Anda di halaman 1dari 9

Modul 8

GAYA TERDISTRIBUSI

1. Pendahuluan
Sampai saat ini kita menganggap bahwa gaya tarik bumi pada suatu benda tegar dinyatakan
sebagai gaya tunggal W yg bekerja pada benda tersebut, hal ini dilakukan untuk
memudahkan dalam perhitungan. Faktanya setiap gaya yang bekerja pada suatu benda,
maka gaya tersebut akan terdistribusi pada suatu luas sentuh terbatas bagaimanapun
kecilnya. Sebagai contoh, gaya yang dikenakan oleh jalan beraspal pada ban mobil akan
diterapkan ke ban pada seluruh luas sentuhnya, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Gambar 1. Gaya terdistribusi padas ban mobil

Untuk menghitung gaya yang bekerja tersebut maka kita harus menjumlahkan pengaruh
gaya yang tersebar pada seluruh daerah. Ada tiga kategori persoalan distribusi :
1. Distribusi garis
Apabila sebuah garis terdistribusi sepanjang suatu garis, seperti pada beban ertikal
menerus yang digantung oleh kabel, gambar !a, maka intensitas w dari beban
dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang garis, yatu newton per meter "#$%&,
atau pon per kaki "lb$'t&.
!. Distribusi luas
Apabila sebuah gaya terdistribusi pada suatu luas, seperti tekanan hidrolik air
terhadap bagian dalam bendungan, gambar !b, maka intensitas dinyatakan sebagai
gaya per satuan luas. (ntensitas ini dikenal sebagai tekanan untuk aksi gaya 'luida
dan tegangan untuk distribusi internal dari gaya pada )at padat.
*. Distribusi olume
Sebuah gaya yang terdistribusi pada olume suatu benda dikenal sebagai sebuah
gaya benda. +aya benda yang paling umum adalah tarikan gra itasi yang beraksi
pada seluruh elemen massa dari sebuah benda. Sebagai contoh, penentuan gaya

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
1 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
pada struktur kantile er, gambar !c, akan membutuhkan perhitungan distribusi gaya
gra itasi terhadap seluruh struktur.

Gambar 2. Tiga kategori distribusi

2. Pusat Massa

Gambar 3. Benda tiga dimensi

injaulah sebuah benda tiga dimensi berukuran, berbentuk, dan bermassa m sembarang.
-ika kita gantung benda tersebut, sebagaimana diperlihatkan dalam gambar *, dari
sembarang titik seperti a, maka benda akan berada dalam kesetimbangan di bawah aksi
tarikan pada tali dan resultan dari gaya gra itasi yang beraksi pada semua partikel benda
tersebut. /esultan ini jelas kolinier dengan tali, dan misalkan kita menandai posisinya
dengan membor sebuah lubang hipotetis dengan ukuran yang dapat diabaikan sepanjang
garis kerjanya. 0ita ulangi percobaan dengan menggantung benda tersebut dari titik lain
seperti b dan c, dan dalam tiap percobaan kita menandai garis kerja dari gaya resultannya.
Untuk setiap tujuan praktis, garis kerja ini akan kongruen di sebuah titik +, yang dikenal
sebagai pusat gra itasi dari benda. etapi sebuah analisis yang tepat harus
memperhitungkan 'akta bahwa arah gaya gra itasi pada berbagai partikel benda sedikit
berbeda karena arah tersebut bertemu menuju pusat tarikan bumi. Selain itu, karena
partikel partikel tersebut berada pada jarak yang berbeda dari bumi, intensitas medan gaya
bumi tidak benar benar konstan pada setiap titik pada benda. injauan ini membawa kita

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
2 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
kepada kesimpulan bahwa garis kerja dari resultan gaya gra itasi dalam percobaan yang
baru saja diuraikan tidak akan sungguh sungguh kongruen, dan oleh karena itu tidak ada
pusat gra itasi yang unik dalam pengertian yang tepat. 0ondisi ini secara praktis tidak
penting selama kita membahas benda yang ukurannya kecil dibandingkan dengan ukuran
bumi. 0arena itu kita menganggap bahwa sebuah medan gaya yang diakibatkan oleh tarikan
gra itasi adalah merata dan sejajar, dan kondisi ini menghasilkan konsep pusat unik dari
gra itasi.

Gambar . Pusat massa

Untuk menentukan lokasi pusat gra itasi benda sembarang secara sistematis, gambar 2a,
kita terapkan prinsip momen terhadap sistem sejajar dari gaya gra itasi untuk menentukan
lokasi resultannya. %omen akibat gaya gra itasi resultan terhadap suatu sumbu
sembarang ternyata sama dengan jumlah momen terhadap sumbu yang sama akibat gaya
gra itasi d yang beraksi pada seluruh partikel yang ditinjau sebagai elemen sangat kecil
dari benda yang bersangkutan. /esultan gaya gra itasi yang beraksi pada seluruh elemen

adalah berat benda tersebut dan diberikan oleh penjumlahan W =∫ dW . Sebagai contoh,

jika kita menerapkan prinsip momen terhadap sumbu y, momen terhadap sumbu ini akibat
berat elemen adalah 3 d , dan jumlah momen ini untuk seluruh elemen benda adalah

∫ x dW . -umlah momen ini harus sama dengan W x , yaitu momen dari jumlah. 4leh

karena itu, xW = ∫ x dW . Dengan pernyataan yang serupa untuk dua komponen lainnya,

kita dapat menyatakan koordinat pusat gra itasi + sebagai

x=
∫ x dW y=
∫ y dW z=
∫ z dW
W W W
Untuk membayangkan momen 'isis akibat gaya gra itasi guna memperoleh persamaan
ketiga, kita dapat mengubah posisi benda tersebut dan sumbu yang tergantung sedemikian
rupa sehingga sumbu ) menjadi horisontal. 5erlu diketahui bahwa pembilang dari masing

Mekanika Teknik
‘12 Fidiarta An d i k a S T, M T
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
3
Universitas Mercu Buana
masing persamaan di atas menyatakan jumlah momen, sedangkan perkalian dan
koordinat yang berkaitan dari + menyatakan momen dari jumlah. 5rinsip momen ini berulang
kali dipakai dalam seluruh mekanika.
Dengan substitusi 6 mg dan d 6 g dm, pernyataan untuk koordinat pusat gra itasi
menjadi

x=
∫ x dm y=
∫ y dm z=
∫ z dm
m m m
0erapatan 7 dari suatu benda adalah massa per satuan olume. -adi massa sebuah
di'erensial elemen dari olume d8 menjadi dm 6 7 d8. Dalam hal 7 tidak konstan pada
seluruh benda tetapi dapat dinyatakan sebagai suatu 'ungsi koordinat benda, kita harus
memasukkan ariasi ini ke dalam perhitungan pembilang dan penyebut pada persamaan
awal. 0emudian kita dapat menuliskan pernyataan ini sebagai

x=
∫ xρ dV y =
∫ y ρ dV z =
∫ z ρ dV
ρ dV ρ dV ρ dV

3. Sentroid dari Garis !uas dan "olu#e


Apabila kerapatan 7 dari suatu benda yang seluruhnya seragam, maka 7 akan menjadi
'aktor yang konstan baik dalam pembilang maupun penyebut. (stilah sentroid dipakai apabila
suatu perhitungan hanya membahas bentuk geometris saja. Apabila membicarakan benda
'isis sebenarnya, kita menggunakan istilah pusat massa. -ika kerapatan diseluruh benda
adalah merata, maka posisi sentoird dan pusat massa akan sama, sedangkan jika kerapatan
ber ariasi, maka kedua titik ini umumnya tidak akan berhimpit.
5erhitungan sentroid dibagi dalam tiga kategori yang beda tergantung pada apakah bentuk
benda yang dibahas dapat dibuat modelnya sebagai sebuah garis, sebuah luas atau
sebuah olume.
a. +aris. Untuk sebuah batang ramping atau kawat dengan panjang 9, luas pemotong
melintang A, dan kerapatan 7, benda akan mendekati bentuk ruas garis, dan dam 6 7
Ad 9. -ika 7 dan A konstan sepanjang batang tersebut, maka koordinat pusat massa
juga menjadi koordinat sentroid dari segmen garis.
b. 9uas. Untuk benda umum ber olume 8 dan kerapan 7, elemen memiliki massa dm 6

7 d8. 0erapan 7 akan saling menghilang jika ia konstan pada seluruh olume, dan
koordinat pusat massa juga menjadi koordinat sentrod dari benda.
c. 5emilihan elemen untuk integrasi. 0esulitan utama yang sering dijumpai pada teori
umumn ya tid ak ter leta k pada k ons epny a me lain kan pa da pros e dur u ntk
menerapkannya. Dengan adanya pusat massa dan sentroid, konsep prinsip momen
menjadi cukup sederhana, kesulitan yang ada terutama terletak pada pemilihan
elemen di'erensial dan pernyataan integralnya, khususnya terdapat lima pedoman
untuk diperhatikan.

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
4 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
1& 4rder elemen. Apabila mungkin, elemen di'erensial order pertama lebih baik
dipilih daripada order elemen yang lebih tinggi, sehingga hanya satu integrasi
yang diperlukan untuk meliputi keseluruhan gambar.
!& Kontituitas. Apabila mungkin, kita selalu memilih elemen yang dapat
diintegrasikan dalam satu operasi kontinu untuk meliputi gambar.
*& Pembuangan suku-suku berorde lebih tinggi . Suku suku berorde lebih tinggi
selalu dapat dibuang dibandingkan suku suku berorde lebih rendah.
2& Pemilihan koordinat. Sebagai aturan umum kita memilih sistem koordinat
yang paling cocok untuk batas batas gambar.
;& Koordinat sentroid elemen. -ika mengambil elemen di'erensial orde pertama
atau kedua, kita perlu memakai koordinat ke sentroid elemen untuk lengan
momen dalam pernyataan momen dari elemen di'erensial.
ontoh soal :

$. B e n d a d a n B e n t u % G a & u n'a n
-ika sebuah benda atau bentuk dapat dibagi dengan mudah menjadi beberapa bagian berbentuk
sederhana, kita dapat menggunakan prinsi pmomen dimana tiap bagian tersebut diperlakukan
sebagai elemen hingga dari keseluruhan. -adi untuk benda demikian digambarkan secara
skematis dalam gambar di bawah ini, yang bagian bagiannya bermassa m1, m!, m* dan

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
5 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
mempunyai koordinat massa terpisah dalam arah 3 berupa 31, 3!, 3*,prinsip momen
memberikan "m1 < m! < m*& = 6 m131 < m!3! < m*3*.

Gambar !. Benda dan bentuk gabungan

Dimana 3 adalah koordinat 3 dari pusat massa keseluruhan. >ubungan yang sama berlaku
pula untuk dua arah koordinat yang lainnya. 0ita dapat membuatnya menjadi umum untuk
benda dengan jumlah bagian bagian yang sembarang dan menyatakan jumlahnya dalam
bentuk yang ringkas dan memperoleh koordinat pusat masa.

x=
∑ mx y=
∑ my z=
∑ mz
∑m ∑m ∑m

>ubungan analog berlaku untuk garis luas, dan olume gabungan dimana m? diganti dengan
9?, A? dan 8?, berturut berturut. 5erlu dijelaskan bahwa jika sebuah lobang atau rongga
ditinjau sebagai bagian komponen dari benda atau bentuk gabungan, maka massanya
dianggap sebagai besaran negati'.
Seringkali dalam praktek batas batas luas atau olume tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
geometris sederhana atau dalam bentuk yang dapat digambarkan secara sistematis. Untuk
kasus demikian kita perlu menggunakan metode pendekatan untuk menyelesaikannya.
Sebagai contoh, tinjaulah soal penentuan lokasi dari luas tak beraturan yang diperlihatkan
pada gambar di bawah ini. 9uas tersebut dapat dibagi menjadilajur lajur selebar @3 dan
tinggi ariabel h. 9uas A dari tiap jalur berwarna, adalah h @3 dan dikalikan dengan
koordinat koordinat 3c.

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
6 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
Gambar ". Benda luas tak beraturan

Dan yc dari sentroidnya untuk memperoleh momen akibat luastersebut. -umlah momen
untuk semua lajur dibagi jumlah total jalur akan menghasilkan komponen sentroid yang
bersesuaian. 5engolahan hasil hasil yang sistematis memungkinkan dilakukannya
perhitungan yang berturut dari luas total A3c dan Ayc, dan koordinat sentroid adalah :

x=
∑ Axc y=
∑ Ayc
∑A ∑A
5endekatan ini akan bertambah tepat apabila lebar jalur yang digunakan semakin kecil.
Umumnya tinggi rata rata dari jalur harus dihitung apabila kita melakukan pendekatan
terhadap luas. %eskipun biasanya penggunaan elemen yang lebarnya konstan
menguntungkan, namun tidak harus demikian. Bahkan kenyataannya kita dapat
menggunakan elemen dengan ukuran sembarangan dan bentuk yang mendekati luas yang
diberikan untuk memenuhi keakuratan.
Dalam menentukan lokasi sentroid sebuah o lume tak beraturan, peroalan dapat
disederhanakan dengan menentukan sentroid sebuah luasan. injaulah olume yang
diperlihatkan dalam gambar di bawah ini, dimana besar luas potongan melintang A terhadap
arah 3 digambar terhadap 3 seperti diperlihatkan.

Gambar #. Benda $olume tak beraturan

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
7 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
9uas sebuah lajur di bawah kur a adalah A @3, yang sama dengan elemen olume @8 yang
bersesuaian. -adi luas di bawah olume tersebut memiliki olume benda, dan koordinat 3
terhadap sentroid luas di bawah kur a tersebut diberikan oleh :

x=
∑ A (∆ x ) x z
= ∑ Vx c
∑ A∆ ∑V

(. Teore#a Pa))us*Guldinus
eorema pappus adalah sebuah metode sederhana yang digunakan untuk menghitung luas
permukaan yang dibentuk dengan memutar sebuah kur a bidang terhadap sumber yang tak
berpotongan pada bidang kur a tersebut.
a. eorema 1:
9uas suatu permukaan putar sama dengan panjang kur a pembentuk dikalikan
dengan jarak yang ditempuh oleh titik berat kur a ketika permukaan itu dibentuk,
dengan catatan kur a pembentuk tidak boleh memotong sumbu putarnya.

Gambar %. Teorema&1 Pappus

d9 dari garis 9 diputar terhadap sumbu =. terbentuk bidang dA 6 !Cy d9. %aka
seluruh bidang yg dibentuk 9 adalah:

A = 2 π yL
b. eorema !
8olume benda putar 6 luas bidang pembentuk dikalikan jarak yg ditempuh titik
berat ketika membentuk benda tersebut. "catatan sama di atas&.

Gambar '. Teorema&2 Pappus

8olume d8 yg dibentuk elemen dA 6 !Cy dA. -adi olume yg dibentuk A adalah


86 ʃ !Cy dA. 0arena ʃ y dA6 ȲA maka kita peroleh :

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
8 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana
V= 2π y A
+ . R e ,e r e n s i
%eriam, -.9, 9.+. 0raige, 1 E, Mekanika Teknik Jilid 1: Statika (Edisi Kedua), -akarta :
5enerbit rlangga.

Mekanika Teknik
‘1 2 Pusat Pengembangan Bahan Ajar
9 Fidiarta An d i k a S T, M T Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai