Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tenaga kerja langsung adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan
sumbangsih menusia yang secara langsung terlibat untuk menghasilkan suatu produk atau jasa
tertentu. Tenaga kerja langsung sendiri merupakan satu elemen terpenting dalam setiap
perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa adanya salah satu faktor
produksi ini. Oleh karena itu, keberadaan tenaga kerja langsung sangatlah vital dalam sebuah
perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa. Tenaga kerja langsung perusahaan yang telah
mengabdikan dirinya pada perusahaan tertentu tentunya akan mendapatkan imbalan berupa
gaji atau upah yang sesuai dengan kinerja dan prestasi masing-masing tenaga kerja.
Selain berfokus pada imbalan yang akan diberikan kepada tenaga yang telah memberikan
tenaganya pada perusahaan tersebut, perusahaan juga harus memperhatikan produktivitas yang
ada pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen perusahaan membiarkan
produktivitas perusahaannya menurun. Karena hal ini akan menimbulkan dampak yang buruk
bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Produktivitas perusahaan yang meningkat akan
meningkatkan hasil output yang dihasilkan oleh perusahaan, walaupun peningkatan tidak
dalam jumlah kuantitas paling tidak kualitas barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan
tersebut dapat naik.
Setelah meningkatnya produktivitas perusahaan dianggap sebuah prestasi, tenaga kerja
akan menerima imbalan yang sesuai pekerjaan. Tenaga kerja langsung akan menerima insentif
dari perusahaan yang artinya juga akan meningkatkan taraf hidup tenaga kerja.
Maka dari itu perusahaan membuat perencanaan untuk upah yang akan dibayarkan kepada
tenaga kerja langsung atau yang biasa disebut “Budget Upah Tenaga Kerja Langsung”.

1
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas maka dapat ditarik beberapa pokok permasalahan, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan budget upah tenaga kerja langsung?
2. Data apa saja yang diperlukan untuk menyusun budget upah tenaga kerja langsung?
3. Bagaimana bentuk dari budget upah tenaga kerja langsung?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat ditaksirkan mengenai tujuan
pembelajaran berdasarkan rumusan masalah yang terkandung dalam pokok pembahasan
mengenai Budget Upah Tenaga Kerja Langsung dalam Anggaran Perusahaan,
diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian dan kegunaan dari budget upah tenaga kerja
langsung
2. Untuk mengetahui data yang diperlukan guna menyusun budget upah tenaga
kerja langsung
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari budget upah tenaga kerja langsung
D. Manfaat
Selain untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan,
penulis juga berharap makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat sebagaimana
mestinya, yakni dalam memperluas pengetahuan terkait dengan persoalan Budget Upah
Tenaga Kerja Langsung.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG

Dimaksudkan dengan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung (direct labour budget)
ialah Budget yang merencanakan secara sistematis dan leblih terperinci tentang upah yang
akan dibayarkan kepada para Tenaga Kera Langsurig dari waktu ke waktu (bulan ke bulan)
selama periode tertentu yang akan datang. Di dalamnya mencakup perencanaan tentang
jumlah waktu yang diperlukan oleh para Tenaga Kerja Langsung untuk menyelesaikan
jumlah satuan (unit) yang .diproduksikan tarif upah yang akan dibayarkan kepada mereka,
dan waktu (bulan) kapan mereka menjalankan kegiatan proses produksi, yang masing-masing
dikaitkan dengan jenis Barang Jadi (produk) yang akan: dihasilkan. serya tempat
(departemen) dimana mereka akan dipekerjakan. Sedangkan yang dimaksud dengan Tenaga
Kerja Langsung para karyawan yang langsung menangani kegiatan proses Produksi. yaltu
mengolah Bahan Mentah untuk diubah memadi Barang Jadi. Dan pengertian tersebut
dapatlah diketahui bahwa bilamana perusahaan menghasilkan lebih dari satu macam produk
maka rencana tentang upah Tenaga Kena Langsung dari jenis produk tersebut haras diperinci
dan dipisahkan secara jelas. Di samping proses produksi untuk mengubah Bahan mentah
menjadi lebih dari satu tahap pengolahan, maka rencana tentang upah Tenaga Keria Langsung
dari masing-masing (departemen) tersebut juga haras diperinci dipisahkan secara jelas.

