Anda di halaman 1dari 10

MIMBAR, Vol. XXVIII, No.

1 (Juni, 2012): 103-112

Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku


Mencontek Mahasiswa Psikologi

ENDANG PUDJIASTUTI
Fakultas Psikologi Unisba, Jl. Tamasari No.1 Bandung
email: anugrahaji77@yahoo.com

Abstract. Cheating behaviour is very common in class of 2009 from psychology fac-
ulty of University X. Based on initial study, students from class of 2009 are students
who have the highest tendency to cheat. Observation and interview was done to
them and the result was many students had low self-efficacy. The aim of this study
was to determine correlation of self-efficacy with cheating behavior from class of 2009
of University X psychological students. 44 students were pick randomly from popula-
tion (173 students). Self efficacy scale from Bandura was used to collect the data and
cheating behaviour test was made based on Cizek Theorem. Rank Spearman techique
was done to analyze the correlation. Result showed that the correlation between self
efficacacy and cheating behaviour was significance (r=-0.78) which mean the higher
self-efficacy from students would decrease cheating behavior.
Key word: self-efficacy, cheating behavior, psychological students

Abstrak. Latarbelakang dari penelitian ini adalah terdapatnya berbagai perilaku tidak
jujur termasuk perilaku mencontek yang terjadi di Fakultas Psikologi Universitas X.
Data menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2009 merupakan mahasiswa yang
memiliki persentasi terbesar untuk perilaku mencontek dibandingkan dengan angkatan
lain. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, banyak mahasiswa merasa tidak
yakin atas kemampuan dirinya dan menganggap dirinya tidak akan mendapatkan
nilai yang bagus tanpa mencontek walau sudah belajar sebelumnya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan self efficacy dengan
perilaku mencontek mahasiswa Fakultas Psikologi Univesitas X angkatan 2009. Populasi
dari penelitian ini seluruh mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2009 sebanyak
173 orang dengan sampel sebanyak 44 orang. Pengumpulan data menggunakan
alat ukur skala self efficacy dari Bandura dan alat ukur perilaku mencontek disusun
berdasarkan teori Cizek. Analisis dilakukan dengan pengujian rank spearman dan
menunjukkan korelasi negatif yang yang signifikan sebesar -0.78. Hal ini menunjukkan
semakin tinggi self efficacy mahasiswa maka semakin rendah perilaku menconteknya.

Kata Kunci: self efficacy, perilaku mencontek, mahasiswa psikologi

Pendahuluan tidak jujur atau tidak adil yang bertujuan untuk


Saat ini fenomena ketidakjujuran telah mendapatkan keuntungan. Jika dilihat dari
menjadi realitas sosial. Fenomena ketidakjujuran pengertian dan fenomena diatas perilaku korupsi
ini telah berlangsung demikian transparan dan mungkin diawali perilaku mencontek yang sudah
terjadi di berbagai wilayah kehidupan manusia. menjadi kebiasaan dan dekat dengan kehidupan
Salah satu bentuk ketidakjujuran yang sudah sehari-hari.
membudaya di negara kita adalah semakin Menurut survey yang dilakukan Andi dalam
meluasnya perilaku korupsi yang semakin sulit Survey Litbang Media Group (2007) mayoritas anak
untuk diatasi. didik, baik di bangku sekolah maupun perguruan
Berdasarkan Oxford Advanced Learner’s tinggi melakukan kecurangan akademik dalam
Dictionary, Cheating means act dishonestly or un- bentuk mencontek. Hal sama terungkap dalam
fairly in order to win an advantage or profit survei yang dilakukan 19 April 2007 di enam kota
(Anonim, 1990:191). Berdasarkan pengertian besar di Indonesia yaitu: Makassar, Surabaya,
diatas perilaku mencontek adalah perilaku yang Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Medan. Namun,

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 103


ENDANG PUDJIASTUTI. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Psikologi

