Hujjah Ahlussunnah Wal Jamaah
Hujjah Ahlussunnah Wal Jamaah
BAB I
HUKUM KIRIM DO`A, SHODAQOH DAN AMAL BAIK
UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL
Masalah ini adalah bagian dari masalah khilafiyah yang sering menjadi
perdebatan dan pertentangan di kalangan umat Islam, yang mana masing-masing
kelompok itu sendiri sebetulnya mempunyai dalil/dasar yang dapat dijadikan
pegangan dalam melaksanakan kegiatan ibadahnya
Menurut Imam Ibnu Taimiyah : Sesungguhnya orang yang sudah meninggal
itu dapat mengambil kemanfaatan dari bacaan-bacaan Al Qur`an sebagaimana
kemanfaatan yang diterima dari ibadah maliyah seperti shodaqoh dan sejenisnya.
Sedangkan pendapat beliau dalam kitab Ar Ruh dikatakan bahwa : Sebaik-baik
perkara yang dapat dihadiahkan kepada orang meninggal adalah shodaqoh, istighfar,
do`a dan melaksanakan haji untuk orang yang sudah meninggal. Adapun bacaan Al
Qur`an yang dibaca tanpa upah ( menurut mayoritas Ulama bahwa ta`limul Qur`an
diperbolehkan mengambil upah) yang dikirimkan kepada orang yang sudah
meninggal, pahalanya bisa sampai kepadanya sebagaimana pahala puasa dan haji
( yang diqodlo` oleh keluarganya ). Masih menurut Imam Ibnu Taimiyah dan
dikuatkan oleh pendapatnya Imam Ibnu Qoyyim dalam kitab yang lain menyebutkan,
bahwa pelaksanaan kirim do`a, shodaqoh dll sebagaimana diatas harus diniyati
dihadiahkan pada orang yang sudah meninggal, walaupun tidak disyaratkan dengan
talafudz / melafalkan. (Adapun apabila dilafalkan seperti :
....صلل واهصد ثواب ماقرأناه من القرأن العظيم وما صلينا وما سمبحّنا وما هللنا ومااستغفرنا
اللهم او ص
م
Allohumma aushil wa ahdi tsawaba ma qoro`nahu minal Qur`anil `Adhim wa ma
sholaina wa ma sabahna wa ma hallalna wa mas taghfarna dst. Maka lebih afdhol ).
Seorang mufti negara Mesir Al `Allamah Syaich Hasanain Muhammad Mahluf
telah mengutip pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim, beliau berpendapat:
Bahwa menurut madzhab Imam Abu Hanifah, sesungguhnya orang yang melakukan
ibadah, baik shodaqoh, membaca Al Qur`an, atau amal baik yang lain, pahalanya
dapat dihadiahkan pada orang lain, dan pahala itu akan sampai padanya. Pendapat
ini dikuatkan oleh Imam Al Muhibbu At Thobary, bahwa akan sampai pahala ibadah
yang dikerjakan semata-mata dihadiahkan pada orang yang sudah meninggal, baik
ibadah wajib maupun sunnah. ( Menurut ihthiyat / kehati-hatian para Ulama apabila
ada orang yang sudah meninggal masih meninggalkan sholat, maka sebaiknya
keluarganya mengqodlo sholat tersebut, dengan niyat :
ّ ل تعالى....... اصملىّ فرض الظهر اربع ركعات عن
Usholli fardlod dhuhri arba`a roka`atin an fulanin lillahi ta`ala ) .
Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, bahwa orang meninggal yang masih
memiliki tanggungan sholat, maka keluarga wajib membayar fidyah yang besarnya 1
mud tiap-tiap 1 kali sholat yang ditinggalkan.
Demikian juga orang meninggal yang masih mempunyai tanggungan puasa
Romadhon, maka wajib diqodlo keluarganya, sebagaimana sabda Rosululloh SAW :
( من مات وعليه صيام صام عنه ولـميه ) ممتفق عليه
“ Orang meninggal yang masih memiliki tanggungan puasa, maka wajib diqodlo oleh
keluarganya “
Niyatnya sebagai berikut :
ّ المرحوم ل تعالى........ نويت أداء فرض الصوم عن
Adapun menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik , hanya wajib dibayar
kifarat, sebgaimana Hadits Marfu` riwayat Ibnu Umar , Rosululloh bersabda :
من مات وعليه صيام ااطُصعمم عنه مكان كمل يومم مسكينن
“ Orang meninggal yang masih memiliki tanggungan puasa, maka wajib dibayarkan
berupa makanan pokok kepada orang miskin, sebesar 1 mud sebagai ganti setiap 1
hari puasa ”
2
يـا علـيي تصـمدلقّ علـىّ موتـاك فـإمن الـ تعـالىّ قـد ومكـل ملئكـةة: أمن النـبمي صلىّ الـ عليـه وسـلم قـال
يحّملون صدقات الحياء إليهم فيفرحون بها اشمد ما كانوا يفرحون في الدنيا
Rosululloh bersabda: Wahai Ali, shodaqohlah untuk orang mati kalian, sesungguhnya
Alloh akan mengirim Malaikat membawa shodaqo-shodaqoh orang hidup kepada
mereka, sedangkan mereka akan bergembira sebagaimana bergembira ketika
menerima bingkisan waktu di dunia
Menurut Madzhab Syafi`i, sesungguhnya shodaqoh itu pahalanya akan sampai
pada orang yang telah meninggal secara pasti (tanpa batasan). Adapun membaca Al
Qur`an dan kalimat-kalimat thoyibah lain, maka pendapat yang dipilih oleh beliau
sebagaimana dalam syarah Al Minhaj, adalah sampainya pahala tersebut tapi perlu
keyakinan dan kemantapan dalam niyat menyampaikannya, karena merupakan
bentuk do`a ( ciri-ciri do`a adalah bisa dikabulkan dan bisa tidak )
3
Menurut madzhab Maliki , sudah tidak ada ikhtilaf lagi tentang sampainya
pahala shodaqoh pada orang meninggal, sedangkan untuk baca`an Al Qur`an dan
kalimat-kalimat thoyibah lain, masih khilafiyah walaupun para Ulama Muta`akhirin
lebih cenderung menerima pendapat diterimanya pahala membaca Al Qur`an dan
kalimat-kalimat thoyibah lain, kepada orang yang telah meninggal. Pendapat ini
dikuatkan oleh Imam Ibnu Farohun, beliau berpendapat bahwa sampainya pahala
membaca Al Qur`an dan kalimat-kalimat thoyibah lain, adalah pendapat yang paling
rojih / unggul .
Menurut Imam Nawawi dalam kitab Al Majmu` bahwa Al Qodli Abu Thoyyib
pernah ditanya tentang khataman Al Qur`an di pekuburan, Beliau menjawab:
Pahalanya untuk yang membaca, sedangkan orang-orang yang meninggal seperti
orang yang menghadiri acara khataman tersebut dengan berharap rahmat dan
barokah dari Al Qur`an. Berdasar ini maka khotmil Qur`an di makam hukumnya
boleh. Demikian juga berdo`a yang mengiringi khotmil Qur`an, maka lebih
memungkinkan dan lebih mudah diijabahi, dan do`a tersebut akan memberi manfa`at
pada orang yang meninggal. Imam Nawawi dalam kitabnya Al Adzkar yang mengambil
referensi dari sebagian besar Ulama-Ulama Syafi`iyah, bahwa pahala membaca Al
Qur`an dan kalimat-kalimat thoyibah lain, akan sampai pada orang meninggal.
Pendapat ini juga dikuatkan oleh Ulama-Ulama madzhab Ahmad bin Hanbal
Kesimpulan :
Menurut Madzhab Syafi`i : Pahala shodaqoh akan sampai pada orang yang
meninggal secara pasti (tanpa batasan). Adapun
membaca Al Qur`an dan kalimat-kalimat thoyibah
lain, adalah sampainya pahala tersebut tapi perlu
keyakinan dan kemantapan dalam niyat
menyampaikannya, karena merupakan bentuk do`a
Menurut Madzhab Maliki : Tidak ada ikhtilaf lagi tentang sampainya pahala
shodaqoh untuk orang meninggal
Menurut Madzhab Hanbali : Pahala membaca Al Qur`an dan kalimat-kalimat
thoyibah lain, akan sampai pada orang meninggal.
Dinukil oleh :
SUGENG PRIYANTO