2. KEGUNAAN BUDGET UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG

Secara umum, Budget Upah Tenaga Kerja Langsung mempunyai tiga kegunaan
pokok, yaitu sebagai pedoman kerja, sebagai manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja,
dan sebagaj alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja .Seringkali
kegunaan umum semacam ini djsebut juga sebagai kegunaan manajerial. karena berkaitan
erat dengan fungsi manajemen, terutama di bidang perencanaan (planning),
pengkoordinasian (coordinating). dan pengawasan (controlling). Sedangkan secara khusus,
Budget Upah Tenaga Kerja Langsung mempunyai beberapa kegunaan penting, antara Iain:

3
1. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Produksi (cost of goods
manufactured). bersama-sarna dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of materials
budget), dan Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung (factory overhead budget).
2. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold),
bersama-sama dengan Budget Biaya Bahan Mentah (cost of materials budget), dan
Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung (factory overhead budget).
3. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Rasio karena upah memerIukan pernbayaran
atau pengeluaran Kas.
4. Sebagaj dasar untuk menentukan kebijakan tentang pemberian beban kerja kepada para
karyawan (man power loading), agar adil, seimbang, dan merata. Dengan demikian
tidak akan terjadi pada suatu waktu seseorang atau sekelompok orang karyawan
mernperoleh beban tugas yang berat. sedangkan pada waktu yang sama seseorang atau
sekelornpok orang karyawan yang Iain justru memperoleh beban tugas yang ringan.

3. DATA DAN INFORMASI UNTUK MENYUSUN BUDGET UPAH TENAGA


KER.JA LANGSUNG.
Agar seguatu Budget dapat berfungsi dengan baik. maka taksiran-taksiran yang
termuat di dalamnya harus cukup akurat. sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasmya
nanti.Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat diperlukan data. informasi dan
pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus djpertimbangkan dalam menyusun
Budget. Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun Budget Upah Tenaga
Kerja Langsung antara lain.
1. Rencana produksi yang tertuang dalarn Budget Unit yang Akan Diproduksikan,
khususnya tentang jumlah (kuantitas) dari masing- masing jenis barang yang akan
diproduksikan dari waktu ke waktu (bulan ke bulan) selama periode tertentu yang akan
datang.
semakin banyak jumlah satuan (unit) yang akan
Diproduksikan akan semakin banyak pula upah yang akan dibayarkan kepada para
Tenaga Kerja Langsung yang melaksanakan proses produksi, sebaliknya, semkinn sedikit
jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan. akan semakin sedikit pula upah yang akan
dibayarkan kepada para Tenaga Kerja Langsung yang melaksanakan proses produksi.
2. Berbagai standar waktu (time standard) untuk mengerjakan proses produksi. yang
ditetapkan dan berlaku di perusahaan. Standar semacam ini sangat diperlukan oleh

