Anda di halaman 1dari 33

METODA PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN EMBUNG DI KEBUN RAYA ENREKANG III KAB. ENREKANG


KABUPATEN ENREKANG
ANGGARAN TAHUN 2019

I. PENJELASAN UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Pembangunan peningkatan jaringan irigasi ini mempunyai peranan penting sebagai
pendorong pengembangan suatu wilayah sehingga mencapai tingkat perkembangan yang
merata bagi semua masyarakat.

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


I. Pekerjaan Pendahuluan
Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan.
 Mobilisasi personil
Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil
yang akan digunakan dalam proyek ini antara lain:
1. Kepala Proyek : 1 orang
2. Quanity Control : 1 orang
3. Quality Control : 1 orang
4. Surveyor : 1 orang
5. Draftman : 1 orang
6. Logistik & Peralatan : 1 orang
7. Administrasi Keuangan : 1 orang
8. Petugas K3 : 1 Orang
 Mobilisasi alat
Peralatan yang akan digunakan di lapangan harus dipersispkan paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan yang akan digunakan dalam proyek ini antara
lain:
a. Excavator
b. Bulldozer
c. Vibro Roller
d. Dump Truck
e. Water Tank Truck
f. Concrete Mixer
g. Concrete Vibrator
h. Waterpass
i. Thedolit
j. Hand Stamper
Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi
dilakukan pada mingggu akhir pekerjan setelah pekerjaan selesai.

 Mobilisasi bahan
Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini seperti semen, pasir, krikil, batu kali,
baja tulangan, kawat beton, paku dan yang lainnya diangkut ke tempat penyimpanan
sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

 Pengukuran Ulang
Pekerjaan Pengukuran kembali untuk mendudukan bangunan Pekerjaan ini adalah
pekerjaan pengukuran ulang guna menentukan posisi bangunan atau saluran yang
akan dibangun serta sekaligus untuk membuat mutual check awal (MC-0),
pengukuran ulang ini kami laksanakan pada minggu pertama melakukan pengukuran
lapangan dengan memakai theodolitte dan waterpass sampai kami melakukan
penggambaran untuk perhitungan gambar mutual check awal (MC-0), dan
untuk gambar pelaksanaan sementara kami pakai fotocopy draf pengukuran
untuk melakukan pemancangan lapangan. pengukuran selanjutnya dilakupan pada
saat penudukan pasangan saluran dan galian yang mengacu pada kemiringan
perencanaan. pelaksanaan pengukuran pada galian excavator dilakukan tiap-tiap
10meter mengacu pada elevasi perencanaan atau yang disetujui direksi pengawas.
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
- Theodolith
- alat bantu lainnya.

 Dokumentasi dan laporan


Semua kegiatan dilapangan didokumentasikan dengan lengkap dan dibuat album
photo berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan.
Pada awal bulan sebelum tanggal 10 setiap bulan diserahkan 5 ( lima) salinan
laporan kemajuan Pekerjaan Bulanan sesuai petunjuk Direksi yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan sebelumnya.

 Penyelenggaraan K3 dan keselamatan konstruksi


Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek
akan dibentuk unit K3 yang membuat program seperti tersebut di atas dan melakukan
pengawasan. Untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, maka unit K-
3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit terdekat maupun
instansi-instansi lain yang terkait.
Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut:
- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan
menyediakan tabung pemadam kebakaran dan melatih pemakaiannya.
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja,
seperti topi pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan
sebagainya.
- Melakukan Pengawasan dan melakukan tindakan yang diperlukan terhadap
pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi pemakai lapangan.

II. TUBUH EMBUNG


1. Timbunan Tanah Inti
Metode Pelaksanaan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus disetujui oleh Direksi
- Mengadakan trial embankment untuk menentukan berapa passing yang harus
dilalui oleh vibrator roller untuk mencapai kepadatan yang ditetapkan.
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi tersebut kering maka perlu
dilakukan penyiraman terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan.
- Material diangkut oleh dump truck, untuk menghampar dan meratakan material
menggunakan bulldozer
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan apabila diperlukan dapat
dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes kepadatan sebelum melanjutkan
ke layer berikutnya setelah selesai pemadatan.
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai dengan yang direncanakan maka
dilakukan proses perapihan/trimming pada lereng timbunan
2. Pasangan Batu Kosong (Rip-rap)
Pekerjaan ini mencakup finishing/topi pasangan batu kali, plesteranatau sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Direksi, material, semen Portland (PC) semen untuk
pekerjaan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. Pasir yang
digunakan harus pasir yang berbutir tajam dank eras, kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% atau sama dengan pekerjaan pasangan batu kali.
Air, yang digunkan untuk plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
pasangan batu kali. Adukan semen untuk pekerjaan plesteran ini digunakan campuran 1
bagian semen (PC) : 3 bagian pasir. Untuk semua bagian yang akan di plester harus
bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran 1 cm. selama proses
pengerigan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak akibat proses pengeringan
yang terlalu cepat. Penyampuran adukan dilakukan dengan tenaga manusi atau dengan
cara lain. Sesuadi dengan petunjuk direksi, jika melakukan dengan tenaga manusia atau
dengan tangan maka akan mengerjakannya saat memperoleh ix=zin direksi. Untuk
pekerjaan plesteran diberlakukan prinsip pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) dan tetap harus diperhatikan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

3. Galian tanah biasa


Pelaksanaan galian dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan alat berat. Alat
berat yang digunakan yaitu excavator dan dump truck.Penggalian dibuat sedemikian
rupa sehingga pada saat hujan, air tidak menggenang di tempat galian, sehingga
aktifitas penggalian tidak terganggu.Pengamanan ini bisa digunakan pompa dan
drainase sehingga pembuangan air lancar.

Gambar. Galian Tanah Dengan Alat


Selama dilaksanakan penggalian harus diperhatikan elevasi dan kemiringan galian
agar sesuai dengan gambar kerja, disamping itu harus diperhatikan pula sarana utilitas
agar tidak rusak.

 Pengangkutan
Material hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke tempat yang telah
disetujui. Pada saat pengangkutan ini perlu diperhatikan adalah kebersihan jalan yang
dilewati dan keselamatan, untuk itu selama pengangkutan material sebaiknya ditutup
dengan terpal.

 Penempatan Material Galian


Setelah pengangkutan mencapai tempat yang telah ditentukan maka dilalukan
penempatam/dropping. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penempatan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk material yang dibuang :
- Jarak yang cukup aman dari tempat pembuangan ke lokasi kerja, sehingga
apabila ada hujan dapat dihindarkan adanya longsoran yang akan
menghanyutkan material bekas galian.
- Disediakan tempat yang cukup untuk menampung material ex galian.
- Dropping dimulai dari ujung belakang bergerak maju ke arah masuk.
- Penempatan dilakukan lapis per lapis.

b. Untuk material yang akan dipakai untuk timbunan (distok), maka diperhatikan :
- Material harus terlindungi dari cuaca (hujan dan panas).
- Dibuat sedemikian rupa sehingga material lainnya tidak mengotori/bercampur
dengan matrial bekas galian .
- Dibuatkan drainase yang baik, sehingga material yang akan dipakai untuk
timbunan tidak hanyut disamping untuk pengamanan daerah sekitar

4. Pasangan Batu (1 PC : 4 PP)

Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan pemasangan.


Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material : 1 : 4. Pasangan batu
yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi bangunan yang akan dibuat
berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan.
Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat jenis concrete
mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kereta dorong, kasut
kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa akan menyerahkan
gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan batu dengan perbandingan
campuran 1 Semen : 4 Pasir.

Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk
pengadukan mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu
seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta dorong dan lain-
lain. Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan
perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat concrete
mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
Perbandingan campuran dibuat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen
dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan batu,
lokasi pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana pasangan batu yang akan
dipasang dan harus berdasarkan gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian rupa agar
dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan menjamin
tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
Lokasi pembuatan adukan akan diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi yang
akan dikerjakan.
Pasir dan semen telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah
sekitarnya).
Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1 Semen :
4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.

5. Geomembran

Sebelum memulai pekerjaan instalasi geomembrane, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan:
1. Pekerjaan tanah (Earthwork) yang meliputi:
Tempat kerja harus dipersiapkan dengan baik sebelum instalasi geomembrane. Tanah
harus dipadatkan sesuai dengan spesifikasi proyek. Daerah yang lembek atau
kompresibel (tidak padat) harus dipadatkan dan diganti dengan mengisi tanah dengan
benar lalu dipadatkan. Semua permukaan yang akan dilapisi harus mulus, bebas dari
semua bahan asing dan organik, benda tajam, atau puing-puing apapun. Benda-benda
tajam harus dibuang jauh-jauh serta air atau kelembaban yang berlebihan tidak
diperbolehkan.
Sebelum instalasi, installer atau inspektur harus meninjau dan memeriksa tempat
kerja agar sesuai dengan spesifikasi proyek yang dibutuhkan.
2. Jangkar Trench, harap diperhatikan:
Parit jangkar harus digali untuk garis, ketinggian, dan lebar sesuai desain proyek
konstruksi dan gambar, sebelum instalasi. Waktu penggalian prosedur harus
dipertimbangkan untuk mencegah keruntuhan. Sudut agak bulat diperlukan dalam
parit untuk menghindari tikungan tajam geomembran tersebut. Mengisi ulang harus
berhati-hati untuk menghindari geomembrane rusak.
3. Menghampar Geomembrane:
Semua mesin atau peralatan yang digunakan dalam menhampar harus dalam cara
yang tepat untuk mencegah dari kemungkinan geomembrane tertarik memanjang atau
keriput. Gunakan kantung pasir (sandbags) agar mencegah terangkat oleh angin.
Merokok atau sepatu yang dapat merusak geomembrane yang tidak diizinkan.
Sedapat mungkin dikurangi berjalan diatas permukaan geomembrane. Tutup
pelindung tambahan atas geomembran yang dianjurkan. Penempatan Geomembrane
menyesuailan bentuk permukaan tanah. Geomembran yang keriput harus dihindari.
Penghamparan dimulai dari atas dan mengikuti arah angin. Material yang cukup harus
diberikan untuk memungkinkan ekspansi dan kontraksi termal dari geomembran.
Welding harus dilakukan sesegera mungkin setelah geomembran ditempatkan.
PELAPISAN (SEAMING)
Proses pelapisan harus memperhatikan beberapa faktor berikut:
a. Material
Moisture atau kotoran harus dihilangkan dari permukaan geomembrane. Jangan
menggunakan pelarut atau perekat untuk membersihkan atau tujuan lainnya.
Setidaknya 100mm (4 inci) rentang diperlukan untuk tumpang tindih yang akan
seamed. Tumpang tindih seaming harus halus dan bebas dari kerut atau kebocoran.
Keriput dan kebocoran akan dipotong dan daerah pengganti akan tumpang tindih
dengan berbagai minimal 75mm (3 “). On-site lapisan kemiringan harus paralel
dengan arah lereng, bukan di lereng. Pengelasan yang tidak perlu di sudut atau tanah
yang tidak rata harus dihindari.
b. Kondisi Cuaca
Penempatan Geomembrane harus memperhatikan temperatur, bila suhu di bawah
0°C, penempatan tidak akan preformed kecuali telah diverifikasi bahwa kualitas
seaming memenuhi persyaratan spesifikasi. Penempatan Geomembrane harus
dihentikan selama setiap kondisi kelembaban yang berlebihan, misalnya kabut, hujan,
embun, salju, atau dalam kondisi angin ekstrim. Jika penempatan geomembrane
adalah preformed di suhu rendah atau kondisi cuaca buruk, installer akan melihat dan
mencatat suhu itu, suhu lingkungan, pengaturan mesin las suhu, dan suhu mesin las
yang sebenarnya, dan kecepatan pengelasan.
Sebelum penempatan geomembrane, installer harus mengevaluasi temperatur,
kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin.
c. Persiapan seaming
Menyetujui mesin seaming, kondisi, metode, dan kualitas benar-benar dapat
memenuhi kebutuhan saat instalasi, pengujian seaming harus dilakukan dalam
lingkungan kerja yang sama dan kondisi instalasi seperti di lapangan sebenarnya.
Frekuensi tes seaming harus disepakati oleh kedua belah pihak dari pemilik dan
installer. Seam sampel untuk uji kuat geser dan kupas tes kekuatan harus diambil di
site sebenarnya.
d. Peralatan dan Aksesoris
Wedge welder machine dan extrusion machine harus memiliki alat ukur untuk
pengukuran suhu dan pengendalian. Peralatan tersebut harus dipelihara dalam kondisi
yang memadai untuk menghindari pekerjaan yang keliru. Power supply generator
listrik hanya menggunakan yang baik dan listriknya stabil (konstan)
e. Percobaan hasil Las dan Pengujian
Percobaan harus dilakukan pada sampel geomembrane untuk memverifikasi bahwa
mesin seaming dan kondisi operasi yang memadai.
Hasil Las yang didapat adalah langsung di site dan lasan uji coba juga akan dilakukan
dalam kontak dengan tanah. Setidaknya dua lasan diuji coba harus dilakukan per hari
untuk setiap mesin las. Salah satunya adalah dibuat pada awal pekerjaan, yang lain
selesai di pertengahan pekerjaan. Spesimen pengujian seaming (1″ x 6″) disiapkan
untuk pengujian kekuatan geser (tarik)
ponds geomembrane hdpe

