Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING

TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI GRIYA


PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Stikes Jendral Achmad Yani

Disusun Oleh:

ARIP HIDAYAT
2213104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES JENDRAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh
Perawatan Luka Dengan Modern Dressing Terhadap Kualitas Hidup Pasien Ulkus
Diabetikum Di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo Yogyakarta”.
Karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku Ketua Prodi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
3. Dwi Kartika Rukmi, M.Kep.Ns. Sp.Kep.MB selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan memberikan masukan kepada
penulis dalam menyusun karya ilmiah ini
4. Bapak, Ibu, Kakak, keluarga, dan seluruh sahabat mahasiswa keperawatan dan
terkhusus PSIK B angkatan 2013 yang telah memberikan dukungan, masukan
dan semangat kepada saya.
5. Kepala Griya Pusat perawatan luka Caturharjo Sleman yang telah
memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan studi pendahuluan
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada smuanya, atas
segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga karya
tulis ilmiah ini berguna bagi semua.
Yogyakarta, Agustus 2017
Penulis,

ARIP HIDAYAT
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
E. Keaslian Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Ulkus Diabetik 8
1. Definisi 8
2. Klasifikasi 8
3. Faktor Terjadinya Ulkus 8
B. Konsep Dasar Luka 10
1. Definisi 10
2. Proses Penyembuhan Luka 10
3. Bentuk-Bentuk Penyembuhan Luka 11
C. Konsep Perawatan Luka Modern 12
1. Definisi 12
2. Pengkajian 13
3. Prinsip Dasar Penatalaksanaan Luka 15
4. Pemilihan Balutan dan Jenis Teapi 17
D. Konsep Kualitas Hidup 20
1. Definisi 20
2. Factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 20
3. Pengukuran kualitas hidup 21
E. Kerangka Teori 23
F. Kerangka Konsep 24
G. Hipotesis 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
C. Populasi dan Sampel 26

v
D. Variabel Penelitian 27
E. Definisi Oprasional 27
F. Alat dan Pengumpulan Data 28
G. Validitas dan Reabilitas 30
H. Metode Pengolaan dan Analisa Data 30
I. Etika Penelitian 32
J. Pelaksanaan Penelitian 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian 35
1. Gambaran Umum Lokasi 35
2. Analisa Univariat 35
3. Analisa Bivariat 39
B. Pembahasan 41
1. Karakteristik Responden 41
2. Karakteristik Kondisi Luka 42
3. Kualitas Hidup sebelum dan Setelah Perawatan Luka 44
4. Efektifitas Perawatan Luka dengan Modern Dressing terhadap
Kualitas Hidup 45
C. Keterbatasan Penelitian 48
1. Kesulitan Penelitian 48
2. Kelemahan Penelitian 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 49
B. Saran 49
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kisi-kisi kuisioner WHOQOL-BREFF 21


Tabel 3.1. Alur Penelitian 25
Tabel 3.2. Definisi 28
Tabel 4.1. Karakteristik Responden 36
Tabel 4.2. Karakteristik Derajat Luka 36
Tabel 4.3. Karakteristik Warna Dasar Luka 37
Tabel 4.4. Karakteristik Jumlah Eksudat 38
Tabel 4.5. Karakteristik Ada Tidaknya Infeksi 38
Tabel 4.6. Kualitas Hidup berdasarkan domain kesehatan 38
Tabel 4.7. Rata-rata Kualitas Hidup 39
Tabel 4.8. Uji Normalitas Data 40
Tabel 4.9. Uji Statistik 40

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Proposal


Lampiran 2 Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Kuisioner Karakteristik Responden
Lampiran 5 SOP Klinik Griya Puspa
Lampiran 6 Kuisioner WHOQOL-Breff
Lampiran 7 Lembar Bimbingan
Lampiran 8 Surat Izin Pendahuluan
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Etika Penelitian
PENGARUH PERAWATAN LUKA DENGAN MODERN DRESSING
TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI GRIYA
PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO

Arip Hidayat1, Dwi Kartika Rukmi2

INTISARI

Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan
kenaikan kadar gula darah (hypergliclemia) kronik. kadar gula darah secara
berkepanjangan dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi. Dimana salah
satunya adalah ulkus kaki diabetik. Luka kronik yang ditimbulkan berdampak pada
penurunan kualitas hidup penderitanya, sehingga diperluakan intervensi yang dapat
membantu dalam meningkatkan status kesehatan dan status kualitas hidupnya
Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh perawatan luka dengan modern dressing
terhadap perbaikan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum.
Metode Penelitian : Rencana Penelitian ini adalah Pra-Exsperimental dengan desain
one-group pra-post test design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 17 responden
dari Klinik Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo. Analisa data yang digunakan
adalah uji t-berpasangan dengan tingkat kesalahan p<0,05.
Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas hidup sebelum dan setelah
dilakukan perawatan luka. Setelah dilakukan perawatan luka terdapat peningkatan
kualitas hidup yang signifikan dengan nilai p=0,000.
Kesimpulan : Perawatan luka dengan modern dressing dapat meningkatkan kualitas
hidup, terlihat dari adanya peningkatan hasil perhitungan kualitas hidup pada pasien
dengan ulkus diabetikum. Perbaikan derajat luka serta karakteristik luka sebelum dan
setelah dilakukan perawatan luka dapat mempengaruhi dari perbaikan kualitas hidup.

Kata Kunci : Diabetes Mellitus (DM), Ulkus Diabetikum, Kualitas Hidup, Modern
Dressing.

1
Student of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecture of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

ix
THE INFLUENCE OF INJURY CARE USING MODERN DRESSING
TOWARDS THE DIABETIC ULCERS PATIENTS’ LIFE QUALITY IN
GRIYA PUSAT PERAWATAN LUKA CATURHARJO
Arip Hidayat1, Dwi Kartika Rukmi2

ABSTRACT
Background: Diabetes Mellitus (DM) is a disease characterized by the increasing of
chronic blood sugar level. In a long term, the blood sugar level can cause different
kind of complication, such as diabetic foot ulcers. The chronic ulcers will impact on
the decreasing of the people’s life quality, so it needs an intervention that can help to
increase the health status and quality of life.
Objective: To know the influence of injury care using modern dressing towards the
improvement of diabetic ulcers patients’ life quality.
Methodology: The plan of this reseearch is Pra-Experimental using one-group pra-
post test design. The sample used are 17 respondents from Klinik Griya Pusat
Perawatan Luka Caturharjo. The data nalyzing used is t-paired test with the error rate
p<0,05.
Result: There is a significant difference of life quality befire and after the injury care.
After conducting the injury care, there is a a significance increasing of life quality
with the score p=0,000.
Conclusion: The injury care using modern dressing can increase the life quality, it is
known from the inprovement on the result of life quality calculation on diabetic
ulcers patints. The injury improvement degree before and after the injury care can
influence the life quality improvement.