4
perusahaan. untuk mengendalikan efisiensi kerja para karyawan (controlling). Untuk
menetapkan besarnya standar ini dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara atau metbde, yaitu:
a. Cara yang mendasarkan diri pada data historis atau data pengalaman di waktu-waktu
yang telah lalu. Dengan melihat data jumlah satuan (unit) produk yang dihasilkan di
suatu waktu (Bulan) yang lalu, dan kemudian membandingkannya dengan jumlah
waktu yang dipakai untuk produksi di waktu (bulan) tersebut, maka akan dapat
diketahui penggunaan waktu (jam kerja) rata-rata untuk setiap satu satuan (unit)
produk. Keuntungan menggunakan data historis semacam ini adalah bahwa untuk
rnengetahuj standar yang dicari tidak memerlukan waktu lama, karena sekedar melihat
catatan di waktu yang Iaiu. Dengan demikian juga tidak membutuhkan biaya yang
besar. Namun di Sisi lain. kerugian menggunakan cara ini adalah bahwa bilamana di
waktu-waktu yang lulu perusahaan bekerja kurang efisien. maka standar yang
diperoleh juga standar yang tidak efisien (mengandung pemborosan). Padahal standar
tersebut akan djpergunakan untuk menyusun Budget pada periode tertentu yang akan
datang. Ini berarti bahwa ketidakefisienan tersebut akan terulang kembali selama
periode yang akan datang. Ketidakefisienan yang seharusnya dicegah, bahkan justru
telah disahkan menjadi sebuah standar.
b. Cara yang mendasarkan diri pada data penelitian khusus, dengan mengabaikan data
pengalaman di waktu-waktu yang telah lalu Penelitian seperti ini sering dinamakan
penelitian gerak dan waktu (time and motion study), yaitu menentukan waktu dengan
cara mengadakan percobaan-percobaan proses produksi, sambil mengukur serta
menqhitung waktu dipergunakan selama proses percobaan tersebut berlangsung.
Pemborosan-pemborosan waktu yang terjadli selama percobaan tersebut tidak ikut
dihitung, sehingga standar waktu djperoleh berdasar penelitian khusus ini benar-benar
standar waktu yang efisien, dan tidak mengandung pemborosan-pemborosan.
3. Sistem pembayaran upah yang berlaku di perusahaan. Pada dasarnya ada 3 (tiga)
pembayaran upah yang dikenal, yaitu:
a. Sistem pembayaran upah menurut waktu, yang menentukan besar-kecilnya upah yang
akan dibayarkan kepada masing masing karyawan berdasarkan waktu lamanya
karyawan yang bersangkutan bekerja. Karyawan yang bekerja lebih lama upah vang
lebih besar daripada karyawan yang bekerja kurang lama. Sistem upah semacam ini
misalnya penetapan sebesar Rp1.500,00 per jam. Upah sebesar Rp12.500,00per hari.
upah sebesar RP100.000,00 per minggu, upah sebesar Rp750.00,00 per bulan, dan
sebagainya.
5
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh jika perusahaan mengunakan
sistem upah menurut waktu, antara lain
1) karyawan tidak perlu terburu-buru dalam menjalankan proses produksi, sebab
banyak atau sedikitnya upah yang akan mereka terima, tidak ditentukan oleh
banyak atau sedikitnyaa jumlah satuan (unit) produk yang mereka hasilkan
Akjbatnya kualitas produk yang dihasilkan akan terjaga.
2) bagi karyawan yang kuraag terampil. sistern pemberian upah semacam ini dapat
memberi ketenangan dan kemantapan dalam bekerja, sebab meskipun mereka
kurang mampu menghasilkan produk dalam julmah yang banyak, namun mereka
tetap akan menerima upah yang sama dengan para karyawan yang lain, yang
keterampilannya lebih baik.

Disamping itu keuntungan keuntungan tersebut, penguunaan sistem upah


menurut waktu semacam ini juga mengandung kerugian kerugian antara lain :
1) Produktivitas perusahaan akan rendah, karena para karyawan akan bekerja
lamban, karena banyak atau sedikitnya upah yang akan mereka terima tidak
ditentukan oleh banyak atau sedikitnya jumlah satuan (unit) produk yang mereka
hasilkan.
2) para karyawan yang terampil akan mengalami kekecewaan, karena kelebihan
keterampilan tersebut tidak dapat mereka manfaatkan untuk memperoleh upah
yang lebih besar daripada para karyavvan yang kurang terampil. Akibatnya,
mereka menjadi kurang mempunyai semangat kerja dan enggan untuk
memperlihatkan keterampilan mereka.

b. Sistem pembayaran upah menurut satuan hasil (unit output) yang menentukan bahwa
besar-kecilnya upah yang akan dibayarkar. kepada masing-masing karyawan
berdasarkan jurnlah satuan (unit) yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan.
karyawan yang menghasilkan jumlah satuan (unit) produk yang lebih banyak, akan
menerima upah yang lehih besar daripada karvawan menghasilkan satuan (unit)
produk yang kurang banyak. Sistem upah semacam ini, misalnya penetapan upah
sebesar Rp1.750,00 per botol produk, upah mengetik sebesar Rp200,00 per lembar
ketik. upah menggergaji kayu sebesar Rp 25.000,00 per meter kubik, dan keuntungan-
keuntungan yang akan jika perusahaan menggunakan sistem upah menurut satun hasil
(unit output), antara lain:
6
1) Produktivitas perusahaan akan tinggi karenaa para karyawan akan cenderung untuk
bekerja cepat, karena banyak atau sedikitnya upah yang akan mereka terirna
ditentunkan oleh banyak atau sedikitnya jumlah satuan (unit) produk yang mereka
hasilkan.
2) Para karyawan yang terarnpil akan bekerja dengan se mangat yang tinggi. karena
kelebihan keterampilan tersebut dapat mereka manfaatkan untuk memperoleh upah
yang lebih besar dari pada para karyawan yang kurang terampil.
Di samping keuntungan-keuntungan tersebut, penggunaan sistem upah menurut
hasil (unit output) semacam ini juga mengandung kerugian antar lain.
1) Para karyawan akan terburu-buru dalam menjalankan proses produksi, sebab
banyak atau sedikitnya upah yang akan mereka terima, ditentukan oleh banyak atau
sedikitnya jumlah satuan (unit) produk yang mereka hasilkan. Akibatnya kualitas
produk yang dihasilkan kurang terjaga.
2) Bagi para karyawan yang kurang terampil akan mengalami kekecewaan, karena
mereka akan selalu menerima upah yang rendah, walaupun sebenarnya mereka
mengerahkan seluruh kemampuannya dalam bekerja. Akibatnya, mereka menjadi
kurang mempunyai semangat kerja, atau mungkin bahkan secara terselubung akan
berusaha "mengganggu" kerja dari para karyawan yang lebih terampil, agar mereka
juga menerima upah yang rendah.

c. Sistem pembayaran upah insentif, yang menentukan bahwa besal-kecilnya upah yang
akan dibayarkan kepada masing-masing karyawan berdasarkan waktu lamanya
karyawan yang bersangkutan bekerja, atau berdasarkan jumlah satuan (unit) produk
yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan, ditambah dengan insentif
(tambahan upah) yang besar atau kecilnya didasarkan pada prestasi dan keterampilan
kerja mereka. Ada beberapa sistem pembayaran upah insentif sema-cam ini, antara
lain:
1) Sistem upah bertingkat menurut waktu, yang menentukan bahwa besar-kecilnya
upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing karyawan berdasarkan waktu
lamanya karyawan yang bersangkutan bekerja, dengan tarif upah yang dibedakan
antara karyawan yang terampil dengan karyawan yang kurang terampil. Sistem
upah semacam ini misalnya:
 Upah Rp 1.500,00 per jam bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan 0 -20 kaleng.
7
 Upah Rp 1.700,00 per jam bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan 21-30 kaleng.
 Upah Rp 2.000,00 per jam bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan > 30 kaleng.
2) Sistem upah bertingkat menurut satuan hasil (unit out put), yang menentukan
bahwa besar-kecilnya upah yang akan dibayarkan kepada masing-masing
karyawan berdasarkan jumlah satuan (unit) produk yang dihasilkan oleh karyawan
yang bersangkutan, dengan tarif upah yang dibedakan antara karyawan yang
terampil dengan karyawan yang kurang terampil. Sistem upah semacam ini
misalnya :
 Upah Rp 1.750,00 per botol bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan 0 -10 botol.
 Upah Rp2.000,00 per jam bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan 11-15 botol.
 Upah Rp 2.400,00 per jam bagi karyawan yang dalam satu jam mampu
menghasilkan > 15 botol.
3) Sistem upah menurut waktu, dengan insentif menurut satuan hasil (unit out put),
yang menentukan bahwa kepada karyawan diberlakukan tarif upah yang sama
menurut waktu, sedangkan kepada mereka yang terampil diberikan tambahan upah
(insentif) yang besar-kecilnya didasarkan pada satuan hasil (unit out put). Sistem
upah semacam ini misalnya, ditetapkan tarif upah sebesar Rp 1.500,00 per jam
sampai pada batas prestasi sebanyak 20 kaleng dalam satu jam. Kelebihan di atas
20 kaleng dalam satu jam, akan diberikan upah tambahan sebesar Rp200,00 per
kaleng.
4) Sistem upah menurut satuan hasiil (unit output), dengan insentif menurut satuan
hasil (unit output), yang menentukan bahwa kepada karyawan diberlakukan tarif
upah yang sama menurut satuan hasil (unit output). sedangkan kepada mereka yang
terampil diberikan tambahan upah (insentif) yang besar-kecilnya didasarkan pada
satuan hasil (unit out put). Sistem upah semacam ini misalnya, ditetapkan tarif upah
sebesar Rp1.750,00 per botol sampai pada batas prestasi sebanyak 15 botol dalam
satu jam kelebihan di atas 15 botol dalam satu jam akan diberikan upah tambahan
sebesar Rp250,00 per botol. sehjngga tarif upah menjadi Rp2.000,00 per botol.

8
5) Sistem upah insentif yang dihitung dengan menggunakan rumus-rumus tertentu,
seperti misalnya sistem upah menurut Taylor. sistem upah menurut Emerson,
sistem upah menurut Rowan, dan sebagainya. Sistem upah semacam ini sering
djanggap sebagai perkawinan (kompromi) antara sistem upah menurut waktu
dengan sistem upah menurut satuan hasil (unit output). Dengan mengawinkan
kedua sistem tersebut, diharapkan akan diperoleh keuntungan-keuntungan dari
kedua sistem itu, dan sekaligus memperkecil kerugian-kerugian yang terkandung
dj dalamnya Narnun demikian pada sistem ini tetap saja mengandung kerugian-
kerugian. seperti misalnva sistem ini merlukan sistem administrasi yang lebih
rumit. yang kadang-kadang bahkan mengakibatkan perlunya ditambah karyawan
baru untuk keperluan itu. Dengan demikian penggunaan sistem ini memerlukan
pula tambahan biaya (gali). Di samping itu sistem yang rumit ini tidak dipahami
oleh para karyawan. sehingga mereka tidak tahu secara pasti bagaimana upah yang
mereka terima itu dihitung. Akibatnya, mereka justru mencurigai bahwa sistem ini
sekedar sebagai upaya rekayasa perusahaan untuk mengelabui karyawan. agar upah
yang dibayarkan tetap rendah.

4. BENTUK BUDGET UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG


Tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh perusahaan iika akan
menyusun Budget. termasuk Budget Upah Tenaga Kerja Langsung. Ini berarti bahwa tiap-
tiap perusahaan mernpunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya,
disesuaikan dengan keadaan perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat adalah bahwa
Budget Upah Tenaga Kerja Langsung sebagai Budget Pendukung Rugi/Laba (profitnloss
supporting budget) harus cukup sistematis dan terperinci, sehingga dapat berfungsi sebagai
pedoman kerja.dan alat pengkoordinasian kerja, dan sebagai alat evaluasi (pengawasan) kerja.
Sebagai ilustrasi, berikut ini diberikan sebuah contoh Budget Upah Tenaga Kerja
Langsung, sehingga dapat memberikan gambaran vang leblh Jelas.Misalkan dan hasil
penelitian khusus yang telah diadakan, Perseroan Terbatas "Charisma" menetapkan standar
waktu untuk menyelesaikan satu botol produk "Titan" selama 0.2 jam, dan untuk
menyelesaikan satu kaleng produk "Adiva" selama 0,3 jam Di samping itu, sesuai dengan
tahap-tahap proses produksinya yang harus melalui pengerjaan di Departemen A,
Departemen B, dan Departemen C, maka ditetapkan pula bahwa dari seluruh jam kerja yang
dibutuhkan untuk Menghasilkan produk "Titan" dan produk "Adiva", sebanyak 50%
9
dikerjakan di Departemen A. sebanyak 30% dikerjakan di Departemen B dan sisanya yang
20% dikerjakan di Departemen C.
Dengan berdasarkan pada standar waktu dan lomposisi jumlah jam kena di masmg-
masing Departemen tersebut, serta dengan mengingat pula sistem pernbayaran upah menurut
waktu yang berlaku diperusahaan. maka Perseroan Terbatas "Charisma" menyusun Budget
Upah Tenaga Kerja Langsung dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang,
sebagai berikut:
Perseoran Terbatas “ Charisma”
Budget Upah Tenaga Kerja Langsung
Januari 2008 – Maret 2008

Standar Jumlah Rata-rata


Produksi Jumlah Upah
Keterangan Waktu Waktu Upah
(Satuan) (Rupiah)
(Jumlah) (Jam) (Rupiah)

Januari
"Titan" 120.000 0,20 24.000 295,20 7.084.800
"Adiva" 90.000 0,30 27.000 321,30 8.675.100
Jumlah 51.000 15.759.900

Departemen A 50% 25500 330,00 8.415.000


Departemen B 30% 15.300 300,00 4.590.000
Departemen C 20% 10.200 270,00 2.754.000
Jumlah 100% 51.000 15.759.000

Februari
"Titan" 135.000 0,20 27.000 294,90 7.962.300
"Adiva" 105.000 0,30 31.500 321,09 10.114.335
Jumlah 58.500 18.076.635

Departemen A 50% 29250 330,00 9.652.500


Departemen B 30% 17.550 300,00 5.265.000
Departemen C 20% 11.700 270,00 3.159.000
Jumlah 100% 58.500 18.076.500

Maret
"Titan" 150.000 0,20 30.000 294,60 8.838.000
"Adiva" 125.000 0,30 37.500 320,52 12.019.500
Jumlah 67.500 20.857.500

10
Departemen A 50% 33750 330,00 11.137.500
Departemen B 30% 20.250 300,00 6.075.000
Departemen C 20% 13.500 270,00 3.645.000
Jumlah 100% 67.500 20.857.500

Perseoran Terbatas “ Charisma”


Budget Upah Tenaga Kerja Langsung
Apri 2008 – Juni 2008

Standar Jumlah Rata-rata


Produksi Jumlah Upah
Keterangan Waktu Waktu Upah
(Satuan) (Rupiah)
(Jumlah) (Jam) (Rupiah)

April
"Titan" 165.000 0 33.000 294,90 9.731.700
"Adiva" 133.000 0 39.900 320,64 12.793.536
Jumlah 72.900 22.525.236

Departemen A 50% 36.450 330,00 12.028.500


Departemen B 30% 21.870 300,00 6.561.000
Departemen C 20% 14.580 270,00 3.936.600
100% 72.900 22.526.100

Mei
"Titan" 160.000 0,20 32.000 294,57 9.426.240
"Adiva" 135.000 0,30 40.500 320,40 12.976.200
Jumlah 72.500 22.402.440

Departemen A 50% 31.000 330,00 10.230.000


Departemen B 30% 21.750 300,00 6.525.000
Departemen C 20% 14.500 270,00 3.915.000
100% 67.250 20.670.000

Juni
"Titan" 155.000 0,20 31.000 294,75 9.137.250
"Adiva" 130.000 0,30 39.000 320,34 12.493.260
Jumlah 70.000 21.630.510

11
Departemen A 50% 35.000 330,00 11.550.000
Departemen B 30% 21.000 300,00 6.300.000
Departemen C 20% 14.000 270,00 3.780.000
100% 70.000 21.630.000

Perseoran Terbatas “ Charisma”


Budget Upah Tenaga Kerja Langsung
Juli 2008 – September 2008

Standar Jumlah Rata-rata


Produksi Jumlah Upah
Keterangan Waktu Waktu Upah
(Satuan) (Rupiah)
(Jumlah) (Jam) (Rupiah)

Juli
"Titan" 156.000 0,20 31.200 294,90 9.200.880
"Adiva" 133.000 0,30 36.000 321,21 11.563.560
Jumlah 67.200 20.764.440

Departemen A 50% 33.600 330,00 11.088.000


Departemen B 30% 20.160 300,00 6.048.000
Departemen C 20% 13.440 270,00 3.628.800
100% 67.200 20.764.800

Agustus
"Titan" 160.000 0,20 30.000 294,60 8.838.000
"Adiva" 135.000 0,30 39.000 320,07 12.482.730
Jumlah 69.000 21.320.730

Departemen A 50% 34.500 330,00 11.385.000


Departemen B 30% 20.700 300,00 6.210.000
Departemen C 20% 13.800 270,00 3.726.000
100% 69.000 21.321.000

September
"Titan" 155.000 0,20 31.000 294,75 9.137.250
"Adiva" 130.000 0,30 39.000 320,34 12.493.260
Jumlah 70.000 21.630.510

Departemen A 50% 35.000 330,00 11.550.000


Departemen B 30% 21.000 300,00 6.300.000

12
Departemen C 20% 14.000 270,00 3.780.000
100% 70.000 21.630.000

Perseoran Terbatas “ Charisma”


Budget Upah Tenaga Kerja Langsung
Oktober 2008 – Desember 2008

Standar Jumlah Rata-rata


Produksi Jumlah Upah
Keterangan Waktu Waktu Upah
(Satuan) (Rupiah)
(Jumlah) (Jam) (Rupiah)

Oktober
"Titan" 160.000 0,20 32.000 294,57 9.426.300
"Adiva" 135.000 0,30 40.500 320,40 12.976.200
Jumlah 72.500 22.402.500

Departemen A 50% 36.250 330,00 11.962.500


Departemen B 30% 21.750 300,00 6.525.000
Departemen C 20% 14.500 270,00 3.915.000
100% 72.500 22.402.500

November
"Titan" 160.000 0,20 32.000 294,57 9.426.300
"Adiva" 135.000 0,30 40.500 320,40 12.976.200
Jumlah 72.500 22.402.500

Departemen A 50% 36.250 330,00 11.962.500


Departemen B 30% 21.750 300,00 6.525.000
Departemen C 20% 14.500 270,00 3.915.000
100% 72.500 22.402.500

September
"Titan" 170.000 0,20 34.000 294,50 10.013.000
"Adiva" 158.000 0,30 38.400 321,84 12.358.656
Jumlah 72.400 22.371.656

Departemen A 50% 36.200 330,00 11.946.000


Departemen B 30% 21.720 300,00 6.516.000
Departemen C 20% 14.480 270,00 3.909.600
100% 72.400 22.371.600

13
5. KEBIJAKAN PEMBERIAN BEBAN KERJA
Sebagaimana telah diutarakan dimuka, salah satu kerugian khusus dari Budget Upah
Tenaga Kerja Langsung adalah sebagai dasar untuk menentukan kebijakan tentang pemberian
beban kerja kepada para karyawan ( man power loading ) agar adil, seimbang dan merata.
Dengan demikian tidak akan terjadi pada suatu waktu sesorang atau sekelompok orang
karyawan memperoleh beban tugas yang berat sedangkan pada waktu yang sama seseorang
atau sekelompok karyawan lain justru memperoleh tugas yang ringan.
Berikut ini adalah contoh penggunaan Budget Upah Tenaga Kerja Langsung sebagai
dasar menentukan kebijakan pemberian beban kerja.
Misalkan Perseroan Terbatas “ Charisma” menentukan ham kerja para karyawan
selama 9 jam kerja sehari, yang didalamnya sudah termasuk jam istirahat selama 1 jam. Itu
berarti dalam 1 hari karyawan bekerja 8 jam secar efektif.
Dimisalkan selama bulan januari 2008 yang akan dating teradapat 25 hari efektif , maka
di bulan Januari nanti seorang karyawan akan bekerja selama 8 x 25 = 200 jam kerja efektif.
Dimaksdukan dengan ini para karyawan bekerja pada hari efektif dan tidak termasuk dalam
hari libur.
Dari Budget Upah Tenaga Kerja Langsung yang telah disusun dapat diketahui bahwa
pada bulan januari direncanakan Departemen A akan bekerja selama 25.500 jam, Departemen
B selama 15.300 jam dan Departemen C 10.200 jam. Jika satu orang karyawan selama bulan
januari bekerja selama 200 jam kerja efektif, maka kebutuhan karyawan dimasing masing
Departemen adalah sebagai berikut :
A. Departemen A = 25.500 : 200 = 128 Orang ( Dibulatkan)
B. Departemen B = 15.300: 200 = 77 Orang ( Dibulatkan)
C. Departemen C = 10.200 : 200 = 51 Orang
Jumlah = 256 Orang

Jadi pimpinan perusahaan akan menetapkan kebijakan pemberian beban kerja pada
karyawan sebagai berikut :

Pada bulan januari 2008 yang akan dating untuk departemen produksi sejumlah 256
orang karyawan, dengan perincian sebagai berikut :

1. Sebanyak 128 orang ditugaskan di Departemen A


2. Sebanyak 77 orang ditugaskan di Departemen B

14
3. Sebanyak 51 orang ditugaskan di Departemen C

Dengan cara yang sama dapat disusun kebijakan pemberian beban kerja dari bulan ke
bulan selama tahun 2008, sebagai berikut :

Perseoran Terbatas “ Charisma”


Skedul Kebutuhan Tenaga Kerja
Januari 2008 – Juni 2008

Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan


Keterangan Waktu Karyawan Keterangan Waktu Karyawan
(Jam) (Orang) (Jam) (Orang)
Januari April
Departemen A 25.500 128 Departemen A 36.450 182
Departemen B 15.300 77 Departemen B 21.870 109
Departemen C 10.200 51 Departemen C 14.580 73
51.000 256 72.900 364
Februari Mei
Departemen A 29.250 146 Departemen A 36.250 181
Departemen B 17.550 88 Departemen B 21.750 109
Departemen C 11.700 59 Departemen C 14.500 73,00
58.500 293 72.500 363
Maret Juni
Departemen A 33.750 169 Departemen A 35.000 175
Departemen B 20.250 109 Departemen B 21.000 105
Departemen C 13.500 68 Departemen C 14.000 70
67.500 346 70.000 350

Perseoran Terbatas “ Charisma”


Skedul Kebutuhan Tenaga Kerja
Januari 2008 – Juni 2008

Jumlah Kebutuhan Jumlah Kebutuhan


Keterangan Waktu Karyawan Keterangan Waktu Karyawan
(Jam) (Orang) (Jam) (Orang)
Juni April
Departemen A 33.600 168 Departemen A 36.250 181
Departemen B 20.160 101 Departemen B 21.750 109
Departemen C 13.440 67 Departemen C 14.500 73

15
67.200 336 72.500 363
Agustus Mei
Departemen A 34.500 173 Departemen A 36.250 181
Departemen B 20.700 104 Departemen B 21.750 109
Departemen C 13.800 69 Departemen C 14.500 73,00
69.000 346 72.500 363
September Juni
Departemen A 35.000 175 Departemen A 36.200 181
Departemen B 21.000 105 Departemen B 21.720 109
Departemen C 14.000 70 Departemen C 14.480 72
70.000 350 72.400 362

Dari tabel (skedul) kebutuhan karyawan tersebut dapat maka dapat disimpulkan
bahwa pada bulan bulan tertentu jumlah produksi dan diperlukannya penambahaan
karyawan baru. Dan begitu juga sebaliknya. Hal semacam ini akan dialami jika suatu
perusahaan menggunakan kebijakan Pola Produksi Bergelombang sesuai dengan
gelombang penjualanannya, atau pola Produksi Bergelombang secara Moderat.

16
17

Anda mungkin juga menyukai