7.270 7.730 8.140 36.140
105 6.870 7.300 7.830 8.350 8.890 39.240
27.430 29.460 33.370 35.810 38.200 164.270
Sumber: Pengolahan Data Eksperimen Faktorial 2015.

1. Perhitungan dan Analisis Data


1. Faktor Koreksi (FK) = 215, 877063
2. Jumlah Kuadrat Total (JKT) = 7, 30464
3. Jumlah Kuadrat Faktor A (JKA) = 4, 043149
4. Jumlah Kuadrat Faktor B (JKB) = 3, 140917
5. Jum lah Kuadrat Interaksi AB (JKAB) = 0, 098211
6. Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = 0, 022363

TABEL 3. ANOVA PENGARUH WAKTU DAN TEKANAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES OIL).
Sumber JK (jumlah Kuadrat KT (Kuadrat F hitung F tabel
df
Variansi Perlakuan) Tengah) 0.05 0.01
Waktu 4.043149 4 1.01078725 4519.91 2.48 3.51
Tekanan 3.140917 4 0.78522925 3511.29 2.48 3.51
Interaksi 0.098211 16 0.006138188 27.448 1.75 2.19
Kekeliruan 0.022363 100 0.00022363
Total 7.30464 124
Sumber: Data Hasil Analisis Varian Eksperimen 2015.

Dari hasil Tabel analisis varian dia atas maka dapat disimpulkan perumusan hipotesis sebagai berikut:

Faktor Waktu (A)


F hitung 4519.909 > nilai titik kritis f tabel, (4, 100) = 2.48 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh waktu terhadap kehilangan minyak.
F hitung 4519.909 > nilai titik kritis f tabel, (4, 100) = 3.51 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh waktu terhadap kehilangan minyak.
IV. Faktor Tekanan (B)

LP2M-UMRI TECH - 17
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

F hitung 3511.28762 > nilai titik kritis f tabel, = (4, 100) = 2.48 mak, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh tekanan terhadap kehilangan minyak.
F hitung 3511.28762 > nilai titik kritis, f tabel (4, 100) = 3.51 maka, ditolak terdapat perbedaan
yang signifikan dari pengaruh tekanan terhadap kehilangan minyak.
V. Faktor Interaksi Waktu dan Tekanan (AB)
F hitung 27.44796 > nilai titik kritis f tabel (16, 100) = 1.75 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan signifikan dari pengaruh interaksi waktu dan tekanan terhadap kehilangan minyak.
F hitung 27.44796 > nilai titik kritis f tabel (16, 100) = 2.19 maka, ditolak berarti terdapat
perbedaan yang signifikan dari pengaruh interaksi waktu dan tekanan terhadap kehilangan minyak.

2. Uji Perbandingan Rata-rata


Karena terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing efek faktor yaitu faktor waktu (A) faktor
tekanan (B) dan kedua interaksi waktu dan tekanan (AB), dengan itu perlu dilakukan uji lanjutan sebagai
konsekuensi dari Desain Acak Lengkap Faktorial.

TABEL 4. RATAAN PERLAKUAN INTERAKSI (AB)


No. PerlakuanInteraksi (AB) Rataan(%)
1 85 menit vs 2.8 kg /cm² 0.8200
2 90 menit vs 2.9 kg/ cm² 0.9680
3 95 menit vs 3.0 kg/ cm² 1.3180
4 100 menit vs 3.1 kg/cm² 1.5460
5 105 menit vs 3.2 kg/ cm² 1.7780
Sumber: Pengolahan Data Experiment 2015.

TABEL 5. NILAI WILAYAH RENTANG NYATA TERKECIL (RP)


2 3 4 5
0.000044726 0.000044726 0.000044726 0.000044726

, , , , ; 2.80 2.95 3.05 3.12


, 0.0001252 0.0001319 0.0001364 0.0001395
=
Sumber: Pengolahan Data Eksperimen 2015.

Untuk melihat selisih rata–rata perlakuan maka dibuat Tabel selisih rata-rata perlakuan pada Tabel 4.6.
dibawah ini.