Key Words: Diabetic Mellitus (DM), Diabetic Ulcers, Life Quality, Modern
Dressing

1
Student of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
2
Lecture of Nursing Study Program Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan kenaikan
kadar gula darah (hyperglycemia) kronik yang dapat menyerang banyak orang dari
semua lapisan masyarakat (Hasnah, 2009). Jumlah penderita DM dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan, perubahan gaya hidup menjadi salah satu penyebab
tingginya angka penderita DM di negara-negara berkembang. WHO memperkirakan
ditahun 2025 penderita diabetes usia diatas 20 tahun adalah 300 juta orang dan
mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun 2000 yaitu 150 juta orang (Sudoyo.
2009).
Menurut International Diabetes Federation (2015), kasus DM sebesar 8,3%
dari seluruh penduduk dunia dan mengalami peningkatan 387 juta kasus. Indonesia
merupakan negara ke 7 penderita DM terbesar di dunia setelah Cina, India, Amerika
Serikat, Brazil, Rusia, dan Mexico dengan 8,5 juta penderita pada kategori dewasa.
Data Riskesdas RI (2013), Menunjukan angka kejadian DM mengalami peningkatan
dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun 2013. Yogyakarta merupakan daerah
urutan ke 5 terbesar di Indonesia dengan 3,0% dari kesuluruhan kasus yang ada. Data
diatas sejalan dengan data Riskesdas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (2013),
dimana prevalensi diabetes melitus pada umur diatas 15 tahun yang terdiagnosis dan
gejala sebesar 3,0%.
Kadar gula darah yang tinggi secara berkepanjangan pada penderita DM dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi jika tidak mendapatkan penanganan
dengan baik. Komplikasi yang sering terjadi antara lain, kelainan vaskuler, retinopati,
nefropati, neuropati dan ulkus kaki diabetik (Poerwanto, 2012). Ulkus kaki
diabetikum tergolong luka kronik yang sulit sembuh. Kerusakan jaringan yang terjadi
pada ulkus kaki diabetik diakibatkan oleh gangguan neurologis (neuropati) dan
vaskuler pada tungkai. Gangguan tersebut tidak secara langsung menyebabkan ulkus

1
kaki diabetik, namun diawali dengan mekanisme penurunan sensasi nyeri, perubahan
bentuk kaki, atrofi otot kaki, pembentukan kalus, penurunan aliran darah yang
membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan (Smeltzer & Bare. 2001). Perbaikan perfusi
jaringan dapat membuat kebutuhan oksigen dan nutrisi diarea luka terpenuhi sehingga
dapat membantu proses penyembuhan luka (Gitarja, 2008).
Pada pasien DM dengan ulkus diabetik, perbaikan perfusi mutlak diperlukan
karena hal tersebut akan sangat membantu dalam pengangkutan oksigen dan darah ke
jaringan yang rusak. Bila perfusi perifer pada luka tersebut baik maka akan baik pula
proses penyembuhan luka tersebut. Penyebaran oksigen yang adekuat ke seluruh
lapisan sel merupakan unsur terpenting dalam proses penyembuhan luka (Smletzer &
Bare. 2001). Perfusi yang baik ditandai dengan adanya waktu pengisian kapiler
(capillary refill time/CRT) dan juga saturasi oksigen yang normal. Perawat memiliki
peran penting dalam perbaikan luka kaki diabetik. peran perawat disini adalah
melakukan perawatan luka dengan baik serta melakukan pengkajian dan penilaian
terhadap perfusi jaringan yang luka (Gitarja. 2008).
Saat ini, tekhnik perawatan luka telah banyak mengalami perkembangan,
dimana perawatan luka telah menggunakan balutan yang lebih modern. Prinsip dari
menejemen perawatan luka modern adalah mempertahankan dan menjaga lingkungan
luka tetap lembab untuk memperbaiki proses penyembuhan luka, mempertahankan
kehilangan cairan jaringan dan kematian sel (Ismail. 2009). Perawatan luka modern
ini menggunakan balutan dengan kesesuaian terhadap warna dasar luka, eksudat, dan
ada tidaknya infeksi. Balutan yang digunakan lebih modern dan dapat bertahan lebih
lama dalam menjaga kelembaban sekitar luka sehingga meminimalkan penggantikan
balutan dan biaya yang dikeluarkan (Arisanty. 2013). Namun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tiara (2012) didapatkan hasil bahwa pada kelompok
responden menggunakan balutan modern rata-rata pembiayaan lebih besar
dibandingkan dengan kelompok responden menggunakan balutan konvensional,
dengan rata-rata pembiayaan pada balutan modern sebesar Rp 335.500, sedangkan
pada balutan konvensional rata-rata pembiayaan sebesar Rp 234.375. Adapun dalam
perbaikan luka balutan modern lebih efektif dengan rata-rata penurunan skor derajat
luka sebesar 7,5 dan pada balutan modern hanya sebesar 2,62. Mahalnya pembiayaan
pada perawatan luka modern dapat dikarenakan terapi topikal yang dipakai tidak
terdapat dalam daftar ASKES (Rohmayanti, 2015).
Penurunan kualitas hidup pada pasien DM dengan ulkus diabetikum dapat
dikarenakan sifat luka yang kronik sehingga dapat berdampak pada pengobatan dan
terapi yang sedang dijalani (Rahmat, 2010). Menurut Mandagi (2010), faktor-faktor
yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien DM diantaranya adalah usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, status pernikahan, lama
menderita, dan komplikasi DM. Ningtyas (2013), menyebutkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara komplikasi DM dengan kualitas hidup. Diketahui
sebagian besar komplikasi responden adalah gangguan kulit (Ganggren, Ukus, dan
gatal-gatal) sebsar 26,67%, sedangkan komplikasi lainnya yaitu system
kardiovaskular (20%), Mata (13,33%), TBC (6,67%), Neuropati (6,67%), Hipertensi
dan mata (3,33%), Hipertensi dan ganggren (6,67%), Hipertensi dan paru-paru
(3,33%), Hipertensi dan TBC (3,33%), Mata dan gangren (10%). Pada penelitian lain
yang dilakukan oleh Utami (2014), sebanyak 9 responden dari total 16 responden
memiliki komplikasi ulkus diabetikum. Dari 9 responden tersebut memiliki kualitas
hidup yang rendah (81,8%). Menurut Yudianto (2010), kualitas hidup juga penting
diketahui petugas kesehatan agar dapat menjadi arahan atau patokan dalam
menentukan intervensi yang sesuai dengan keadaan pasien.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Februari
2017, terdapat 10 pasien ulkus diabetikum di klinik Griya Pusat Perawatan Luka
(PUSPA) yang sedang menjalani perawatan. Klinik Griya Puspa ini menyediakan
perawatan luka dengan modern dressing dan dilakukan oleh perawat yang telah
berkompeten, ditandai dengan telah mengikuti pelatihan perawatan luka modern.
Sistem pelayanan dapat dilakukan dengan kunjungan langsung di klinik atau dengan
Home Care (perawatan dilakukan di rumah pasien). Dari hasil studi pendahuluan
tersebut, peneliti melakukan wawancara dan pengukuran tentang kualitas hidup pada

3
5 pasien yang sedang menjalani terapi. Kesemua pasien mengatakan datang ke klinik
griya pusat perawatan luka karena setelah dirawat di rumah sakit tidak mendapatkan
hasil sesuai yang diharapkan, serta satu diantaranya merupakan pasien griya pusat
perawatan luka yang sebelumnya pernah dirawat hingga sembuh, namun luka muncul
kembali pada kaki yang berbeda. Pengukuran kualitas hidup, 3 pasien memiliki
kualitas hidup kurang dan 2 pasien cukup. Berdasarkan latar belakang tersebut
peneliti tertarik untuk meniliti “pengaruh perawatan luka dengan modern dressing
terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di Griya Pusat Perawatan Luka,
Caturharjo Sleman, Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh perawatan
luka dengan modern dressing terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk teridentifikasi pengaruh perawatan luka
dengan modern dressing terhadap kualitas hidup pasien ulkus diabetikum
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi karakteristik pasien ulkus diabetikum yang mendapatkan
perawatan luka dengan modern dressing.
b. Diketahui kualitas hidup saat pertama kali dilakukan perawatan luka dengan
modern dressing.
c. Diketahui kualitas hidup setelah 1 bulan dilakukan perawatan luka dengan
modern dressing.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang Keperawatan Medikal Bedah dalam kasus Ulkus
Diabetikum.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pasien
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi
pasien untuk memilih layanan yang tepat dalam meningkatkan status
kesehatan.
b. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
dan meningkatkan pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan
Keperawatan pada pasien ulkus diabetikum.

E. Keaslian Penelitian
1. Ningtyas (2013), judul Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus tipe II
di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Metode penelitian ini bersifat analitik
observasional dengan mengguakan desain potong lintang (cross Sectional).
Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 orang penderita DM tipe II. Hasil pada
penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, status
sosial ekonomi berdasarkan pendapatan, lama menderita dan komplikasi DM
dengan kualitas hidup pasien DM tipe II. Namun, tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi berdasarkan
penggunaan asuransi/jaminan kesehatan dengan kualitas hidup pasien DM tipe II.
Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah kedua peneliti ingin
mengukur kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi ulkus
diabetikum. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah, pada

5
penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui gambaran serta hubungan
antara komplikasi diabetes mellius (ulkus diabetikum) dengan kualitas hidup
pasien. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
gambaran kualitas hidup pasien dengan ulkus setelah mendapatkan itervensi
berupa perawatan luka dengan modern dressing.
2. Utami (2014), judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum. Metode penelitian pada penelitian
ini menggunakan desain Cross Sectinal dengan populasi adalah seluruh pasien
yang dirawat di ruang merak 2 dan kenanga yang didiagnosa DM dengan ulkus
diabetikum yang berjumlah 30 orang yang diambil menggunakan tekhnik
consecutive sampling. Hasil penelitian diketahui adanya hubungan yang
bermakna factor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes
mellitus dengan ulkus diabetikum antara lain umur, komplikasi, dan kecemasan,
sedangkan yang tidak ada hubungan yaitu status pernikahan dan lama menderita.
Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah kedua penelitian ini ingin
mengukur kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus dengan komplikasi
ulkus diabetikum. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya
adalah, pada penelitian sebelumnya, peneliti ingin mengetahui gambaran serta
hubungan antara faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dengan ulkus
diabetikum. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
gambaran kualitas hidup pasien dengan ulkus setelah mendapatkan itervensi
berupa perawatan luka dengan modern dressing.
3. Mairiyani (2015). Hubungan Stadium ulkus dengan kualitas hidup pada pasien
DM tipe II. Metode penelitian pada penelitian ini adalah dengan desain deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah 30 orang responden. Hasil
penelitian ini diketahui stadium ulkus diabetikum sebagian besar responden
mengalami stadium 3 sebanyak 13 orang. Kualitas hidup pasien ulkus DM tipe 2
secara umum di dikategorikan kurang (93,7%), sebagian besar memiliki dimensi
fisik kurang (56,7%), dimensi psikologis kurang (66,7%), dimensi social kurang
(83,3%), dan dimensi lingkungan kurang (53,3%). Sedangkan kualitas hidup
berdasarkan stadium ulkus didapatkan bahwa semakin tinggi stadiumnya,
kualitas hidup menjadi buruk dengan nilai p=0,000. Persamaan penelitian ini
dengan sebelumnya adalah kedua penelitian ini sama-sama bertujuan untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum.
Adapun perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya peneliti
menghubungkan kejadian ulkus diabetikum dengan kualitas hidup dengan
membaginya menjadi baik dan buruk, adapun pada penelitian ini peneliti ingin
mengevaluasi kualitas hidup pasien ulkus diabetikum setelah dilakukan
intervensi berupa perawatan luka dengan modern dressing.

7
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Griya Pusat Perawat Luka atau Griya Puspa merupakan salah satu praktik
klinik keperawatan yang bertempat di Jln. Magelang km 15, Ngangkruk, Rt 05
Rw 06, Caturharjo, Sleman Yogyakarta. Klinik ini didirikan oleh Ns.
Indaryati,.S.Kep.,RN dan memiliki 5 orang anggota yang keseluruhnya adalah
perawat. Penangan perawatan luka ditangani oleh tenaga terampil dan ahli
bersertifikat kemenkes RI. Kegiatan diklinik Griya Puspa buka setiap hari kerja
mulai pkl. 09.00-17.00 WIB. Pelayanan dapat didapatkan dengan berkunjung
langsung ke klinik atau dengan home care pada jam kerja. Perawatan luka
keseluruhan dilakukan dengan menggunakan Modern dressing serta
menyediakan berbagai macam kebutuhan perlengkapan dressing modern.
Klinik Griya Puspa tidak hanya menangani pasien ulkus diabetikum saja,
namun menangani berbagai macam jenis luka seperti seperti: luka oprasi, luka
bakar, terapi pada gangguan arteri dan vena, serta pemeriksaan gula darah,
kolesterol, dan asam urat, dll. Serta sistem rujukan balik ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi seperti Rumah Sakit maupun rujukan kolaborasi
lintas profesi terkait (dokter umum atau dokter spesialis).
2. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan status ekonomi.
Karakteristik resonden diuraikan dalam tabel 4.1 sebagai beriku:

35
Tabel 4.1. Karakteristik Responden di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17 )

Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%)


Jenis Kelamin Laki-Laki 5 29,4
Perempuan 12 70,6
Usia 30-65 14 82,4
>65 3 17,6
Pendidikan SD 9 52,9
SMP 2 11,8
SMA 4 23,5
Perguruan Tinggi 2 11,8
Status Ekonomi Rendah 6 35,3
Tinggi 11 64,7

