Anda di halaman 1dari 8

KOMPONEN-KOMPONEN FISIK

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Metode Kepelatihan
yang Dibina oleh Bapak Supriatna

Disusun oleh :
Yusuf Ginanjar Lantip Sasmito
160631614085

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAH RAGA

November 2016
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Rumusan masalah
 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
 Komponen komponen fisik
 Hal yang dilakukan saat melatih

BAB 3 PENUTUPAN
 Kesimpulan
 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Persiapan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam latihan untuk
mencapai suatu prestasi. Dalam usaha meningkatkan prestasi atlet perlu ditingkatkan unsure-
unsur kondisi fisik, teknik, taktik, kematangan mental, kerja sama, dan kekompakan serta
pengalaman dalam bertanding.
Persiapan kondisi fisik sangat penting untuk meningkatkan dan memantapkan kualitas
teknik. Tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit untuk mencapai prestasi
yang tinggi. Tujuan dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan kualitas fungsional
organ tubuh sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan untuk mencapai prastasi yang optimal
dalam suatu cabang olahraga tertentu.

Rumusan Masalah
1.Apa saja komponen komponen fisik?

2.Hal apa saja yg dilakukan saat melatih?

Tujuan
1.Untuk mengetahui komponen komponen fisik
2.Untuk mengetahui hal apa saja yang dilakukan saat melatih

BAB II

PEMBAHASAN

1.Komponen-komponen fisik
Komponen komponen fisik terbagi menjadi berbagai macam diantaranya:
a) Kekuatan (strength)
Secara fisiologis (ilmu faal) kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau
latihan, sedangkan secara fisikal (ilmu fisika) kekuatan merupakan hasil perkalian antara
massa dengan percepatan (acceleration). Dapat juga dikatakan bahwa kekuatan merupakan
kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa kekuatan orang tidak akan bisa melompat, menarik,
mendorong, mengangkat, menahan, lari, dan sebagainya. Dalam arti lain bahwa kekuatan
dibutuhkan dalm kebanyakan aktifitas fisik.
Setiap cabang olahraga memerlukan kekuatan, beberapa banyak dan beberapa besar
kekuatan yang di butuhkan serta jenis kekuatan mana yang diperlukan sangat tergantung
kepada cabang olahraganya. Bentuk kekuatan yang diperlukan sangat tergantung kepada
cabang olahraganya. Dilihat dari bentuk kekuatan yang dipergunakan maka kekuatan tersebut
dapat dibedakan atas :
1) Kekuatan maksimal
Kekuatan maksimal merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan
secara maksimal. Kekuatan ini merupakan jenis kekuatan yang terbesar yang dapat di
gunakan untuk mengatasi beban atau tahanan, baik secara statis maupun secara dinamis.
Kekuatan maksimal di butuhkan terutama dalam cabang olahraga yang lebih banyak
mengatasi beban luar, misalnya olahraga angkat besi, gulat, angkat berat, dan nomor-nomor
tolak dan lempar dalam cabang atletik.
2) Kekuatan kecepatan
Kekuatan kecepatan merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan
dengan kecepatan kontraksi yang tinggi. Kemampuan tersebut merupakan kombinasi antara
kekuatan dan kecepatan. Kebanyakan cabang olahraga membutuhakan kekuatan kecepatan
atau power. Misalnya pada cabang olahraga yang menuntut ledakan seperti lompat dan smash
pada permainan bola voli, tolak, lempar, dan lompat dalam cabgng atletik.
3) Daya tahan kekuatan
Daya tahan kekuatan merupakan kombinasi antara kekuatan dan daya tahan. Daya tahan
kekuatan adalah kemampuan otot untuk mempertahankan atau mengatasi kelelahan yang
disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relative lama.
Jika di tinjau dari bentuk kontraksi otot yang terjadi maka kekuatan dapat di bedakan atas :
a) Kekuatan isotonic
Merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan di mana otot
berkontraksi secara isotonik (dinamis). Pada kontraksi isotonic ini terjadi perubahan panjang
otot, artinya otot berkontraksi memanjang (eccentric) dan memendek (concentric).
b) Kekuatan isometric (statis)
Kekuatan isometrik adalah kemampuan otot dalam mengatasi beban (tahanan), di mana
otot berkontraksi secara isometrik (statis). Dengan kata lain kemampuan otot untuk mengatasi
beban secara statis. Pada kontraksi isometrik ini tidak terlihat adanya gerakan, akan tetapi
otot berkontraksi tinggi dengan tidak mengalami perubahan panjang, misalnya dapat kita lihat
pada saat mendorong, menarik, atau mengangkat suatu objek atau benda yang tidak dapat kdi
gerakkan.
c) Kekuatan auxotonik
Merupakan kekuatan otot untuk mengatasi beban (tahanan) di mana otot berkontraksi
secara auxotonik. Pada kontraksi ini tidak hanya panjang otot yang mengalami perubahan,
tetapi juga dengan tegangannya. Jump and Reach merupakan salah satu contoh jenis
kontraksi auxotonik, di mana tegangan otot dan panjang otot berubah dalam waktu
bersamaan
b) Kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan satu elemen kondisi fisik yang sangat penting. Secara fisiologis
kecepatan diartikan sebagai kemampuan yang berdasarkan kelentukan (flexibility). Jonath
dan Krempel (1981) mengatakan bahwa kecepatan adalah proses sistem persyaratan dan alat-
alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu.
Kecepatan sangat tergantung dari kekuatan, karena tanpa kekuatan, kecepatan tidak dapat
berkembang atau meningkat. Bila seorang atlet ingin mengembangkan atau meningkatkan
kecepatannya maka dia harus mengembangkan kekuatan, karena kemampuan kecepatan yang
di peroleh sangat tergantung dari impuls kekuatan dan merupakan produk dari masa tubuh
dan kecepatan tubuh itu sendiri. Pada dasarnya kecepatan itu dapat di bedakan atas :
1) Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangannya akustik, optik, dan
rangsangan taktik secara cepat (Jonath dan Krempel, 1981). Pada cabang-cabang olahraga
permainan kecepatan reaksi, lebih banyak terjadinya disebabkan rangsangan secara
penglihatan (mata). Sedangkan pada nomor-nomor lari dalam cabang atletik lebih dominan di
butuhkan reaksi melalui rangsangan (akustik).
2) Kecepatan aksi (gerakan)
Kecepatan aksi diartikan sebagai kemampuan, di mana dengan bantuan kebutuhan system
syaraf pusat dan alat-alat otot dapat melakukan gerakan-gerakan dalam satuan waktu minimal
(Letzeler, 1978).
c) Daya tahan (endurance)
Secara definitive daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi
kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan dalam waktu yang relative lama. Daya tahan
merupakan salah satu elemen kondisi fisik yang terpenting, oleh karena basis dari elemen-
elemen kondisi fisik yang lain.Daya tahan terdiri atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
1) Daya tahan umum
Kemampuan organisme tubuh menghadapi atau mengatasi kelelahan akibat gerakan-
gerakan yang lebih banyak melibatkan kelompok-kelompok otot besar seperti lari jarak jauh.
2) Daya tahab lokal
Kemampuan sekelompok kecil otot dalam mengatasi kelelahan yang ditimbulkan akibat
pembebanan yang relatif agak lama, seperti kerja otot tangan pada tinju.
3) Daya tahan aerob umum dinamis
Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja dinamis yang melibatkan 1/6 sampai 1/7 dari
kwseluruhan otot kerangka dengan intensitas gerakan lebih dari 50% dan lama beban antara 3
sampai 5 menit.
4) Daya tahan aerob umum statis
Kemampuan mengatasi kelelahan pada kerja statis dengan melibatkan suatu kelompok otot
besar dan pembenaan di bawah 15% dari kekuatan maksimal serta dengan pembebanan yang
relatif lama seperti menembak, panahan dan sejenisnya.
d) Kelentukan (fleksibilitas)
Kelentukan merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-latihan dengan
amplitude gerakan yang besar dan luas. Dengan kata lain kelentukan juga merupakan
kemampuan persendian/pergelangan untuk dapat melakukan gerakan-gerakan ke semua arah
secara optimal.
Kelentukan merupakan salah satu unsure kondisi fisik yang menentukan dalam; 1)
mempelajari keterampilan gerakan, 2) mencegah cidera, 3) mengembangkan kekuatan,
kecepatan, daya tahan dan koordinasi. Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang, yakni:
1) Bila dilihat dari sudut kebutuhan suatu cabang olahraga, maka kelentukan dapat di
bedakan atas:
a)Kelentukan umum adalah kemampuan semua pergelangan/persendian untuk melakukan
gerakan-gerakan ke semua arah secara optimal, dan dibutuhkan untuk banyak cabang
olahraga.
b) Kelentukan khusus adalah kemampuan kelentukan yang dominan dibutuhkan dalam
suatu cabang olahraga tertentu, misalnya kelentukan pergelangan tangan pada olahraga
Hocky.
c)Bila dilihat dari bentuk pelaksanaannya, maka kelentukan dapat dikelompokkan atas:
(1) Kelentukan aktif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri
seperti senam kalistonic.
(2) Kelentukan pasif adalah kelentukan di mana gerakan-gerakannya di lakukan dengan
adanya bantuan dari orang lain seperti senam atau stretching bepasangan.
(3) Kelentukan dianamis adalah latihan kelentukan dengan menggerak-gerakan persendian
secara berulang-ulang.
(4) Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan
gerakan dan dalam waktu dan hitungan tertentu seperti latihan peregangan (stretching).
e) Koordinasi
Ada beberapa batasan tentang pengertian koordinasi yang dikemukakan oleh para ahli,
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Suharmo (1982) koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai berbagai
unsur gerak menjadi suatu gerakan menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan
tujuannya.
2) Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (1992: 84) koordinasi merupakan kerjasama
sistem persyarafan pusat sebagai system yang telah diselarakan oleh proses rangsangan dan
hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya suatu gerakan secara terarah.
3) Hirtz (1981) koordinasi adalah kemampuan yang ditentukan oleh proses pengendalian
dan pengaturan gerakan.

Berdasarkan urain-urain seperti yang telah dikemukakan di atas tentang pengertian


koordinasi, maka sulit bagi kita untuk merumuskan suatu definisi yang tepat tentang
koordinasi tersebut. Sehingga Bompa (1983) mengatakan bahwa koordinasi merupakan suatu
kemampuan yang sangat komplek, karena saling berhubungan dengan kecepatan, kelentukan,
daya tahan, dan kelentukan. Kemudian para ahli membedakan koordinasi atas dua bagian,
yaitu:
1) Koordinasi otot inter
Merupakan koordinasi antara otot-otot yang bekerja sama dalam melakukan gerakan.
Kerja sama yang dimaksud yaitu kerjasama otot antagonis dan agonis dalam suatu proses
gerakan yang terarah.
2) Koordinasi otot intra
Merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot, ini berarti bahwa koordinasi otot intra
tidak dapat diamati, karena prosesnya di dalam otot tubuh manusia. Bagaimana suatu
rangsangan di koordinasika dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi otot.

2.Hal yang dilakukan pada saat melatih

Tugas seorang pelatih tidak hanya untuk membantu sang atlet untuk meraih prestasi, tetapi
pelatih juga harus mampu menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam olahraga
tersebut. Yang berarti bukan hanya menanamkan tentang juara/prestasi, tetapi juga tentang
perilaku sosial seorang atlet juga harus mendapat perhatian, karena atlet secara tidak
langsung akan menjadi model bagi masyarakat.

Tugas Umum Seorang Pelatih/coach


1. Training dan mempersiapkan timnya
2. Mengorganisasi tim agar solid
3. Komunikasi
- Internal/di dalam tim
- Eksternal/di luar tim
4. Memantau dan mengawasi
5. Rekrutmen/memandu bakat
6. Melatih saat pertandingan dan sesi latihan
7. Bekerja dengan tim setiap hari

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam olahraga sangat dibutuhkan sekali kondisi fisik, teknik, taktik/strategi dan
mental. Komponen dasar kondisi fisik meliputi : daya tahan (endurance), kekuatan (strength),
daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility),
keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination).
Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik fisik tersebut, perlu mendapat latihan
yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam sistem
energy, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain sebagainya yang digunakan
pada berbagai kegiatan olahraga
Tujuan pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan perkembangan
fisik secara umumnya, bagian fisik yang khas, menyempurnakan teknik dari olahraga yang
dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan taktik dan strategi serta cara
belajar teknik yang baik. Persiapan fisik berarti mempersiapkan fisik pada umumnya,
persiapan fisik khusus dan penyempurnaan kemampuan biomotor khusus.
B. Saran
Dalam makalah ini saya berkeinginan memberikan saran kepada pembaca dalam
pembuatan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-
kekurangan baik dalam segi bentuk atau dalam segi isinya.

Anda mungkin juga menyukai