TABEL 6. SELISIH RATA–RATA PERLAKUAN INTERAKSI WAKTU DAN TEKANAN


85vs2.8 90vs2.9 95vs3.0 100vs3.1 105vs3.2
No. Perlakuan Rataan
0.8200 0.9680 1.3180 1.5460 1.7780
1 85vs2.8 0.8200 ⁻
2 90vs2.9 0.9680 (²)0.148* ⁻
3 95vs3.0 1.3180 (³)0.498* (³)0.35* ⁻
4 100vs3.1 1.5460 (⁴)0.726* (⁴)0.57* (⁴)0.228* ⁻
5 105vs3.2 1.7780 (⁵)0.958* (⁵)0.98* (⁵)0.46* (⁵)0.232* ⁻
Sumber: Pengolahan Data Eksperimen 2015.

Kemudian bandingkan nilai wilayah rentang nyata terkecil (Rp) pada Tabel 5. di atas dengan nilai
selisih rata-rata perlakuan pada Tabel 6. dengan kriteria pengujian jika - > nilai wilayah rentang nyata
terkecil maka, ditolak dan sebaliknya. Kesimpulan dari uji rentang ganda di atas terdapat perbedaan dari
setiap pasangan rata-rata perlakuan, terlihat dari hasil perbandingan nilai selisih rata-rata perlakuan dengan
nilai wilayah rentang nyata terkecil, - > nilai wilayah rentang nyata terkecil maka, ditolak. Berarti
terdapat pengaruh yang signifikan dari interaksi waktu dan tekanan uap perebusan terhadap kehilangan
minyak (Losses Oil).

IV. SIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT Murini Sam–Sam II Pelintung Dumai, diambil kesimpulkan
sebagai berikut.

LP2M-UMRI TECH - 18
PROSIDING Vol 1-Sep 2016
1th Celscitech-UMRI 2016 ISSN: 2541-3023

1. Waktu dan tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) sangat berpengaruh signifikan
terhadap persentase kehilangan minyak (oil losses) di pembuangan air uap perebusan
(condensate). Dari hasil perhitungan dan analisis data didapat perbedaan yang signifikan antara F
hitung dengan F tabel yaitu F hitung untuk faktor waktu adalah 4519.909 > f tabel, (4, 100) =
2.48 dan F hitung untuk faktor tekanan adalah 3511.28762 > nilai titik kritis f tabel, = (4, 100)
= 2.48, sedangkan untuk F hitung interaksi kedua faktor adalah 27.44796 > nilai titik kritis f tabel
(16, 100) = 1.75 dengan demikian ditolak. Ini mengindikasikan bahwa setiap efek rata-rata
perlakuan terdapat perbedaan. Perlakuan Waktu dan tekanan uap perebusan yang tinggi akan
berdampak pada tingginya persentase kehilangan minyak (oil losses). Perlakuan waktu dan
tekanan uap perebusan Tandan Buah Segar (TBS) berbanding terbalik, artinya jika diberikan
perlakuan waktu perebusan yang lama maka harus diimbangi dengan perlakuan tekanan uap
perebusan yang singkat begitu juga sebaliknya, jika perlakuan tekanan uap perebusan yang tinggi
maka waktu perebusan akan semakin singkat.
2. Waktu dan tekanan uap perebusan yang paling ideal dengan hasil optimal dengan persentase
minyak terendah adalah waktu 80 menit sampai dengan 90 menit dengan tekanan 2.8 kg/cm²
sampai dengan 2.9 kg/cm². Penyebab adanya variansi persentase kehilangan minyak yang tinggi
dan tidak fix disebabkan oleh proses perebusan yang kurang optimal dan kurangnya kontrol pada
saat proses perebusan Tandan Buah Segar (TBS) berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim.2007.Pedoman Operasional Pengolahan Kelapa Sawit Bagian Pengolahan.Medan: PTP Nusantara IV (Persero).
[2] Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit, Budi Daya Pemanfaatan Hasil Limbah dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran.
[3] Naibaho. P.M, 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
[4] Pahan. I, 2011. Kelapa Sawit, Managemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Cetekan 11. Jakarta. Penebar Swadaya.
[5] Pahan.I, 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya: Jakarta.
[6] Setyamidjaja. D, 2006. Kelapa Sawit Teknik Budi Daya, Panen dan Pengolahan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
[7] Suwanda, 2011. Desain Eksperimen Untuk Penelitian Ilmiah. Penerbit: Alfabeta. CV, Bandung.

LP2M-UMRI TECH - 19

Anda mungkin juga menyukai