Berdasarkan tabel 4.1. sebagian besar responden yang berkunjung ke klinik


Griya Pusat Perawatan Luka berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 12
orang (70,6%) dan responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang,
dengan tingkat usia 30-65 tahun (Dewasa) sebanyak 14 orang (82,4%) dan di
atas 65 tahun (Tua) sebanyak 3 orang (17,6%). Adapun status ekonomi
keluarga berdasarkan penghasilan dengan standar upah minimum
kabupaten/kota (UMK), keluarga dengan penghasilan ≥ UMK sebanyak 11
orang (64,7%) dan keluarga dengan penghasilan < UMK sebanyak 6 orang
(35,3%). Pendidikan responden adalah SD sebanyak 52,3%, SMP sebanyak
11,8%, SMA sebanyak 23,5% dan Perguruan Tinggi Sebanyak 11,8%.
b. Kondisi Luka
Karakteristik kondisi luka pada penelitian ini terdiri dari 4 bagian, yaitu :
karakteristik derajat luka, warna dasar, jumlah eksudat, dan ada tidaknya
infeksi yang dinilai sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan
modern dressing selama 1 bulan.
1) Derajat luka
Tabel 4.2. Karakteristik Derajat luka sebelum dan sesudah dilakukan
perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 )
Derajat Luka Derajat Pre Derajat Post
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
1 3 17,6
2 10 58,8 10 58,8
3 5 29,4 4 23,5
4 2 11,8
Total 17 100% 17 100%

Berdasarkan tabel 4.2. derajat luka responden sebelum dilakukan perawatan


luka yaitu 10 responden (58,8%) dengan derajat 2, 5 responden (29,4)
dengan derajat 3, dan 2 responden dengan derajat 4. Sedangkan setelah
dilakukan perawatan luka 10 responden (58,8%) dengan derajat 2, 4
responden (23,5%) dengan derajat 3, dan 3 responden (17,6%) dengan
derajat 1.
2) Warna dasar luka
Tabel 4.3. Karakteristik Warna dasar luka sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17)
Warna Dasar Pre Post
Luka Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Pink 2 11,8
Merah 6 35,3 15 88,2
Kuning 7 41,2
Hitam 4 23,5
Total 17 100% 17 100%

Berdasarkan tabel 4.3. karakteristik responden sebelum dilakukan perawatan


luka, warna dasar luka terbanyak adalah berwarna kuning yaitu sebanyak 7
orang responden (41,2%), dasar luka merah sebanyak sebanyak 6 orang

37
(35,3%) dan hitam sebanyak 4 orang (23,5%). Sedangkan setelah dilakukan
perawatan luka, 15 orang (88,2%) responden memiliki karakteristik dengan
dasar luka berwarna merah.
3) Jumlah eksudat
Tabel 4.4. Karakteristik jumlah eksudat sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 )
Eksudat Pre Post
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Banyak 12 70,6 4 23,5
Sedang 3 17,6 10 58,8
Sedikit 2 11,8 3 17,6
Total 17 100% 17 100%

berdasarkan tabel 4.4. sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar


luka dengan jumlah eksudat yang banyak (70,6%). Sedangkan setelah
dilakukan perawatan luka sebagian besar eksudat adalah sedang (58,8%).
4) Status Infeksi
Tabel 4.5. Karakteristik status infeksi sebelum dan sesudah dilakukan
perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman, Yogyakarta (n=17 )
Infeksi Pre Post
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Positif 11 64,7
Negatif 6 35,3 17 100
Total 17 100% 17 100%

Berdasarkan tabel 4.5 sebelum dilakukan perawatan luka terdapat 11 orang


(64,7%) dengan status luka infeksi dan 6 orang (35,3%) tidak terinfeksi.
Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka tidak terdapat responden
dengan status luka infeksi.
c. Nilai Kualitas Hidup pre dan post
Hasil analisis kualitas hidup berdasarkan domain kesehatan fisik, psikologis,
sosial dan lingkangan sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka, dapat
dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi rata-rata nilai kualitas hidup setiap domain
sebelum dan setelah perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka
Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17)
Domain Mean Beda max min
rata-rata
Pre post pre post pre post
Fisik 13,29 21,00 7,71 17 26 9 16
Psikologis 17,06 20,94 3,88 20 25 12 18
Sosial 10,65 11,24 0,59 13 13 7 7
Lingkungan 24,88 25,59 0,71 30 30 20 22

Pada tabel 4.6. menunjukan Hasil analisa rata-rata nilai kualitas hidup pada
setiap domain sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka. Diketahui
bahwa perubahan kualitas hidup pada domain kesehatan fisik merupakan
yang tertinggi, nilai rata-rata kesehatan fisik sebelum dilakukan perawatan
luka adalah 13,29 dan meningkat menjadi 21,00 dengan selisih rata-rata 7,71.
Pada domain psikologis juga mengalami peningkatan, nilai rata-rata sebelum
dilakukan perawatan luka adalah 17,06 dan menjadi 20,94 setelah perawatan
luka dengan selisih rata-rata perbaikan 3,88. Pada domain
Adapun hasil analisis rata-rata kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan
perawatan luka pada psien ulkus diabetikum dapat dilihat pada tabel 4.7.
sebagai berikut:
Tabel 4.7. Distribusi rata-rata nilai kualitas hidup sebelum dan setelah
perawatan luka di Griya Pusat Perawatan Luka Caturharjo, Sleman
Yogyakarta (n= )
N Mean Min Max Std. Dev
Kualitas Hidup Pre 17 65,88 58 76 4,872
Kualitas Hidup Post 17 78,76 68 86 4,576

39
Tebel 4.7. menunjukan hasil rata-rata pengukuran nilai kualitas hidup
sebelum dilakukan perawatan luka dan setelah dilakukan perawatan luka.
Rata-rata nilai kualitas hidup responden sebelum dilakukan perawatan luka
sebesar 65,88 dan kualitas hidup mengalami kenaikan menjadi 78,76 setelah
dilakukan perawatan luka dengan selisih rata-rata 12.88. Pada saat melakukan
pengukuran, kualitas hidup tertinggi sebelum dan sesudah dilakukan
perawatan luka adalah 76 dan 86, sedangkan nilai kualitas hidup terendah
sebelum dan setelah perawatan luka adalah 58 dan 68.
3. Analisa Bivariat
a. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data untuk mengetahui distribusi data guna menentukan jenis uji
statistik yang digunakan, parametrik atau non parametrik. Uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk, disajikan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Uji normalitas nilai kualitas hidup sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan luka modern pada pasien ulkus diabetikum di
Griya Pusat perawatan luka caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=)
Shapiro – Wilk
Kualitas hidup
Statistic df Sig.
Pre 0,553 17 0,604
Post 0,651 17 0,517

Berdasarkan tabel 4.7 uji normalitas menunjukan hasil kualitas hidup


sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka dengan nilai p 0,604 dan
0,517 yang berarti data berdistribusi normal (p>0,05). Sehingga berdasarkan
hasil tersebut uji yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t
berpasangan.
b. Perawatan luka modern terhadap perbaikan kualitas hidup
Hasil uji statistik pengaruh perawatan luka modern terhadap perbikan
kualitas hidup pasien ulkus diabetikum di Griya pusat perawatan luka
Caturharjo, Sleman Yogyakarta terdapat pada tabel 4.8. sebagai berikut :
Tabel 4.8. pengaruh perawatan luka modern terhadap perbaikan
kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum di Griya Pusat perawatan
luka Caturharjo, Sleman Yogyakarta (n=17)
Kualitas Hidup P-Value Keterangan
Pre ,000 Bermakna
Post

Berdasarkan hasil analisis tabel 4.8. dapat diketahui bahwa terdapat


perbedaan nilai kualitas hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka
dengan hasil p value = 0,000 (p=0,05), sehingga dapat diketahui pula
terdapat perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan kualitas hidup
sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan modern
Dressing.

B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan analisis karakteristik responden di Griya Pusat Perawatan
Luka didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu
70,6%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tamara
(2014), mayoritas penderita DM merupakan wanita yaitu 52,2%. Menurut
Baziad, A (2003) dalam Wahyuni (2013), perempuan memiliki risiko lebih tinggi
dikarenakan pada saat menepouse terjadi perubahan hormonal estrogen dan
progesterone yang berakibat tidak terkontrolnya gula darah. Hormon estrogen
dan progesterone dapat mempengaruhi sel-sel untuk merespon insulin karena
setelah perempuan menopause perubahan kadar hormon akan memicu naik
turunnya kadar gula darah. Hal ini akan merakibat risiko terjadinya DM. selain
itu perempuan juga cenderung beresiko mengalami peningkatan indeks masa
tubuh sehingga menurunkan sensitifitas terhadap kerja insulin (Utami, 2014)

41
Berkaitan dengan usia berdasarkan hasil analisis, didapatkan mayoritas
responden berusia 30-65 tahun. Diamana usia ini merupakan usia lanjut
awal/dewasa akhir. Usia lanjut memiliki risiko tinggi terjadinya ulkus
diabetikum, pada usia lanjut fungsi tubuh mulai menurun, sehingga kemampuan
tubuh dalam mengendalikan glukosa darah juga menurun (Ferawati, 2014).
Menurut Price dan Wilson (2006) umumnya penderita DM terjadi pada rentang
usia diatas 45 tahu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mairiyani (2015), mayoritas kejadian ulkus diabetikum adalah pada usia 46-
55 tahun.
Pada tingkat pendidikan, didapatkan hasil sebagian besar responden pada
tingkat pendidikan SD yaitu 52,9%. Pendidikan merupakan aspek sosial yang
sangat berhubungan dengan status kesehatan. Pendidikan berperan penting dalam
membentuk pengetahuan dan pola prilaku seseorang (Mairiyani, 2015). Menurut
Usiska (2015) tingginya tingkat pendidikan seseorang, maka akan membuat
semakin tinggi pengatahuannya, sehingga seseorang dengan tingkat pendidikan
tinggi memungkinkan mengetahui informasi mengenai penyakit yang dideritanya
seperti pencegahan, pengobatan, dan perawatan sehingga mengurangi risiko
komplikasi.
Pada status ekonomi sebagian besar responden memiliki status ekonomi ≥
UMR yaitu 64,7%. Perawatan luka dengan modern dressing membutuhkan biaya
yang lebih besar, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiara (2012),
pada kelompok responden menggunakan balutan modern dressing lebih mahal
dibandingkan balutan konvensional. Rata-rata pembiayaan pada kelompok
modern dressing sebesar Rp. 335.500, sedangkan pada kelompok konvensional
sebesar Rp. 234.375. Besarnya biaya pada kelompok modern dressing juga dapat
dipengaruhi topikal yang digunakan tidak terdapat dalam daftar ASKES
(Rohmayati, 2015). Sehingga seluruh biaya perawatan dibebankan oleh pasien.
2. Kakarteristik kondisi luka
Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar derajat ulkus sebelum
dilakukan perawatan luka adalah derajat 2 yaitu 58,8%, kemudian terdapat 29,4%
dengan derajat 3 dan 11,8% derajat 4. Setelah dilakukan perawatan luka terdapat
58,8% dengan derajat 2, 23,5% derajat 3 dan 17,5% derajat 1, serta tidak
ditemukan lagi responden dengan derajat 4. Sebagian besar pada karakteristik
responden luka postif infeksi, dimana keadaan ini dapat mengurangi keadaan
luka untuk tumbuh (granulasi) dan merangsang perpanjangan inflamasi yang
tidak diinginkan (Arisanty, 2013). Pada fase inflamasi terjadi proses granulasi
dan kontraksi, fase ini ditandai dengan pertumbuhan jaringan luka (Usiska,
2015). Sehingga Perubahan derajat luka merupakan tanda dari perbaikan luka,
semakin besar tingkat derajat luka menunjukan semakin parahnya kondisi luka
tersebut (Arisanty, 2013).
Hasil analisis sebelum dilakukan perawatan luka didapatkan warna dasar
luka kuning adalah yang terbanyak dengan 41,2%, kemudian luka dengan warna
dasar merah 35,3%, dan warna dasar luka hitam 23,5%. Setelah dilakukan
perawatan luka mayoritas luka dengan warna dasar merah. Perubahan warna
dasar luka setelah dilakukan perawatan luka menjadi merah merupakan salah
satu tujuan klinis dalam perawatan luka hingga luka dapat menutup. Warna dasar
luka merah merupakan ciri dari luka memulai granulasi dengan vaskularisasi
yang baik dan cenderung berdarah (Arisanty, 2013).
Jumlah eksudat sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar adalah
banyak yaitu 70,6%. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka jumlah
eksudat sebagian besar adalah sedang 58,8%. Dikatakan jumlah eksudat banyak
jika eksudat mengenai pada balutan >50% dan dasar luka Jenuh. Sedangkan
dikatakan sedan jika eksudat mengenai 25% - >50% dengan dasar luka basah.
Tujuan utama perawatan luka adalah perbaikan dari kondisi luka. Eksudat yang
berlebihan pada luka ulkus menghambat respon penyembuhan luka. Eksudat
yang berlebihan akan menimbulkan terbentuknya fibrinogen pada luka, karena

