Anda di halaman 1dari 19
Martabat: Jurnat Pevempuan dan Anak IMAJI SALEHAH DALAM MEDIA SOSIAL, INSTAGRAM DALAM KASUS RINA NOSE Citra Orwela, Khabibur Rohman STAIN Kediri, LAIN Tubungagung orwellat 986 @gmail.com, haabi.robman@gmail.com ABSTRAK,. Perempuan merupakan entitas yang selalu menarile untuk menjadi medan liput media. Dalam tubub media, perempuan menjadi aban pergunjingan yang dianggap menarit. Media membingkai beritanya dengan sedemikian rapa sehingga manpa menggiring opini publ, terkait opik yang dibicarakan kbususnya — perempuan. Media seperti tidak ‘pernah bosan melakukan definisi terbadap diri perempuan. Apatagi dalam asa Islamic Pap Culture, perempuan habis dictrakan oleh media. Media ‘mainstream selalu memiliki pandangan serupa terbadap perempuan. Media adang menggambarkan perempuan sebagai objek yang patut dinilai habis- abisan. Perempuan akan mastik dalam jaringjaring frame menarite dan ‘menjual untuk dibaca khalayak. Padabal, apabita dikaji ulang, masyarakat sebenarnya tidak: membutubkan informati semacam ini. Hal derkian bara- bara ini terjadi pada dri selebriti Rina Nose yang memutuskan melepas ijabnya. Jika dilibat dari sexi bak pribadi, apa yang dlakakan Rina Nose ‘merupakaan bak penuh atas dria, nanan apa yang dilakuckan media adalab sebaliknya, Media merasa perl untuk ikut campur dalam mencitrakan sescorang yang sholibah dan “baik” menurut versi media. Dalam jurnal ini, akan dikaj lagi bagaimana media membuat frame atas deri Rina Nose sesuai dengan analisis Sara Mills Kata kunci: Media, Perenpuan, Sara Mills Citea Orwela dan Khabibur Rohman: an Mastin. A. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan media massa luar biasa pesat, sehingga, ‘mempengaruhi kemajuan komunikasi. Media massa menjadi salah satu keburuhan vital dalam memperolch informasi pada perkembangan zaman saat ini, Pesan singkat dapat dikirim dengan cepat tanpa memerlukan ‘waktu lama. Adapun, media massa terdiri dari surat kabar, radio, televisi, dan film.' Ditambah lagi sekarang telah berkembang pesat media online seperti sireaming radio, website surat kabar, website stasiun televisi, dan website progtam-program yang terdapat dalam stasiun televisi Munculnya kemudahan itu ternyata tidak sepenuhnya menjadi kabar yang menggembirakan, Hal ini terjadi karena dunia maya ibarat buah simalakama: di satu sisi menawarkan keuntungan dan di sisi lain menjerumuskan. Dengan kata lain, kemajuan dan kemudahan itu ternyata juga dimanfaatkan untuk hal-ihwal yang negatif, termasuk meracuni otak, menebar kebencian, dan mengumbar fitnah melalui media online. Di satu sisi, media dapat merepresentasikan kelompok tertentu dalam arti positif. Di sisi lain, media dapat menghilangkan keberadaan dan peran kelompok yang lain, Padahal, ketidakhadiran baik itu pesan, organisasi, atau pemimpin di media massa akan berimplikasi kepada ketidakhadiran dalam ingatan publik. Sesungguhnya, kelompok tertentu dapat menjadi tersubordinasi dan kehilangan tempat di mata publik.’ Media massa juga dimanfaatkan untuk merepresentasikan perempuan. media massa sering menganggap perempuan sebagai subjek manusia, dan seting pula dihaditkan sebagai mesin operasional, bulan- bulan pemberitaan, objek fatish, sasaran afirmasi pola kerja patriarki, objek " Bviyono Adi Wibowo, Representasé Perempuan Dalam Filo Wanita Tetap Wanita (Analisis Semiotiea Repreentasi Perempuan Dalam Film Wanita Tetap Wanita, Naskal Publikasi, UNMUH Surakarta, 2015, Hal. 1 ® Monika Sei Yulia, “Perempuan Di Media Online: Representasi Perempuan” Dalam Website WarwKompas Com, juroal, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014. Halt * Irwan Abdullah. dkk, “Konstruksi Media Terhadap Pemberitaan Kasus Perempnan Koruptor", Jarnal ALUlum, Vol. 13 No. 2, Desember 2013. Fal. 346 352 {i Martalat: Jurnat Perempuan dan Anak. seksis, bahkan bisa jadi sebagai incaran pelecehan dan kekerasan. Media seolah buta pada keadilan terhadap perempuan katena kuasa pattiarki di dalamaya. Otoritas nasa, dan kontrol laki-laki atas media juga dirasa lebih dominan karena laki-laki lebih dahulu memasuki wilayah tersebut.* Media mempunyai kuasa membentuk framing mengenai konsep perempuan, Tubuh perempuan bukan sebush realitas yang hadir atas perempuan itu sendiri, melainkan dibentuk sedemikian rupa.* Schingga ‘muncul steteotip perempuan yang baik adalah perempuan yang mampu tampil menawan, pandai mengurus rumah tangga, memasak, tampil prima untuk menyenangkan suami, dan pantas disjak berbagai acara. Perempuan muslimah harus bethijab, memakai baju syar’i baru dikatakan sholihah seperti yang ditayangkan oleh iklan-iklan atau media ‘masa dengan pesan-pesan hegemoni yang ditunggangi kapitalis . Sehingga penerima pesan atau komunikan menganggap pesan itu adalah sebuah common sense.” Metcka juga akan dikesankan publik sebagai perempuan baik-baik yang melaksanakan perintah agama.* Itulah stereotip yang dibangun tentang perempuan yang mendapat kritikan sebagai citra yang, sering memojokkan perempuan. Scbagai bukti dari pernyataan di atas adalah berita menggemparkan tentang pembawa acara Rina Nose yang memutuskan untuk membuka atau melepas hijab pada hari kamis, 09 November 2017 setelah setahun, yang lalu bulan Desember 2016 memutuskan untuk berhijab. Hal ini diketahui media dari akun instagramnya. Berita ini meledak berhamburan * Musta'in, “Sisi Lain Perempuan dalam Sororan Medi ‘Kelompok Bungkam(Muted Group Theory-Mgs)”, Janna! Sy, Vol. 04, No, O1, Agustus 2013. Hal. 66. ° Matiana Amicuddin. “Apa Kabat Media Kita?” Juraal Perempuan, Edisi 67 Tahun 2010. Hal. 26. © Mustain, “Sisi Lain . Hal. 67, ‘Mariana Amiruddin. “Apa Kabae... Hal 28 * Bka Septiani, “Jdbab Di Kalangan Artis dalaea Majlah Paras (Analisis Wacana "LA. Van Dijh)", Sipe’ UIN SUKA Yogyakarta. 2014. Hal. 2 / Head 03: sampaisnasalah-rumah-tangga (Diakses tanggal 15 Januari 2018) Tinjavan Teosi Vol. 1, No.1, Juli 2017 F353

Anda mungkin juga menyukai