II. BAGIAN INTAKE DAN PENGELAKAN


II.1. Beton Bertulang Konduit dan Plugging
1. Galan Tanah Biasa
Pelaksanaan galian dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan alat berat. Alat
berat yang digunakan yaitu excavator dan dump truck.Penggalian dibuat sedemikian
rupa sehingga pada saat hujan, air tidak menggenang di tempat galian, sehingga
aktifitas penggalian tidak terganggu.Pengamanan ini bisa digunakan pompa dan
drainase sehingga pembuangan air lancar.
Gambar. Galian Tanah Dengan Alat
Selama dilaksanakan penggalian harus diperhatikan elevasi dan kemiringan galian
agar sesuai dengan gambar kerja, disamping itu harus diperhatikan pula sarana utilitas
agar tidak rusak.

 Pengangkutan
Material hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke tempat yang telah
disetujui. Pada saat pengangkutan ini perlu diperhatikan adalah kebersihan jalan yang
dilewati dan keselamatan, untuk itu selama pengangkutan material sebaiknya ditutup
dengan terpal.

 Penempatan Material Galian


Setelah pengangkutan mencapai tempat yang telah ditentukan maka dilalukan
penempatam/dropping. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penempatan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk material yang dibuang :
- Jarak yang cukup aman dari tempat pembuangan ke lokasi kerja, sehingga
apabila ada hujan dapat dihindarkan adanya longsoran yang akan
menghanyutkan material bekas galian.
- Disediakan tempat yang cukup untuk menampung material ex galian.
- Dropping dimulai dari ujung belakang bergerak maju ke arah masuk.
- Penempatan dilakukan lapis per lapis.
b. Untuk material yang akan dipakai untuk timbunan (distok), maka diperhatikan :
- Material harus terlindungi dari cuaca (hujan dan panas).
- Dibuat sedemikian rupa sehingga material lainnya tidak mengotori/bercampur
dengan matrial bekas galian .
- Dibuatkan drainase yang baik, sehingga material yang akan dipakai untuk
timbunan tidak hanyut disamping untuk pengamanan daerah sekitar

2. Timbunan Tanah Random


Metode Pelaksanaan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus disetujui oleh Direksi
- Mengadakan trial embankment untuk menentukan berapa passing yang harus
dilalui oleh vibrator roller untuk mencapai kepadatan yang ditetapkan.
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi tersebut kering maka perlu
dilakukan penyiraman terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan.
- Material diangkut oleh dump truck, untuk menghampar dan meratakan material
menggunakan bulldozer
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan apabila diperlukan dapat
dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes kepadatan sebelum melanjutkan
ke layer berikutnya setelah selesai pemadatan.
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai dengan yang direncanakan maka
dilakukan proses perapihan/trimming pada lereng timbunan

3. BetonBertulang K 225
Persyaratan kualitas untuk semen, pasir, kerikil, dan air pemeriksaan secara visual sebagai
berikut :
a. Semen
 Kantong dalam keadaan utuh, tertutup, dan baik.
 Waktu dibuka untuk diaduk harus dalam keadaan baik tidak ada yang
membantu.
b.Agregat
Agregat adalah bahan yang keras, tahan lama, bebas dari mineral-mineral, diproduksi
secara alami atau dengan mesin dan tidak boleh berisi zat-zat yang dapat melemahkan
kualitas beton dan tulangannya.

 Agregat Halus
Harus bersih dari Lumpur atau bahan-bahan organic lainnya. Dapat dilihat
dengan mata dari warna (abu-abu tua kehitam-hitaman).

 Agregat Kasar
Berupa kerikil dari sungai berdiameter 2 – 3 cm atau terdiri dari pecahan batu
yang padat, tidak berkulit dan harus bersih, keras dan tahan lama bebas dari
bahan-bahan yang merusak mutu beton dan tulangannya.

c. Air
Air yang digunakan begitu juga tidak boleh mengandung unsur garam, asam, dan zat-zat
yang mengakibatkan cacat mutu pada beton dan tulangannya.

 Mutu dan Rencana Campuran Beton

Beton harus terdiri dari adukan semen, air, agregat dan kasar, dalam perbandingan seperti
yang tercantum dalam Bill Of Quantities dan disetujui oleh Direksi.

 Penakaran
Semua material harus ditakar dengan alat penakar sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan perbandingan campuran yang dipersyaratkan. Kontraktor harus menyediakan alat
penakar yang disetujui Direksi dan harus memelihara serta mengoperasikan alat seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-
masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi. Peralatan
harus mampu memproduksi beton sebanyak (1) satu sehingga (5) lima meter kubik atau
lebih perjam secara keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan-pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan-perubahan kadarair dari agregat, serta merubah berat material-
material yang ikut tercakup.

Jumlah masing-masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan dengan
timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.Meskipun demikian material
beton dapat juga diukur secara volume, bila mana disetujui oleh Direksi. Kantor juga
harus menyediakan penguji berat yang standard dan peralatan lain yang diperlukan untuk
mengecek operasi dan tiap-tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan-
pekerjaan adukan.

 Pengadukan
Pengadukan dapat mempergunakan cangkul atau sekop dengan tenaga manusia yang
harus mampu atau dapat mengaduk semen, agregat, air dan sehingga menjadi satu adukan
yang sempurna.
 Pengangkutan
Beton harus diangkut dari pengaduk ketempat pengecoran secepatnya. Tinggi
jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 m kecuali disediakan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menghindari pemisahan campuran. Peralatan seperti ember-ember
dan pompa-pompa yang boleh dipakai untuk mengangkut beton harus berukuran, bentuk
dan kondisi sedemikian rupa untuk menjamin penyediaan beton secara berimbang
ditempat pengangkutan. Semua metoda yang digunakan harus disetujui oleh
Direksi. Tanpa memandang metoda pengangkutan, beton harus selalu dilindungi dari
temperatur yang ekstrim tinggi dengan memberi peneduh atau cara lain yang patut dan
memenuhi syarat.
 Pengecoran
c. Dilarang Melakukan Pekerjaan Pengecoran Bila Cuaca Buruk
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau hujan lebat.
Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat
dan badai.

a. Dilarang Menggunakan Material yang Mengeras Sebagian

Semua beton dan mortel semen harus dicor dan dipadatkan dengan cara digetar dalam
waktu 30 menit setelah pencampuran, dan tidak boleh menggunakan material yang
mengeras sebagian dalam pekerjaan. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa
hingga penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan
butiran. Adukan beton dicor lapis demi lapisdengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya,
adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator). Pengecoran
tidak boleh dimulai sebelum semua pekerjaan pembuatan bekesting, penulangan, instalasi
bagian-bagian dan alat yang akan terbenam serta persiapan permukaan pondasi-
pondasi atau beton diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Pengecoran tidak
diperbolehkan selama hujan lebat atau keadaan cuaca lainnya yang dapat memberi efek
yang menurunkan kualitas beton.Pengecoran dapat dimulai setelah mendapat ijin tertulis
dari Direksi Pekerjaan.

Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi


pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor
terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian
lebih dari yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.Semua
pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali
jika ditentukan lain oleh Direksi.

Beton jangan dicor didalam atau pada aliran air kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya.Air yang menggumpal selama pengecoran harus segera dibuang. Beton
jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicorselama lebih dari 30 menit, kecuali jika
ada kontruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian. Jika pelaksanaan pengecoran
dihentikan , lokasi sambungan harus ditempatkan pada posisi yang benar sacara vertical
maupun horizontal ,dengan permukaan di buat kasar atau bergerigi untuk menahan
gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya , seperti yang diinginkan
oleh Direksi .

Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau disambungkan
untuk menyingkap agregat .Permukan beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan
mortel semen (perbandingan berat) 1:2, setebal 1 cm.Semua biaya pengasaran
permukaan dan perkerjan yang terkait lainya dianggap sudah tercakup didalam harga
satuan pekerjaan beton didalam Rencana Anggaran Biaya.Beton harus dicor posisi dan
urutan urutan seperti yang ditunjukan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi.Beton
yang dicor ditempatkan langsung pada cetakanya sedemikian rupa untuk
menghindari pemisahan butiran dan penggesaran tulangan beton, atau bagiian bagian
yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih dari 40 cm padat.

Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada gambar
atau menurut petunujuk Direksi. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau
dijatuhkan kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Dierksi untuk
menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara terus menerus
sampai dengan selesai. Bila perlu Kontraktor harus bekerja lembur untuk mencapai
target tersebut. Kontraktor harus mempertimbangkan masalah ini kedalam harga
satuan harga Rencana Anggaran Biaya.

Pada saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperature lebih dari 32 derajat calcius, jika
cuaca sangat panas melebihi 32 derajat celcius, kontraktor harus melakukan usaha agar
temperature yang diinginkan tercapai, seperti mendinginkan agregat dan
melakukan pengecoran di malan hari. Kontraktor tidak berhak menurut biaya
tambahan untuk pekerjaan tersebut.

Perawatan dan perlindungan

Beton yang masih segar harus terlindungi dari sinar matahari, hujan atau air yang
mengalir, reaksi bahan kimia dan getaran-getaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari, hal
ini dapat dilakukan dengan :

- Rawatan dengan air yaitu dengan memercikkan air secara terus menerus atau
digenangi dengan air.
- Menutupnya dengan suatu lapisan penyerap (karung, goni, kantung semen) yang
selalu dijaga supaya basah konstan

Semua permukaan beton yang akan dipengaruhi air deras atau benturan gelombang harus
betul-betul dilindungi dari kemungkinan kerusakan selama periode pengerasan,
dan semua permukaan beton yang belum mencapai kekerasan yang diharapkan harus
ditutup Untuk pekerjaan beton kami mengacu kepada spesifikasi teknik dan petunjuk dari
Direksi nantinya sesuai dengan petunjuk Direksi.
Gambar. Beton Mutu K 225.

4. Lantai Kerja Beton K-175


Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
 Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan
patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

II.2. Bangunan Intake dan Transmisi


1. Lantai Kerja Beton K-175
Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai kerja.
 Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer, meteran, waterpass,
cangkul, talang cor, ember, sendok semen, raskam, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Terlebih dahulu juru ukur (surveyor) melakukan pengukuran dengan theodolith untuk
menentukan leveling lantai kerja. Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan
patok kayu yang diberi warna cat.
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

2. Timbunan Tanah di Datangkan, dirapikan dan Dipadatkan

Metode Pelaksanaan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus disetujui oleh Direksi
- Mengadakan trial embankment untuk menentukan berapa passing yang harus
dilalui oleh vibrator roller untuk mencapai kepadatan yang ditetapkan.
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi tersebut kering maka perlu
dilakukan penyiraman terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan.
- Material diangkut oleh dump truck, untuk menghampar dan meratakan
material menggunakan bulldozer
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan apabila diperlukan dapat
dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes kepadatan sebelum
melanjutkan ke layer berikutnya setelah selesai pemadatan.
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai dengan yang direncanakan maka
dilakukan proses perapihan/trimming pada lereng timbunan
III. BANGUNAN PELIMPAH
1. Beton K 225
Persyaratan kualitas untuk semen, pasir, kerikil, dan air pemeriksaan secara visual sebagai
berikut :
a. Semen
 Kantong dalam keadaan utuh, tertutup, dan baik.
 Waktu dibuka untuk diaduk harus dalam keadaan baik tidak ada yang
membantu.

b.Agregat
Agregat adalah bahan yang keras, tahan lama, bebas dari mineral-mineral, diproduksi
secara alami atau dengan mesin dan tidak boleh berisi zat-zat yang dapat melemahkan
kualitas beton dan tulangannya.

 Agregat Halus
Harus bersih dari Lumpur atau bahan-bahan organic lainnya. Dapat dilihat
dengan mata dari warna (abu-abu tua kehitam-hitaman).
 Agregat Kasar
Berupa kerikil dari sungai berdiameter 2 – 3 cm atau terdiri dari pecahan batu
yang padat, tidak berkulit dan harus bersih, keras dan tahan lama bebas dari
bahan-bahan yang merusak mutu beton dan tulangannya.

c. Air
Air yang digunakan begitu juga tidak boleh mengandung unsur garam, asam, dan zat-zat
yang mengakibatkan cacat mutu pada beton dan tulangannya.

 Mutu dan Rencana Campuran Beton

Beton harus terdiri dari adukan semen, air, agregat dan kasar, dalam perbandingan seperti
yang tercantum dalam Bill Of Quantities dan disetujui oleh Direksi.

 Penakaran
Semua material harus ditakar dengan alat penakar sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan perbandingan campuran yang dipersyaratkan. Kontraktor harus menyediakan alat
penakar yang disetujui Direksi dan harus memelihara serta mengoperasikan alat seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-
masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi. Peralatan
harus mampu memproduksi beton sebanyak (1) satu sehingga (5) lima meter kubik atau
lebih perjam secara keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan-pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan-perubahan kadarair dari agregat, serta merubah berat material-
material yang ikut tercakup.

Jumlah masing-masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan dengan
timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.Meskipun demikian material
beton dapat juga diukur secara volume, bila mana disetujui oleh Direksi. Kantor juga
harus menyediakan penguji berat yang standard dan peralatan lain yang diperlukan untuk
mengecek operasi dan tiap-tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan-
pekerjaan adukan.

 Pengadukan
Pengadukan dapat mempergunakan cangkul atau sekop dengan tenaga manusia yang
harus mampu atau dapat mengaduk semen, agregat, air dan sehingga menjadi satu adukan
yang sempurna.
 Pengangkutan
Beton harus diangkut dari pengaduk ketempat pengecoran secepatnya. Tinggi
jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 m kecuali disediakan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menghindari pemisahan campuran. Peralatan seperti ember-ember
dan pompa-pompa yang boleh dipakai untuk mengangkut beton harus berukuran, bentuk
dan kondisi sedemikian rupa untuk menjamin penyediaan beton secara berimbang
ditempat pengangkutan. Semua metoda yang digunakan harus disetujui oleh
Direksi. Tanpa memandang metoda pengangkutan, beton harus selalu dilindungi dari
temperatur yang ekstrim tinggi dengan memberi peneduh atau cara lain yang patut dan
memenuhi syarat.
 Pengecoran
c. Dilarang Melakukan Pekerjaan Pengecoran Bila Cuaca Buruk
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau hujan lebat.
Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh hujan lebat
dan badai.

b. Dilarang Menggunakan Material yang Mengeras Sebagian

Semua beton dan mortel semen harus dicor dan dipadatkan dengan cara digetar dalam
waktu 30 menit setelah pencampuran, dan tidak boleh menggunakan material yang
mengeras sebagian dalam pekerjaan. Pengecoran beton harus dibuat sedemikian rupa
hingga penempatan dan penanganannya mudah dilakukan tanpa adanya pemisahan
butiran. Adukan beton dicor lapis demi lapisdengan ketebalan tertentu, berurutan
mulai dari bawah. Agar lapisan yang baru dapat menyatu dengan lapisan dibawahnya,
adukan beton digetar dari lapisan bawah dengan alat penggetar (vibrator). Pengecoran
tidak boleh dimulai sebelum semua pekerjaan pembuatan bekesting, penulangan, instalasi
bagian-bagian dan alat yang akan terbenam serta persiapan permukaan pondasi-
pondasi atau beton diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Pengecoran tidak
diperbolehkan selama hujan lebat atau keadaan cuaca lainnya yang dapat memberi efek
yang menurunkan kualitas beton.Pengecoran dapat dimulai setelah mendapat ijin tertulis
dari Direksi Pekerjaan.

Dalam pengecoran beton bertulang, harus dijaga jangan sampai terjadi


pemisahan butiran. Apabila bentuk tulangan pada dasar cetakan cukup rapat, dicor
terlebih dahulu lapisan selimut beton setebal 3 cm, dengan spesi yang sama dengan yang
dibutuhkan oleh beton diatasnya. Jika pengecoran permukaan telah mencapai ketinggian
lebih dari yang ditentukan oleh Direksi, kelebihan ini harus segera dibuang.Semua
pengecoran harus selesai dalam waktu 60 menit telah keluar dari mesin pengaduk, kecuali
jika ditentukan lain oleh Direksi.

Beton jangan dicor didalam atau pada aliran air kecuali jika ditentukan atau disetujui
sebelumnya.Air yang menggumpal selama pengecoran harus segera dibuang. Beton
jangan dicor diatas beton lain yang baru saja dicorselama lebih dari 30 menit, kecuali jika
ada kontruksi sambungan yang akan ditentukan kemudian. Jika pelaksanaan pengecoran
dihentikan , lokasi sambungan harus ditempatkan pada posisi yang benar sacara vertical
maupun horizontal ,dengan permukaan di buat kasar atau bergerigi untuk menahan
gesekan dan membentuk ikatan sambungan beton berikutnya , seperti yang diinginkan
oleh Direksi .

Sebelum pengecoran berakhir, permukaan beton harus dibuat kasar atau disambungkan
untuk menyingkap agregat .Permukan beton harus tetap lembab dan dilindungi dengan
mortel semen (perbandingan berat) 1:2, setebal 1 cm.Semua biaya pengasaran
permukaan dan perkerjan yang terkait lainya dianggap sudah tercakup didalam harga
satuan pekerjaan beton didalam Rencana Anggaran Biaya.Beton harus dicor posisi dan
urutan urutan seperti yang ditunjukan dalam gambar, atau atas petunjuk Direksi.Beton
yang dicor ditempatkan langsung pada cetakanya sedemikian rupa untuk
menghindari pemisahan butiran dan penggesaran tulangan beton, atau bagiian bagian
yang tertanam, serta membentuk lapisan – lapisan yang tidak lebih dari 40 cm padat.

Pengecoran harus secara menerus hingga mencapai sambungan ditentukan pada gambar
atau menurut petunujuk Direksi. Beton tidak boleh diangkut dengan peluncur atau
dijatuhkan kereta dorong lebih tinggi dari 1,5 m kecuali jika diijinkan oleh Dierksi untuk
menjatuhkan ketempat penampungan sementara dan kemudian diambil lagi dengan sekop
sebelum dicorkan. Pengecoran beton tumbuk/lantai kerja dikerjakan pada urutan
sebelumnya atau mengikuti petunjuk Direksi dan harus dikerjakan secara terus menerus
sampai dengan selesai. Bila perlu Kontraktor harus bekerja lembur untuk mencapai
target tersebut. Kontraktor harus mempertimbangkan masalah ini kedalam harga
satuan harga Rencana Anggaran Biaya.

Pada saat dicor, beton tidak boleh memiliki temperature lebih dari 32 derajat calcius, jika
cuaca sangat panas melebihi 32 derajat celcius, kontraktor harus melakukan usaha agar
temperature yang diinginkan tercapai, seperti mendinginkan agregat dan
melakukan pengecoran di malan hari. Kontraktor tidak berhak menurut biaya
tambahan untuk pekerjaan tersebut.

Perawatan dan perlindungan

Beton yang masih segar harus terlindungi dari sinar matahari, hujan atau air yang
mengalir, reaksi bahan kimia dan getaran-getaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari, hal
ini dapat dilakukan dengan :

- Rawatan dengan air yaitu dengan memercikkan air secara terus menerus atau
digenangi dengan air.
- Menutupnya dengan suatu lapisan penyerap (karung, goni, kantung semen) yang
selalu dijaga supaya basah konstan

Semua permukaan beton yang akan dipengaruhi air deras atau benturan gelombang harus
betul-betul dilindungi dari kemungkinan kerusakan selama periode pengerasan,
dan semua permukaan beton yang belum mencapai kekerasan yang diharapkan harus
ditutup Untuk pekerjaan beton kami mengacu kepada spesifikasi teknik dan petunjuk dari
Direksi nantinya sesuai dengan petunjuk Direksi.

Gambar. Beton Mutu K 225.