43
luka terus mengalami inflamasi dan timbul eksudat menerus, sehingga
pembentukan kolagen dan jaringan baru akan terhambat. Pada kondisi dengan
luka memiliki eksudat perlu dilakukan pengurangan atau mengeluarkan eksudat
tersebut (Usiska, 2015). Luka yang membaik, jumlah keluaran eksudat akan
mulai berkurang jumlahnya, sedangkan jika kondisi luka memburuk luka akan
memproduksi eksudat berlebih dan terdapat proses penyembuhan luka yang
memanjang dari waktunya (Arisanty, 2013).
Sebelum dilakukan perawatan luka sebagian besar positif infeksi yaitu
64,7% dan setelah dilakukan perawatan tidak ditemukan lagi luka dengan positif
infeksi. Menurut Arisanty (2013) luka kronis pada dasarnya memiliki kerentanan
terkena infeksi. Keadaan infeksi inilah yang dapat memperpanjang proses
inflamasi. sehingga diperlukan penatalaksaan yang dapat mengurangi infeksi,
antara lain adalah pemeilihan jenis balutan yang sesuai seperti topikal
antimicrobial, mengenali tanda dan gejalanya, meminimalkan kontaminasi dan
jika diperlukan lakukan pemeriksaan kultur swab luka.
3. Kualitas hidup sebelum dan sesudah dilakukan perawatan luka dengan modern
dressing.
Nilai rata-rata kualitas hidup sebelum dilakukan perawatan luka adalah
65,88, dan mengalami peningkatan setelah dilakukan perawatan luka selama 1
bulan dengan rata-rata 78,76, selisih rata-rata perbaikan adalah 12,88. Menurut
Yusra (2011) komplikasi yang dialami seperti ulkus diabetikum dapat
mengakibatkan rendahnya kualitas hidup pada pasien DM, diamana komplikasi
ini dapat mengakibatkan keterbatasan baik secara fisik, psikologis, bahkan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2014), pasien dengan
ulkus diabetikum memiliki kualitas hidup yang rendah diamana kesehatan fisik
sangat berhubungan erat dengan perasaan pasien mengenai kesakitan dan
kegelisahan yang dialami oleh pasien, ketergantungan terhadap perawatan medis,
energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat, aktifitas sehari-hari, dan
kapasitas kerja. Pada penelitian ini perawatan luka dengan menggunakan modern
dressing dilakukan selama 1 bulan, dimana didapatkan hasil rata-rata kualitas
hidup mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut seiring dengan harapan dan
kepastian dari perbaikan dari karakteristik kondisi luka, dimana kualitas hidup
sendiri merupakan persepsi individu terhadap posisi mereka dalam hidup ini
terkait masalah dan system nilai dimana mereka tinggal dan dihubungkan dengan
tujuan-tujuan, harapan, standar, dan perhatian mereka (Rahayu, 2014).
Perbaikan rata-rata kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum
sebagian besar terjadi pada domain kesehatan fisik dan psikologis. kesehatan
fisik merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi terhadap rasa sakit dan
kegelisahan (Rahayu, 2014). Ulkus diabetikum merupakan luka kronik yang
tergolong sulit sembuh. Kesehatan fisik yang mulai menurun akibat ulkus
tersebut dapat berakibat bertambahnya kesakitan dan kebutuhan medis,
berkurangnya kemampuan aktifitas serta menimbulkan kegelisahan atas
kesehatan yang dialaminya. Kegelisahan dan kekuatan yang dialami inilah yang
berhubungan erat terhadap terhadap penurunan pada domain psikologis.
Sehingga perbaikan derajat luka dan karakteristik luka setelah dilakukan
perawatan luka inilah yang memberikan perubahan persepsi dan harapan dengan
berkurangnya kesakitan dan kebutuhan medis. Pada domain sosial meskipun
tidak terlihat adanya peningkatan, nilai rata-rata kualitas hidup pada domain ini
terlihat cukup tinggi yaitu 10,65 (Pre) dan 11,24 (post) dimana nilai tertinggi
pada domain sosial adalah 15 dari 3 pertanyaan yang terdapat pada nomer 20-22.
Domain lingkungan juga tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Dimana berdasarkan karakterstik luka responden kebanyakan masih memiliki
ulkus diabetikum dengan derajat 2, sehingga ini dapat mempengaruhi aktifitas
dan sosial pasien dilingkungannya. Menurut Utami (2014), mengatakan bahwa
rendahnya kualitas hidup berasal dari rasa gelisah dan sakit yang dialami
sehingga membuat tidak mampu bekerja seperti biasanya dan menghambat
aktifitas atau rutinitas sehari-hari.

45
4. Efektifitas perawatan luka modern terhadap perbaikan kualitas hidup pasien
ulkus diabetikum
Setelah dilakukan uji t berpasangan didapatkan hasil bahwa kualitas
hidup sebelum dan setelah dilakukan perawatan luka menunjukkan hasil yang
signifikan dengan p value = 0,000. Berdasarkan penelitian ini terdapat
peningkatan nilai kualitas hidup pada pasien ulkus diabetikum dengan
menggunakan perawatan luka modern dressing. Modern dressing memiliki
prinsip menjaga kelembaban luka. Lingkungan luka yang kelembabanya
seimbang memfasilitasi pertumbuhan sel dan proliferasi kolagen dalam matriks
nonseluler yang sehat. Perawatan luka dengan modern dressing tetap harus
memperhatikan tiga tahap, yaitu mencuci, membuang jaringan luka, dan
pemilihan balutan yang sesuai (Kartika, 2015). Perawatan luka dengan menjaga
kelembaban sekitar luka sangat efektif terhadap perbaikan luka ulkus diabetik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Marvinia (2013) terdapat perbedaan
yang signifikan terhadap perbaikan luka antara sebelum dan setelah dilakukan
perawatan luka (t = 16,772 >t kritik = 2,201).
Pada peneitian ini menunjukan perbaikan kualitas hidup setelah
melakukan perawatan luka dengan modern dressing. Perbaikan kualitas hidup ini
sejalan dengan hasil yang menunjukan perbaikan kondisi luka. Kualitas hidup
merupakan persepsi individu dalam posisi mereka menjalani hidup. Dimana
keadaan ulkus diabetikum dapat mengganggu status kesehatan fisik, sehingga
mempengaruhi terhadap persepsi individu seperti kesakitan, kegelisahan,
ketergantungan medis, energi, mobilitas, dan kebutuhan istirahat, sehingga
perbaikan kondisi luka (Ulkus diabetikum) tersebut memberikan perubahan
terhadap persepsinya dalam menjalani hidup, sejalan dengan berkurangnya rasa
sakit dan kebutuhan medis, energi, mobilitas, serta kebutuhan istirahatnya.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan Penelitian
a. Peneliti tidak dapat memastikan jenis dressing yang akan digunakan selama
berjalannya penelitian.
b. Waktu penelitian yang berjalan lebih lama dari wakrtu yang telah ditentukan.
2. Kelemahan Penelitian
a. Peneliti tidak mengontrol faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup seperti derajat luka, dukugan sosial, dll

47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian pada bab IV, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Jenis kelamin responden paling banyak adalah perempuan yaitu 70,6% dengan
rata-rata rentang usia 30-65 tahun yaitu 82,4%. Tingkat pendidikan sebagiann
besar adalah SD yaitu 52,9% dan status ekonomi ≥Upah minimum
kabupaten/kota yaitu 64,7%. Karakteristik Kondisi luka sebelum dilakukan
perawatan luka sebanyak 58,8% dengan derajat 2, 29,4% dengan derajat 3, dan
11,8% dengan derajat 4. Sedangkan setelah dilakukan perawatan luka 58,8%
dengan derajat 2, 23,5% dengan derajat 3, dan 17,6 dengan derajat 1. Sebelum
dilakukan perawatan luka sebagian besar dengan dasar luka berwarna kuning
41,2% dan setelah perawatan berwarna dasar merah 88,2%. Jumlah eksudat
sebelum dilakukan perawatan sebagian besar dengan jumlah yang banyak
(70,6%) dan berkurang menjadi sedang (58,8%) setelah dilakukan perawatan.
Status infeksi sebelum dilakukan perawatan luka, sebagian besar luka positif
infeksi (64,7%) dan setelah perwatan luka tidak ditemukan lagi luka dengan
infeksi.
2. Nilai kualitas hidup sebelum dilakukan perawatan adalah rata-rata 65,88
3. Nilai kualitas hidup setelah dilakukan perawatan adalah rata-rata 78,76.
4. Perawatan luka dengan modern dressing efektif meningkatkan kualitas hidup
dengan p Value = 0,000

48
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikanS saran sebagai berikut:
1. Bagi praktik keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat terhadap Klinik
Griya pusat perawatan luka dan umumnya bagi praktik keperawatan secara
menyeluruh dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien ulkus
diabetikum dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan upaya
promosi kesehatan.
2. Bagi pasien
Penelitian ini dapat memberikan manfaaat khususnya responden untuk
menjadikan pengobatan ini sebagai pilihan dalam mningkatkan status kualitas
hidup pada gangguan ulkus diabetikum.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitiian ini dapat dijadikan awal dari peneliti selanjutnya terkait
masalah ulkus diabetikum. Perlu adanya penelitian selanjutnya dengan mengubah
karakteristik perbaikan luka Dan mengontrol faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil.

49
DAFTAR PUSTAKA

Agung, M. (2005),Pengaruh Kadar Albumin Serum Terhadap Lamanya


Penyembuhan Luka Oprasi. Dexa Media.

Arisanty. I,P. (2013),Konsep Dasar Manajemen Perawatan Luka. Jakarta: EGC

Ferawati, I. (2014),Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Ulkus Diabetikum


Pada Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Prof. Dr, Margono Purwokerto,
Unsoed.

Gitarja, W. (2008),Perawatan Luka Terpadu-Perawatan Luka Diabetes, Bogor.


Wocare Publishing.

Hasnah. (2009),Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Fik Keperawatan


UIN. Makassar

Hidayat, Amru. (2016),Hubungan Antara Religiusitas Dengan Kualitas Hidup Pasien


Kanker Payudara di Poli Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul. PSIK
Stikes Jendral Achmad Yani.

International Diabetes Federation (IDF). (2015), IDF ATLAS, Seventh edition.

Ismail, Dina Dewi Sartika Lestari. Irawaty, Dewi. Haryati, Tutik Sri. (2009),
Penggunaan Balutan Modern Memperbaiki Proses Penyembuhan Luka
Diabetik. FIKUI.

Kartika, R.W (2015). Perawatan Luka Kronis Dengan Modern Dressing Rs Gading
Pluit Jakarta. Vol 42, No 7.

Kristianto, Heri. (2010),Tesis Perbandingan Perawatan Luka Dengan Tehnik Modern


dan Konvensional Terhadap Transforming Growth Beta 1 (BTF β1) dan

50
Respon Nyeri pada Luka Diabetes Mellitus, FIK Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan.

Mairiyani, L,.Rahmalia, S,.Dewi, Y.I (2015),Hubungan Stadium Ulkus Dengan


Kualitas Hidup Pada Pasien DM tipe 2 di RS Umum Provinsi Riau. PSIK
Universitas Riau.

Mandagi, A,M. (2010),Factor Yang Berhubungan Dengan Status Kualitas Hidup


Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota
Surabaya. Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Marvinia, S. dan Widaryanti. (2013). Efektifitas Metode Perawatan Luka Moisture


Balance Terhadap Penyembuhan Luka pada Pasien Ulkus Diabetikum di Klinik
Perawatan Luka Fikes UMM. Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Vo 9 No 1

Maryunani, A. (2015),Perawatan Luka Modern (Modern Woundcare) Terkini Dan


Terlengkap. Bogor: IN MEDIA.

Ningtyas, D,W. (2013),Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di


RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Jember. Universitas Negri Jember.

Notoatmodjo, S. (2010),Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. (2013),Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba


Medika

Poerwanto, A. (2012),Mekanisme Terjadinya Ganggren Pada Penderita Diabetes


Mellitus. Fik Uwk. Surabaya

Potter & Perry. (2005),Buku Ajar Fundamental Keperawatan Ed.4, Vol 2. Jakarta:
EGC.

51
Price, L.A dan Wilson, L. M. (2006) Patofisiologi Konsep Klinis – Proses Penyakit.
Edisi 6 Jakarta:EBC

Purwanti, O.K. (2013),Analisis Factor-Faktor Resiko Terjadi Ulkus Kaki Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di RSUD Dr. Moewardi Jakarta. FKUI.

Rahayu, E. (2014),Pengaruh Program Diabetes Self Management Education Berbasis


Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Wilayah Puskesmas II Baturaden. FKIK Universitas Jendral Soedirman.

Rahmat, W.P. (2010),Pengaruh Konseling Terhadap Kecemasan Dan Kualitas Hidup


Pasien Diabetes Mellitus Di Kecamatan Kabakkramat. Surakarta. FIKUNS

Rohmayanti. (2015),Implementasi Perawatan Luka Modern Di Rs Harapan


Magelang. FIK Universitas Muhammadiyah Magelang.

Roza, R.L. (2015),Factor Resiko Terjadinya Ulkus Diabetikum Pada Pasien Diabetes
Mellitus Yang Dirawat Jalan Dan Inap Di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu
Sina Padang

RISKESDAS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013. Data Dinas Kesehatan


Yogyakarta.

RISKESDAS RI,(2013),Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Badan Penelitiian Dan


Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.

Setiawan, A, dan Saryono. (2010),Metodologi Penelitian Kebidanan, DIII,DIV, S1


dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika.

Subekti, I. (2009),Neuropati Diabetik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


Sudoyo, A. (2009),Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. V jilid III. Jakarta: Balai
Penertbit FKUI.

Setiadi. (2007),Konsep dan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Grahailmu

Sugiyono. (2010),Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif & RND. Bandung:


Alfabeta.

Smeltzher & Bare. (2001),Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, edisi 11 vol 2. Jakarta: EGC.

