Resume
Disusun oleh
JURUSAN BIOLOGI
PRODI S1 BIOLOGI
April 2019
MUTASI
KROMOSOM
Mutasi kromosom atau aberasi kromosom dapat terjadi secara spontan, tetapo dapat
diinduksi oleh perlakuan kimiawi ataupun perlakuan radiasi. Dikatakan pula bahwa beberapa
perubahan organisasi kromosom terjadi secara alami sebagai mekanisme pengubahan ekspresi
gen, sering sebagai bagian dari suatu program pengembangan.
1. Delesi
Delesi adalah suatu mutasi kromosom berupa perubahan struktural yang berakibat
hilangnya suatu segmen materi genetik dari sesuatu kromosom.
3. Inversi
Inversi adalah pembalikan 1800 segmen-segmen kromosom. Pada inversi tidak
ada materi genetik yang hilanh. Dalam hal ini yang terjadi adalah perubahan atau
penataan kembali urutan linear gen. Dikenal dua macam inversi yaitu yang
perisentrik dan yang parasentrik.
Gambar 3. Bagan inversi perisentrik dan inversi parasentrik
4. Translokasi
Pada translokasi terjadi perubahan posisi segmen kromosom maupun urut-urutan
gen yang terjandung pada kromosom itu. Translokasi disebut juga sebagai
transposisi. Translokasi dibedakan menjadi yang intrakromosom dan yang
interkromosom.
Gambar 4. Bagan kejadian translokasi: (a) translokasi intrakromosom, (b)
translokasi interkromosom, (c) translokasi interkromosom yang resiprok
MUTASI KROMOSOM: PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM
POLIPLOIDI
Fenomena poliploidi lebih sering dijumpai pada spesies-spesies tumbuhan
disbanding spesies hewan. Dikalangan kebanyakan spesies hewan poliploidi memang
jarang dijumpai, tetapi banyak kelompok kadal, amphipi serta ikan, poliploidi lazim
dijumpai (Klug dan Cummings, 1994).
Berikut beberapa alasan yang dikemukakan terkait dengan jarangnya poliploidi di
hewan, antara lain:
1. Poliploidi mengganggu keseimbangan antara autosom dan kromosom kelamin yang
bermanfaat untuk determinasi kelamin.
2. Kebanyakan hewan melakukan fertilisasi silang; dalam hal ini suatu individu
poliploid yang terbararu berbentuk tidak dapat bereproduksi sendiri.
3. Hewan memiliki perkembangan yang lebih kompleks, yang dapat dipengaruhi oleh
perubahan yang disebabkan oleh poliploidi, misalnya dalam kaitannya dengan
ukuran sel yang akhirnya mengubah ukuran organ.
4. Jika dikalangan tumbuhan, individu poliploid sering timbul dari duplikasi pada
hibrid, tetapi dikalangan hewan hibrid-hibrid biasanya inviabel atau steril.
Poliploid dapat terjadi secara spontan maupun akibat perlakuan (Russel, 1992).
Poliploidi sering terjadi sebagai akibat rusaknya aparatus spindel selama satu atau lebih
pembelahan meiosis ataupun selama pembelahan mitosis. Poliploidi dapat terjadi akibat
penyimpangan selama meiosis yang menghasilkan gamet-gamet yang tidak mengalami
reduksi (Ayala, dkk, 1984).
Berkenaan dengan kejadian poliploidi selama mitosis, informasi lain
menyebutkan bahwa poliploid dapat juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat
kromosom di dalam sel–sel somatik secara spontan (Ayala, dkk, 1984). Dalam hal ini
kromosom berlangsung tanpa diikuti oleh pembelahan sel. (pada individu diploid) kondisi
ini dapat berakibat terbentuknya kelompok sel (jaringan) tetraploid, yang pada akhirnya
menghasilkan gamet-gamet diploid, lebih lanjut jika terjadi pembuahan sendiri maka
akan menghasilkan zigot tetraploid, tetapi jika terjadi pembuahan yang melibatkan suatu
gamet haploid, maka akan terbentuk zigot triploid.
Poliploid yang terjadi akibat perlakuan, misalnya perlakuan dengan kolkisin
(Ayala, dkk, 1984; Russel,1992 Klug dan Cummings, 1994). Perlakuan dengan koklisin
pada saat mitosis berakibat terhambatnya pembentukan benang spindle mitosis. Dalam
hal ini akibat perlakuan maka kromosom yang telah mengalami replikasi tetap tidak
terpisah. Kromosom-kromosom yang telah bereplikasi itu tidak dapat memasuki tahap
mitosis anafase dan berimigrasi ke kutub-kutub sel.
Atas dasar asal usul kejadiannya poliploidi dibedakan menjadi autopoliploidi dan
allopoliploidi. Autopoliploidi tidak meibatkan spesies lain, dalam hal ini seluruh
perangkat kromosom (yang sudah mengganda) berasal dari spesies yang sama, atau
dengan kata lain perangkat kromosom tambahan adalah milik spesies yang sama tersebut.
Pada allopoliploidi, kejadian poliploidi melibatkan spesies yang berbeda. Biasanya
perangkat kromosom yang berbeda itu berasal dari spesies yang berkerabat dekat.
MONOPLOIDI
Monoploidi merupakan kejadian yang menyebabkan suatu makhluk hidup
(misalnya yang biasanya diploid) hanya memiliki satu perangkat kromosom, sekalipun
istilah ini biasanya khusus digunakan di kalangan sel-sel gamet. Monoploidi jarang
terjadi, mungkin karena banyak individu monoploid tidak dapat hidup akibat pengaruh
gen mutan letal (termasuk yang resesif). Dewasaini monoploid secaraekstensifdigunakan
pada percobaanpemuliaatanaman. Dalam ha inisel-sel monoploid diisolasidariproduk
meiosis yang haploiddidalamkepala sari sel-sel monoploid
ituselanjutnyadiinduksisehinggatumbuh dan selanjutnyadiinduksisehinggatumbuh dan
selanjutnyaditelaahmisalnya yang berkaitandengansifat-sifat genetic (Russel, 1997).
Jawab :
Mita Berliana