Anda di halaman 1dari 5

RMK PENGAUDITAN I

AUDIT LAPORAN KEUANGAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Oleh
Muh. Akram Sidik A31116022

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Hasanuddin
2018
LO 5-7
LO 5
KEYAKINAN/ JAMINAN YANG DISEDIAKAN OLEH AUDIT
Pengguna laporan keuangan yang diaudit mengharapkan auditor untuk:
 Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan
objektivitas.
 Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang
tidak.
 Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.
Independensi Auditor
Independensi merupakan dasar dari profesi auditing. Dengan demikian, auditor harus
bersikap netral dan objektif terhadap entitas. Auditor tidak boleh memposisikan diri atau
pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapapun. Independensi, integritas, dan
objektivitas auditor mendorong pihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang
tercangkup dalam laporan auditor dengan rasa yakin dan percaya sepenuhnya.

Keyakinan yang Memadai


Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material. Akan tetapi, konsep keyakinan yang memadai tidak dapat memastikan atau menjamin
akurasi laporan keuangan. Konsep keyakinan yang memadai menunjukkan bahwa dalam audit
telah dilakukan sejumlah pengujian. Jarang sekali auditor melakukan pemeriksaan 100 persen
atas butir-butir yang ada dalam suatu kelompok akun atau transaksi.

Deteksi Kecurangan
Para pengguna laporan keuangan mengharapkan auditor mencari dan mendeteksi
kecurangan (fraud).

Kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) terdiri dari tindakan-


tindakan seperti:
 Manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung
yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.
 Representasi yang salah atau penghapusan yang disengaja atas peristiwa-peristiwa,
transaksi-transaksi, atau informasi signifikan lainnya yang ada dalam laporan keuangan.
 Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang berkaitan dengan
jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) meliputi penggelapan atau pencurian
aset entitas di mana penggelapan tersebut dapat menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penyalahgunaan aset dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
 Menggelapkan penerimaan
 Mencuri aset
 Menyebabkan entitas membayar barang dari jasa yang tidak diterima

Tanggung Jawab untuk Mendeteksi Kecurangan

Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kecurangan ataupun kesalahan-kesalahan


yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit untuk mendapatkan
keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material yang
disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan.

Tanggung Jawab untuk Melaporkan Kecurangan


Apabila auditor menyimpulkan adanya unsur salah saji yang material dalam laporan
keuangan dan laporan keuangan tidak disajikan sesuai GAAP, maka auditor harus mendesak
manajer untuk merevisi laporan keuangan tersebut, dan jika disetujui maka auditor dapat
menerbitkan laporan audit standar yang menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian

Tindakan Pelanggaran Hukum oleh Klien


Tindakan melanggar hukum (illegal act) meliputi pembayaran suap, mengambil bagian dalam
kegiatan politik yang melanggar hukum, pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum tertentu
lainnya.

Dua karakteristik tindakan melanggar hukum yang mempengaruhi tanggung jawab


auditor untuk mendeteksi adalah:
 Penentuan apakah suatu tindakan dikatakan melanggar hukum atau tidak, bergantung
pada pertimbangan hukum yang pada umumnya di luar kompetensi profesional
auditor.
 Tindakan melanggar hukum dalam kaitan dengan laporan keuangan sangat beragam
jenisnya
LO 6
LAPORAN AUDITOR
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan
keuangan yang diaudit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat
standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang berlaku umum.

Laporan Standar
Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa laporan
keungan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada tahun 1988, ASB
mengubah bentuk dan isi laporan standar dengan menerbitkan SAS No. 58, Reports on Audit
Financial Statements (AU 508).
Penyimpangan Dari Laporan Standar
Dalam praktik, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan auditor
menerbitkan laporan standar. Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu dari
dua kategori berikut ini:
 Laporan standar dengan bahasa penjelasan. Karakteristik berbeda yang ada dalam
kategori jenis laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat
wajar tanpa pengecualian (unqualified), karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP.
 Jenis-jenis pendapat lain. Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah
apabila terjadi kondisi berikut ini; Laporan standar mengandung penyimpangan yang
material dari GAAP; atau Auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang
cukup berkenaan dengan satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar
yang memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan secara keseluruhan.
Tipe modifikasi terhadap opini auditor terdiri dari :
1. Opini wajar dengan pengecualian
Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
a. Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat,menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah material,
tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini,
tetapi auditor menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi
yang mungkin timbul terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat menjadi material, tetapi
tidak pervasif.
2. Opini tidak wajar
Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor, setelah memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun secara agregasi, adalah material dan pervasif terhadap laporan keuangan.
3. Opini tidak menyatakan pendapat
Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit
yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dam auditor menyimpulkan bahwa pengaruh
kesalahan penyajian material yang tidak terdeteksi yang mungkin timbul terhadap laporan
keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.

Anda mungkin juga menyukai