Anda di halaman 1dari 347

Pemateri:

Ahmad Anggra Juang Satria, S.Tr.Kom, MTCNA, MTCRE, FCNS


ahmadanggra@gmail.com | 0811 7723 010
Perkenalkan Diri Anda
Silahkan perkenalkan diri anda:
• Nama beserta panggilan?
• Perusahaan / Instansi / Universitas?
• Pengalaman tentang internetworking?
• Pengalaman menggunakan produk Mikrotik?
• Apa yang diharapkan dari training ini?
• Rencana kedepan setelah mengikuti training
ini?
Tujuan Training MTCNA
1. Mempelajari karakteristik, fitur dan
kemampuan Mikrotik RouterOS.
2. Mempelajari proses instalasi, konfigurasi,
maintenance dan troubleshoot Mikrotik
RouterOS.
3. Pembekalan sebelum melakukan ujian
sertifikasi MTCA.
4. Mendapatkan kualifikasi sebagai Mikrotik
Certified Network Associate.
Roadmap Sertifikasi Mikrotik
Akun Mikrotik
• Registrasi akun di https://www.mikrotik.com/client/
• Pastikan nama anda ditulis lengkap dalam profil,
karena otomatis akan tercetak dalam sertifikat.
• Informasikan email anda ke instruktur, peserta
harus mendapat invitation dari instruktur.
Tentang Ujian Sertifikasi
• Online test terdiri dari 25 soal dengan waktu
pengerjaan 60 menit.
• Soal setiap ujian acak, dengan beberapa soal
mungkin ada yang sama dengan soal sebelumnya.
• Score passing 60%, nilai 50% - 59% dapat
melakukan ujian ulang (maksimal satu kali lagi).
• Harap berhati-hati ketika menjawab soal,
disamping soal menggunakan bahasa Inggris
banyak juga soal dengan model menjebak.
Contoh Test
Latihan ujian dapat diakses melalui Account  My Training
Session  Try example test
Skedul Training
Materi Durasi
Hari ke-1 Modul 1: Intro + dasar TCP/IP, 300 Menit
Hari ke-4 Modul 2: Wireless 300 Menit
Hari ke-7 Modul 3: Bridging, Modul 4: Routing 300 Menit
Hari ke-10 Modul 5: Firewall 300 Menit
Hari ke-13 Modul 6: Tunnel 300 Menit
Hari ke-16 Modul 7: QoS, Modul 8: Network Management 300 Menit
INTRODUCTION & TCP/IP

Modul - 1
Background Mikrotik
• Lokasi Perusahaan: Riga, Latvia (Eropa Utara)
• Produsen software dan hardware router.
• Menjadikan teknologi internet lebih murah,
cepat, handal dan terjangkau luas.
• Motto Mikrotik : Routing the World.
• Pendiri (1996): John Trully & Arnis Reikstins.
Sejarah Mikrotik
Jenis Produk Mikrotik
MikroTik RouterOS
• Software untuk mengubah PC biasa menjadi sebuah Router
yang handal.
• Berbasis Linux Kernel.
• Diinstall sebagai Sistem Operasi.
• Biasanya diinstall pada powerPC / MIPS

MikroTik RouterBOARD
• Built in hardware (board) yang menggunakan RouterOS
sebagai Operating System-nya.
• Tersedia dari model low end sampai dengan model high
end.
Fitur Mikrotik
RouterOS mendukung berbagai perangkat berbasis:
• Ethernet, wireless card, V35, ISDN, USB Storage, USB 3G/4G
modem, E1/T1.

Memiliki fitur yang melebihi sebuah router biasa:


• User management (DHCP, Hotspot, Radius etc).
• Routing (RIP, OSPF, BGP, RIPng, OSPFv3).
• Firewall & NAT (fully customized dan berbasis Linux).
• QoS (fully customized dan berbasis Linux).
• Tunnel/VPN (EoIP, PPTP, L2TP, PPPoE, SSTP, OpenVPN).
• Real-Time Tools (Torch, watchdog, mac-ping, MRTG,
sniffer).
Arsitektur RouterBoard
• Aristektur RotuerBoard dibedakan berdasarkan jenis dan
kinerja processor.
• Versi software/OS untuk setiap arsitektur berbeda.
Mikrotik vs Cisc*
How does this software compare to using a Cisco
router?
• You can do almost everything that a proprietary
router does at a fraction of the cost of such a
router and have flexibility in upgrading, ease of
management and maintenance.
• Anda dapat melakukan hampir semua fitur yang
dimiliki propierty router tersebut (Cisc*) dengan
biaya yang jauh lebih murah dan memiliki
fleksibilitas dalam meng-upgrade, kemudahan
manajemen dan pemeliharaan.
Source: https://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:RouterOS_FAQ
Konvensi Penamaan RouterBoard
RB – RouterBOARD
CCR – Cloud Core Router – 1036 (angka 36 menunjukkan jumlah
core)

CRS – Cloud Router Switch


U – dilengkapi port USB
A – Advanced, umumnya lisensi diatas level 4
H – High performance, cpu lebih tinggi
G – Gigabit Ethernet
I – Injector, mendukung PoE
S – SFP ( Small-Form Pluggable) port untuk fiber optic
2,5 – frekuensi radio 2 GHz atau 5 Ghz
2nD – dual channel (MIMO)
Akses ke RouterOS
Metode Akses Koneksi CLI GUI IP
Keyboard Direct PC yes
Serial Console Kabel Serial Yes
Telnet & SSH Layer 3 Yes Yes
Winbox Layer 3 Yes Yes Yes
FTP Layer 3 Yes Yes
API Socket Programming Yes
HTTP Layer 3 Yes Yes
MAC-Telnet Layer 2 yes
Winbox
• Cara paling efisien untuk mengkonfigurasikan
Mikrotik adalah dengan menggunakan tool
Winbox
• Winbox dapat ditemukan di:
– Web www.mikrotik.com
– Web interface router Miktrotik
– Copy installer dari teman
Winbox adalah proprietary software milik Mikrotik yang digunakan untuk
mengkonfigurasikan router Mikrotik secara GUI dan juga support internal CLI. Hanya dapat
me-manage perangkat berbasis Mikrotik RouterOS.

Tidak dapat memanage perangkat Mikrotik lain conto SWOS seperti RB250G, 260G, 260GS.
Tampilan Menu Winbox
Webfig
Setelah versi RouterOS 5.0, Mikrotik memperkenalkan access
interface via web interface yang memiliki fitur dan fungsi yang
hampir sama persis dengan Winbox
QuickSet
Mode Deskripsi
CPE Perangkat disisi client (umumnya router client WISP)
Home AP Menerima koneksi internet dari kabel/modem, kemudian
memancarkan via Wireless AP
PTP-Bridge Sambungan wireless antara gedung, berfungsi untuk menggantikan
kabel untuk koneksi jarak jauh
WISP AP Digunakan secara point-to-multipoint di BTS WISP
Terminal
Akses menggunakan terminal berguna ketika seperti
bandwidth terbatas, running script, limitasi dari router ISP
dan lain-lain.

Beberapa cara untuk melakukan koneksi terminal seperti:


• Telnet (non secured connection menggunakan TCP port
23)
• SSH (secured connection menggunakan port TCP 22)
• Serial console (kabel serial)
• Terminal console via winbox & webfig
Auto completion & History Command
• RouterOS dilengkapi dengan fitur command
autocompletion dengan menekan tombol (TAB)
dan double (TAB).
• Fitur menyingkat command seperti /ip fi fi untuk
/ip firewall filter.
• Tombol keyboard atas digunakan untuk melihat
history dari perintah yang sudah dimasukan
sebelumnya.
• Tanda ? digunakan untuk melihat perintah yang
tersedia pada command ataupun subcommand
Telnet & SSH
Untuk mengakses router Mikrotik menggunakan telnet ataupun SSH dapat
menggunakan aplikasi seperti PuTTY yang dapat di-download dari
http://www.chiark.greenend.org.uk/~sgtatham/puty/download.html
Serial Console
• Serial console dapat digunakan ketika akses terhadap
router Mikrotik tidak memungkinkan secara remote
karena beberapa kemungkinan seperti lupa password,
salah konfigurasi dan lain-lain.
• Serial console dibutuhkan juga saat kita menggunakan
Netinstall.
• Remote via serial console membutuhkan kabel DB-9.
• Menggunakan program HyperTerminal contoh PuTTY.
• Setting default adalah baud rate 115200, data bits 8,
parity none, stop bits 1 dan flow control none.
Dasar TCP/IP
• TCP/IP dan Subnetting adalah prasyarat untuk
mengikuti training MTCNA.
• Diharapkan peserta training mempelajari lebih
dalam tentang TCP/IP dan subnetting
menggunakan sumber dari luar seperti buku
dan website.
Basic Internetworking - Hub
• Contoh dari sebuah
internetworking paling
sederhana adalah sebuah LAN
dengan sebuah hub.
• Dalam sebuah hub semua hub
semua node yang terkoneksi ke
hub adalah 1 collosion domain
• Dalam 1 collosion domain
bandwidth terbagi sebesar
berapa banyak user hub
tersebut.
• Jika terdapat user mengirim
data ke user lain dalam 1 hub
maka user lainnya juga akan
menerima data tersebut
(broadcast).
• Sebuah hub atau beberapa hub
yang terhubung adalah satu
collosion domain dan satu
broadcast domain.
Basic Internetworking - Switch
• Berbeda dengan hub, switch dalam sebuah network memiliki collosion domain
masing-masing untuk setiap portnya.
• Pada switch apabila sebut user mengirim data untuk user lain maka user hanya
user tersebut yang dapat menerima data. Kecuali apabila alamat user tersebut
tidak diketahui (di-broadcast).
• Pada switch tidak mungkin terjadi event collision seperti hub.
• Oleh sebab itu bandwidth pada switch exclusive untuk user tersebut (dedicated).
• Switch menggunakan MAC address untuk melakukan komunikasi.
Basic Internetworking - Router
• Untuk memecah broadcast
domain diperlukan perangkat
yang bernama router.
• Router menggunakan IP
address untuk melakukan
komunikasi.
• Router dapat menangani
masalah yang ditimbulkan
pada switch dan hub seperti
broadcast stormn.
Basic Internetworking
Didalam sebuah jaringan
bisa terdapat beberapa
network device seperti:
• Firewall
• Router
• Switch
• Access Point
• Server
• Computer
• IP Phone
• Printer
• Dan lain-lain.

Gambar disamping
memperlihatkan tipikal
internetworking yang
sering anda temui.
Internetworking Model – OSI
• OSI model terdiri
dari 7 lapisan.
• Lapisan teratas
mendefinisikan
bagaimana aplikasi Gambar – OSI Top Layer
berinteraksi dengan
user.
• Sedangkan lapisan
bawah
mendefinisikan
bagaimana data
dirikim.
Gambar – OSI Button Layer
TCP- Connection Oriented
• Pada model OSI trasport layer
terdapat 2 buah protokol yaitu
TCP dan UDP.
• Protokol UDP mengirimkan data
tanpa adanya jaminan data akan
diterima oleh target atau tidak
diterima oleh target.
• Sedangkan protokol TCP
mengirimkan data dengan
jaminan data akan sampai
dengan tujuan.
• Untuk mencapai hal tersebut
protokol TCP menggunakan
teknik “3-Way Handshake”.
Switch/Bridge di OSI Model
• Switch men-forward
data menggunakan MAC
Address Table.
• Dikarenakan switch
mengerti pengalamatan
MAC address maka
switch berada pada layer
2 OSI model.
• Switch juga terkadang
disebut dengan nama
Multi Port Bridge.
Hub di OSI Model
• Hub bekerja seperti
repeater yang akan
menforward semua data
yang diterima.
• Apabila seorang user
mengerim data pada user
lain maka data akan
diforward keseluruh port
yang ada pada hub.
• Oleh sebab itu HUB
berada di layer 1 pada OSI
model.
Topologi Jaringan Pada Layer 1 OSI
• Bus Topology – pada topologi ini setiap node (perangkat
network) terkoneksi menggunakan satu kabel.
• Ring Topology – pada topologi ini setiap node terkoneksi
dengan node lainnya dan membentuk lingkaran(setiap
node memiliki setidanya 2 buah NIC).
• Ring Topology – pada topologi ini setiap node terkoneksi
pada sebuah concentrator (hub atau switch).
• Mesh Topology – pada topologi ini setiap node terhubung
satu sama lain dengan tujuan untuk redunansi.
Internetworking Model – OSI
Ethernet Networking CSMA/CD
• Pada jaringan berbasis ethernet dikenal sebuah
teknik Carrier Sense Multiple Access with
Collision Detection (CSMA/CD).
• Teknik ini digunakan untuk menangani masalah
yang ada pada hub seperti collision ,yang dimana
perangkat berbagi bandwith untuk menggunakan
hub dan terkadang dua buah dapat saja
mengirimkan data secara bersamaan yang dapat
mengakibatkan tabrakan (collision).
Ethernet Networking CSMA/CD
Cara kerja CSMA/CD ketika collision terjadi
adalah:
1. Mengirimkan signal keseluruh
perangkat yang ada bahwa collision
telah terjadi.
2. Perangkat yang menjalankan
CSMA/CD akan menjalankan
algoritma backoff secara acak.
3. Setiap perangkat akan berhenti untuk
mengirimkan data sementara waktu
selama “backoff timer” berjalan.
4. Semua host dapat mengirimkan data
setelah backof timer habis.

Efek samping yang ditimbulkan oleh


jaringan berbasis CSMA/CD karena
collision adalah delay, throughput rendah
dan kongensi.
Ethernet Networking Half Duplex
• Pada mode half duplex, host
mengirimkan data mengunakan 1
pair kabel UTP.
• Pada hub semua user/host dapat
mengirim data secara bersamaan
dan apabila data dikirim secara
bersamaan dapat menimbulkan
tabrakan atau collision karena
data diforward kesemua port.
• Half duplex menggunakan
CSMA/CD untuk mengatasi
masalah collision.
• Semua port pada hub beroperasi
pada mode half duplex.
• Bandwith pada mode half duplex
terbagi rata antar host.
Ethernet Networking Full Duplex
• Pada mode full duplex, host mengirimkan data menggunakan 2 pair
dari kabel UTP.
• Full duplex mengirimkan data secara point-to-point antara host.
• Full duplex mendapatkan bandwitdh penuh.
• Collision tidak akan terjadi pada mode full duplex.
• Semua perangkat mendukung full duplex kecuali hub.
• Secara teori speed yang didapatkan oleh sebuah port dengan mode
full duplex adalah 2 kali lipat, contoh apabila ada port 100 Mbps
maka akan mendapatkan secara teori 200 Mbps (aggregate).
Konversi Binary ke Decimal
• IPv4 mempunyai 4 oktet yang masing berjumlah total 4 byte dengan
masing-masing oktet berukuran 1 byte.
• Total dari bit yang digunakan pada IPv4 adalah 32 bit dengan masing-
masing oktet terdiri dari 8 bit.
• Nilai berkisar dari 1 sampai 255 (20 s/d 27).
• Untuk mendapatkan nilai desimal dari binary untuk sebuah oktetk IPv4
adalah mengalikan setiap bit oktet dengan 2n dan kemudian
menjumlahkan total dari oktet tersebut contoh :
Konversi Decimal ke Binary
• Untuk melukan konversi desimal
ke binary dapat menggunakan
bilang desimal dibagi 2 secara
repititif, untuk hasil pembagian
tidak bersisa tulisakan 0
sedangkan untuk hasil pembagian
bersisa tuliskan 1.
• Hasil pembagian dibulatkan nilai
terendah apabila ada bilangan
pecahan.
• Untuk kasus IPv4 pembagian
dilakukan sampai 8 kali.
• Hasil akhir adalah ambil bilangan
biner dari paling bawah ke atas.
Konversi Binary ke Decimal
• Untuk mempermudah proses subnetting
(akan dibahas dibab selanjutnya) ada baiknya
anda menghafal tabel berikut:
Pengkabelan Ethernet
• Dalam pengkabelan ethernet terdapat 2 jenis
pengkabelan yaitu crossover & straight-through.
• Crossover untuk menghubungkan antara switch
to switch, host to host, hub to hub, hub to switch
dan router to router. Intinya device dengan tipe
signaling yang sama.
• Sedangkan straight-through menghubungkan
antara switch to pc, switch to router dan lain-lain.
Intinya device dengan tipe signaling yang
berbeda.
Pengkabelan Ethernet
Enkapsulisasi Data
• Setiap data yang
akan dikirim akan
melalui proses
enkapsulisasi.
• Hal yang harus
digaris bawahi tiap
layer memiliki istilah
tersendiri untuk
data yang telah
dienkapsulisasi.
• Data yang diterima
target akan
mengalami proses
kebalikan yaitu
dekapsulisasi
dimulai dari OSI
layer 1 sampai OSI
layer 7.
Enkapsulisasi Data
• Setiap data yang dienkapsulisasi akan
ditambahkan header dan data dari layer
sebelumnya ditambahkan ke belakang setiap
layer OSI.
TCP/IP
• Secarah kasar model TCP/IP adalah versi
terpadu dari model OSI.
• TCP/IP juga dikenal dengan sebutan DoD
model.
• TCP/IP terdiri dari 4 layer yaitu:
– Process/Application layer
– Host-to-Host/transport layer
– Internet layer
– Network access atau link layer
Protocol Pada TCP/IP
TCP vs UDP
• Transmission Control Protocol (TCP) adalah protokol pada internet layer
model TCP/IP untuk mengirimkan data secara aman.
• User Datagram Protocol (UDP) adalah protokol untuk mengirim data
secara cepat pada internet layer model TCP/IP.
• TCP cocok untuk pengiriman data yang sensitif terhadap kerusakan data
seperti web, ssh, ftp, telnet, imap dan lain-lain
• UDP cocok untuk pengiriman data yang tidak sensitif terhadap kehilangan
data seperti VPN, video, games, dns dan lain-lain.
Port Number
• Pada layer internet TCP/IP atau
transport OSI, baik protokol TCP
dan UDP menggunakan port untuk
mengirimkan data ke target.
• Secara garis besar penggunaan
port adalah :
1. Dari 0 – 1023 adalah well-know
ports assign by IANA sebagai
“destination port”
2. Dari 1024 – 49151 adalah
registered port assign by IANA
but not permanent sebagai
“destination port”
3. Dari 1024 – 65535 adalah
unregistered atau dynamic atau
private atau ephemeral ports
digunakan oleh sistem operasi
atau aplikasi untuk mengirim
data sebagai “source port”
Port Number
• Port
digunakan
oleh
sistem
operasi
sebagai
pintu
masuk dan
keluar data
yang akan
dikirim.
Protocol Di Model OSI Dan TCP/IP
Protocol adalah standar yang digunakan dalam TCP/IP
atau OSI layer untuk bagaimana suatu data dikirim.
Beberapa protoko yang sering digunakan seperti:
• Transmission Control Protocol (TCP) contoh SMTP
• User Datagram Protocol (UDP) contoh DNS, SNMP
• Internet Control Message Protocol (ICMP) contoh ping,
traceroute
• Hypertext Transfer Protocol (HTTP) contoh web
• Post Office Protocol (POP) contoh email client
• File Transfer Protocol (FTP)
• Dan lain-lain
MAC Address
Media Access Control (MAC) adalah alamat fisik pada jaringan
computer yang berada pada layer 2 pada OSI layer atau pada interface
layer pada model TCP/IP.

Dalam sebuah perangkat yang mendukung jaringan berbasis TCP/IP


MAC address ditanam dalam sebuah network interface card (NIC).

MAC address merupakan alamat unik yang memiliki panjang 48-bit.


• MAC address terdiri dari 12 digit bilangan hexadecimal (0 s/d F), 6
digit pertama merepresentasikan vendor dan 6 selanjutnya adalah
nomor unik dari NIC.
• Contoh MAC address: 02-00-4C-4F-4F-50
ARP
• Address Resolution Protocol
(ARP) adalah protokol yang
berfungsi mapping alamat IP
address (logikal) menjadi
alamat hardware (MAC
address).
• Umumnya sebuah sistem
operasi akan menyimpan tabel
mapping antara IP address
dengan MAC address baik
secara statik atau dinamis.
• Apabila sistem operasi tidak
menemukan, maka sistem
operasi akan melakukan ARP
broadcast.
• Source adalah ip dan mac
address dari host sedangakan
destination adalah broadcast
MAC address (FF:FF:FF:FF:FF)
dan broadcast IP address.
IP Address
IP (Internet Protocol) terdapat dalam Network Layer (layer 3) OSI. IP
address digunakan untuk pengalamatan suatu PC / host secara logis.

IPv4
• Pengalamatan 32 bit
• Jumlah maksimal host 4,294,967,296
• Contoh Penulisan 192.168.10.150

IPv6
• Pengalamatan 128 bit
• Jumlah maksimal host
340,282,366,920,938,463,374,607,431,768,211,456
• Contoh penulisan 2001:db8:3c4d:12::1234:56ab
IP Terminology
• Bit- satu digit/bits yaitu 1 dan 0.
• Byte – 8 bits.
• Oktet – oktet terdiri dari 1 byte atau 8 bit. Pada IPv4
terdapat 4 oktet dengan total 4 byte atau 32 bit.
• Network Address – idenditas dari sebuah subnet dan
biasanya menjadi tujuan dari proses routing contoh
10.0.0.0 , 172.16.0.0, 192.168.0.0 , 192.168.0.64
(tergantung subnet mask dari network address).
• Broadcast Address – digunakan oleh aplikasi dan host
untuk mengirim informasi kesemua host. Contoh
255.255.255.255 , 192.168.0.255, 192.168.0.63
(tergantung subnet mask dari network address).
Anatomy IP Address
Network Address Type
• Network address terdiri dari beberapa kelas seperti kelas A, B, C, D dan E.
• Kelas A sampai D dapat digunakan sedangkan kelas E untuk penelitian.
• Kelas A mulai dari desimal 0 (00000000) sampai 127 (01111111) Kelas B
mulai dari 128 (10000000) sampai dengan 191 (10111111).
• Kelas C mulai dari 192(11000000) sampai dengan 223 (11011111).
• Kelas D (224 – 239) sebagai multicast addresses and Class E (240 – 255)
untuk keperluan penelitian.
Private Address (RFC 1918)
Berdasarkan jenisnya IP address dibedakan menjadi IP
Public dan IP Private.
• IP Public adalah IP address yang digunakan untuk
koneksi jaringan global (internet) secara langsung
bersifat unik.
• IP Private digunakan untuk jaringan lokal (LAN)
• Alokasi IP Private adalah sbb:
Type IPv4 Address
Berikut tipe-tipe dari IPv4 address:
• Loopback – alamat yang digunakan untuk mengetes IP
stack dari komputer.
• Broadcast – dikirim kesemua node pada semua
network.
– Limited broadcast  255.255.255.255 contoh DHCP paket.
– Directed broadcast  192.168.0.255 contoh NBSN paket.
• Unicast – mengirimkan data ke satu node (antar node).
• Multicast – mengirimkan data dari satu node ke grup.
Unicast
Broadcast
Multicast
IP Bogon
IP Bogon adalah IP yang tidak dapat dipakai karena tidak
diatur dalam aturan organisasi internet.
• IP bogon biasanya muncuk karena kesalahan konfigurasi
yang tidak disengaja atau sengaja untuk tujuan tertentu.
• Contoh IP bogon : : 0.0.0.0/8, 10.0.0.0/8, 127.0.0.0/8,
169.254.0.0/16, 172.16.0.0/12, 192.0.0.0/24, 192.0.2.0/24,
192.168.0.0/16, 198.18.0.0/15, 198.51.100.0/24,
203.0.113.0/24, 224.0.0.0/4, dsb
• Bogons dapat difilter menggunakan ACLs atau BGP
blackholing.
• IP bisa digolongkan IP untuk saat ini, bisa jadi kedepannya
bukan merupakan IP bogon lagi jida ditetapkan oleh
organisasi internet nasional (IANA).
Subnetting
Alamat IP didesain untuk digunakan secara
berkelompok (sub-jaringan/subnet).
• Subnetting adalah cara untuk memisahkan dan
mendistribusikan beberapa alamat IP.
• Subnet dapat mengingkatkan performa dan
security.
• Host/perangkat yang terletak pada subnet Yang
sama dapat berkomunikasi satu sama lain secara
langsung (tanpa melibatkan router/proses
routing).
Subnetting
Cara Mendefinisikan Subnet
Subnet Mask
• Subnet mask digunakan untuk mendapatkan
network address/ID dan broadcast address/ID
dari sebuah subnet.
• Dalam implementasinya anda dapat
menggunakan custom subnet mask (classless)
ataupun default subnet mask (classfull).
Classless Inter-domain Routing (CIDR)
• CIDR juga disebut sebagai supernetting.
• CIDR adalah classless IP address, pada CIDR tidak
mengenal istilah kelas IP address seperti IP address
kelas A, B, C dan lain-lain.
• Pengelompokan IP address berdasarkan kelasnya
(A,B,C,D,E) disebut classfull IP address.
• Valid untuk memberikan subnet mask 255.255.254.0
pada IP kelas C 192.168.0.0.
• Selain menggunakan subnet mask CIDR juga dapat
mengunakan notasi prefix contoh192.168.0.0
255.255.254.0  192.168.0.0/23
Subnetting Cheatsheet
Mencari Broadcast ID Dan Network ID
• Untuk menentukan network ID dan Broadcast dari sebuah
subnet mengunakan subnet mask tertentu kemudian
dilakukan operasi logika AND.
• Cara lebih mudah dengan memperhatikan blok subnet dan
mencari alamat pertama dan alamat terakhir.
Lab Subnetting
Berdasarkan IP address 192.168.0.30/25 carilah
data berikut?
• Subnet mask.
• Jumlah subnet.
• Jumlah host persubnet.
• Blok subnet.
• Network address.
• Broadcast address.
• Valid hosts.
Lab Subnetting
Rumus mencari data tersebut adalah:
• Jumlah subnet – 2n (n adalah jumlah subnet bits (1) yang
digunakan/pinjam untuk subnetting).
• Jumlah host persubnet – (2n)-2 (n adalah jumlah host bits (0) yang
tersisa subnetting).
• Blok subnet – 256 – n (n adalah oktet terakhir dari subnet mask
yang tidak 0).
• Network address – menggunakan operasi “AND” atau
menggunakan alamat pertama dari blok subnet.
• Broadcast address – menggunakan operasi “AND” dan membuat 1
(meng-on kan host bits) atau menggunakan alamat terakhir kuran g
1 dari block subnet baru.
• Valid hosts – IP address yang valid setalah network address dan
sebelum broadcast address.
Lab Subnetting
• 192.168.0.30/25
• Subnet mask  /25 =
255.255.255.128(11111111.11111111.11111111.10000000).
• Jumlah subnet  2^1 = 2 subnet .
• Jumlah host persubnet  2^7-2 = 126 hosts.
• Blok subnet  256-128 = 128, jadi blok subnet dari 0 dan 128.
• Network address  192.168.0.0
• Broadcast address  192.168.0.127
• Valid hosts.  192.168.0.1-192.168.0.126
Lisensi
• Fitur-fitur pada RouterOS bergantung dari jenis
atau level lisensi yang ada pada RouterOS atau
RouterBoard.
• Level dari lisensi juga menentukan batasan
upgrade.
• Lisensi melekat pada storage atau media
penyimpanan RouterOS contoh hard disk, NAND,
thumb drive dan lain-lain.
• Bila media penyimpanan diformat denga non
Mikrotik maka lisensi akan invalid.
Level Lisensi
Lisensi dan Upgrade Versi
• Lisensi menentukan versi berapa RouterOS dapat diinstall/upgrade disuatu
hardware.
• L1 dan L4 mengijinkan upgrade 1 versi diatansya, L5 dan L6 mengijinkan
upgrade sampai 2 versi diatasnya.
Versi Mikrotik
Fitur-fitur Mikrotik selain ditentukan oleh lisensi
yang digunakan, juga ditentukan oleh versi dari
Mikrotik yang terinstall.
• Pada RouterOS versi Mikrotik dapat dilihat
dari paket yang terinstall.
• Paket yang terinstall menunjukan fitur apa
saja yang didukung oleh RouterOS.
Melihat Versi RouterOS
Paket dan Fitur Paket

Sumber:
https://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:System/Packages
Manajemen Paket
• Coba disable, enable dan uninstall paket IPv6.
• Perhatikan juga kapasitas dari NAND(storage) sebelum dan setelah
uninstall.
• Perintah-perintah tersebut tidak akan dieksekusi sebelum router direboot.
Paket Upgrade dan Downgrade
• Untuk faktor keamanan dan kehandalan ada baiknya
anda usahakan untuk upgrade paket ke versi terbaru.
• Upgrade juga berguna untuk fix bugs, fitur baru dan
lain-lain.
• Downgrade perlu dilakukan apabila hardware kurang
support terhadap versi baru atau terdapat bug pada
versi yang digunakan
• Upgrade paket harus memperhatikan aturan level dan
lisensi yang berlaku.
• Upgrade dan downgrade juga harus memperhatikan
kompatibilitas terhadap arsitektur hardware.
Upgrade/downgrade
• Pemilihan paket sangat penting dalam melakukan upgrade/downgrade, jenis &
arsitektur hardware memiliki software yang berbeda.
• Bila ragu anda dapat melakukan pengecekan dan download di
www.mikrotik.com/download
RouterOS Release
• Bugfix only – fixes, no new features
• Current – same fixes + new features
• Release candidate – considered as a nightly
build version
Mengupload Paket
Paket yang akan diinstall (versi lama/baru) harus
diupload terlebih dahulu ke router pada bagian file.
• Upload dapat dilakukan dengan drag and drop
(winbox) atau menggunakan FTP client.
• Upload paket tidak dapat menggunakan via drag
and drop winbox apabila koneksi menggunakan
MAC address.
• Untuk melakukan upgrade paket router harus
direboot.
Mengupload Paket Baru
• Upgrade router and ke versi terbaru.
• Pastikan winbox menggunakan koneksi via IP.
• Reboot setelah selesai upload dan liat hasilnya.
Mengupload Paket Baru
• Cek log untuk melihat apabila ada error.
RouterBOOT
Hard Reset
Khusus RouterBoard memiliki rangkaian untuk reset pada board
dengan cara menjumper sambil menyalakan RB, RB akan kembali
ke konfigurasi awal/default.
Soft Reset
Apabila anda masih bisa masuk kedalam system
Mikrotik, softreset dapat dilakukan dengan
perintah:
Reinstall RouterOS
Install ulang router dapat mengembalikan router
ke default factory setting:
• Install dapat dilakukan menggunakan media
CD dan software netinstall.
• RouterBoard hanya dapat diinstall ulang
menggunakan software netinstall.
Reset Konfigurasi Router
Anda dapat melakukan reset konfigurasi router
Mikoritk apabila:
• Lupa username atau password atau keduanya
• Saat konfigurasi terlalu komplek dan perlu start
dari awal
Reset konfigurasi dapat dilakukan dengan cara:
• Hard reset  secara fisik.
• Soft reset  secara software.
• Install ulang
Netinstall
Untuk melakukan instalasi menggunakan
netinstall, RB harus disetting agar booting dari
jaringan (ethernet) dengan cara:
• Setting via serial console
• Setting via terminal console
• Winbox
• Tombol reset
Setting BIOS via Serial Console
• tampilan untuk masuk dalam setup yaitu
“Press any key within 2 seconds to enter
setup”
Setting BIOS via Winbox
Reinstall RouterOS
Netinstall Proses
Konfigurasi Netinstall
Proses Netinstall
Router Idendity
Manajemen Login
Manajemen Login - Group
• Group merupakan pengelompokan previlage atau hak akses yang akan
diberikan pada user.
• Ada 3 default previlage yang ada di Mikrotik yaitu full, read dan write
namu anda dapat melakukan customize sendiri.
Manajemen Login - Akses
• Masing-masing user dapat dibatasi hak aksesnya berdasarkan
group.
• Masing-masing user jgua dapat dibatasi berdasarkan IP
address yang digunakan.
• Misalkan si A hanya boleh login dengan IP A atau hanya boleh
login dari network A.
Manajemen Login – IP Service
• Membatasi service yang dapat diakses oleh user dan dari IP
tertentu.
• Setting konfigurasinya ada di menu IP > Services.
• Untuk keamanan anda juga dapat mengganti default port
pada masing-masing services.
Manajemen Login Lab
Gantilah identitas router menjadi Nom0r_<nama_anda>.

Manajemen user:
• Buatlah username baru dalam kelompok group full.
• Buatlah user “admin” hanya dapat diakses dari IP selain IP
laptop anda.
• Coba login dengan user baru dan user “admin”.

Manajemen services:
• Gantilah port telnet menjadi port 8080
• Buatlah agar winbox hanya dapat diakses dari IP laptop
anda.
Mikrotik Neighbour Discovery Protocol
• MNDP memudahkan konfigurasi dan manajemen jaringan
dengan memungkinkan setiap router Mikrotik untuk
menemukan router Mikrotik lainnya yang terhubung dalam
jaringan langsung (layer 2).
• MNDP juga memungkinkan kita menemukan router
Mikrotik menggunakan winbox.
• Fitur-fitur MNDP adalah sebagai berikut:
– Bekerja pada koneksi IP
– Bekerja pada semua non-dinamic interface
– Mendistribusikan informasi dasar pada versi software
• Mikrotik RouterOS mampu menemukan router yang
menjalankan MNDP, CDP (Cisco Discovery Protocol) dan
LLDP (Link Layer Discovery Protocol).
Blocking MNDP
Untuk menyembunyikan Mikrotik anda agar
tidak muncul pada winbox MNDP scan, perlu
dilakukan limitasi akses MNDP dengan cara:
1. Block port UDP 5678 menggunakan firewall
filter rule.
2. Disable MNDP pada menu IP Neigbors
Discovery.
Backup & Restore
Konfigurasi dalam router dapat dibackup dan disimpan untuk
dapat digunakan kemudian hari. Ada 2 jenis backup yaitu:
1. Binary file (.backup)
– Tidak dapat dibaca text editor.
– Membackup keseluruhan konfigurasi router.
– Create point of return (dapat kembali seperti semula)
2. Script file (.rsc)
– Berupa script dan dapat dibaca text editor.
– Dapat membackup sebagian atau seluruh konfigurasi router.
– Tidak mengembalikan ke konfigurasi semula melainkan
menambahkan script tertentu pada konfigurasi utama.
Binary Backup & Restore
Binary Backup & Restore
Script Backup & Restore
Script Backup & Restore
Backup & Reset Lab
• Buatlah backup dengan jenis backup binary
dan backup script.
• Pindahkan file backup binary dan backup
script ke komputer atau laptop anda.
• Coba buka dan edit file .backup dan file .rsc
tersebut.
Konfigurasi Inisialisasi
• Coba anda simulasikan koneksi jaringan dasar LAN yang
terhubung internet.
• Setting koneksi internet menggunakan Mikrotik sebagai
perangkat router yang melakukan Network Address
Translation (NAT).
Konfigurasi LAN
• Set IP address pada laptop/komputer client.
• Sesuaikan IP dengan nomor peserta.
Konfigurasi LAN
• Settinglah IP address pada interface ether1.
Konfigurasi LAN
• Lakukan koneksi ke router menggunakan
winbox via IP bukan MAC.
Konfigurasi WAN
• Membuat security profile.
Konfigurasi WAN
• Set wlan1 sebagai client.
Konfigurasi WAN
• Set interface wlan1 dengan mode station.
Konfigurasi WAN
• Mode station dapat melakukan scan radio
untuk mendapatkan SSID dari sebuah AP.
Konfigurasi WAN
• Wireless terkoneksi ditandai dengan flag R
pada menu Wireless Tables  interfaces.
Set DHCP Client
• Agar mendapatkan IP secara otomatis dari ISP
tambahkan interface wlan1 sebagai interface
DHCP client.
Set DHCP Client
Set DNS
• Umumnya informasi DNS Server diperoleh dari
provider, disini sebagai contoh kita masukkan
DNS Google.
• Allow Remote Request mengaktifan MikroTik
sebagai DNS Proxy
Pengecekan Koneksi Internet
• Lakukan ping dan tracerouter kesalah satu
domain internet contoh www.google.com.
Konfigurasi Firewall NAT
• Agar client dapat terkoneksi dengan internet maka
dari sisi router harus melakukan fungsi NAT pada
IPv4.
Network Time Protocol
• Umumnya RouterBoard Mikrotik tidak memiliki battery untuk clocking secara
internal (kecuali RB230 dan powerpc).
• NTP berguna untuk sinkronisasi waktu antara router/server untuk kepentingan
seperti pembacaan log.
• NTP juga dapat menggunakan server NTP public sepertia asia.pool.ntp.org,
id.pool.ntp.org, ntp.ui.ac.id, time.windows.com dan lain-lain.
NTP Client Status Message
Fase sinkronisasi NTP client adalah sebagai
berikut:
• Started : start service NTP
• Reached : terkoneksi dengan NTP server
• Synchronized : sinkronasi waktu dengan NTP
server
• Timeset : mengganti waktu/tanggal lokal
sesuai waktu NTP server
Have Any Connection Issue?
Router tidak bisa ping ke luar?
• Cek apakah wireless sudah terkoneksi.
• Cek DHCP client apakah sudah running dan mendapatkan IP.

Router bisa ping ke ip public tapi tidak bisa ping domain name luar?
• Checkp IP DNS (allow remote request).

Komputer tidak dapat ping ke router?


• Cek IP address dan pastikan subnetnya sama.

Komputer bisa ping ke IP luar tapi tidak bisa ping domain?


• Cek setting IP DNS dikomputer dan dirouter.
WIRELESS

Modul - 2
Wireless Pada Mikrotik
• RouterOS mendukung beberapa modul radio (wireless
card) untuk jaringan WLAN atau Wi-Fi (wireless fidelity).
• Wi-Fi memiliki standar & spesifikasi IEEE 802.11 dan
menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz.
• Mikrotik mendukung standar IEEE 802.11a/b/g/n/ac
– 802.11a – frekuensi radio 5 GHz, bandwidth 54 Mbps.
– 802.11b – frekuensi radio 2,4 GHz, bandwidth 11 Mbps.
– 802.11g – frekuensi radio 2,4 GHz, bandwidth 54 Mbps.
– 802.11n – frekuensi radio 2,4 GHz atau 5 GHz, bandwidth 300
Mbps (hanya support lisensi level 4 keatas).
– 802.11ac – frekuensi radio 5 GHz, channel 80 MHz, bandwidth
866 Mbps.
Wireless Band
• Band merupakan mode kerja frekuensi dari suatu perangkat
wireless.
• Untuk menghubungkan 2 perangkat, kedua harus bekerja
pada band frekuensi yang sama.
Wireless – Frequency Channel
• Frequency channel adalah pembagian frekuensi
dalam suatu band dimana Access Point (AP)
beroperasi.
• Nilai-nilai channel bergantung pada band yang
dipilih, kemampuan wireless card dan
aturan/regulasi frekuensi suatu negara.
• Range frekuensi channel untuk masing-masing
band adalah sebagai berikut:
– 2,4 GHz – 2412 s/d 2499 MHz
– 5 GHz = 4920 s/d 6100 MHz
802.11 b/g Channels
IEEE 802.11a – 5 GHz, 54 Mbps
Wireless – Lebar Channel
• Lebar channel adalah rentang frekuensi batas bawah dan batas atas dalam sebuah
channel.
• Mikrotik dapat mengatur beberapa lebar channel yang digunakan.
• Default lebar channel yang digunakan adalah 22 MHz.
• Lebar channel dapat diperkecil (5MHz) untuk meminimalisasi frekuensi atau
diperbesar (40MHz) untuk mendapatkan throughput atau bandwith yang lebih
besar.
Ilustrasi Lebar Channel
• Single Input Single Output (SISO) vs Multiple Inpute Multiple
Output (MIMO).
• SISO diibaratkan jalur yang lebih kecil dan MIMO diibaratkan
jalur yang lebih besar.
• MIMO memanfaatkan channel bonding ataupun dual antenna
untuk mendapatkan bandwidth yang lebih besar.
Wireless – Regulasi Frekuensi
• Setiap negara sudah membuat regulasi tertentu terkait
penggunaan frekuensi wirelless untuk internet carrier.
• Indonesia telah diizinkan untuk menggunakan
frekuensi 2.4GHz secara umum/bebas berdasarkan
KEPMENHUB No. 2/2005 berkat perjuangan para
penggerak internet sejak tahun 2001.
• Regulasi tersebut disebut sebagai “country-regulation”
dalam Mikrotik.
• Namun apabila diinginkan untuk membuka semua
frekuensi yang dapat digunakan oleh wireless card,
dapat menggunakan pilihan “superchanne”.
Regulasi Frekuensi 5.8 GHz
Lab – Regulasi Frekuensi
• Ada beberapa channel frekuensi default Mikrotik?
• Lihat dimenu Wireless  wlan1  Wireless.
Regulasi Frekuensi
• Ada berapa channel frekuensi untuk country regulation
Indonesia?
• Lihat dari menu Wireless wlan1  Wireless Advanced.
Regulasi Frekuensi
Kaidah Dalam Wireless
Kaidah dalam wireless:
• TX Power – daya pancar signal wireless
• RX Sensivity – sensitifitas menerimal signal
• Looese – hambatan karena kabel atau konduktor
• EIRP – daya pancaran total beserta Antenna
• Free Space Loss (FSL) – hambatan udara

Kaidah wireless outdoor:


• Line of Sight – hambatan dan penghalang
• Freznel Zone – media rambat frequency
• Lengkungan Bumi – medan bumi penghalang WLAN jarak
jauh
Line of Sight (LOS)
• Aplikasi Wireless LAN diluar ruangan harus
memenuhi prinsip LOS.
Lengkungan Bumi & Fresnel Zone
• Konektifitas yang baik akan terbangun jika
fresnel zone terpenuhi.
Konsep Koneksi Wireless
• Koneksi tejadi antara access point (AP) dengan
satu atau lebih station.
• Koneksi antara WDS-Slave dengan WDS-Slave.
• Koneksi terjadi apabila ada kesamaan SSID dan
kesamaan band.
• Station secara otomatis mengikuti channel dan
frekuensi dari AP.
• Station hanya dapat melakukan scan AP dengan
list channel frekuensi yang diset pada station.
Mode Interface Wireless
• Alignment Only
• AP Bridge
• Bridge
• Nstream dual slave
• Station
• Station bridge
• Station pseudobridge
• Station pseudobridge clone
• Station WDS
• WDS Slave
Mode Interface Wireless
AP Mode:
• AP-bridge – wireless difungsikan sebagai access point.
• Bridge – hampir sama dengan mode AP-bridge tapi hanya menerima koneksi dari 1
station/client, mode ini dipakai untuk topologi point to point (PTP).

Station Mode:
• Station – scan dan connect AP dengan frekuensi & SSID yang sama. Mode ini tidak
dapat dibridge.
• Station-bridge – sama seperti station, mode ini propierty Mikrotik dan mampu
melakukan L2 bridging selain WDS.
• Station-WDS – sama seperti station, namun membentuk koneksi WDS dengan AP
yang menjalankan WDS.
• Station-pseudobridge – sama dengan mode station, dengan tambahan MAC
address translation untuk bridge.
• Station-pseudobridge-clone – sama seperti station-pseudobridgem menggunakan
station-bridge-clone-mac address untuk konek ke AP.
Mode Interface Wireless
Special Mode:
• Alignment-only – mode transmit secara terus
menerus digunakan untuk positioning antena
jarak jauh.
• Nstreme-dual-slave – digunakan untuk sistem
nstreme-dual.
• WDS-Slave – sama seperti ap-bridge, namum
melakukan scan ke AP dengan SSID yang sama
dan melakukan koneksi dengan WDS. Apabilan
link terputus akan melanjutkan scanning.
Lab – Wireless AP & Station
Lab – wirelss AP & Station
• Samakan SSID, band dan frekuensi.
• Setup IP address interface wlan menjadi IP AP
= 10.10.10.1/24 IP station = 10.10.10.2/24.
• Pastikan koneksi layer 1 (wireless) terhubung
baru lalukan cek koneksi layer 3 (ping atau
traceroute).
• Lakukan ping dari masing-masing router.
Wireless Tools
Ada beberapa tool dalam wireless Mikrotik yang dapat
digunakan untuk mengoptimasi link:
• Scan – melihat informasi AP yang aktif beserta SSID dan
memudahkan untuk membuat koneksi ke AP yang aktif.
• Align – untuk pointing antenna.
• Sniff – untuk melihat lalu lintas paket data dijaringan.
• Snooper – seperti tool scan, tetapi informasi AP yang
aktif secara lengkap seperti SSID, channel, signal
strength, utilisasi dan station dari masing-masing AP.
• Bw Test – digunakan untuk melakukan pengecekan
throughput yang didapat pada router Mikrotik.
Lab – Wireless Tools
• Gunakan tool Frequency Use dan Snooper
untuk pemilihan channel yang optimum, serta
lakukan bandwith test.
Wireless MAC Filtering
• Access point, dapat dilakukan pembatasan hak
akses dimana AP hanya menerima koneksi dari
station atau client yang sudah terdaftar.
• Station, agat tidak tertipu dengan SSID AP
yang sama, adapat dilock agar terkoneksi
dengan AP yang sudah didaftarkan.
• AP – Access List.
• Station – Connect List.
Access Point – Access List
• Access list pada access point menfilter station
mana saja yang boleh terkoneksi.
Access Point – Default Authenticate
• Access List dapat
berfungsi apabila
wireless default
authenticate di non
aktifkan (uncheck).
Station – Connection List
Pada wireless station, connection list membatasi AP mana saja
yang boleh dan tidak boleh terkoneksi.
Registration List
• Pada Access Point dan station, Registration List berisi data
AP/station yang sedang terkoneksi.
• Untuk memudahkan filtering pada Access List dan Connection
List, menggunakan menu “Copy to Access/Connection List”.
Default Authenticated
• Untuk menggunakan pilihan Connection List dan Access List
baik pada AP atau Station pilihan Default Authenticated harus
di uncheck.
Lab – Wireless MAC Filtering
• Buathlah topology AP-Station dengan SSID
yang sama.
Lab – MAC Filtering
• Filter MAC address agar koneksi point to poing
anda tidak mudah dikacaukan oleh koneksi lain.
• Masukkan data MAC address wireless partnet ke
list yang benar. Jika sebagai station masukan
kedalam Connect-List, apabila sebagai AP
masukan kedalam Access-List.
• Untuk setting wireless pada AP, default
authenticate harus di-uncheck, agar tidak semua
client bisa terauthentikasi secara otomatis.
• Coba untuk konek ke AP yang bukan pasangan
Access-List.
Drop Koneksi Antar Client
• Default forward (hanya dapat disetting pada access point).
• Digunakan untuk mengijinkan/tidak komunikasi antar client/station yang
terkoneksi dalam 1 Access Point.
• Default forward biasanya didisable untuk keamanaan hotspot client.
Lab – Default Forwarding
• Cobalah ping antar peserta ketika default forwarding check
dan uncheck.
NV2 (nstreme versi 2)
• NV2 adalah protokol wireless proprietary Mikrotik.
• Hanya untuk koneksi wireless sesama Mikrotik (Contoh
Point to Point antar Mikrotik Router).
• Meningkatkan performa link wireless, terutama pada jarak
jauh.
• Lebih kebal terhadap interferensi dibandingan standar
802.11 standard.
• Nstreme harus diaktifkan di AP & station (bukan komputer
biasa).
• Konfigurasi Nstreme hanya di AP dan klien harus
menyamakan.
• Merupakan penyempurnaan dari nstreme.
Setup NV2
• Set wireless protocol NV2
Setup NV2
• Masukan parameter NV2, jika ingin
mengamankan network.
802.11 vs NV2
Wireless Security
• Untuk pengamanan koneksi wireless, tidak
hanya cukup dengan menggunakan MAC-
Filtering, karena data yang lewat kejaringan
bisa diambil, analisa dan disalah gunakan.
• Terdapat metode keamanan yang dapat
digunakan yaitu:
– Authentication (WPA-PSK, WPA,AEP).
– Enkripsi (AES, TKIP, WEP)
– Tunnel
Wireless Security Profile
• WEP sudah dinyatakan sebagai teknologi yang
deprecated karena kurang aman.
Wireless Encryption - WPA
• Pilihan wireless encryption
terdapat pada menu Wireless 
Security Profile.
• Security profile diberi nama
sesuai keinginan untuk
implementasikan dalam
interface wireless.
802.11N
• Meningkatkan data rate sampai dengan 300 Mbps.
• Dapat menggunakan lebar pita 20 MHz atau 2x20 MHz
(channel bonding).
• Dapt bekerja pada pada frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz.
• MIMO (Multiple Input Multiple Output)
– SDM – Spatial Division Multiplexing.
– Stream atau pancaran multi-spatial yang berkerja pada
masing-masing antena (multi antena).
– Antenna yang digunakan dapat lebih dari 1 dan
dikonfigurasikan untuk transmit dan receive.
Channel Bonding
• Menggabungkan 20 + 20 MHz (uppler atau lower).
• Menginkatkan troughput menjadi 300 Mbps (teori).
Station Bridge
• Station bridge adalah fitur Mirkotik sejak versi
5 yang memungkinkan station untuk dibridge.
• Station bridge hanya akan berjalan pada
koneksi antar Mikrotik (versi 5 keatas).
Lab- Simple Wireless Bridge
• Buat koneksi ke SSID Trainer, dengan mode station pseudobrigde pastikan
security profile frekuensi, dan protokol sesuai.
• Buatlah brigde di router dengan member port wlan1 dan ether yang
terhubung ke laptop.
• Set IP Laptop anda ke DHCP, apakah mendapatkan IP?
BRIDGING

Modul - 3
Konsep Bridging
• Menggabungkan 2 atau lebih interface yang
bertipe ethernet atau sejenisnya seolah-olah
berada dalam 1 segmen/subnet network yang
sama.
• Proses penggabungan ini terjadi pada layer data
link.
• Mengaktifkan bridge pada 2 buah interface akan
menonaktifkan fungsi routing diantara kedua
interface tersebut.
• Mengemulasikan mode switch secara software
pada dua atau lebih interface.
Illustrasi Bridging
• Memanfaatkan port-port pada RouterBoard untuk
menghubungkan perangkat-perangkat jaringan supaya berada
dalam satu subnet/bridge network yang sama layalnya seperti
switch.
Topologi Bridge pada WLAN
• Bayangkan network wireless yang terdiri dari beberapa BTS.
• Dari beberapa BTS tersebut networknya dibuat menjadi satu
subnet dan tidak berbeda subnet antara 1 BTS dan yang lain.
Sistem Bridge
Adapun kelemahan penggunaan bridge adalah:
• Sulit untuk mengatur trafik broadcast (misalnya akibat
device mulfunction, dll).
• Permasalahan pada satu segment akan membuat
masalah disemua segment yang diterapkan bridge
(misalnya broadcast storm akan mengakibatkan semua
segment bermasalah).
• Sulit untuk membuat fail over system.
• Sulit untuk melihat kualitas link pada tiap segment.
• Beban trafik pada setiap perangkant yang dilalui akan
berat, karena akumulasi traffic.
Bridge Ports
Berikut ini jenis interface yang dapat dijadikan bridge port:
• Ethernet
• VLAN
– Merupakan bagian dari ethernet atau wireless interface
– Jangan melakukan bridge sebuah VLAN dengan interface
induknya.
• Wireless AP, WDS dan station-pseudobridge
– Station-pseudobridge tidak dapat dibongin.
• Ethernet over IP (EoIP)
• PPTP
– Selama bridge dilakukan baik disisi server maupun client
menggunakan bridge control protocol (BCP).
Bridge Interface
• Kita tidak harus memasang IP address pada
sebuah bridge interface.
• Jika kita menonaktifkan bridge, pada IP address
yang terpasang pada bridge akan menjadi invalid.
• Kita tidak bisa membuat bridge dengan interface
yang bukan bertipe ethernet seperti
synchronous(serial), IPIP, PPoE, dll.
• Namun kita bisa lakukan bridge pada interface
tersebut dengan membuat EoIP tunnel terlebih
dahulu.
Lab - Membuat Bride Interface
• Akses menu Bridge di tab general dengan
nama Bridge.
Lab – Konfigurasi Bridge
• Alokasikan port ke bridge.
Lab - Bridge Monitoring
• Untuk melihat MAC address host yang
terkoneksi dengan bridge seperti berikut.
Bridge 2 Router
• Berpasanganlah dengan teman, buatlah
konfigurasi bridge berikut ini, sehingga dari
laptop A bisa melakukan ping ke laptop B.
Switchchips
• Dibeberapa hardware RouterBoard, chipset ethernet yang terpasang
memiliki fitur Switchchip yang memiliki fungsi hampir sama dengan
bridge.
• switchip tidak dapat menggabungkan virtual interface seperti vlan, pptp
dan lain-lain.
Switchchips – Wire Speed
• Dengan Switchchip,
memungkinkan tranfer
data antar port bisa
mencapai cable speed
tanpa membebani
processor.
Switchchips
• Fitu switchchip yang tertanam di RouterBoard.
Logic Switchchips
• Konfigurasi switchchips port ether4 dan
ether5 dengan master port di ether3.
Logic Switchchips
• Seolah-olah memiliki RouterBoard dengan 3 ports yang ether3
nya terhubung ke switch 4 ports.
• Komunikasi antar port diethernet switch tidak akan melalui
CPU RouterBoard.
ROUTING

Modul - 4
Routing
• Routing adalah pengaturan jalur antar
segment.
• Network yang berbeda berdasarkan IP
address.
• Bekerja pada OSI layer 3 (network).
• Untuk menghubungkan network yang berbeda
segment (subnet) memerlukan sebuah
perangkat yang mampu melakukan proses
routing yaitu router.
Contoh Aplikasi Routing
• Penghubung komunikasi antar network yang
berbeda segmen.
Keunggulan Fungsi Routing
• Memungkinkan kita melakukan pemantauan
dan pengelolaan jaringan yang lebih baik.
• Lebih aman (firewall filtering lebih mudah).
• Trafik broadcast hanya terkonsentrasi dilocal
network segmen yang sama.
• Untuk network skala besar, routing bisa
diimplementasikan menggunakan dynamic
routing protocol (RIP/OSPF/BGP).
Aplikasi Routing Di Wireless ISP (WISP)
Tipe Informasi Routing
Dynamic route:
• Akan dibuat secara otomatis saat menambahkan IP address
pada interface.
• Informasi routing yang didapat dari protokol routing
dinamik seperti RIP, OSPF dan BGP.

Static route:
• Informasi routing dibuat secara manual oleh admin untuk
mengatur kearah mana trafik tertentu akan disalurkan.
• Default route adalah salah satu contoh dari static route.
Menambahkan Routing
Tipe Routing
Connected Routes
• Connected routes adalah routing yang otomatis di tambahkan sistem
ketika kita mengset IP address diinterface router dengan state DAC
(dynamic, active, connected).
Parameter Routing

Destination:
• Destination address – 222.152.211.0 (network address)
• Network mask – 255.255.255.0 atau /24
• 0.0.0.0/0 – atau lebih dikenal dengan istilah default network.
Gateway:
• IP address gateway harus merupakan IP address yang satu subnet dengan IP yang terpasang
pada salah satu interface dan merupakan IP address dari router tetangga.
• Bisa juga menggunakan nama interface dari router (umumnya digunakan ketika IP bersifat
dinamik contoh ppp interface).
Pref Source:
• Source IP address dari paket yang akan meninggalkan router.
Distance:
• Beban untuk kalkulasi pemilihan routing.
Konsep Dasar Routing
• IP address gateway harus merupakan IP
address yang subnetnya sama dengan salah
satu IP address yang terpasang pada router
(connect directly)
• Pada interface yang menghubungkan router
A dan B, pada masing-masing router
terdapat lebih dari 1 buah IP address.
• Default gateway pada router B adalah
router A.
• IP address yang menjadi default gateway
router B adalah 10.10.2.1 karena IP address
tersebut berada dalam subnet yang sama
dengan salah satu IP address pada router A
(10.10.2.2/24).
• Setting Static default route adalah dst-
address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1
Pemilihan Routing
Untuk pemilihan routing, router akan memilik
berdasarkan:
1. Rule routing yang paling spesifik tujuannya
contoh 192.168.0.128/28 akan dipilih karena
lebih spesifik dari 192.168.0.0/24
2. Distance – router akan memilih routing dengan
distance yang paling kecil.
3. Round Robin (random) – akan dilakukan apabila
ada 2 buah routing yang memiliki distance yang
sama.
Pemilihan Routing
• Untuk koneksi dengan destination
192.168.0.1, manakah urutan prioritas rule
yang digunakan?
Lab – Static Route
• Set router sesuai dengan
skenario diagram.
• Dari laptop 1 ping ke laptop 2,
bagaimana hasilnya?
• Contoh static route R1 ke R2:
• Tambahkan static route di R1
/ip route add
dst=192.168.2.0/24
gateway=10.10.10.2
• Tambahkan static route di R2
/ip route add
dst=192.168.1.0/24
gateway=10.10.10.1
• Test ping kembali, bagaimana
hasilnya?
FIREWALL

Modul - 5
Dasar Firewall
• Firewall digunakan untuk melindungi jaringan
atau perangkat jaringan contoh router dari
akses yang tidak dikehendaki baik yang
berasal dari luar (internet) maupun dari client
(intranet/LAN).
• Firewall juga digunakan untuk memfilter akses
antar network yang melewati router.
• Dalam Mikrotik, firewall diimplementasikan
dalam fitur filter dan NAT.
Firewall Filter Rule
• Setiap firewall filter rule diorganisir dalam chain atau
rantai.
• Dalam firewall filter terdapat 3 default chain yaitu input,
forward dan output.
• Setiap aturan chain yang dibuat akan dibaca oleh router
dari atas ke bawah.
• Paket dicocokkan dengan kriteria/persyaratan dalam suatu
chain, apabila tidak cocok paket akan melalui
kriteria/persyaratan chain berikutnya/dibawahnya.
• Paket yang memenuhi kriteria langsung diproses dan tidak
diteruskan dirule bawahnya untuk itu berhati-hatilah dalam
membuat rule.
• By default Mikrotik mengijinkan semua paket untuk lewat.
Packet Flow
Terdapat tiga aturan dasar packet flow yaitu:
• INPUT- menuju ke router.
• OUTPUT – dari router.
• FORWARD – melalui router.
Firewall Filter
• Menambahkan firewall filter.
Firewall Filter Rule
• Prinsip seperti pada konsep IF… THEN…
programming.
• IF (jika) packet memenuhi syarat pada rule
yang dibuat.
• THEN (maka) action apa yang dilakukan pada
packet tersebut.
Firewall – IF (Condition)
• Jika memenuhi syarat seperti asal alamat (src address), tujuan alamat (dst address)
dan lain-lain.
Firewall – THEN (Action)
• Maka eksekusi action (aksi) seperti accept, drop,
reject dll.
Firewall Tactic
• Dalam penerapan firewall terdapat 2 metode yang umum
digunakan yaitu:
– Drop Some Accept All: yaitu teknik melakukan drop terhadap
beberapa jenis paket tertentu kemudian mengijinkan semua
jenis paket untuk lewat.
– Allow Some Drop All: yaitu teknik membolehkan beberapa jenis
paket untuk lewat selebihnya dilakukan drop.
• Taktik Drop Some Accept All umumnya diterapkan pada
router yang berada ditengah-tengah jaringan contoh router
pada ISP atau router core.
• Sedangkan taktik Allow Some Drop All umumnya
diterapkan pada sisi end user seperti router user yang
terkoneksi internet (edge router/CPE ) atau pada setiap
host contoh server.
Lab- Memproteksi Router
• Cobalah buat firewall yang hanya
memperbolehkan IP address dari laptop anda
sendiri untuk mengakses router anda.
Lab – Memproteksi Router
Lab – Memproteksi Router
Lab – Memproteksi Router
Logging
• Kita dapat mengatur
aktivitas atau fitur apa
yang akan ditampilkan
dalam log.
• Kita juga dapat
mengirimkan log ke
syslog server tertentu
menggunakan default
protocol UDP port 514.
• Pengaturan logging ada
dalam menu System
Logging.
Lab – Firewall Loging
• Firewall logging adalah fitur untuk mencatat (menampilkan pada log)
aktifitas jaringan yang kita inginkan.
• Buatlah filter rule pada menu IP>Firewall>Filter Rules, untuk loggin semua
paket ICMP yang mengarah ke interface wlan1.
Lab – Firewall Logging
• Coba ping dari laptop IP interface wlan1 dan amati
log pada router anda.
Connection Tracking
• Connection tracking dapat dilihat pada menu
IP>Firewall>Connection.
• Connection tracking mempunyai kemampuan untuk melihat
informasi koneksi seperti source dan destination IP, port yang
digunakan, status koneksi, tipe protokol dan lain-lain.
• Status koneksi pada connection tracking adalah:
– Established  packet sudah diketahui sebagai packet yang sudah ada.
– New  packet adalah packet baru atau packet adalah packet yang
berasalah dari packet sebelumnya yang terputus.
– Related  packet baru tetapi memiliki relasi dengan packet
sebelumnya contoh populer seperti FTP dan ICMP error message.
– Invalid  packet yang tidak berasalah dari packet manapun yang
diketahui dan pada waktu yang bersamaan tidak membuat packet
yang valid untuk komunikasi.
Connection Tracking
Implementasi Connection Tracking
• Pada saat membuat firewall, pada baris paling
atas umunya dibuat rule sebagai berikut:
– Connection state invalid  Drop
– Connection state established  Accept
– Connection state related  Accept
– Connection state new  Diproses ke rule berikutnya.
• Rule seperti ini akan sangat menghemat resource
router karena proses filtering selanjutnya akan
dilakukan ketika koneksi dimulai (connection
state = new).
Connection Tracking
• Jika di-disable maka fitu berikut akan ikut ter-
disable juga.
– NAT
– Firewall
connection-bytes connection-mark
connection-type connection-state
connection-limit connection-rate
layer7-protocol p2p
new-connection-mark tarpit
– P2P (torrent) mathing in simple queues.
Connection Tracking
Lab – Buatlah Firewall Untuk
Connection State
• Pada IP>Firewall>Filter Rule buat Chain Forward.
– Connection state invalid  action Drop
– Connection state established  action Accept
– Connection state new  action pass-through
– Connection state related  action Accept
Firewall – Address List
• Address-list digunakan untuk memfilter group
IP address dengan 1 rule firewall.
• Address-list juga bisa merupakan list IP hasil
dari rule firewall yang memiliki action “add to
address list”.
• Satu line address-list dapat berupa subnet,
range IP address atau 1 host IP address.
Lab – Address List
Lab – Block Situs Tertentu
• Kita akan block akses dari LAN ke situs
tertentu contoh youtube.com.
Lab – Block Situs Tertentu
• Sebelumnya kita harus mengetahui IP address dari youtube,
gunakan perintah nslookup pada CMD untuk mengetahui IP
yang digunakan oleh domain youtube.com atau bisa juga ping
ke domain www.youtube.com.
Lab – Block Situs
• Buatlah Filter Rule, Chain=forward, Dst. Address =
209.85.175.91, Action=drop.
• Ulangi untuk semua IP address dari youtube.com.
• Coba browsing kembali ke youtube.com.
Lab – Block Situs
• Kita juga dapat memblok situs menggunakan address-list.
• Daftarkan semua IP youtube.com ke address-list dan beri nama misalkan
“ip-youtuber”.
• Kemudian buat firewall rule untuk block address-list ip-youtuber.
NAT- Masquerade
• NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan banyak komputer ke
internet dengan menggunakan satu atau lebih IP address public.
• NAT digunakan karena alasan ketersediaan alamat IP public.
• NAT juga digunakan untuk menggabungkan 2 buah jaringan LAN dengan
alamat subnet yang sama.
NAT
• Ada dua tipe NAT dalam firewall Mikrotik.
• Source NAT atau srcnat  diberlakukan untuk paket
yang berasal dari network yang di NAT (private/LAN)
contoh mengganti semua IP address private yang
keluar menujur internet.
• Destination NAT atau dstnat  diberlakukan untuk
paket yang menuju jaringan yang di NAT atau umunya
IP public, biasanya digunakan untuk mengakses dari
luar beberapa service pada jaringan internal contoh
mapping antara web server internal menggunakan IP
address private dengan 1 IP address public.
scrNAT
• Source Network Address Translation
dstNAT
• Destination Network Address Translation.
Lab - dstNAT
• Redirect port http IP WAN router ke IP web server lokal (LAN).
Lab – DMZ Web Server
• Install dan jalankan program web server disalah satu laptop pesertan
(LAN).
• Buatlah rule pada IP>Firewall>NAT untuk redirect port 80 router ke IP
address dan port web server lokal.
TUNNEL

Modul - 6
Tunnel
• Tunnel adalah sebuah metode penyelubungan
(encapsulation) paket data dijaringan.
• Paket data mengalami sedikit pengubahan
atau modifikasi, yaitu penambahan header
dari tunnel.
• Ketika data sudah melewati tunnel dan sampai
pada tujuan (ujung) tunnel, maka header dari
paket data akan dikembalikan seperti semula
(header tunnel dilepas).
Ilustrasi Tunnel
VPN
• Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah
cara aman untuk mengakses local area
network dengan menggunakan internet atau
jaringan public.
• Tunnel atau terowongan merupakan kunci
utama pada VPN, koneksi pribadi dalam VPN
dapat terjadi dimana saja selama terdapat
tunnel.
EoIP
• Ethernet over IP Protocol (EoIP) merupakan
protocol proprietary milik Mikrotik untuk
membangun bridge dan tunnel antar router
Mikrotik, dimana interface EoIP akan dianggap
sebagai ethernet.
• Tunnel ID di EoIP harus sama diantara kedua
interface EoIP.
• MAC address diantara interface EoIP harus
dibedakan.
Ilustrasi EoIP
Lab - EoIP
• Menghubungkan 2 site yang berbeda via
internet.
Lab – EoIP Tunnel
• New EoIP tunnel interface. Masukan alamat IP router yang
terkoneksi dengan rounter anda pastikan Tunnel ID nya sama.
Bridge EoIP Tunnel
• Masukkan dalam interface bridge, interface
EoIP yang telah dibuat beserta ether1.
PPP
• Point to Point Protocol (PPP) adalah protocol
layer 2 yang digunakan untuk komunikasi secara
serial.
• Untuk menjalankan koneksi PPP, Mikrotik
RouterOS harus memiliki port/interface serial,
line telephone port berupa RJ11 (PSTN) atau
modem seluler (PCI atau PCMCIA).
• Kemudian PPP baru mendapatkan IP address
untuk koneksi internet.
• Mikrotik dapat digunakan sebagai PPP server
atau PPP client.
Setting PPP Client
• Ilustrasi New PPP interface untuk koneksi
menggunakan tipe kabel serial.
PPTP Tunneling
• Point to Point Tunneling Protocol (PPTP)
melakukan tunneling IP packet kedalam PPP data
link layer menggunakan protocol TCP dan GRE
(Generic Routing Encapsulation).
• PPTP menggunakan enkripsi MPPE (Microsoft
Point to Point Encryption) 40 – 128 bit.
• PPTP menggunakan port TCP 1723.
• PPTP support hampir disemua sistem operasi.
• Sebelum menjalankan PPTP server, hal yang perlu
diperhatikan adalah setting PPP secret dan PPP
profiles.
PPP Profile
• PPP profile digunakan untuk setting IP local address dan remote address,
remote address dapat menggunakan IP pool.
PPP Secret
• Semua koneksi yang menggunakan protocol PPP selalu
melibatkan authentikasi username dan password.
• Secara local, username dan password ini disimpan dan
diatur dalam PPP secret.
• Username dan password ini juga dapat disimpan dalam
RADIUS server terpisah.
• PPP secret (database local PPP) menyimpan username
dan password yang diberikan ke pelanggan/user.
• PPP secret dipakai untuk koneksi client: async, ISDN,
L2TP, OpenVPVN, PPPoE, PPTP dan SSTP.
Lab – Tunneling
• Membuat tunnel interface antar router.
Lab – Mengaktifkan PPTP Server
• Aktifkan PPTP server pada menu
PPP>Interface>PPTP Server.
PPP Secret
• PPP user yang dikaitkan dengan profile.
Mikrotik PPTP Client
• Add new interface PPTP pada tab Dial Out isikan dengan IP
public dari router Office, username dan password kemudian
apply.
Lab – Tunneling (Mikrotik – Windows)
• Koneksi PPTP client dengan Windows.
Lab – PPTP Client Windows
• Konfigurasi koneksi baru dengan Windows.
Lab – PPTP Client Windows
• Pilihlah connect using VPN, masukan IP VPN
server.
Lab - PPTP Client Windows
• Masukan username & password.
PPPoE
• Point to Point over Ethernet (PPPoE) adalah enkapsulalsi frame PPP
kedalam paket ethernet.
• PPoE biasanya dipakai untuk jasa layanan ADSL untuk
menghubungkan modem ADSL (kabel modem) didalam jaringan
ethernet (TCP/IP).
• PPPoE adalah point to point dimana harus ada satu point ke satu
point lagi. Lalu apabila point yang pertama adalah router ADSL kita,
lalu dimana point satunya lagi?
• Tapi bagaimana si modem ADSL bisa tahu point satunya lagi apabila
anda(biasanya) hanya mendapatkan username dan password dari
provider?
• Tahapan awalnya dari PPPoE adalah PADI (PPP Active Discovery
Initiation). PADI mengirimkan paket broadcast ke jaringan untuk
mencari dimana lokasi Access Conectrator di sisi ISP.
PPPoE Handshake
Tahapan Koneksi PPPoE
• PADI (PPP Acive Discovery initiation) – disini PPPoE client
mengirimkan paket broadcast ke jraingan dengan alamat
MAC address FF:FF:FF:FF:FF:FF. PPPoE client mencari
dimana lokasi PPPoE server dalam jaringan.
• PADO (PPP Active Discovery Offer) – PADO ini merupakan
jawaban dari PPPoE server atas PADI yang dikirimkan
sebelumnya. PPPoE server memberikan idenditas berupa
MAC addressnya.
• PADR (PPP Active Discovery Request) – merupakan
konfirmasi dari PPPoE client ke server. Disini PPPoE client
sudah dapat menghubungi PPPoE server menggunakan
MAC addressnya, berbeda dengan PADI yang masih berupa
broadcast.
Tahapan Koneksi PPPoE (Cont’)
• PADS (PPP Active Discovery Session
Confirmation) – dari PPPoE server ke client.
Session-confirmation disini memang berarti
ada session ID yang diberikan oleh server
kepada client. Pada tahapan ini juga terjadi
negosiasi username, password dan IP address.
• PADT (PPP Active Discovery Terminate) – bisa
dikirim dari server ataupun client, ketika salah
satu ingin mengakhiri koneksinya.
Debug Packet PPPoE
Lab – PPoE
• Aktifkan PPPoE server dimenu PPP>PPPoE Server.
Lab – IP Pool Untuk Client PPPoE
• Memberikan range IP kepada user PPPoE yang
melakukan dialup.
Lab – PPPoE User (Secret)
• Membuat PPPoE user di MikroTik.
Lab – Setup PPPoE Client (Windows)
Lab – Setup PPPoE Client (Windows)
• Menginputkan username dan password yang
telah dicreate di MikroTik.
QUALITY OF SERVICE (QOS)

Modul - 7
Rate Limit
Pada RouterOS, dikenal 2 jenis batasan rate limit:
1. CIR (Committed Information Rate) – dalam
keadaan terburuk client akan mendapatkan
bandwidth sesuai dengan “limit-at” (dengan
asumsi bandwidth yang tersedia cukup untuk
CIR semua client).
2. MIR (Maximal Information Rate) – jika masih ada
bandwidth yang tersisa setelah semua client
mencapai “limit-at”, maka client bisa
mendapatkan bandwidth tambah hingga “max-
limit”.
QoS – Bandwidth Limiter
QoS – Bandwidth Limiter
• Shapper – melakukan drop pada paket yang telah melewati
batasan aturan. Dapat diimplementasikan di ingress(paket
menuju router) interface atau outgress interface(paket
keluar dari router) interface. Shapper memiliki kelebihan
lebih hemat resource dan tidak membutuhkan buffer pada
RouterOS, jadi ketika paket melewati batasan aturan paket
tersebut langsung didrop.
• Scheduller – melakukan delay terhadap paket yang
melewati batasan aturan. Hanya dapat diimplementasikan
di outgress interface. Shapper memiliki kelebihan
bandwidth yang didapat user jauh lebih baik dari shapper
tetapi membutuhkan buffer, paket yang telah melewati
batasan aturan akan didelay.
Simple Queue
• Pada RouterOS, bandwith limit dapat dilakukan
dengan berbagai cara contoh wireless access list,
ppp secret dan hotspot user.
• Simple queue mengatur batasan bandwidth
dengan janya mendifinisikan parameter IP
address (target adderess) dari host/koneksi yang
dilimit.
• Simple queue paling sederhana hanya melakukan
pembatasan bandwidth max-limit (MIR).
Lab – Simple Queue
• Batasi bandwith laptop anda 32k Upload dan 64k Download.
Lab – Test Bandwidth
• Buka website cbn.speedtest
htpp://speedtest.cbn.net.id/
• Berapa hasil test upload dan download yang
anda dapat?
Lab – Check Bandwidth Status
QoS Feature “Burst”
• Burst adalah salah satu cara untuk meningkatkan
performance koneksi HTTP/HTTPS.
• Burst digunakan untuk mengijinkan naiknya data reate
dalam waktu yang singkat (burst time).
• Jika average data rate lebih kecil dari burs-threshold, burst
dapat digunakan (actual data rate dapat mencapai burst-
limit).
• Average data rate dihitung dari detik terakhir burst time.
• Contoh aplikasi yang sangat bermanfaat ketika
menggunakan fitur burst adalah koneksi web browser dan
video.
• Tukang download tidak akan mendapatkan manfaat dari
fitur burst ini.
Perhitungan Burst Time
• Burts-limit – nilai bandwidth maksimum
(upload/download) manakalah burst terjadi. Nilai
burst-limit harus lebih besar dari max-limit.
• Burst-time – periode waktu yang digunakan untuk
menghitung data rate rata-rata. Perlu diingat, burts-
time bukan menunjukan berapa lama terjadinya burst
time.
• Burst-treshold – nilai ini menentukan kapan burst bisa
dijalankan dan dihentikan. Nilai burst-treshold
umumnya ¾ dari nilai max-limit. Jika nilai rata-rata
lebih rendah maka burst akan dijalankan namun jika
nilai rata-rata lebih tinggi maka burst akan dihentikan.
Perhitungan Burst Time
• Rumus lama burst dijalankan adalah (burst-
threshold/burst-limit) x burst-time.
• Misalkan anda menkonfigurasikan limit-at =
128kbps, max-limit=512kbps, burst-
treshold=384kbps, burst-limit=1024kbps dan
burst-time=8s.
• Maka lama burst dijalankan adalah
(384/1024)x8 = 3 detik.
Illustrasi QoS Burst
Lab- Burst Simple Queue
• Queue>Simple> + (buat baru).
Lab- Burst Simple Queue
Jenis Queue
Scheduler queues:
• BFIFO (Bytes First-In First-Out)
• PFIFO (Pakcet First-in First-Out)
• RED (Random Early Detect).
• SFQ (Stochastic Fairness Queuing)
Shaper Queues:
• PCQ (Per Connection Queue)
• HTB (Hierarchical Token Bucket)
Menambahkan Queue Types
PQC (Per Connection Queue)
• PCQ dibuat sebagai penyempurnaan SFQ.
• PCT tidak membatasi jumlah sub-queue.
• PCQ membutuhkan memori yang cukup besar.
PCQ
• PCQ akan membuat sub-
queue, berdasarkan
parameter pcq-classifier (src-
address, dst-address, src-port
dan dst-port).
• Dimungkinkan untuk
membatasi maksimal data
rate untuk setiap subqueue
(pcq-rate) dan jumlah paket
data (pcq-limit).
• Total ukuran queue pada
PCQ-subqueue tidak bisa
melebihi jumlah paket sesuai
pcq-total-limit.
Contoh Penggunaan PCQ
• PCQ rate diset di 128k dengan max-limit=512k.
• PCQ akan menghitung user aktif dan membagi secara rata dengan maksimal limit rate 128k.
• Tidak semua bandwidht dibagikan apabila total bandwidth dari semua user kurang dari nilai
max-limit.
• Bandwidth akan dibagi rata keseluruh user sesuai jumlah user contoh 4 user 128k, 7 user 73k,
8 user 64k dengan maksimal rate 512k.
Contoh Penggunaan PCQ
• PCQ rate=0.
• Maka bandwidth akan dibagikan secara dinamis sesuai jumlah user.
• Contoh 1 user 512k, 2 user 256k , 3 user 170k dan seterusnya.
HTB
• HTB (Hierarchical Token Bucket).
Struktur HTB
• Setiap queue bisa menjadi parent untuk
queue lainnya.
• Semua child queue (tidak peduli berapa
banyak level parentnya) akan berada pada
level HTB yang sama (paling bawah).
• Semua child queue akan mendapatkan trafik
sekurang-kurangnya sebesar limit-at.
Lab - PCQ
PCQ – Scripts LAB
Posisi Queue
• Queue pada RouterOS dilakukan pada parent
interface:
• Interface fisik (ether1, ether2, wlan1…).
• Interface virtual:
– Global In
– Global Out
– Global Total
• Simple Queue secara otomatis menggunakan
virtual interface untuk melakukan queueing.
• Sejak RouterOS versi 6 hanya ada Global-Out.
Posisi Queue
• Global-in: mewakili semua interface input (ingress queue).
Queue yang melekat ke global-in, berlaku untuk lalu lintas
yang diterima oleh router sebelum paket filtering.
• Global-out: mewakili semua interface output pada
umumnya (egress queue), traffic setelah filtering.
• Global-total: mewakili semua input dan output interface
bersama-sama (dengan kata lain itu agregrasi global-in dan
global-out). Digunakan dalam kasus ketika pelanggan
memiliki limit-at untuk total upload dan download.
• <interface name>: merupakan salah satu outgoing
interface tertentu. Hanya lalu lintas yang ditunjukan untuk
pergi keluar melalui interface ini yang akan melewati HTB
queue.
Mangle Structure
• Mangle diatur dan diorganisasikan chains.
• Ada 5 built in chain mangle dalam Mikrotik:
– Prerouting: masuk menuju router sebelum proses
routing.
– Postrouting: keluar meninggalkan router setelah
proses routing.
– Input: trafik menuju router.
– Output: trafik berasal dan meninggalkan router.
– Forward: trafik yang melewati router.
• Jika dibutuhkan user dapat membuat chain baru
dengan nama tertentu.
Penggunaan Mange Untuk Queue
• Aliran (stream) traffic.
– Upstream:
PC  in-interface(LAN)  prerouting(marking packet
upstream)  global-in(limitasi upstream)  routing –decision
 forward  postrouting  global-out(walaupun sudah ada
global-out, tidak perlu limitasi disini karena sudah dilimit di-
global-in) out-interface(WAN)  Destination-server.
– Downstream:
Destination-server  in-interface(WAN)  prerouting 
global-in  routing-decision  forward  postrouting(magle
packet downstream disini agar bisa dilimit diglobal-out) 
global-out (limitasi downstream terjadi disini)  out-
interface(LAN)  PC.
Packet Flow Diagram
Packet Flow Diagram (Cont’)
Packet Flow Diagram (Cont’)
Network Management

Modul - 8
Koneksi Host to Host
Ketika anda melakukan ping dari host A ke host B dalam keadaan sistem operasi baru booting
tanpa MAC address static adalah sebagai berikut:
1. Host A memeriksa tabel ARP cache internal.
2. Bila tidak ada dia akan bertanya dengan mengirimkan pake broadcast ke network, siapa IP
192.168.43.2 dan berapa MAC addressnya.
3. Host B me-replay “Saya pemilik IP 182.168.43.2, MAC address saya adalah
00:6A:22:45:30:3D”.
4. Host A menerima informasi dari host B dan menambahkan entry pada tabel ARP cachenya.
ARP
• Meskipun pengalamatan paket data menggunakan IP
address, alamat hardware atau MAC address-lah yang
digunakan untuk melakukan komunikasi data antar
host-to-host pada connected network.
• ARP digunakan untuk mapping layer 3 OSI (IP) ke layer
2 OSI (MAC address).
• Router memiliki tabel entri ARP, biasanya tabel ARP
dibuat secara dinamis oleh router, tetapi untuk
meningkatkan keamanan jaringan dapat juga dibuat
secara statik sebagian atau semuanya dengan
menambahkan manual pada entry ARP table.
Interface ARP Mode
• Enable – mode ini secara default enable pada semua interface Mikrotik.
Semua ARP akan ditemukan dibuat secara dinamik pada ARP tabel.
• Proxy ARP – router dengan mode ini bertindak sebagai transparan proxy
ARP antara node yang berbeda subnet atau tidak terhubung langsung.
• Reply Only – pada mode ini router hanya mereply APR statis yang
ditemukan di tabel ARP, akses ke router dan ke jaringan dibelakang
router(subnet lain) hanya dapat diakses oleh kombinasi IP dan MAC
address yang ditemukan ditabel ARP. Pada mode ini konfigurasi static MAC
address hanya perlu dilakukan dirouter tidak perlu diclient.
• Disable – pada mode ini permintaan APR dari klien tidak dijawab oleh
router. Oleh karena itu, static ARP entry harus ditambahkan disamping
disisi router juga disisi client. Misalnya pada Windows menggunaka
nperintah “arp –s 192.168.2.1 00-ab-cd-62-32-09”.
Interface ARP –Proxy ARP
• Dengan Proxy ARP, Host A dengan alamat 172.16.1.2/16 pada
gambar dibawah mampu menghubungi Host D dengan alamat
172.16.2.3/24 walau berbeda subnet.
• Host A mengira bahwa Host D satu network, sedangkan Host D
tidak satu network dengan Host A.

Sumber: https://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:IP/ARP
Mode ARP
Lab –ARP Mode
• Koneksikan laptop dengan salah satu interface, berikan IP
kemudianping .
• Set mode ARP ke reply-only.
• Delete ARP laptop dari menu IP>ARP.
• Test ping kembali.
Lab – DHCP Server
• DHCP sever dapat dijalankan pada masing-masing interface
dirouter.
• Untuk memudahkan seting DHCP server, sebelumnya
tambahkan IP address untuk interface yang akan menjalankan
DHCP server.
• Setting DHCP server pada menu IP>DHCP Server>DHCP Setup.
Web Proxy
• Topologi sederhana dari web proxy.
• RouterOS dikonfigurasikan sebagai web proxy.
Lab – Web Proxy
Testing Web Proxy
• Buka browser, dan kunjungi halaman
http://whatismyproxy.com
• Apa yang tercantum diinformasi website tersebut?
• Cek pada IP>Web Proxy>Connections.
Transparant Proxy
• Adalah jenis proxy yang memaksakan traffic browsing dari user dibelokkan
ke proxy server.
• Set pada IP>Firewall>Nat --- Action Redirect to Port 8080.
Tools Pada RouterOS
• E-mail – tool untuk mengirimkan email (biasanya
digunakan untuk alert dari router).
• Netwatch – digunakan untuk mendeteksi link hidup
atau mati, kemudian diasosiasikan dengan action
contoh email.
• Ping – tool untuk mengecek apa sebuah host hidup
atau mati.
• Traceroute - mengecek rute pada network.
• Profiler (CPU load) – melihat proses yang
menggunakan resource paling banyak.
• System Idendity – set idenditas atau nama unik router.
Email
Netwatch
• Merupakan tools yang berfungsi untuk
melakukan monitoring perangkat network.
• Netwat dapat mengembalikan status UP dan
DOWN.
• Ketika terjadi events, netwatch dapat diset
untuk melakukan aksi tertentu (dengan
script).
• Contoh mengemail administrator ketika salah
satu Host down.
Ping
• Digunakan
sebagi basic
troubleshooting
saat mengetes
sambungan
jaringan.
Traceroute
Profiler
System Identity
Graphing
Meminta Bantuan Ke Mikrotik
Meminta Bantuan Ke Mikrotik
System Logging & Debug Log
Tools Logging
Logging Rules

Anda mungkin juga menyukai