permasalahan mencontek ini kurang diperhatikan. bahan contekan yang disembunyikan di tempat
Kasus terbaru di Surabaya mengenai seorang ibu tertentu misalnya tempat pinsil. Sementara
yang justru dikucilkan dari lingkungannya mahasiswa mengakui biasanya menggunakan
dikarenakan melaporkan adanya contek masal di diktat kuliah yang sudah disembunyikan, atau
sekolah anaknya, dan pemaksaan pada anaknya bekerjasama dengan teman lainnya.
dari pihak sekolah untuk memberikan contekan Perihal berbeda ditemukan ketika dilakukan
pada teman-temannya (tvOne, 10 Juni 2011). Hal wawancara pada mahasiswa yang mengaku belum
tersebut menunjukkan bahwa perilaku mencontek pernah mencontek, mereka mengatakan karena
yang banyak terjadi di setiap lembaga pendidikan sudah belajar maka merasa yakin mampu
tumbuh dengan subur, tanpa ada upaya mengerjakan s oal-s oal ujian dengan baik.
penyelesaian dari masing-masing lembaga Dikatakannya dengan mencontek belum tentu
pendidikan. mendapatkan hasil yang diharapkan, karena untuk
Perilaku mencontek dapat dikatakan sebagai mengerjakan suatu persoalan dalam ujian tidak
perilaku tidak jujur dan hampir terjadi di setiap cukup dengan m elihat materi yang sudah
lembaga pendidikan termasuk mahasiswa Fakultas diajarkan, tetapi memerlukan analisis pribadi yang
Psikologi Universitas X. Fakta mengenai tingginya hanya dapat diperoleh saat seseorang memahami
perilaku mencontek di Fakultas Psikologi dibuktikan materi pelajaran. Berdasarkan pada hal tersebut,
melalui pernyataan beberapa dosen pengawas menurutnya dengan mencontek memiliki dua
ujian. Sebagian besar dari mereka menyatakan kemungkinan, yaitu mendapatkan nilai yang baik
bahwa hampir disetiap ujian berlangsung mereka atau gagal dalam mata kuliah yang bersangkutan,
menemukan kasus mencontek. Jika hal tersebut sehingga dipilihnya belajar dengan sungguh-
terjadi, biasanya pengawas hanya menegur atau sungguh agar siap dalam menghadapi ujian, serta
mengancam akan ditulis dalam berita acara. menghindari perilaku mencontek.
Berdasarkan angket yang disebar keempat Perihal tersebut di atas menunjukan bahwa
angkatan yang masih aktif kuliah di Fakultas mencontek atau tidak mencontek dalam ujian
tersebut yaitu angkatan 2007, 2008, 2009, 2010 berkaitan dengan keyakinan mahasiswa terhadap
diperoleh hasil mengenai perilaku mencontek. kemampuan yang dimilikinya dalam menghadapi
Berdas arkan hasil surv ey awal diketahui ujian. Keyakinan terhadap kemampuan psikologi
kecenderungan mahasiswa angkatan 2007 untuk yang dimiliki dikenal dengan istilah self efficacy.
melakukan perilaku mencontek sekitar 31%, Seleksi ujian masuk Fakultas Psikologi Uni-
angkatan 2008 sebanyak 37%, untuk angkatan versitas X tersebut terdiri dari beberapa tahap.
2009 sebanyak 57%, dan sekitar 54% untuk Salah satunya melalui pemeriksaan psikologi. Hal
angkatan 2010. Berdasarkan data tersebut ini untuk menunjukkan bahwa calon mahasiswa
diketahui bahwa angkatan 2009 merupakan Psikologi Universitas X dianggap cocok dan memiliki
angkatan yang memiliki kecenderungan mencontek potensi untuk menyelesaikan studi dengan baik.
tertinggi diantara angkatan lain. Berdasarkan hasil pengamatan, Fakultas Psikologi
Menurut wawancara dengan mahasiswa merupakan salah satu fakultas yang rata-rata
Fakultas Psikologi Unisba angkatan 2009 yang mahasiswanya memiliki IPK dibawah 2.75.
terang-terangan mengakui pernah mencontek, Faktanya. IPK 2.75 merupakan batas minimal
ditemukan jawaban beragam mengenai perilaku diterimanya seseorang untuk bekerja atau
tersebut. Sebagian besar mahasiswa angkatan 2009 melanjutkan studi pada program pascasarjana.
mengatakan mencontek dilakukan terutama saat Tingkat kelulusan di Fakultas Psikologi juga
ujian mata kuliah prasyarat, atau mata kuliah termasuk rendah bila dibandingkan dengan
praktikum. Mereka takut mendapatkan hasil tidak kebanyakan Fakultas lain di Universitas X tersebut.
memuaskan yang dapat menghambatnya untuk Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya IPK dan
mengontrak mata kuliah selanjutnya. Mereka juga tingkat kelulusan bukan dikarenakan
takut gagal. Disebutkan dengan mencontek dapat ketidakmampuan atau tidak sesuainya potensi
mencegah turunnya nilai IPK sehingga dapat yang dimiliki oleh mahasiswa.
mengontrak 21 SKS di semester berikutnya. Fenomena menunjukan bahwa terdapat
Sebagian besar dari mahasiswa yang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
bersangkutan mengaku sudah belajar sebelumnya angkatan 2009 yang memiliki kecenderungan self
menghadapi ujian. Bahkan beberapa dari mereka efficacy rendah. Hal ini terlihat saat mahasiswa
belajar bersama sebelum ujian dimulai. Namun dihadapkan pada tuntutan-tuntutan akademik.
mereka tetap mempersiapkan bahan yang dapat Berdasarkan pengamatan, ketika mahasiswa diberi
digunakan sebagai contekan jika sewaktu-waktu tugas kelompok, disaat mengerjakan tugas hanya
diperlukan. Beberapa mahasiswi mengakui, malam beberapa mahasiswa yang terlibat aktif dalam
sebelum ujian biasanya belajar sambil merangkum diskusi, sisanya diam mendengarkan, asyik
materi kuliah dengan cara ditulis di kertas kecil, mengobrol atau bermain handphone. Saat ditanya
kemudian kertas tersebut dipergunakan sebagai mengapa demikian, dikatakanya tidak mengerti

104 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1 (Juni, 2012): 103-112

materi kuliahnya dan merasa tidak akan banyak dapat membuat mereka berhasil lulus ujian atau
membantu jika ikut berdiskusi. Saat ditanya upaya menyelesaikan usahanya untuk mendapatkan hasil
mereka untuk meningkatkan pemahamannya sesuai harapannya mereka. Hal yang penting di
terhadap materi kuliah yang sulit, dijawabnya sini bukanlah jumlah dari kemampuan yang dimiliki
dengan cara bertanya pada teman yang diangaap tetapi k em am puan untuk dapat m eng-
lebih pintar. Feno mena lain menunjuk an integrasikannya. Self efficacy tidak berfokus pada
kecenderungan self efficacy yang rendah dari jumlah kemampuan yang dimilikinya tetapi pada
pernyataan mahasiswa Fakultas Psikologi bahwa keyakinan tentang apa yang mampu dilakukan
kuliah di Fakultas Psikologi itu berat, bisa dengan apa yang dimiliki pada berbagai variasi
mendapatkan dan mempertahankan IPK di atas 3.0 situasi. Terdapat perbedaan antara memiliki
adalah suatu perjuangan yang sulit. Bahkan ada kemampuan dengan m enjadi m am pu
yang mengatakan bahwa memiliki IPK di atas 3.0 mengintegrasikan kemampuan tersebut untuk
adalah suatu hal yang hanya dapat diraih oleh or- sesuatu yang tepat dan melakukannya dalam
ang-orang beruntung. Ada juga yang meyebutkan situasi yang sulit.
bahwa lulus tepat waktu merupakan hal yang Self efficacy menjadi faktor kunci dalam
jarang terjadi sehingga bukan menjadi prioritas. sistem keseluruhan dari kompetensi individu. Maka,
Berdasarkan pada hal-hal tersebut di atas, individu yang berbeda dengan kemampuan
kemungkinan perilaku mencontek yang banyak bervariasi atau individu yang sama berada di
terjadi pada mahasisw a Fakultas Psikologi bawah kondisi bervariasi dapat tampil minimum,
angkatan 2009 berhubungan dengan kurangnya sesuai s tandard, atau bahk an m ak simun,
keyakinan akan kemampuan yang dimiliki atau self tergantung dari fluktuasi dalam self efficacy yang
efficacy dalam mengahadapi berbagai tuntutan dimilikinya. Self efficacy merupakan kontributor
akademik. Perilaku mencontek ketika ujian karena penting untuk mencapai suatu prestasi, apapun
merasa tidak siap dan tidak yakin dapat mencapai kemampuan yang mendasarinya. Self efficacy
nilai yang memuaskan. sangat menentukan usaha seseorang untuk
Mengacu pada hal-hal tersebut di atas, mencoba mengatasi situasi yang sulit. Selain itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian self efficacy akan menentukan jenis perilaku,
mengenai perilaku mencontek pada mahasiswa seberapa keras usaha yang dilakukan untuk
Fakultas Psikologi Universitas X angkatan 2009. mengatasi persoalan atau menyelesaikan tugas
Peneliti juga tertarik untuk mengetahui bagaimana dan berapa lama ia akan berhadapan dengan
hubungan antara perilaku mencontek dengan self- hambatan-hambatan yang tidak diinginkan.
efficacy mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Terdapat beberapa faktor yang
X angkatan 2009. memengaruhi self efficacy ialah (1) Faktor Orientasi
Kendali Diri. Bila seseorang mencapai suatu
Self-Efficacy orientasi pengendalian internal akan mengarahkan
dan mengembangkan cara-cara yang sukses dalam
Albert Bandura dalam buku Self efficacy The
mencapai tujuan, self efficacy menunjuk pada
Exercise of Control (1997:3), mendefinisikan
perasaan dalam diri seseorang bahwa ia yakin akan
konsep self efficacy sebagai keyakinan tentang
kemampuannya untuk m engatasi s uatu
kemampuan yang dimiliki untuk mengatur dan
permasalahan dalam hal ini ketika ia sedang ujian.
melakukan serangkaian tindakan yang diperlukan
Hal ini juga berhubungan dengan pengembangan
dalam mencapai keinginannya. Self efficacy
self efficacy individu, maka dapat dikatakan bahwa
merupakan keyakinan atau kepercayaan individu
orientasi kendali diri yang bersifat internal juga
terhadap kemampuannya dalam melaksanakan
diperlukan untuk mengembangkan self efficacy
Ujian Tengah Semester atau Ujian Akhir Semes-
yang positif; (2) Faktor Situasional Self efficacy
ter dan menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapi,
bergantung pada faktor-faktor kontekstual dan
sehingga mampu mengatasi rintangan dan
situasional. Beberapa situasi membutuhkan
mencapai tujuan yang diharapkannya dengan
keterampilan yang lebih dan membawa resiko
mendapatkan nilai yang memuaskan.
yang lebih tinggi pada situasi lain, sehingga self
Penghayatan yang kuat mengenai self effi-
efficacy bervariasi; (3) Status atau peran individu
cacy mendorong prestasi akan kesejahteraan
dalam lingkungannya mempengaruhi self efficacy.
pribadi dalam banyak cara. Seseorang yang
Seseorang yang memiliki status lebih tinggi dalam
memiliki self efficacy tinggi akan mempersepsi
lingkungannya atau kelom poknya semakin
bahw a mereka m am pu m engintegrasikan
mempunyai derajat kontrol lebih besar pula.
kemampuannya untuk melewati, menyelesaikan
Sehingga memiliki tingkat self efficacy lebih tinggi
UTS atau UAS sehingga mencapai suatu hasil yang
daripada bawahannya; (4) Faktor Insentif Eksternal
baik, sesuai dengan harapannya. Sebaliknya,
atau Reward yang diterima individu dari orang lain
seseorang dengan self efficacy rendah akan
mempengaruhi self efficacy. Semakin besar insentif
mempersepsi bahwa kemampuannya belum tentu
atau reward yang diperoleh seseorang dalam

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 105


ENDANG PUDJIASTUTI. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Psikologi

penyelesaian tugas, maka akan semakin tinggi yang telah dilakukan, berapa lama mereka dengan
derajat self efficacy nya. Salah satu faktor yang gigih bertahan menghadapi kesulitan serta
dapat meningkatkan self efficacy adalah compe- ketabahan dalam mengatasi kegagalan dan
tence contingent incentive, yaitu insentif atau re- hambatan. Seseorang dengan self efficacy tinggi
ward yang diberikan oleh orang lain yang akan berusaha untuk tetap mengarahkan serta
merefleksikan keberhasilan seseorang dalam mempertahankan perilakunya dalam mencapai
menguasai atau melaksanakan tugas tertentu. tujuan dengan menghadapi setiap rintangan dan
Bandura (1997: 122) menyatakan bahwa self hambatan agar berhasil mencapai tujuannya.
efficacy berakibat pada suatu tindakan manusia Ketiga; Proses Afektif; Keyakinan seseorang
melalui proses kognitif, proses motivasional, akan kemampuannya akan mempengaruhi berapa
proses afektif, dan selektif. Berikut adalah proses- banyak stres dan depresi yang akan dialaminya.
proses self efficacy : Pertama, Proses Kognitif. Self Hal itu mempengaruhi tingkatan dari self efficacy
ef ficacy m em engaruhi pola pik ir indiv idu, mereka. Self efficacy seseorang berhubungan
kemudian dapat mengakibatkan meningkat atau dengan pengendalian stressor yang berat, mampu
menurunnya performance seseorang. Efek dan atau tidaknya seseorang mengendalikan stressor
akibat dari kognitif ini dapat muncul dalam berbagai agar dirinya tidak mengalami gangguan-gangguan
variasi. Bagi individu yang memiliki self efficacy emosional. Seseorang yang memiliki self efficacy
tinggi akan mengingatkan dirinya tentang masa tinggi berarti mampu mengendalikan stressor
depan dalam kehidupannya. Mayoritas tindakan sehingga dirinya tidak perlu mengalami goncangan
individu yang mengacu pada tujuan diregulasi emosional yang terlampau berat. Sedangkan
melalui pemikiran yang tertuju pada perwujudan orang dengan self efficacy yang rendah cenderung
tujuan. Semakin tinggi self efficacy individu, sulit untuk mengendalikan stressor sehingga dapat
semakin tinggi pula penetapan tujuan yang ingin mengalam i go ncangan em os io nal dengan
diraih dan semakin kuat pula komitmennya frekuensi dan intensitas yang cukup tinggi.
terhadap tujuan tersebut. Mayoritas tindakan Keem pat; Proses Seleks i. Keyak inan
individu diawali oleh pikiran. Konstruksi kognisi ses eorang tentang personal ef ficacy y ang
merupakan petunjuk untuk bertindak dalam usaha dimilikinya dapat mempengaruhi tipe dari aktivitas
pengembangan keterampilan. Sistem kognisi yang dan lingkungan yang dipilihnya setelah melalui
dimiliki memungkinkan individu untuk mempersepsi proses pertimbangan dan seleksi. Seseorang
rangsang yang ada di dalam diri maupun di luar cenderung untuk lebih memilih aktivitas dan situasi
diri. Semakin tinggi self efficacy yang dipersepsi, di mana mereka yakin bahwa peluangnya untuk
semakin tinggi goal yang menantang ditentukan sukses dan berhasil pada aktivitas serta situasi
untuk dirinya dan semakin kuat komitmen yang tersebut besar. Seseorang dengan self efficacy
dimiliki terhadap goal tersebut. Mereka yang tinggi memiliki rentang dan cakupan lebih luas
memiliki self efficacy tinggi akan membayangkan daripada mereka yang memiliki self efficacy rendah
suasana keberhasilan yang menyertainya dalam dalam berbagai bidang baik karier, pendidikan, dan
setiap usaha pencapaian tujuannya. Sebaliknya pekerjaan. Kemungkinan mereka untuk berhasil
mereka yang memiliki Self efficacy rendah akan juga lebih besar dibandingkan dengan kelompok
membayangkan terjadinya suasana kegagalan yang memiliki self efficacy rendah.
yang menyertainya dalam usaha mencapai tujuan. Secara garis besar, self efficacy terbagi atas
Kedua, Proses Motivasional; Self efficacy dua bentuk yaitu self efficacy yang tinggi dan self
memegang peranan penting dalam motivasi. efficacy yang rendah. Dalam mengerjakan suatu
Kebanyakan motivasi yang ada dalam diri individu tugas, individu yang memiliki self efficacy tinggi
terbentuk secara kognitif. Seseorang mengarahkan akan cenderung memilih terlibat langsung,
perilakunya pada suatu tujuan tertentu karena sementara individu yang memiliki self efficacy
telah memikirkan hal tersebut. Terdapat tiga rendah cenderung menghindari tugas tersebut.
bentuk motivator kognitif, yaitu; causal attribution, Individu yang memiliki self efficacy tinggi
outcome expectancies, dan cognizied goals. menganggap kegagalan sebagai akibat dari
Menurut causal attribution, mahasiswa yang kurangnya usaha yang keras, pengetahuan, dan
memiliki self efficacy tinggi cenderung mengartikan keterampilan. I ndiv idu y ang ragu akan
kegagalan sebagai k urangny a usaha yang kemampuannya (self efficacy rendah) akan
dilakukan. Sedangkan individu dengan self efficacy menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tugas
rendah cenderung mengartikan k egagalan tersebut dipandang sebagai ancaman baginya.
disebabkan oleh kemampuannya kurang. Causal Individu seperti ini memiliki aspirasi yang rendah
attribution ini dapat memengaruhi motivasi, per- serta komitmen yang rendah dalam mencapai
formance yang dicapai, dan reaksi-reaksi afektif tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan.
terutama belief dari self efficacy. Self efficacy dapat Konsep di atas berkaitan dengan kemampuan
menentukan goal yang telah ditentukan oleh seseorang dalam menghadapi tek anan.
individu untuk diri sendiri; berapa banyak usaha Selanjutnya dikatakan bahwa jika seseorang

106 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1 (Juni, 2012): 103-112

dihadapkan pada situasi yang secara potensial menghadapi tes atau ujian. Semakin tinggi
menekan, maka keyakinan self efficacy yang kecemasan pada individu maka semakin banyak
dimilikinya akan mempengaruhi reaksinya terhadap pula tindak kecurangan yang dilakukannya karena
situasi tersebut. Baik reaksi emosional maupun bila terlalu cemas saat ujian, materi yang sudah
usaha untuk mengatasi situasi tersebut, tergantung dipelajari sebelumnya akan hilang saat menghadapi
pada sejauhmana tingkatan self efficacy yang ujian sehingga tidak dapat menjawab ujian,
mereka yakini dapat mengatasi situasi tersebut. akhirnya bertanya pada teman atau membuka
Orang cenderung menghindar dari situasi yang catatannya. Malas untuk belajar, dalam
tidak dapat mereka tanggulangi. menghadapi ujian indiv idu mengharapk an
Self efficacy menurut Kreitner dan Kinicki memperoleh nilai yang baik, tetapi untuk mencapai
(2007: 53) akan mempengaruhi proses motivasi tujuan tersebut individu tidak mengimbangi dengan
seseorang, yaitu setelah orang itu tahu dan yakin belajar yang serius. Berada dalam kondisi yang
akan kemampuannya, mereka merasa mampu terjepit pada umumnya individu akan menyontek.
untuk melaksanakan tugasnya, maka motivasinya Selain itu adanya pengakuan atau persetujuan
juga akan lebih kuat dalam menyelesaikan tugas terhadap tindakan meny ontek. Tingginya
tersebut.. Motivasi yang dimiliki akan menjadi tinggi kecenderungan meny ontek atau perilak u
juga, karena sudah tahu apa kemampuannya dan melanggar aturan ini tidak lepas pula dari
hasil apa y ang diharapkan. Self ef f icacy pengaruh adanya pengakuan atau persetujuan
memberikan sebuah kekuatan bagi motivasi terhadap tindakan menyontek tersebut dan pada
kehidupan individu serta Personal Accomplishment umumnya tindakan menyontek dilakukan dengan
sebagai individu yang tidak lagi memiliki perasaan persetujuan teman sebaya atau teman sekelas.
tidak yakin dan tidak mampu, merasa diri lemah (Kusdiyati, Halimah, Rianawati 2010:132).
dan tak berdaya. Keyakinan self efficacy dapat
mempengaruhi tingkat motivasi seseorang. Kerangka Berpikir
Kesimpulannya, bahwa self efficacy berperan
Self efficacy dapat diartikan sebagai
sebagai determinan atau faktor penentu yang
keyakinan atau kepercayaan individu terhadap
penting dari motivasi dan tindakan manusia.
kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan
dan menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya,
Perilaku Mencontek
sehingga mampu mengatasi rintangan serta
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mencapai tujuan yang diharapkannya. Keyakinan
(1990:854) kata contek berasal dari kata sontek terhadap kemampuan ini dapat dibentuk melalui
yang artinya mengutip sebagaimana aslinya atau banyak faktor, diantaranya melalui sumber
bisa dikatakan sebagai menjiplak hasil karya or- informasi, locus of control, kondisi situasional, dan
ang lain. Menyontek merupakan tindak kecurangan insentif eksternal atau reward. Hal tersebut
dalam tes melalui pemanfaatan informasi yang membuat keyakinan terhadap kemampuan diri
berasal dari luar secara tidak sah. atau self efficacy akan berbeda pada tiap individu,
Bany ak f ak to r yang m em pengaruhi tergantung pada faktor apa yang paling dominan
seseorang untuk melakukan perilaku mencontek, dalam membentuk self efficacy dirinya tersebut.
baik internal atau faktor yang berasal dari dalam Perbedaan tingkat self efficacy yang terlihat
diri maupun eksternal atau faktor yang berasal dari pada mahasiswa Psikologi Universitas X sebagai
lingkungan. Berdasarkan buku Psychology of Aca- berikut. Terdapat mahasiswa yang merasa mampu
demic Cheating faktor personal yang dapat dalam mengatas i setiap tuntutan-tuntutan
mempengaruhi perilaku curang digolongkan dalam akademik, namun banyak juga yang merasa
empat kategori yaitu: (1) Demografi (usia, jenis kurang mampu dalam mengatasi berbagai macam
kelamin, perbedaan kebudayaan); (2) Kepribadian rintangan dalam mencapai tujuan akademik.
(dorongan m encari sens as i, s elf co ntrol, Kondisi situasional Fakultas yang dipersepsikan
perkembangan moral dan sikap, locus of control); berat seperti materi yang sulit, padatnya jadwal
(3 ) Mo tivasi (tujuan dan alasan dalam praktikum serta sulitnya meningkatkan nilai
pembelajaran); dan (4) Akademik meliputi diperk irak an mempengaruhi s elf ef f icacy
kemampuan, subjek area, institusi dan organisasi mahasiswa yang bersangkutan. Hal tersebut
(Anderman dan Murdock, 2007: 10). diperparah dengan banyaknya informasi dari
Keem pat katego ri tersebut dapat angkatan-angkatan sebelumnya yang beredar di
berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku Fakultas mengenai kesulitan menghadapi tuntutan
mencontek yang dilakukan oleh pelajar. Selain akademik di Fakultas Psikologi. Kondisi tersebut di
faktor personal, ada yang dinamakan faktor atas yang diperkirakan dapat membuat keyakinan
situas io nal yang m em pengaruhi perilaku mahasiswa dalam mengatasi berbagai tuntutan
mencontek pada pelajar. Ketegangan atau akademik menjadi rendah.
kecemasan yang dialami individu pada saat Mahasiswa yang memiliki self efficacy tinggi

