Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENYIMPANAN BAHAN HASIL PERTANIAN
(Pengaruh Pemberian Edible Coating pada Bahan Hasil Pertanian (Buah Potong)
Selama Penyimpanan)
Oleh :
Nama : Dina Aprilia
NPM : 240110160061
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 4 April 2019
Waktu : 07.30 – 09.30 WIB
Co.Ass : Lisa Oktavia Br Napitupulu
3.1.2 Bahan
Bahanyang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Aquadest 500 ml;
2. Asam Stearat 1,5%;
3. CMC 1%;
4. Gliserol 5%;
5. Melon;
6. Pati Singkong 3%;
7. Pepaya; dan
8. Piring Kertas.
3.2 Prosedur Percobaan
Prosedurpercobaanpadapraktikum kali iniadalah:
3.2.1 Prosedur Pembuatan Edible Coating
1. Memanaskan air sebanyak 300 ml hingga mencapai suhu 70oC
menggunakan magnetic stirrer
2. Menyampurkan air dan CMC dan aduk dengan mixer sampai tidak
terjadi gumpalan.
3. Di wadah lain, campurkan 200 ml air (tanpa dipanaskan) dengan pati
singkong
4. Menyampurkan larutan CMC dengan larutan pati singkong menggunakan
mixer
5. Memanaskan larutan tersebut hingga suhu larutan mencapai 70oC sambil
terus diaduk
6. Memasukan gilerol dan asam stearat kedalam larutan tersebut sambil
dipertahankan suhunya 70oC. Aduk sampai larutan tercampur sempurna
7. Mendinginkan larutan tersebut untuk akhirnya digunakan sebagai larutan
edible coating.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Edible Coating merupakan salah satu penanganan pada proses
penyimpanan dengan melapisi bahan dengan lapisan tipi yang
bertujuan untuk mepertahankan mutu bahan dan membuat umur
simpan semakin lama.
2. Penggunaan CMC berfungsi untuk sebagai pengemulsi dan pengstabil
pada larutan edible coating. Asam stearat pada larutan edible coating
berfungsi untuk meningkatkan resistensi terhadap uap air karena
bersifat hidrofobik.
3. Pati pada larutan edible coating berfungsi sebagai membran
permeabel yang selektif terhadap pertukaran gas karbondioksida dan
oksigen. Gliserol pada larutan edible coating berfungsi agar lapisan
yang dibuat menjadi fleksibel dan halus.
4. Selama penyimpanan sampai hari ke 4 buah pepaya secara
keseluruhan mengalami penyusutan bobot.
5. Perlakuan yang memiliki penurunan tekstur terendah adalah perlakuan
edible coating cooling baik pada pepaya maupun pada melon. Hal ini
menunjukan bahwa perlakuan edible coating dan pendinginan dapat
membuat tekstur pada buah tetap terjaga.
6. Perubahan TPT tidak signifikan, ada yang mneingkat ada yang
menurun.
7. Perlakuan pendinginan (edible coating maupun non edible coating)
penurunan keasamannya (pH) cukup rendah dibandingkan dengan
perlakuan suhu ruang (edible coating maupun non edible coating)
pada pepaya maupun melon.
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu pengulangan pada pengukuran dibuat
sedikit namun variasi komoditasnya ditambah, misalnya ditambah buat stoberi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Juhaimi, F., Kashif G dan Elfadil EB. 2012. Effect of Gum Arabic Edible
Coating on Weight Loos, Firmness and Sensory Characteristics of
Cucumber (Cucumis Sativus L.) Fruit During Storage. J.Bot,.Vol
4(4):1439-1444
Budiman, A.K. 2009. Protein dan Asam Amino. Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Krochta, M.J., Baldwin dan Carriedo. 1994. Edible Coating and Films to
Improve Food Quality. Technomic Pub. Ca. Inc., New York.
Meilina, H., Alam, P.C. dan Mulyati, S. 2011. Karakterisasi Edible Coating
Berbasis Sagu dengan Penambahan Vitamin C pada Paprika:
Preferensi Konsumen dan Mutu Mikrobiologi. Jurnal Hortikultura
21(1):68-76.