Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS MATERI DAN PENYAJIAN BUKU AJAR

MATEMATIKA SMP KELAS VII DI KABUPATEN


SUKOHARJO

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

HENI NUR PRATIWI


A 410 120 158

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
ii
iii
ANALISIS MATERI DAN PENYAJIAN BUKU AJAR MATEMATIKA SMP
KELAS VII DI KABUPATEN SUKOHARJO

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas buku ajar matematika
kelas VII SMP yang digunakan di Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari aspek materi
dan penyajiannya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Karena SMP di
Kabupaten Sukoharjo banyak yang tidak menggunakan buku paket maka buku yang
akan dianalisis adalah buku LKS (Lembar Kerja Siswa). Dari observasi beberapa
SMP di Kabupaten Sukoharjo, peneliti mengambil buku yang merupakan buku ajar
matematika yang terbanyak digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu buku
LKS karangan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika SMP
terbitan Perusahaan Daerah Percada (PD. Percada). Hasil analisis pada penilaian
tahap I untuk buku yang dianalisis memperoleh jawaban positif 5 dari 9 butir
penilaian. Hasil analisis pada penilaian tahap II buku LKS karangan MGMP
Matematika SMP terbitan Perusahaan PD. Percada untuk komponen kelayakan isi
memperoleh rata-rata sebesar 72,69% dan untuk komponen penyajian sebesar
62,39%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa buku LKS
karangan MGMP Matematika SMP terbitan PD. Percada memiliki kriteria sesuai
untuk komponen kelayakan isi serta cukup sesuai untuk komponen penyajian
berdasarkan standar BSNP. Disarankan kepada guru yang menggunakan LKS
karangan MGMP Matematika SMP terbitan PD. Percada memperhatikan beberapa
hal yang masih belum sesuai dengan kriteria buku yang baik seperti yang telah
peneliti paparkan. Namun secara umum, buku ini sudah mencapai kriteria yang
sesuai berdasarkan standar BSNP.

Kata kunci: buku ajar, analisis materi dan penyajian, instrumen BSNP

Abstract

The purpose of this study was to determine the quality of math textbook class
VII used in Sukoharjo district in terms of aspects of matter and presentation. This
research is a qualitative descriptive. Because the school in Sukoharjo many who do
not use textbooks, the books that will be analyzed is the book LKS (Student
Worksheet). From the observation of some junior high school in Sukoharjo,
researchers took a book which is a textbook of mathematics most used in teaching
and learning are books bouquet MGMPs LKS (Council Subject Teacher) Junior
Mathematical issue Percada Regional Company (PD. Percada). The results of the
analysis on the assessment of the first phase of the books analyzed obtain a positive
answer 5 of 9 points of assessment. The analysis of the phase II assessment LKS book
bouquet MGMPs Junior Mathematical PD Company publications. Percada to obtain
components of the feasibility of the contents of an average of 72.69% and for the
presentation component of 62.39%. Based on these studies it can be concluded that
the book bouquet MGMPs LKS Junior Mathematical publications PD. Percada have

1
the appropriate criteria for eligibility component content and suitable for
presentation based on standard components BSNP. Recommended to teachers who
use SMP Math worksheets essay published MGMPs PD. Percada notice a few things
that are still not in accordance with the criteria of a good book as it has researchers
have documented. But in general, this book has reached the appropriate criteria
based on standard BSNP.

Keywords: textbook, analysis and presentation materials, instruments BSNP

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan, buku merupakan bagian dari kelangsungan


pendidikan. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Guru dapat
mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien, siswa pun dapat
mengikuti kegiatan belajar dengan maksimal dengan sarana buku. Direktorat
Pendidikan Menengah Umum (dalam Masnur Muslich, 2010: 50) menyebutkan
bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara
sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh
pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Buku
mempunyai peranan yang sangat penting, salah satunya yaitu dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Hal ini konsisten dengan studi yang dilaksanakan oleh World Bank
pada tahun 1995 di Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat kepemilikan peserta
didik akan buku dan fasilitas sekolah lainnya berkorelasi dengan prestasi belajarnya.
Banyak buku ajar yang beredar di masyarakat kita yang digunakan dalam
proses pembelajaran baik buku paket maupun buku Lembar Kerja Siswa (LKS).
Menurut Banowati (2007) berpendapat bahwa pemilihan dan pemanfaatan buku
sebagai media sumber pembelajaran yang tepat merupakan faktor pendukung
keberhasilan dalam pembelajaran Hampir setiap guru di berbagai sekolah lebih
banyak menggunakan LKS sebagai sarana atau acuan untuk memandu pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dibandingkan buku paket. LKS memang sangat penting,
sejak dari awal pengembangan instruksional pembelajaran atau sejak mulai
diberlakukannya kurikulum pendidikan sampai dengan kurikulum yang terbaru,
keberadaan LKS dalam proses pembelajaran tetap diperlukan terutama karena tujuan

2
pembelajaran sebenarnya adalah membangun kerangka keilmuan dari diri siswa itu
sendiri. Namun biasanya LKS akan berisikan beragam soal sehingga bagi siswa yang
selalu menggunakan LKS akan merasa bosan dan cara penyajian LKS yang
terkadang kurang bervariasi bahkan tulisan, rumus, dan kata yang digunakan dalam
penulisan juga banyak yang salah sehingga siswa sulit untuk memahaminya.
Dari permasalahan di atas, tentunya diperlukan analisis yang lebih lanjut
tentang kualitas LKS khususnya LKS Matematika sehingga tujuan pembelajaran
matematika dapat tercapai, sesuai yang tertuang dalam Permendiknas. Dari observasi
yang telah dilakukan oleh peneliti di beberapa SMP di kabupaten Sukoharjo, LKS
yang paling banyak digunakan adalah buku LKS karangan MGMP (Musyawarah
Guru Mata Pelajaran) Matematika SMP terbitan Perusahaan Daerah Percada (PD.
Percada). Aspek yang diteliti adalah aspek materi dan aspek penyajian. Dan untuk
penilaian, peneliti menggunakan standar penilaian dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nurmutia,
Mariani, Susilo (2013) tentang analisis materi, penyajian dan bahasa buku
matematika SMA menunjukkan bahwa buku Matematika Jilid 1 untuk SMA Kelas X
karangan Sartono Wirodikromo terbitan Erlangga sudah memenuhi standar aspek
materi, penyajian, dan bahasa buku teks matematika menurut BSNP serta memuat
materi pokok yang memenuhi ketiga standar aspek tersebut. Kemudian menurut hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sari, Sugiyanto, Tjahjono (2012) tentang
penilaian kualitas buku teks Geografi menunjukkan bahwa pada buku terbitan
Erlangga karya Wardiyatmoko, buku terbitan Phibeta karya Cut Meurah, Wangsa
Jaya, dan Yuli Katarina, buku terbitan Platinum (brand product Tiga Serangkai)
karya Danang Endarto dan Sugiyanto, buku terbitan Yudhistira karya Yusman
Hestiyanto, buku terbitan Setia Purna Inves karya Bambang Utoyo telah lolos
penilaian tahap I dan tahap II berdasarkan standar BSNP.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dimana


peneliti berusaha memberikan gambaran atau uraian yang bersifat deskriptif berupa

3
kata-kata tertulis atau lisan. Pada penelitian ini , peneliti berusaha mendapatkan
informasi mengenai buku ajar yang digunakan siswa dalam pembelajaran, yaitu
tentang kualitas buku ajar matematika ditinjau dari aspek materi dan penyajiannya
apakah sesuai dengan BSNP atau tidak. Informasi diperoleh dari proses observasi
dan wawancara terhadap narasumber yaitu guru dan siswa.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu instrumen dari BSNP. Teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi : 1) Observasi untuk menentukan sampel
yang akan dianalisis, terlebih dahulu dilakukan pendataan mengenai buku teks
pelajaran matematika yang paling banyak digunakan oleh guru kelas VII SMP di
Kabupaten Sukoharjo, 2) Pengumpulan data tentang analisis buku ajar berdasarkan
standar BSNP dilakukan dengan lembar penilaian buku ajar. Lembar penilaian
disiapkan untuk diisi oleh peneliti. Lembar penilaian dibuat dengan memperhatikan
aspek kelayakan isi/materi dan penyajian buku dengan mengacu pada instrumen
penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian meliputi 2 tahap yaitu penilaian tahap I yang
memfokuskan pada kesesuaian SK dan KD, kelayakan penyajian secara cepat
(skimming) dan penilaian tahap II yang memfokuskan pada komponen kelayakan isi
dan penyajian
Dalam penelitian ini untuk teknik analisis data digunakan dua tahap
penilaian. Untuk penilaian tahap II data yang diperoleh berupa skor penilaian yang
nantinya akan dianalisis secara deskriptif persentase, sedangkan untuk menentukan
status isi buku dilakukan secara kualitatif. Sehingga analisis data yang digunakan
adalah teknik deskriptif kualitatif. Tahapannya adalah :
1. Konversi Kuantitas Data. Kuantitas data dikonversi dalam bentuk numerik
dengan perincian sebagai berikut:
a. Skor 4 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai
80% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi
butir.
b. Skor 3 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai
60-79% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam
deskripsi butir.

4
c. Skor 2 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar mencapai
50-59% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam
deskripsi butir.
d. Skor 1 diberikan apabila butir yang dimaksudkan pada buku ajar kurang dari
50% dari pemenuhan maksud butir sebagaimana dijelaskan dalam deskripsi
butir.
2. Penghitungan rerata skor pada masing-masing subkomponen.
3. Melakukan analisis deskriptif persentase dengan rumus.
Analisis penilaian tahap II menggunakan rumus sebagai berikut:
%= x 100

Dimana n : nilai/skor yang diperoleh


N : jumlah seluruh nilai/skor maksimum
4. Data dari skor persentase yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan kriteria
kesesuaian hasil penilaian buku ajar terhadap instrumen BSNP, dan setelah itu
ditafsirkan dengan kalimat kualitatif. Berikut tabel kriteria kesesuaian
Tabel 1. Kriteria kesesuaian hasil penilaian buku ajar terhadap instrumen BSNP.
Interval Kriteria
75% < x ≤ 100% Sangat sesuai
50% < x ≤ 75% Sesuai
25% < x ≤ 50% Cukup Sesuai
0% < x ≤ 25% Tidak Sesuai

5. Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahapan dalam menarik kesimpulan atau


informasi singkat dan jelas yang merupakan pengungkapan akhir dari hasil
tindakan.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di beberapa SMP di


kabupaten Sukoharjo, LKS yang paling banyak digunakan adalah buku LKS
karangan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika SMP terbitan

5
Perusahaan Daerah Percada (PD. Percada). LKS ini berisi materi semester genap
yang terdiri dari 3 bab, yaitu Himpunan, Garis dan Sudut, Segitiga dan Segiempat.
Analisis Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap
Karangan MGMP Matematika Sukoharjo meliputi dua tahap penilaian. Pada
penilaian tahap I buku ajar dinilai secara cepat (skimming) yang memfokuskan pada
aspek kesesuaian SK dan KD, dan kelayakan penyajian, selanjutnya dinilai kembali
secara lebih komprehensif dan mendalam pada penilaian tahap II. Penilaian tahap II
buku ajar meliputi dua komponen penilaian, yaitu komponen kelayakan isi dan
komponen penyajian.
Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap
Karangan MGMP Matematika Sukoharjo memperoleh jawaban positif untuk lima
dari sembilan butir penilaian tahap I. Penilaian tahap I mencakup dua komponen
yaitu kelayakan isi dan penyajian. Pada komponen kelayakan isi, penilaian
difokuskan pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) tercantum secara implisit dalam buku
tersebut. Hal ini ditunjukkan dari judul-judul bab dalam buku-buku tersebut
mencerminkan materi yang terkandung dalam SK dan KD.
Untuk butir kesesuaian isi buku dengan SK dan KD, buku tersebut juga
memperoleh jawaban “ya” yang berarti respon positif. Komponen kedua dalam
penilaian tahap I adalah penyajian yang difokuskan pada ada tidaknya bagian-bagian
penting bagi sebuah buku ajar. Kedua buku yang dianalisis dalam penelitian ini tidak
semuanya mendapatkan jawaban positif seperti yang disyaratkan pada instrumen
penilaian. Butir tujuan setiap bab, peta konsep, kata kunci dan daftar pustaka tidak
terpenuhi pada buku yang dianalisis.
Setelah penilaian tahap I, buku akan dinilai kembali pada penilaian tahap II
untuk aspek materi dan penyajian. Rata-rata hasil penilaian pada aspek materi dapat
dilihat pada gambar 1

6
120 100 100 100 100 100
100 91.67
83.33
75
80 66.67 66.67 66.67
60 50 50
40 25 25 25
20
0
A B C D E F G H I J K L M N O P

Persentase Skor Rata-rata

Gambar 1. Grafik Perolehan Persentase Skor Aspek Materi


Keterangan:
A : Sub aspek kelengkapan materi I : Sub aspek penalaran
B : Sub aspek keluasan materi J : Sub aspek pemecahan masalah
C : Sub aspek kedalaman materi K : Sub aspek keterkaitan antar konsep
D : Sub aspek akurasi konsep dan definisi L : Sub aspek komunikasi
E : Sub aspek akurasi prinsip M : Sub aspek penerapan
F : Sub aspek akurasi prosedur N : Sub aspek kemenarikan materi
G : Sub aspek akurasi contoh O : Sub aspek informasi lebih jauh
H : Sub aspek akurasi soal P : Sub aspek materi pengayaan
Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat bahwa pada sub aspek kelengkapan
materi pada buku tersebut memperoleh persentase kesesuaian 75%. Hal ini
dikarenakan materi yang disampaikan tidak seluruhnya mencakup materi yang
diinginkan dalam SK dan KD. Setiap bab hanya menyajikan beberapa materi pokok
saja tanpa disertai materi penjelas lainnya. Pada sub aspek keluasan materi
mendapatkan tingkat kesesuaian cukup sesuai dengan standar BSNP yang mencapai
50% karena materi yang disajikan kurang mencakup pengenalan konsep, definisi,
prinsip, dan prosedur sesuai yang terkandung dalam SK dan KD. Tidak hanya itu
saja, buku ajar tersebut juga kurang lengkap dalam menyajikan contoh dan soal
latihan yang memperjelas konsep, definisi, prinsip, dan prosedur. Pada sub aspek
kedalaman materi juga mendapatkan penilaian yang sesuai dengan standar BSNP
yaitu 66,67% karena buku hanya memuat beberapa penjelasan konsep, definisi,
prinsip, atau prosedur sesuai dengan SK dan KD yang disampaikan pada tiap babnya.

7
Hal ini dikuatkan dengan penelitian Muhammad Yusuf (2010) yang menyimpulkan
bahwa siswa masih kesulitan pembelajaran dengan LKS interaktif, mereka kurang
bisa memahami materi yang ada dimenu LKS.
Pada sub aspek akurasi konsep dan definisi mendapat nilai rata-rata 100%
karena konsep dan definisi yang disajikan pada tiap-tiap bab sudah sesuai dengan
kebutuhan pemenuhan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Selain itu tidak
terdapat kesalahan konsep dan definisi pada keseluruhan bab. Sub aspek akurasi
prinsip juga mendapat penilaian 100% karena semua prinsip sudah dirumuskan
dengan akurat dan tidak menimbulkan multitafsir bagi peserta didik. Sama halnya
dengan sub aspek akurasi prosedur, sudah disajikan sesuai dengan akurat. Prosedur
disajikan dalam pemenuhan kebutuhan proses pematematikaan, penyelesaian
masalah, atau perhitungan yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Pada sub
aspek akurasi contoh dan soal juga mendapatkan nilai rata-rata 100% tetapi masih
ada sedikit soal yang belum akurat. Pada sub aspek penalaran (reasoning) mendapat
persentase sebesar 83,33%. Aspek penalaran ini berhubungan erat dengan berpikir
logis. Menurut penelitian Dian, Tia, Kartika, dan Eha (2009) bahwa upaya untuk
meningkatkan kemampuan berpikir logis dapat menjembatani pada peningkatan hasil
belajar matematika siswa melalui pemahaman yang benar terhadap konsep-konsep
matematika. Materi yang disajikan pada bab 2 dan 3 sudah memuat uraian, contoh
dan soal yang mendorong peserta didik untuk secara runtut membuat kesimpulan
yang sahih, tetapi tidak pada bab 1.
Selanjutnya pada sub aspek pemecahan masalah (problem solving) diperoleh
hasil sebesar 25% atau masih berada pada kriteria tidak sesuai. Hal ini disebabkan
karena kurangnya soal pemecahan masalah ataupun soal non rutin. Porsi soal
pemecahan masalah yang disajikan tidak proporsional bila dibandingkan dengan soal
pemahaman konsep atau soal penalaran dan komunikasi. Berdasarkan penelitian Gita
(2005) dijelaskan bahwa hasil belajar matematika siswa rendah. Rendahnya hasil
belajar ini merupakan indikator rendahnya kemampuan siswa dalam pemecahan
masalah. Dengan kata lain, siswa mengalami banyak kesalahan dalam pemecahan
masalah (menjawab soal). Banyaknya kesalahan dalam menjawab soal dikarenakan
siswa tidak terbiasa mengerjakan soal pemecahan masalah didalam buku karena

8
porsi soal yang masih sedikit. Pada sub aspek keterkaitan antar konsep mendapat
persentase sebesar 91,67%. Walaupun tidak sempurna, namun sudah masuk ke dalam
kriteria sangat sesuai. Beberapa bab masih belum memperhatikan keterkaitan antara
matematika dengan ilmu lain. Hanya menunjukkan keterkaitan antar konsep dan
keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari yaitu dapat dilihat pada bab 3.
Pada sub aspek komunkasi (write and talk) hanya mendapatkan persentase
sebesar 66,67% yang masuk dalam kriteria sesuai dengan standar penilaian dari
BSNP. Contoh atau latihan yang disajikan pada tiap-tiap bab mengomunikasikan
gagasan secara tertulis saja. Namun belum semua bab menyajikan contoh atau
latihan yang menuntut peserta didik untuk mengomunikasikan jawabannya secara
lisan. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Jumalia, Yusmet, dan Nurhayati (2012)
yang menyimpulkan bahwa masih banyaknya siswa yang kurang mampu untuk
menyampaikan ide atau gagasannya, bahkan hal ini menjadi kendala ikut dirasakan
oleh siswa-siswa pintar. Jika hal ini terus dibiarkan maka kemampuan komunikasi
matematika siswa akan semakin berkurang dan akan berdampak buruk pada hasil
belajar siswa. Untuk itu perlu dilakukan inovasi pembelajaran agar siswa dapat
menumbukaan dan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika mereka.
Semua bab pada buku menyajikan uraian serta contoh yang menjelaskan penerapan
konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam ilmu lain. Tetapi pada
sub aspek penerapan hanya sebesar 25% saja dari keseluruhan uraian, contoh dan
soal latihan. Oleh karena itu, butir penerapan (aplikasi) masih termasuk pada kriteria
tidak sesuai.
Sub aspek selanjutnya adalah kemenarikan materi. Sub aspek ini dinilai
memenuhi 66,67% dari pemenuhan butir yang dimaksudkan dalam indikator butir
penilaian. Pada buku materi yang disajikan sudah memuat gambar, contoh dan soal
yang menarik. Namun belum ada foto, sketsa, cerita sejarah dan topik tentang
recreational mathematics, namun demikian butir ini sudah mencapai kriteria yang
sesuai dengan yang diamanatkan oleh BSNP. Berikutnya adalah sub aspek
mendorong untuk mencari informasi lebih jauh. Sub aspek ini hanya mendapat
persentase sebesar 50% (cukup sesuai) karena semua bab belum memuat tugas yang
mendorong peserta didik untuk mencari informasi lebih lanjut melalui berbagai

9
sumber lain seperti internet, buku artikel atau yang lainnya. Sub aspek terakhir
adalah adanya materi pengayaan (enrichment). Dari 3 bab yang ada pada buku, tidak
ada bab yang memuat materi pengayaan. Karena itu butir ini mendapat persentase
sebesar 25%.
Dari persentase sub aspek-sub aspek tersebut diperoleh rata- rata persentase
secara keseluruhan tentang kesesuaian kelayakan isi terhadap standar BSNP sebesar
72,69% yang artinya sesuai dengan standar BSNP.
Selanjutnya penilaian tahap II aspek penyajian, rata-rata hasil penilaian pada
aspek materi dapat dilihat pada gambar 3.

150
100 88,89
100 83,33
58,57 66,67 66,67
50 44,44
50
0
0
A B C D E F G H I

Persentase Skor Rata-rata

Gambar 3. Grafik Perolehan Persentase Skor Aspek Penyajian


Keterangan:
A : Sub aspek sistematika penyajian
B : Sub aspek keruntutan penyajian
C : Sub aspek observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri
D : Sub aspek masalah kontekstual
E : Sub aspek menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif
F : Sub aspek memuat hands-on activity
G : Sub aspek bagian pendahulu
H : Sub aspek bagian isi
I : Sub aspek bagian penyudah
Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat bahwa pada sub aspek sistematika
penyajian buku ini memperoleh persentase sebesar 58,57% dan sudah termasuk
kriteria sangat sesuai dengan instrumen dari BSNP. Tiap bab pada buku terdapat
gambar, ilustrasi dan contoh. Walaupun semua bab tidak menyertakan foto, sejarah

10
tentang ilmu yang berkaitan dengan materi pada bab tersebut juga tidak menyajikan
materi prasyarat sebagai pendahulu ,rata-rata tiap materi yang disampaikan sudah
menggunakan susunan kalimat dan contoh penggunaanya dalam kehidupan sehari-
hari yang sesuai dengan materi yang disajikan dan pada akhir buku terdapat
pembangkit motivasi untuk siswa.
Selanjutnya adalah sub aspek keruntutan penyajian. Buku menyajikan materi
secara runtut menggunakan alur berpikir yang sesuai dengan kebutuhan materi, serta
menyajikan materi prasyarat yang mendahului materi pokok yang berkaitan dengan
materi prasyarat yang bersangkutan. Konsep yang disajikan terurut mulai dari yang
mudah ke sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks agar mendorong peserta
didik untuk terlibat aktif. Oleh karena itu, butir keruntutan penyajian mendapat
persentase penilaian sebesar 100%.
Untuk sub aspek observasi, investigasi, eksplorasi, atau inkuiri, buku sudah
dilengkapi dengan tugas observasi, investigasi, eksplorasi, dan inkuiri sehingga
memperolah rata-rata sebesar 83,33%. Sub aspek selanjutnya adalah masalah
kontekstual. Pada buku sub aspek ini hanya mencapai 66,67% kesesuaian dengan
standar penilaian dari BSNP karena belum semua bab menyajikan masalah
kontekstual. Menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, atau inovatif merupakan butir
ketiga pada sub komponen penyajian pembelajaran dan mencapai kriteria penyajian
yang sangat sesuai dengan standar penilaian dari BSNP. Menurut penelitian Eka,
Endang, dan Wisanti (2012) menyimpulkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa berbasis
keterampilan berpikir kritis memiliki komponen-komponen yang melatih siswa
dalam melakukan interpretasi, analisis, evaluasi, menyimpulkan dan menjelaskan.
Pelatihan keterampilan-keterampilan berpikir kritis diatas kemudian mampu
membantu siswa dalam menyerap dan memahami informasi sehingga proses belajar
mengajar semakin lancar dan meningkatkan hasil belajar. Dalam hal ini LKS
dikatakan mampu memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga proses
belajar semakin lancar. Dan menurut penelitian Supardi (2012) menyimpulkan
bahwa kreativitas menentukan pencapaian kemampuan belajar matematika secara
optimal, dan mampu meraih prestasi yang tinggi dalam belajar matematika. Prestasi
yang tinggi dalam belajar adalah keinginan setiap orang. Hal ini menunjukkan bahwa

11
kreativitas berperan terhadap prestasi belajar matematika di sekolah. Untuk sub
aspek memuat hands-on activity mencapai 66,67% yang artinya sesuai dengan
standar penilaian dari BSNP.
Untuk kelengkapan penyajian, buku belum begitu memperhatikan
kelengkapan penyajian. Dapat dilihat pada bagian pendahulu hanya mencapai 50%,
hal ini dikarenakana pada awal buku tidak disertakan petunjuk penggunaan dan akhir
penyajian buku tidak disertakan daftar simbol. Untuk bagian isi hanya mencapai
44,44%, hal ini dikarenakan buku tidak menyertakan tabel, rujukan serta rangkuman.
Seharusnya pada akhir buku juga menyajikan daftar pustaka, indeks subjek, daftar
istilah, dan jawaban soal latihan terpilih. Tapi pada buku belum memuat itu semua,
sehingga pada sub aspek bagian penyudah masih tergolong kedalam kriteria tidak
sesuai dengan besar persentase 0%.
Dari persentase sub aspek-sub aspek tersebut diperoleh rerata persentase
aspek penyajian untuk Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII
Semester Genap Karangan MGMP Matematika Sukoharjo sebesar 62,39% yang
artinya sesuai dengan standar BSNP. Hal ini dikuatkan dengan penelitian Rizky dan
Rohati (2014) yang menyimpulkan bahwa tidak semua siswa mau mengerjakan LKS,
karena LKS yang saat ini beredar disekolahan kebanyakan sangat membosankan bagi
siswa dari segi penyajian atau tampilannya.

4. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan


bahwa kualitas buku yang paling banyak digunakan di kabupaten Sukoharjo yaitu
Buku Suplemen Bahan Ajar Matematika SMP Kelas VII Semester Genap Karangan
MGMP Matematika Sukoharjo sesuai dengan standar BSNP untuk komponen
kelayakan isi atau materi dengan persentase kesesuaian 72,69%, serta sesuai dengan
standar BSNP untuk komponen penyajian dengan persentase kesesuaian 62,39%.
Persentase tersebut diperoleh dari hasil perhitungan yang dilakukan pada tiap-
tiap butir penilaian menurut instrumen BSNP. Pada buku tersebut, masih terdapat
kekurangan dalam keluasan materi, penyampaian materi pemecahan masalah, materi
penerapan, materi pengayaan, dan masih kurangnya materi yang mendorong peserta

12
didik untuk mencari informasi lebih lanjut sehingga persentase yang didapat 72,69%
yang artinya sesuai dengan standar BSNP. Sedangkan dalam penyajian buku, masih
terdapat kekurangan dalam sistematika penyajian dan kelengkapan penyajian seperti
bagian pendahulu, isi serta penyudah. Hal ini dikarenakan pada bagian pendahulu
hanya terdapat prakata atau kata pengantar, petunjuk dan daftar isi. Buku tidak
menyertakan petunjuk penggunaan dan daftar symbol. Pada bagian isi hanya terdapat
gambar, ilustrasi dan soal latihan bergradasi. Buku tidak menyertakan tabel, rujukan
atau sumber acuan, dan rangkuman setiap bab. Dan pada bagian penyudah buku
tidak terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar istilah (glossarium), petunjuk
pengerjaan, dan jawaban soal latihan terpilih sehingga persentase yang didapat hanya
62,39% yang artinya sesuai dengan standar BSNP.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Jumali., Yusmet Rizal, dan Nurhayati Lukman. 2012. “Strategi Pembelajaran
Aktif The Power Of Two dan Kemampuan Komunikasi Matematika.” Jurnal
Pendidikan Matematika 1(1). Diakses pada 29 Juli 2016
(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/article/view/1146/838)
Banowati. 2007. “Buku Teks dalam Pembelajaran di Kota Semarang.” Jurnal
Geografi 4(2). Diakses pada tanggal 29 Juli 2016
(http://journal.unnes.ac.id/index.php/JG/article/download/106/108).
BSNP. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Eka Faizatin Nurichah, Endang Susantini,Wisanti. 2012. “Pengembangan Lembar
Kegiatan Siswa Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi
Keanekaragaman Hayati.” BioEdu 1(2). Diakses pada tanggal 29 Juli 2016
(http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/bioedu/article/view/487/922).
Eko Susilo, Bambang., Halida Eka Nurmutia, dan Scolastika Mariani. 2013.
“Analisis Materi, Penyajian, dan Bahasa Buku Teks Matematika SMA Kelas X
Di Kabupaten Rembang.” Unnes Journal of Mathematics Education 2(2).
Diakses pada 16 Februari 2016
(http://lib.unnes.ac.id/17447/1/4101409041.pdf).

13
Fannie, Rizky Dezricha dan Rohati. 2014. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) Pada Materi Program Linear
Kelas XII SMA.” Jurnal Sainmatika 8(1): 96-109
Gita, I Nyoman. 2005. “Implementasi Pendekatan Kontekstual Berbatuan LKS untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas II SLTPN 4
Singaraja.” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja 1(38).
Diakses pada 29 Juli 2016 (http:
//pasca.undiksha.ac.id/images/img_item/534.doc)
Indri Hapsari, Hardhini. 2010. “Analisis Materi dan Penyajian Buku Ajar
Matematika Kelas VIII SMP di Kabupaten Temanggung.” Diakses pada
tanggal 15 Februari 2016 (http:lib.unnes.ac.id/397).
Muslich, Masnur. 2010. Textbook Writing: Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan
Pemakaian Buku Teks. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Tjahjono, Heri., Eka Anjar Sari, dan R. Sugiyanto. 2012. “Penilaian Kualitas Buku
Teks Pelajaran Geografi Sebagai Sumber Belajar Bagi Siswa SMA Kelas XI di
Kabupaten Temanggung.” Edu Geography 1 (1). Diakses pada tanggal 24
Februari 2016 (http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/edugeo/921).
U.S., Supardi. 2012. “Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran
Matematika.” Jurnal Formatif 2(3). Diakses pada tanggal 29 Juli 2016
(http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1598/1/9.%20Supardi%2024
8-262.pdf)
Usdiyana, Dian., Tia Purniati, Kartika Yulianti, dan Eha Harningsih. 2009.
“Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Siswa Smp Melalui Pembelajaran
Matematika Realistik.” Jurnal Pengajaran MIPA 13(1). Diakses pada 29 Juli
2016 (http://journal.fpmipa.upi.edu/index.php/jpmipa/article/view/300/211).
Yusuf, Muhammad. 2010. “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
Lembar Kerja Siswa (LKS) Interaktif Berbasis Komputer di SMA
Muhammadiyah 1 Palembang.” Jurnal Pendidikan Matematika 4(2). Diakses
pada 7 Juni 2016 (http://eprints.unsri.ac.id/842/4/4_M.Yusuf_34-44.pdf)

14

Anda mungkin juga menyukai