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 107


ENDANG PUDJIASTUTI. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Psikologi

akan merasa yakin pada kompetensi dirinya, yang dalam menyelesaikan soal-soal ujian, meskipun
terlihat dari kemampuannnya untuk berpikir, cara-cara tersebut tidak dibenarkan. Gejala tersebut
memahami, belajar, memilih, membuat keputusan di atas tampak pada mahasiswa Fakultas Psikologi
serta dapat menerima k elebihan m aupun angkatan 2009 yang mengakui secara terang-
kekurangannya. Mahasiswa yang memiliki self ef- terangan sering melakukan perilaku mencontek.
ficacy tinggi akan mendorong individu untuk Mereka cenderung cepat menyerah saat dihadapkan
mengatasi berbagai tantangan hidup, sehingga pada kesulitan atau kegagalan, tidak fokus pada
mereka tidak akan mudah tergoyahkan dalam tujuan yang ingin diraihnya dan tidak meyakini
menyelesaikan tujuan. Mahasiswa yang memiliki kemampuan dirinya. Berbeda dengan mahasiswa
self efficacy tinggi berarti mampu menghadapi yang mengaku tidak pernah mencontek, mereka
kesulitan, serta akan memiliki kekuatan untuk cenderung melakukan usaha dengan maksimal
mengekpresikan diri karena tidak perlu takut akan dalam mempersiapkan ujian, mereka lebih
pemikirannya. Dengan demikian, seseorang yang mempercayai kompetensinya dibandingkan
memiliki self efficacy tinggi tidak akan melakukan menggantungkan nasibnya pada bahan contekan
jalan pintas untuk mendapatkan apa yang menjadi yang belum tentu hasilnya memuaskan. Keyakinan
tujuanny a. Hal tersebut ters ebut juga terhadap k em am puanny a juga m em buat
mempengaruhi mahasiswa yang bersangkutan mahasiswa merasa lebih siap dalam menghadapi
dalam mempersepsikan ujian. Mahasiswa yang ujian, tidak seperti mahasiswa yang tidak meyakini
memiliki self efficacy tinggi merasa yakin akan kemampuannya, mereka merasa tanpa mencontek
kompetensi yang dimilikinya, sehingga saat ujian hasil ujian tidak akan memuaskan. Berdasarkan
berlangs ung, m erek a ak an m engandalkan hal-hal yang telah diuraikan, maka dapat terlihat
kompetensinya tersebut untuk mengerjakan soal- tinggi rendahnya self efficacy kemungkinan
soal ujian. Selain itu mereka yang memiliki self mendasari kecenderungan berperilaku mencontek
efficacy tinggi akan mempersiapkan diri sebaik- pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
baiknya sebelum menghadapi ujian, hal tersebut angkatan 2009.
dikarenakan mereka selalu terdorong untuk Hipotesis yang diajukan dalam artikel ini
mengatasi tantangan salah satunya adalah ujian. adalah “Terdapat hubungan negatif antara self ef-
Dengan adanya persiapan yang matang dan ficacy dengan perilaku mencontek pada mahasiswa
meyakini kemampuan yang dimilikinya, maka Fakultas Psikologi Angkatan 2009 di Universitas
mahasiswa tersebut akan merasa tidak perlu X. Hal tersebut berarti semakin rendah self effi-
mencontek untuk memperoleh nilai y ang cacy mahasiswa maka semakin tinggi perilaku
diinginkan. mencontek mahasiswa tersebut.“
Hal tersebut berbeda dengan mahasiswa
yang memiliki self efficacy rendah. Mereka Hasil dan Pembahasan
merasakan ketakutan (fear) dalam dirinya. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
utama dari rasa takut (fear) adalah melarikan diri
sejauhmana derajat hubungan antara Self Efficacy
dari masalah kehidupan. Rasa takut ini akan
dengan Perilaku Mencontek pada Mahasiswa
membangk itkan kecemasan pada dirinya.
Fakultas Psikologi Universitas X angkatan 2009.
Mahasiswa yang diliputi oleh rasa takut ini tidak
Besarnya hubungan tersebut dinyatakan dalam
yakin dan tidak percaya diri mengenai pemikirannya
bentuk koefisien korelasi (Arikunto.S, 2009:326).
sehingga ia akan mencari tugas yang biasa dan
Perhitungan statistik yang digunakan dalam
tidak menuntut. Ia pun menjadi cepat menyerah,
pengolahan data adalah Uji Korelasi Rank
kurang terinspirasi dan tergantung pada orang lain.
Spearman (rs), yang akan digunakan untuk
Ia memiliki pemikiran dangkal, menghindar karena
mengukur beberapa hubungan antara lain: (1) Self
ketidakyakinannya mengenai pemikiran dan
Efficacy dengan Perilaku Mencontek dengan hasil
perasaanya atau merasa cem as s ehingga
korelasi yang signifikan sebesar -0.78; (2) Self Ef-
menampilkan res po n m enghindar. Dengan
ficacy aspek pemilihan tindakan (choice of activi-
demikian, maka mahasiswa yang memiliki self ef-
ties) dengan Perilaku Mencontek dengan hasil
ficacy rendah akan cepat menyerah, cemas dan
korelasi yang signifikan sebesar -0.77; (3) Self
cenderung menghindari sesuatu yang dianggap
Efficacy aspek besaran usaha (level of effort)
mengancam, termasuk saat menghadapi ujian.
dengan Perilaku Mencontek dengan hasil korelasi
Mereka yang memiliki self efficacy rendah akan
yang signifikan sebesar -0.79; dan (4) Self Effi-
merasa kesulitan dalam menghadapi ujian, dan
cacy aspek mencapai tujuan (persistence) dengan
merasa tidak percaya pada kemampuannya untuk
Perilaku Mencontek dengan hasil korelasi yang
menyelesaikan soal-soal ujian, sehingga mereka
signifikan sebesar -0.71.
merasa tidak bisa menggunakan usaha sendiri
Pembahasan mengacu pada hasil analisis
untuk mengatasi kesulitannya. Hal tersebut yang
statistik dan konsep yang digunakan dalam
membuatnya membawa alat-alat tertentu atau
penelitian ini. Sebagaimana telah dikemukakan,
memanfaatkan orang lain untuk membantunya

108 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1 (Juni, 2012): 103-112

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecil atau bahkan memperbanyak bahan materi
bagaimana hubungan antara self efficacy dengan dengan cara dibuat lebih kecil (ukuran saku), ada
perilaku mencontek pada mahasiswa Fakultas juga yang menggunakan peralatan elektronik yang
Ps ik ologi Univ ersitas X angk atan 2 00 9. dimilikinya untuk menyembunyikan materi kuliah
Berdasarkan pengolahan data melalui analisis (misalnya handphone) atau bekerjasama dengan
statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan teman di sebelah, saat pengawas ujian lengah.
negatif antara self efficacy dengan perilaku Tingginya perilaku mencontek yang ditunjukkan
mencontek. Data menunjuk an bahwa ada oleh m ahas is wa tersebut, sebagian bes ar
hubungan negatif yang tinggi antara variabel self disebabkan keinginan untuk mendapatkan nilai
efficacy dengan variabel perilaku mencontek. yang baik. Dalam dunia pendidikan, mendapatkan
(Arikunto, S 2009: 275). nilai yang tinggi merupakan suatu tujuan yang ingin
Hal tersebut menunjukan bahwa semakin dicapai oleh setiap peserta didik termasuk
tinggi tingkat self efficacy mahasiswa maka akan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
semakin rendah perilaku mencontek mahasiswa angkatan 2009.
tersebut, demikian juga sebaliknya, semakin rendah Bandura (1997: 43), mengatakan bahwa
tingkat self efficacy yang dimiliki mahasiswa, maka self efficacy memberikan peranan pada bagaimana
akan semakin tinggi perilaku mencontek yang cara seseorang merasakan, berfikir, memotivasi
dilakukan mahasiswa tersebut. dirinya dan bertingkah laku baik secara langsung
Selain berdasarkan hasil uji korelasi Rank maupun mem pengaruhi tujuan yang ingin
Spearman (rs), keeratan hubungan antara self dicapainya. Dengan demikian self efficacy dapat
ef ficacy dengan perilaku m encontek pada memberikan peranan pada keyakinan mahasiswa
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X dalam meraih tujuan untuk mendapatkan nilai yang
angkatan 2009 ini juga didukung oleh hasil tinggi tersebut. Bagi mahasiswa yang memiliki
perhitungan tabulasi silang uji median yang keyakinan diri atau self efficacy tinggi, ia akan
menunjukan bahwa sebagian besar mahasiswa merasa yakin akan kompetensi dirinya, dengan
Fakultas Psikologi Universitas X angkatan 2009 yang demikian seseorang yang memiliki self efficacy
memiliki tingkat self efficacy yang rendah tinggi tidak melak ukan jalan pintas untuk
cenderung melakukan perilaku mencontek yang mendapatkan apa yang menjadi tujuannya,
tinggi. Hal tersebut ditunjukan melalui persentase termasuk tujuannya untuk mendapatkan nilai yang
terbesar diantara keseluruhan yaitu sebesar 40.9% tinggi. Jika melihat hasil yang menunjukan
atau sebanyak 18 orang dari 44 responden. tingginya perilaku mencontek yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil perhitungan tabulasi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
silang juga diperoleh data mengenai mahasiswa angkatan 2009, maka hal tersebut berkaitan
yang memiliki tingkat self efficacy tinggi dengan dengan rendahnya tingkat self efficacy yang dimiliki
perilaku mencontek yang rendah, hal tersebut oleh mahasiswa yang bersangkutan. Rendahnya
ditunjukan dengan persentase sebesar 31% atau self efficacy mahasiswa terbukti pada penelitian
sebanyak 14 orang dari 44 orang mahasiswa. ini, hasil menunjukan bahwa sekitar 52.3 % dari
Kemudian ada 7 orang yang memiliki tingkat self keseluruhan sampel memiliki self efficacy rendah.
efficacy tinggi disertai dengan perilaku mencontek Hal tersebut juga sesuai dengan fenomena
yang tinggi juga yaitu sekitar 15.9 %. Sisanya yaitu kurangnya keyakinan mahasiswa saat menghadapi
5 orang atau sekitar 11.4% dari 44 mahasiswa tuntutan-tuntutan akademik.
memiliki tingkat self efficacy yang rendah dengan Berdas ark an data didapatkan bahwa
perilaku mencontek yang rendah juga. rendahnya keyakinan diri mahasiswa dikarenakan
Jika melihat hasil penelitian mengenai sebagian besar mahasiswa memiliki besaran usaha
perilaku mencontek, tampak bahwa sebagian yang rendah atau sebanyak 55% dari total
besar mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X responden, artinya bahwa mahasiswa Fakultas
angkatan 2009 memiliki tingkat perilaku mencontek Ps ik ologi Univ ersitas X kurang m am pu
yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji mengembalikan keyakinan saat mengalami
median pada variabel perilaku mencontek yang kegagalan, kurang memiliki keyakinan untuk
menunjukan bahwa sebanyak 25 orang atau 56.8% mampu mempertinggi usaha saat menghadapi
dari total keseluruhan responden memiliki tingkat kesulitan atau kegagalan, dan kurang berusaha
perilaku mencontek yang tinggi, kemudian sisanya untuk mencegah kegagalan dengan meningkatkan
sebanyak 14 orang atau 43.2 % dari total pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan salah
keseluruhan responden memiliki tingkat perilaku satu ciri orang yang memiliki self efficacy yang
mencontek yang rendah. rendah menurut Bandura (1997:39), yaitu apabila
Hal ini sesuai dengan fenomena yang terjadi mengalami kesulitan, mereka mencari sejumlah
di lapangan yaitu berdasarkan pernyataan para tujuan, mengurangi usaha mereka, mudah
pengawas dan fenomena yang terobservasi seperti menyerah dan seringkali menganggap kegagalan
banyak mahasiswa yang membuat catatan-catatan mereka sebagai akibat dari ketidakmampuan

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 109


ENDANG PUDJIASTUTI. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Psikologi

mereka. mahasiswa. Hal ini juga sesuai dengan perhitungan


Rendahnya tingkat self efficacy mahasiswa statistik mengenai kekuatan korelasi antara self
aspek besaran usaha (level of effort) juga efficacy dengan perilaku mencontek diperoleh
didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman bahwa self efficacy memberikan peranan sebesar
(rs) antara self efficacy aspek besaran usaha (level 60.8% bagi perilaku mencontek yang dilakukan
of effort) dengan perilaku mencontek yang oleh mahasiswa, sisanya berhubungan dengan
menunjukkan angka korelasi paling tinggi bila faktor-faktor lain di luar self efficacy. Faktor-faktor
dibandingkan dengan 2 aspek lainnya yaitu sebesar lain yang berhubungan dengan perilaku mencontek
rs = - 0.79, data tersebut menunjukan bahwa self diluar variabel self efficacy dapat dijelaskan
efficacy aspek besaran usaha (level of effort) sebagai berikut, Murdock, Anderman, dkk,
memberikan peranan terbesar pada perilaku (2007:53) dalam buku Psychology of Academic
mencontek yang dilakukan mahasiswa Fakultas Cheating mengatakan banyak faktor mempengaruhi
Psikologi Universitas X angkatan 2009 bila seseorang untuk melakukan perilaku mencontek,
dibandingkan dengan kedua aspek yang lain atau baik faktor internal (faktor yang berasal dari dalam
berhubungan sebesar 62% dengan perilaku diri), eks ternal (faktor y ang berasal dari
mencontek. lingkungan) dan juga faktor situasional.
Hal-hal tersebut diatas didukung fenomena Meskipun ada faktor lain diluar variabel self
yang terjadi di lapangan yaitu, mahasiswa efficacy yang berhubungan dengan perilaku
mengatakan bahwa melakukan perilaku mencontek mencontek, tetapi self efficacy tetap merupakan
karena merasa pernah gagal saat tidak mencontek faktor berarti dalam m engurangi perilaku
dan berusaha menghindari kegagalan yang sama ketidakjujuran mahasiswa saat ujian. Hal tersebut
dengan melakukan perilaku mencontek saat ujian. terbukti dengan hasil uji hipotesis yang menunjukan
Hal tersebut mengindikasikan bahwa mahasiswa hipotesis penelitian yang diajukan tetap teruji yaitu
kurang mampu mengembalikan keyakinan saat ada hubungan yang negatif antara self efficacy
mengalami kegagalan. Ada mahasiswa yang dengan perilaku mencontek pada mahasiswa
mengatak an bahwa m eras a tidak mampu Fakultas Psikologi Universitas X angkatan 2009.
mendapatkan hasil yang baik jika tidak dibantu
dengan perilaku tidak jujur tersebut, kemudian ada Simpulan dan Saran
juga yang mengatakan sering lupa sehingga jika
hanya mengandalkan ingatannya takut salah dalam Berdas arkan hasil pengolahan data,
menjawab soal. Hal tersebut mengindikasikan pembahasan serta pengujian hipotesis yang
kekurangyakinkan dapat mempertinggi usaha saat dilakukan dari penelitian ini dapat disimpulkan.
mengalami kesulitan, dan kurang berusaha untuk Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
mencegah kegagalan dengan meningkatkan self efficacy dengan perilaku mencontek pada
pengetahuan. Semua hal tersebut menunjukan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
besaran usaha mahasiswa Fakultas Psikologi Uni- angkatan 2009. Hal ini menunjukkan bahwa
versitas X angkatan 2009 rendah. mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X
Aspek pemilihan tindakan (choice of activi- angkatan 2009 yang memiliki tingkat self efficacy
ties) berkorelasi sebesar rs = -0.77. Hal tersebut rendah cenderung melakukan perilaku mencontek
menunjukkan self efficacy aspek pemilihan tindakan yang tinggi. Begitu juga sebaliknya mahasiswa
(choice of activities) memberikan peranan sebesar Fakultas Psikologi Universitas X angkatan 2009 yang
59% pada perilaku mencontek yang dilakukan memiliki tingkat self efficacy tinggi cenderung
mahasiswa. Sementara self efficacy aspek melakukan perilaku mencontek yang rendah.
mencapai tujuan (persistence) berkorelasi sebesar Aspek besaran usaha (level of effort)
rs = -0.71 atau memberikan peranan sebesar 50% merupakan aspek dalam self efficacy terbesar yang
pada perilak u mencontek yang dilak uk an berperanan pada perilaku mencontek yang
mahasiswa yang bersangkutan. dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Uni-
Berdasarkan data tampak bahwa tidak versitas X angkatan 2009 diikuti oleh aspek
semua mahasiswa yang memiliki tingkat self effi- pemilihan tindakan (choice of activities) dan aspek
cacy yang rendah disertai dengan perilaku mencapai tujuan (persistence).
mencontek yang tinggi, masih ada mahasiswa Variabel self efficacy merupakan faktor
yang memiliki tingkat self efficacy rendah yang terbesar yang berhubungan dengan perilaku
memiliki tingkat perilaku mencontek yang juga mencontek, sisanya berhubungan dengan faktor-
rendah, selain itu ada juga mahasiswa yang faktor lain.
memiliki tingkat perilaku mencontek yang tinggi Untuk meningkatkan variabel self efficacy
tetapi memiliki tingkat self efficacy yang tinggi mahasisw a harus mampu mengem balikan
juga. Hal tersebut berarti bahwa variabel self effi- keyakinan saat mengalami kegagalan, mampu
cacy bukan satu-satunya faktor yang berhubungan mempertinggi usaha saat menghadapi kesulitan
dengan perilaku mencontek yang dilakukan oleh atau kegagalan, sehingga perilaku mencontek

110 ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499


MIMBAR, Vol. XXVIII, No. 1 (Juni, 2012): 103-112

dapat diminimalkan. Hal itu dapat dilakukan Bandura, Albert. (1997). Self Efficacy the Exercise
dengan m elibatkan pihak Fakultas untuk of Control, W. H. Freeman And Company.
menyampaikan sanksi yang berat dalam tata tertib
Kreitner dan Kinicki (2007). Organizational Behav-
pelaksanaan ujian.
ior 7th Edition, Mc-Graw Hill
Daftar Pustaka Kusdiyati, Sulisworo, Lilim Halimah & Rizki
Rianawati. (2010 ). Hubungan Persepsi
Anonim. (1990). Oxford Advanced Learner’s Dic- mengenai Peran Kelompok Teman Sebaya
tionary, Oxford dengan “Misdemeanors” di SMKN 8 Bandung.
MIMBAR, Vol. XXVI, No. 2 (Desember 2010):
Anonim. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia, 123-134 ‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/
Balai Pustaka. Kep/ 2010.
Alhadza, A. (2004). Masalah Menyontek (Cheat- Heru Mugianto (2012), Tak Mencontek, Jujur dari
ing) di Dunia Pendidikan. (http:// Diri Sendiri, (http://nasional.kompas.com/
www.depdiknas.go.id) diunduh pada 17 Juni read/2012/01/09/09131858/
2011. Tak.Mencontek.Jujur.dari.Diri.Sendiri) diunduh
Anderman, Erick. Murdock, Tamera. (2007). Psy- 20 Desember 2012.
chology of Academic Cheating (e-book), Aca- Suparno (2011), Nyontek, Konsep Diri yang
demic Press Lemah, (http://cetak.joglosemar.co/berita/
Arik unto , Suhars im i. (20 09 ). Manajemen nyontek-konsep-diri-yang-lemah-35342.html)
Penelitian, Rineka Cipta. diunduh 20 Desember 2012

‘Terakreditasi’ SK Dikti No. 64a/DIKTI/Kep/2010 111


ENDANG PUDJIASTUTI. Hubungan “Self Efficacy” dengan Perilaku Mencontek Mahasiswa Psikologi

Formulir Berlangganan MIMBAR


Saya ingin berlangganan untuk (lingkari yang diperlukan):

Edisi sekarang dan sebelumnya Jumlah eksemplar


 Volume XXIII Nomor 1 - 2007 ……… eksemplar.
 Volume XXIII Nomor 2 - 2007 ……… eksemplar.
 Volume XXIV Nomor 1 - 2008 ……… eksemplar.
 Volume XXIV Nomor 2 - 2008 ……… eksemplar.
 Volume XXV Nomor 1 - 2009 ……… eksemplar.
 Volume XXV Nomor 2 - 2009 ……… eksemplar.
 Volume XXVI Nomor 1 - 2010 ……… eksemplar.
 Volume XXVI Nomor 2 - 2010 ……… eksemplar.
 Volume XXVII Nomor 1 - 2011 ……… eksemplar.
 Volume XXVII Nomor 2 - 2011 ……… eksemplar.

Edisi selanjutnya Jumlah eksemplar


 Selama satu tahun ……… eksemplar
 Selama dua tahun ……… eksemplar
 Selama tiga tahun ……… eksemplar

Pembayaran dilakukan melalui: (lingkari salah satu)


 Transfer (Fotokopi bukti transfer dilampirkan bersama Formulir ini)
Rekening : Bank BJB No. 0022147374100
Atas nama : Yuliani
 Wesel Pos
Tanggal pengiriman uang ..………………………………………….

Data Pelanggan

Nama : ………………………………………………………………..........
Alamat : ……………………………………………………………………..
……………………………………………………………………..
Telp/HP /faks : ……………………………………………………………………..
E-mail : ……………………………………………………………………..

Keterangan:
 Harga langganan per eksemplar Rp 80.000,00 (sudah termasuk ongkos kirim).
· Jurnal MIMBAR terbit dua kali dalam setahun.
· Bila telah diisi lengkap, mohon Formulir ini dimasukkan amplop beserta bukti pembayaran dan dikirimkan ke
alamat Jurnal Sosial dan Pembangunan MIMBAR. Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116, Telp. (022) 4203368, Pes.
153, 154, 155 Faks. (022) 4263895. e-mail: mimbar.unisba@yahoo.com.
· Permohonan langganan dapat juga dilakukan via pos, e-mail, atau telepon.

Tanda Tangan Pelanggan

112 _______________________________
ISSN 0215-8175 | EISSN 2303-2499

Anda mungkin juga menyukai