Tamara, E. Bayhaki.,Naulia, F.A. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dan


Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2 di RSUD A. Achmad Provinsi Riau. Vol. 1
No.2. PSIK Universitas Riau.

Tiara, S. (2012),Efektifitas Perawatan Luka Kaki Diabetic Menggunakan Balutan


Modern di RSUP Sanglah Denpasar dan Klinik Dhalia Care Bali. PSIK
Universitas Udayana.

Usiska, Y.s. (2015),Pengaruh Metode Perawatan Luka Modern Dengan Terapi


Hiperbarik Terhadap Proses Penyembuhan Luka Ulkus Diabetik pada Pasien
Diabetes Mellitus di Jember Wound Center (JWC) Rumah Sakit Paru Jember.
Jember. PSIK Universitas Jember.

Utami, D,T. (2014),Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien


Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum. Riau. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau. Vol 1 No 2

Wahyuni, Y. (2014),Kualitas Hidup Berdasarkan Karakteristik Pasien Diabetes


Mellitus Tipe 2. Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Vol 2 No 1, hal
25-34

53
Waspadji, S. (2009),Komplikasi Kronik Diabetes, Mekanisme Terjadinya Diagnosis
dan Strategi Pengelolaan Jakarta. Balai Penerbit FKUI.

WHO. (1994), The World Health Organization Quality Of Life Scale.

WHO. (2004),Introducing The The World Health Organization Quality Of Life


(WHOQOL), Instrument Versi Indonesisa.

Yudianto. (2008),Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Umum


Daerah Cianjur. Vol 10, No XV.

Yusra, A. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup


Paien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rs Umum Pusat
Fatmawati Jakarta. Tesis. FIKUI.

54
Lampiran 2. Lembar Bimbingan SKripsi
57
Lampiran 5

KUISIONER PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN

No. Responden Tgl,…../……/2017

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan cermat pertanyaan dibawah ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dengan cara memberikan tanda cheklis ( √ ) pada jawaban yang dipilih
B. Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :

3. Umur : Tahun
4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Pendidikan :
SMP/Sederajat SD/Sederajat
SMA/sederajat Akademi/PT
6. Status Ekonomi :
< UMK Sleman (Rp 1.448.385)
≥ UMK Sleman (Rp 1.448.385)

7. Derajat Luka (Skala Wagner ) :


0 1 2 3 4 5
Pre
Post

61
8. Kondisi Luka :
Eksudat
Warna Dasar Infeksi
Jumlah Jenis
Pre
Post

9. Jenis Dressing :
Primer Sekunder
Pre

Post

10. Jumlah Perawatan :


Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
Sen
Sel
Rab
Kam
Jum
Sab
Ming
Keterangan :
Lampiran 6

KUISIONER KUALITAS HIDUP


WHOQOL-BREFF

Berilah tanda ( √ ) pada salah satu pertanyaan dibawah ini yang menurut Bapak/Ibu
sesuai dengan kondisi yang dialami dalam empat minggu terakhir. Pertanyaan berikut
ini menyangkut perasaan Bapak/Ibu terhadap kualitas hidup, kesehatan, dan hal lain
dalam hidup anda.
Sangat Biasa Sangat
Buruk Baik
buruk Saja Baik
Bagaimana menurut
1. anda kualitas hidup 1 2 3 4 5
anda?

Sangat tdk Tdk Biasa memuas Sangat


memuaskan memuaskan Saja kan memuaskan
Seberapa puas anda
2
terhadap kesehatan 1 2 3 4 5
. anda?

Pertayaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal
berikut ini dalam empat minggu terakhir.
Tdk sama Dlm jumlah Sangat Dlm jumlah
Sedikit
sekli sedang sering berlebihan
Seberapa jauh rasa
sakit fisik anda
3. mencegah anda dalam 5 4 3 2 1
beraktifitas sesuai
kebutuhan anda?
Seberapa sering anda
membutuhkan terapi
medis untuk dpt
4. 5 4 3 2 1
berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari
anda?
Seberapa jauh anda
5. menikmati hidup 1 2 3 4 5
anda?

63
Seberapa jauh anda
6. merasa hidup anda 1 2 3 4 5
berarti?
Seberapa jauh anda
7. mampu 1 2 3 4 5
berkonsentrasi?
Secara umum,
seberapa anda
8. merasakan aman 1 2 3 4 5
dalam kehidupan
sehari-hari?
Seberapa sehat
lingkungan dimana
9. anda tinggal (berkaitan 1 2 3 4 5
dg sarana dan
prasarana)

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut
dalam empat minggu terakhir
Tdk
Sepenuhnya
sama Sedikit Sedang Seringkali
dialami
sekli
Apakah anda
memiliki vitalitas yg
10. cukup untuk 1 2 3 4 5
beraktifitas sehari-
hari?
Apakah anda dapat
menerima
11. 1 2 3 4 5
penampilan tubuh
anda?
Apakah anda
memiliki cukup uang
12. 1 2 3 4 5
untk memenuhi
kebutuhan anda?
Seberapa jauh
ketersediaan
13. informasi bagi 1 2 3 4 5
kehidupan anda dari
hari ke hari?
Seberapa sering anda
14. 1 2 3 4 5
memiliki kesempatan
untk bersenang-
senang/rekreasi?

Sangat Biasa
Buruk Baik Sangat Baik
buruk Saja
Seberapa baik
15. kemampuan anda dalam 1 2 3 4 5
bergaul?

Sangat tdk Tdk Biasa memuas Sangat


memuaskan memuaskan Saja kan memuaskan
Seberapa puaskah
16. 1 2 3 4 5
anda dg tidur anda?
Seberapa puaskah
anda dg kemampuan
17. anda untk 1 2 3 4 5
menampilkan aktivitas
khidupan sehari-hari?
Seberapa puaskah
18. anda dg kemampuan 1 2 3 4 5
anda untuk bekerja?
Seberapa puaskah
19. anda terhadap diri 1 2 3 4 5
anda?
Seberapa puaskah
anda dg dukungan
20. 1 2 3 4 5
hubngan
personal/sosial anda?
Seberapa puaskah
21. anda dg kehidupan 1 2 3 4 5
seksual anda?
Seberapa puaskah
anda dg dukungan yg
22. 1 2 3 4 5
anda peroleh dri teman
anda?
Seberapa puaskah
23. anda dg kondisi anda 1 2 3 4 5
tinggal?
Seberapa puaskah
anda dg askes anda
24. 1 2 3 4 5
dlam pelayanan
kesehatan?
Seberapa puaskah
25. 1 2 3 4 5
anda dg transportasi yg

65
hrus anda jalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami
hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir
Tdk Cukup Sangat
Jarang Selalu
pernah sering sering
Seberapa sering anda
memiliki perasaan
26. negative seperti 5 4 3 2 1
kesepian, putus asa,
cemas, dan depresi?

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai