51 99 2 PB PDF
51 99 2 PB PDF
* Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. A.R. Hakim No.
2B Gresik, email: nersik@yahoo.com
** Mahasiswa PSIK FIK Universitas Gresik
ABSTRAK
189
Volume 6, Nomor 2, November 2015
ABSTRACT
Tabel 1 Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Balongpanggang Gresik
Bulan Desember 2014.
Senam Kaki Diabetes
Hari-1 Hari-2 Hari-3
Mean
Kadar Gula Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
darah Acak 241,95 231,45 230,45 221,35 220,80 211,15
tidak mendapatkan informasi yang cukup diit, monitoring gula darah dan latihan
tentang bagaimana cara mengendalikan jasmani (senam kaki diabetes) dan obat.
kadar gula darah dan didukung dengan Petugas kesehatan harus mampu untuk
banyak responden yang kurang berolah mengajarkan bagaimana senam kaki
raga, pola makan tidak teratur, obesitas diabetes yang baik dan benar agar kadar
dan usia sehingga kadar gula di dalam gula darah responden dapat diturunkan
tubuh semakin meningkat. Ada 4 faktor dan dapat meningkatkan derajat status
yang menyebabkan peningkatan kadar kesehatan penderita diabetes mellitus tipe
gula darah responden. Faktor pertama 2 menjadi lebih baik lagi.
adalah pola makan yang tidak teratur, Kadar glukosa darah yang tinggi
banyak responden yang pola makannya dan terus menerus dapat berakibat rusaknya
tidak terkontrol inilah yang menyebabkan pembuluh darah. Zat komplek yang terdiri
pemasukan kalori berupa karbohidrat dan dari glukosa di dinding pembuluh darah
gula yang secara berlebihan sehingga menyebabkan pembuluh darah menebal
terjadi penumpukan glukosa darah. dan mengalami kebocoran. Sirkulasi
Faktor kedua yang dapat menyebabkan darah yang buruk dapat mengakibatkan
peningkatan kadar gula darah responden komplikasi pada mata, jantung, ginjal,
adalah usia. Hal ini mengindikasikan saraf dan kulit (Fitria, 2009). Terdapat
bahwa pada usia muda responden tidak beberapa faktor yang mempengaruhi kadar
memperhatikan pola makan, berdasarkan gula darah yaitu kurang berolah raga, pola
wawancara peneliti dengan responden makan yang tidak teratur, obesitas dan usia
mereka menganggap bahwa pada saat (Fox & Kilvert, 2010). Penderita diabetes
usia masih muda kondisi tubuhnya masih mellsitus tipe 2 sebaiknya melaksanakan
sehat dan tidak menyadari bahwa pola 4 pilar pengelolaan diabetes mellitus
makan yang mereka lakukan pada saat untuk mengurangi peningkatan kadar gula
muda akan berdampak pada saat mereka didalam darahnya yaitu edukasi, terapi
tua nanti. gizi medis, latihan jasmani (senam kaki
Faktor ketiga adalah obesitas. diabetes) dan intervensi farmakologis
Obesitas menyebabkan respon sel beta (American Diabetes Association, 2002).
pankreas terhadap peningkatan glukosa Latihan jasmani selain untuk menjaga
darah berkurang termasuk reseptor insulin kebugaran juga dapat menurunkan berat
pada sel otot berkurang jumlah dan badan dan memperbaiki sensitivitas
kefektifannya dan pada seluruh tubuh. insulin, sehingga akan memperbaiki
Akibat kondisi tersebut menyebabkan kendali glukosa darah (Vita, 2006). Salah
terjadinya peningkatan kadar gula darah. satunya latihan jasmani yaitu dengan
Faktor keempat yang dapat menyebabkan senam kaki diabetes. Pengaruh senam kaki
peningkatan kadar gula darah responden diabetes terhadap perubahan kadar gula
adalah kurang berolah raga. Olah raga darah yaitu pada otot – otot yang bergerak
berdampak terhadap aksi insulin pada aktif dapat meningkatkan kontraksi
orang yang beresiko diabetes melitus. sehingga permeabilitas membran sel
Banyak responden mengatakan bahwa terhadap peningkatan glukosa, resistensi
mereka tidak mengerti kalau berolah insulin berkurang dan sensitivitas
raga dapat menurunkan kadar gula darah. insulin meningkat (Parichehr, et al,
Penderita diabetes mellsitus sebaiknya 2012). Sehingga sirkulasi dalam darah
melaksanakan 5 pilar pengelolaan diabetes meningkat dan dalam waktu 30 menit
mellitus yaitu pendidikan kesehatan, setelah di lakukan senam kaki diabetes
Price,S.A., & Wilson, L.M. (2005). Vita. (2006). Diabetes Informasi Lengkap
Patofisiologi: konsep klinis Untuk Penderita dan Keluarganya.
proses-proses penyakit.(6 ed. Jakarta: Gramedia.
Vol.2). Jakarta: EGC. Wibisono, T. (2004). Olahraga dan
Ramaimah, S. (2007). Cara Mengetahui diabetes melitus. Dexa media SMF
Diabetes dan Mendeteksinya sejak penyakit dalam RS Adi Husada
Dini. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Undaan Surabaya,17(2).
Populer World Health Organization. (2008).
Rini, T.H. (2008). Faktor-faktor Definition, diagnosis and
resiko ulkus diabetika pada classification of diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus and its complications.
[Tesis]. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Robbins, (2007). Buku Ajar Patologi.
Jakarta : EGC.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2008).
Dasar-dasar metode penelitian
klinis (6 ed). Jakarta: CV Agung
Seto.
Sudoyo, Aru. (2006). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, edisi
keempat, jilid III. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
Suyono, S. (2007). Patofisiologi diabetes
melitus. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian
kualitatif kuantitatif research &
development. Cetakan ke- 8.
Bandung: Alphabeta.
Soegondo. (2009). Penatalaksanaan
diabetes melitus terpadu. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Smeltzer & Bare. (2002). Keperwatan
Medikal Bedah. Volume 2. Alih
Bahasa Andry Hartono. EGC:
Jakarta.
Tahitian. (2008). Diabetes Mellitus. http://
www.subscribe.com. Tanggal 17
Januari 2011.
Tara, M.D. (2003). The art and science of
nursing. Lippicott Philadelphia.
Hans, Tandra. (2008). Segala Sesuiatu
yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes. Jakarta: Gramedia