2. Timbunan Tanah di Datangkan, dirapikan dan Dipadatkan


Metode Pelaksanaan :
- Material timbunan tanah sebelum dipakai harus disetujui oleh Direksi
- Mengadakan trial embankment untuk menentukan berapa passing yang harus
dilalui oleh vibrator roller untuk mencapai kepadatan yang ditetapkan.
- Sebelum melaksanakan timbunan, apabila lokasi tersebut kering maka perlu
dilakukan penyiraman terlebih dahulu untuk mendapatkan kontak antara tanah
asli dengan material timbunan.
- Material diangkut oleh dump truck, untuk menghampar dan meratakan
material menggunakan bulldozer
- Proses pemadatan menggunakan vibrator roller dan apabila diperlukan dapat
dilakukan penyiraman sesuai kebutuhan
- Setelah selesai pemadatan dilanjutkan dengan tes kepadatan sebelum
melanjutkan ke layer berikutnya setelah selesai pemadatan.
- Apabila pelaksanaan timbunan telah sesuai dengan yang direncanakan maka
dilakukan proses perapihan/trimming pada lereng timbunan

3. Galan Tanah Biasa


Pelaksanaan galian dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan alat berat. Alat
berat yang digunakan yaitu excavator dan dump truck.Penggalian dibuat sedemikian
rupa sehingga pada saat hujan, air tidak menggenang di tempat galian, sehingga
aktifitas penggalian tidak terganggu.Pengamanan ini bisa digunakan pompa dan
drainase sehingga pembuangan air lancar.

Gambar. Galian Tanah Dengan Alat


Selama dilaksanakan penggalian harus diperhatikan elevasi dan kemiringan galian
agar sesuai dengan gambar kerja, disamping itu harus diperhatikan pula sarana utilitas
agar tidak rusak.

a. Pengangkutan
Material hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang ke tempat yang telah
disetujui. Pada saat pengangkutan ini perlu diperhatikan adalah kebersihan jalan yang
dilewati dan keselamatan, untuk itu selama pengangkutan material sebaiknya ditutup
dengan terpal.

b. Penempatan Material Galian


Setelah pengangkutan mencapai tempat yang telah ditentukan maka dilalukan
penempatam/dropping. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penempatan
adalah sebagai berikut :
a. Untuk material yang dibuang :
- Jarak yang cukup aman dari tempat pembuangan ke lokasi kerja, sehingga
apabila ada hujan dapat dihindarkan adanya longsoran yang akan
menghanyutkan material bekas galian.
- Disediakan tempat yang cukup untuk menampung material ex galian.
- Dropping dimulai dari ujung belakang bergerak maju ke arah masuk.
- Penempatan dilakukan lapis per lapis.

b. Untuk material yang akan dipakai untuk timbunan (distok), maka diperhatikan :
- Material harus terlindungi dari cuaca (hujan dan panas).
- Dibuat sedemikian rupa sehingga material lainnya tidak mengotori/bercampur
dengan matrial bekas galian .
- Dibuatkan drainase yang baik, sehingga material yang akan dipakai untuk
timbunan tidak hanyut disamping untuk pengamanan daerah sekitar

4. Pasangan Batu ( 1 PC : 4 PP )

Pekerjaan pasangan batu mencakup pekerjaan pengadaan, pencampuran dan


pemasangan. Pasangan batu dibuat dengan perbandingan campuran material : 1 :
4. Pasangan batu yang dikerjakan harus sesuai dengan dimensi dan elevasi
bangunan yang akan dibuat berdasarkan gambar rencana atau menurut perintah
Direksi Pekerjaan.
Pembuatan mortar pasangan batu dilakukan dengan menggunakan alat jenis
concrete mixer dan alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kereta
dorong, kasut kayu dan lain-lain. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia
Jasa akan menyerahkan gambar detail rencana pelaksanaan pekerjaan pasangan
batu dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Pasangan batu campuran 1 Semen : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan
untuk pengadukan mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta
alat bantu seperti ember, kotak adukan, cangkul, sekop, kasut kayu/besi, kereta
dorong dan lain- lain. Mortar pasangan batu harus terbuat dari bahan semen, pasir
dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4 Pasir.
Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat
concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
Perbandingan campuran dibuat berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak
semen dalam keadaan kering.
Penyedia Jasa akan membuat takaran yang sama ukuran- ukurannya dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Sebelum dilakukan pekerjaan
pemasangan batu, lokasi pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana
pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan gambar rencana atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Lokasi pembuatan adukan atau menempatan alat pengaduk diatur sedemikian
rupa agar dapat menjamin kelancaran pekerjaan. Memudahkan bagi pengawas dan
menjamin tercapainya mutu adukan yang baik dan terlindung.
Lokasi pembuatan adukan akan diatur sedekat mungkin dengan lokasi konstruksi
yang akan dikerjakan.
Pasir dan semen telah disiapkan terpisah ditempat kering (lebih tinggi dari tanah
sekitarnya).
Penyedia Jasa akan menyerahkan contoh jenis bahan pasangan batu campuran 1
Semen : 4 Pasir kepada Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan.

5. Plesteran ( 1 PC : 4 PP ) dan Acian

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran dan acian.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-unting, jidar,
raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan acian

 Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram


menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap
lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
 Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan
dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu
unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan
dengan raskam dan jidar.
 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh
hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian
sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.

IV. JALAN KERJA


1. Pembersihan
Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut:
Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran,
Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah
yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti pita ukur atau
GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan
menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau
dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan . Jika pekerjaan pembersihan
lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan pengupasan
lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian)
merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data
ketinggian diperlukan survey pemetaan yang lebih detail menggunakan
peralatan survey seperti Total Station atau theodolite.

2. Lapisan Sirtu
- Pengukuran
Pengukuran meliputi pengukuran panjang pekerjaan dan elevasi. Elevasi yang
tertera pada shop drawing diterapkan di lapangan dengan memasang patok-
patok dan bouwplank untuk menyimpan elevasi.
- Galian tanah
Setelah patok dipasang, pekerjaan galian bisa dimulai. Elevasi galian
dikontrol berdasarkan elevasi yang sudah disimpan pada patok. Penggalian
tanah menggunakan excavator. Dalam waktu 1 hari target panjang galian
minimal adalah 7,2 m untuk memenuhi kemampuan alat berat dalam
memasang beton pracetak yaitu 6 unit.
- Pembuangan tanah bekas galian
Selama excavator mengerjakan galian, 1 unit dump truck siap di sisi galian
untuk menampung tanah bekas galian. Tanah bekas galian tersebut langsung
dibuang ke luar proyek dan di sisi rencana saluran disiapkan sebagian material
bekas galian untuk digunakan pengurugan kembali. Dengan demikian area di
sisi galian relatif bersih dan setiap saat siap ditempati stock beton pracetak u-
dtich. Tahapan setelah galian mencapai panjang 7,2 m adalah pengurugan
sirtu. 1 hari sebelum pengurugan, sirtu harus siap di sisi galian. Untuk segmen
selanjutnya sirtu didatangkan bertahap berdasarkan kebutuhan setiap segmen
galian. Ketebalan urugan sirtu adalah 250 mm. Pengurugan menggunakan
excavator dengan bantuan tenaga manusia untuk meratakannya.

3. Beton K 225
Persyaratan kualitas untuk semen, pasir, kerikil, dan air pemeriksaan secara visual sebagai
berikut :
a. Semen
 Kantong dalam keadaan utuh, tertutup, dan baik.
 Waktu dibuka untuk diaduk harus dalam keadaan baik tidak ada yang
membantu.
b.Agregat
Agregat adalah bahan yang keras, tahan lama, bebas dari mineral-mineral, diproduksi
secara alami atau dengan mesin dan tidak boleh berisi zat-zat yang dapat melemahkan
kualitas beton dan tulangannya.

 Agregat Halus
Harus bersih dari Lumpur atau bahan-bahan organic lainnya. Dapat dilihat
dengan mata dari warna (abu-abu tua kehitam-hitaman).

 Agregat Kasar
Berupa kerikil dari sungai berdiameter 2 – 3 cm atau terdiri dari pecahan batu
yang padat, tidak berkulit dan harus bersih, keras dan tahan lama bebas dari
bahan-bahan yang merusak mutu beton dan tulangannya.

c. Air
Air yang digunakan begitu juga tidak boleh mengandung unsur garam, asam, dan zat-zat
yang mengakibatkan cacat mutu pada beton dan tulangannya.

 Mutu dan Rencana Campuran Beton

Beton harus terdiri dari adukan semen, air, agregat dan kasar, dalam perbandingan seperti
yang tercantum dalam Bill Of Quantities dan disetujui oleh Direksi.

 Penakaran
Semua material harus ditakar dengan alat penakar sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan perbandingan campuran yang dipersyaratkan. Kontraktor harus menyediakan alat
penakar yang disetujui Direksi dan harus memelihara serta mengoperasikan alat seperti
yang diperlukan agar secara tepat mengontrol dan menentukan jumlah dari masing-
masing bahan yang dicampurkan, sesuai dengan petunjuk Direksi. Peralatan
harus mampu memproduksi beton sebanyak (1) satu sehingga (5) lima meter kubik atau
lebih perjam secara keseluruhan dengan mencampurkan agregat, semen, dan air menjadi
suatu campuran yang merata tanpa pemisahan-pemisahan. Juga mampu
mengimbangi perubahan-perubahan kadarair dari agregat, serta merubah berat material-
material yang ikut tercakup.

Jumlah masing-masing bahan yang membentuk beton tersebut dapat ditentukan dengan
timbangan kecuali jumlah air yang diukur dengan takaran.Meskipun demikian material
beton dapat juga diukur secara volume, bila mana disetujui oleh Direksi. Kantor juga
harus menyediakan penguji berat yang standard dan peralatan lain yang diperlukan untuk
mengecek operasi dan tiap-tiap skala pengukuran pengaduk tersebut, serta melakukan
pengujian periodik terhadap perubahan harga pengukuran dalam pekerjaan-
pekerjaan adukan.

 Pengadukan
Pengadukan dapat mempergunakan cangkul atau sekop dengan tenaga manusia yang
harus mampu atau dapat mengaduk semen, agregat, air dan sehingga menjadi satu adukan
yang sempurna.
 Pengangkutan
Beton harus diangkut dari pengaduk ketempat pengecoran secepatnya. Tinggi
jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 m kecuali disediakan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menghindari pemisahan campuran. Peralatan seperti ember-ember
dan pompa-pompa yang boleh dipakai untuk mengangkut beton harus berukuran, bentuk
dan kondisi sedemikian rupa untuk menjamin penyediaan beton secara berimbang
ditempat pengangkutan. Semua metoda yang digunakan harus disetujui oleh
Direksi. Tanpa memandang metoda pengangkutan, beton harus selalu dilindungi dari
temperatur yang ekstrim tinggi dengan memberi peneduh atau cara lain yang patut dan
memenuhi syarat.
 Pengecoran
c. Dilarang Melakukan Pekerjaan Pengecoran Bila Cuaca Buruk
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan ditempat terbuka selama ada badai atau hujan
lebat. Semua material dan peralatan pengecoran harus dilindungi terhadap pengaruh
hujan lebat dan badai.

Pekanbaru, 03 Januari 2019


PT. VETIA DELICIPTA

ALI AMRI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai