Anda di halaman 1dari 9

Volume 06, Nomor 02, November 2015

Hal. 189 - 197

SENAM KAKI DIABETES MENURUNKAN KADAR GULA DARAH


PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
(Diabetic Feet Gymnastic to Decrease Blood Sugar Levels Diabetes Mellitus
type 2 Patients)

Gusti Rizaniansyah Rusli*, Septi Farianingsih**

* Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. A.R. Hakim No.
2B Gresik, email: nersik@yahoo.com
** Mahasiswa PSIK FIK Universitas Gresik

ABSTRAK

Diabetes disebut the silent killer karena hampir sepertiga orang


dengan diabetes tidak mengetahui mereka menderita diabetes mellitus,
sampai penyakit tersebut berkembang menjadi serius yang berdampak
pada organ atau sistem tubuh lainnya dan mengakibatkan komplikasi.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh senam kaki
diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes
mellitus tipe 2.
Desain penelitian ini menggunakan one-group pre-post-test
design, dengan purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak
20 responden. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Balongpanggang
bulan Desember 2014. Variabel independennya adalah senam kaki
diabetes, dan variabel dependennya adalah penurunan kadar gula darah.
Data penelitian ini diambil dengan menggunakan observasi.
Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil
hari-1 (α hitung) = 0,000 dan korelasi Z = 3,202, hari-2 (α hitung) = 0,000 dan
korelasi Z = 3,352, hari-3 (α hitung) = 0,000 dan korelasi Z = 4,128 artinya
ada pengaruh kuat senam kaki diabetes terhadap penurunan kadar gula
darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Senam kaki diabetes sangat
dibutuhkan dalam pengelolaan diabetes mellitus, latihan jasmani secara
teratur dapat menurunkan kadar gula darah.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Kata kunci: Senam kaki diabetes, Kadar gula darah, Diabetes
mellitus tipe 2

189
Volume 6, Nomor 2, November 2015

ABSTRACT

Diabetes is called the silent killer because nearly one-third


of people with diabetes do not know they have diabetes mellitus,
until it evolved into a serious disease that affects the organ or other
body systems and lead to complications. In PHC Balongpanggang
there was 50 patient on August, on September, there had 50 patient
and then patient happened increase became 51 patient of DM. The
purpose of this research was to determine the infuence of diabetic feet
gymnastic to decrease blood sugar levels in patients with diabetes
mellitus type 2. The research designed used a one-group pre-post-
test design, with purposive sampling. Samples taked as many as 20
respondents. Independent variable is feet gymnastic of diabetic , and
the dependent variable is a decreased in blood sugar levels. The data
of this research were taked by used observation. From the statistical
test of Wilcoxon Signed Rank Test showed day-1 (α count) = 0.000 and
Z = 3.202 correlation, day-2 (α count) = 0.000 and correlation Z =
3.352, day-3 (α count) = 0.000 and correlation Z = 4.128 means that
there is a strong influence of diabetic feet gymnastic to decrease blood
sugar levels in patients with diabetes mellitus type 2. Foot gymnastic
of diabetic are needed in the management of diabetes mellitus, regular
physical exercise can lower blood sugar levels. Physical exercise in
addition to maintained fitness can also lose weight and improve insulin
sensitivity, so that it will improve blood glucose control.
Keywords: Diabetic feet gymnastic, Blood sugar levels, Diabetes
mellitus type 2.

PENDAHULUAN termasuk wilayah kelolaan Puskesmas


Kota Mungkid Kabupaten Magelang,
Diabetes Mellitus (DM) yang penderita diabetes yang datang ke
dikenal dengan kencing manis merupakan puskesmas sebatas memeriksakan kadar
sekelompok kelainan metabolik yang gula dan selanjutnya diberikan obat.
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa Kondisi tersebut didukung dengan hasil
dalam darah atau hiperglikemia. penelitian yang dilakukan di Magelang
Diabetes disebut the silent killer karena yang menunjukkan peningkatan
hampir sepertiga orang dengan diabetes sensitivitas kaki dan penurunan kadar
tidak mengetahui mereka menderita gula darah pada kelompok yang
Diabetes Mellitus, sampai penyakit melakukan senam kaki 2 kali seminggu
tersebut berkembang menjadi serius dengan mengkonsumsi OHO (Obat
yang berdampak pada organ atau sistem Hiperglikemi Oral). Senam kaki diabetes
tubuh lainnya dan mengakibatkan dilakukan karena berpengaruh untuk
komplikasi, seperti kerusakan pembuluh memperbaiki sirkulasi darah dan
darah, saraf dan struktur internal lainnya. sensitivitas kaki (Wibisono. 2009).
Dari penelitian terdahulu oleh Sigit P. Sampai saat ini, penurunan kadar gula
tahun 2012 bahwa di desa Pasuruan darah akibat senam kaki diabetes pada

190 Journals of Ners Community


Senam Kaki Diabetes Menurunkan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

pasien Diabetes Mellitus tipe 2 tanpa Dalam keadaan normal setelah


mengkonsumsi OHO (Obat Hiperglikemi makan, kadar glukosa darah meningkat
Oral) belum dapat dijelaskan. yang akan diikuti kenaikan insulin secara
Secara global, jumlah penderita cepat dan menurun setelah nutien yang
Diabetes Mellitus dari tahun ke tahun masuk disimpan. Insulin, hormon yang
terus meningkat. Diabetes Mellitus telah dihasilkan oleh pankreas dibutuhkan
menjadi penyebab kematian terbesar untuk memasukkan glukosa dari darah
keempat di dunia. organisasi dunia (WHO) kedalam sel. Pada diabetes tipe 2 jumlah
memperkirakan 194 juta jiwa (5,1%) dari reseptor insulin yang terdapat pada
3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 permukaan sel kurang, sehingga glukosa
tahun menderita Diabetes Mellitus dan yang masuk sel sedikit dan glukosa dalam
pada tahun 2025 diperkirakan meningkat pembuluh darah meningkat. Diabetes
menjadi 333 juta jiwa. Setiap tahun ada 3,2 tipe 2 terjadi keterbatasan respon sel beta
juta kematian yang disebabkan langsung terhadap kenaikan kadar glukosa darah
oleh diabetes. Berarti ada 1 orang per (Robbins, 2007). Kadar glukosa darah
10 detik atau 6 orang per menit yang yang tinggi dan terus menerus dapat
meninggal akibat penyakit yang berkaitan berakibat rusaknya pembuluh darah. Zat
dengan diabetes. Di Indonesia pada tahun komplek yang terdiri dari glukosa di
2006, penderita diabetes meningkat dinding pembuluh darah menyebabkan
menjadi 14 juta orang, dimana hanya pembuluh darah menebal dan mengalami
30% yang berobat secara teratur terhadap kebocoran. Sirkulasi darah yang buruk
pengendalian penyakitnya tersebut (WHO, dapat mengakibatkan komplikasi pada
2008). Berdasarkan hasil survey data awal mata, jantung, ginjal, saraf dan kulit
di Puskesmas Balongpanggang Gresik (Fitria, 2009).
tahun 2014, data pasien DM bulan Juli Penderita Diabetes Mellitus
sampai Oktober 2014 di tempat tersebut sebaiknya melaksanakan 4 pilar
mengalami peningkatan yaitu bulan Juli pengelolaan Diabetes Mellitus yaitu
sebanyak 19 penderita DM, bulan Agustus edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani
sebanyak 20 penderita DM , September dan intervensi farmakologis (American
50 penderita DM dan Oktober sebanyak Diabetes Association, 2002). Sehingga
51 penderita DM. Berdasarkan hasil diperlukan latihan jasmani dalam
studi pendahuluan terhadap penderita pengelolaan Diabetes Mellitus. Latihan
DM di Puskesmas Balongpanggang jasmani secara teratur dapat menurunkan
didapatkan bahwa, sebagian besar kadar gula darah. Latihan jasmani selain
penderita mengetahui bahwa DM dapat untuk menjaga kebugaran juga dapat
menimbulkan komplikasi pada kaki, menurunkan berat badan dan memperbaiki
tetapi belum pernah ada yang melakukan sensitivitas insulin, sehingga akan
senam kaki untuk penderita DM. Dari data memperbaiki kendali glukosa darah (Vita,
tersebut, dapat diketahui bahwa penderita 2006). Salah satunya latihan jasmani yaitu
DM di Puskesmas Balongpanggang belum dengan senam kaki diabetes. Pengaruh
pernah melakukan latihan jasmani: senam senam kaki diabetes terhadap perubahan
kaki diabetes pada penderita DM dalam kadar gula darah yaitu pada otot – otot
upaya pencegahan komplikasi diabetes yang bergerak aktif dapat meningkatkan
pada kaki (Diabetes Foot) dan penurunan kontraksi sehingga permeabilitas
kadar gula dalam darah pada penderita membran sel terhadap peningkatan
DM. glukosa, resistensi insulin berkurang dan

Program Studi Ilmu Keperawatan 191


Volume 6, Nomor 2, November 2015

sensitivitas insulin meningkat (Parichehr, Variabel independen dalam


et al, 2012). Sehingga sirkulasi dalam penelitian ini adalah senam kaki diabetes,
darah meningkat dan terjadi penurunan sedangkan variable dependennya adalah
kadar gula darah pada pasien dengan Penurunan kadar gula darah. Instrumen
diabetes. Oleh karena itu peneliti tertarik yang digunakan dalam pengumpulan data
untuk meneliti pengaruh senam kaki pada penelitian ini melalui observasi.
diabetes terhadap penurunan kadar gula Data-data yang sudah berbentuk interval,
darah pada pasien Diabetes Mellitus dianalisis dengan menggunakan uji statistik
tipe 2 tanpa mengonsumsi OHO (Obat Wilcoxon dengan taraf signifikan ρ≤ 0,05;
Hiperglikemi Oral). Maka Ho ditolak dan H1 di terima.

METODE DAN ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan desain Pengaruh Senam Kaki Diabetes


eksperimen dengan pendekatan one group Terhadap Penurunan Gula Darah Pada
pre and post test design, dilaksanakan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.
di Puskesmas Balongpanggang Gresik Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
pada bulan Desember 2014. Populasi 20 responden didapatkan bahwa pada
dalam penelitian ini adalah penderita hari-1 sebelum di intervensi sebagian besar
Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas 70% (14 responden) kadar gula darahnya
Balongpanggang Gresik. Jumlah populasi pada interval 240-249. Dan terjadi
sebesar 51 penderita Diabetes Mellitus penurunan kadar gula darah sesudah di
tipe 2, menggunakan non probability tipe intervensi sebagian besar responden 70%
purposive sampling, Sebagian penderita (14 responden) kadar gula darahnya pada
Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas interval 230-239. Dari hasil uji statistik
Balongpanggang Gresik yang memenuhi Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan
kriteria inklusi 20 penderita Diabetes hasil hari 1 (α hitung) = 0,000 dan korelasi Z
Mellitus tipe 2. = 3,202 artinya ada pengaruh kuat senam

Tabel 1 Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Balongpanggang Gresik
Bulan Desember 2014.
Senam Kaki Diabetes
Hari-1 Hari-2 Hari-3
Mean
Kadar Gula Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
darah Acak 241,95 231,45 230,45 221,35 220,80 211,15

Standard 6,270 6,329 6,329 6,426 5,337 5,631


deviasi
Hasil Uji Z = 3,202 Z = 3,352 Z = 4,128
Wilcoxon
Signed Rank ρ = 0,000 ρ = 0,000 ρ = 0,000
Test

192 Journals of Ners Community


Senam Kaki Diabetes Menurunkan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

kaki diabetes terhadap penurunan kadar membantu memperbaiki sirkulasi darah


gula darah pada pasien diabetes mellitus dan memperkuat ostot-otot kecil kaki
tipe 2. dan mencegah terjadinya kelainan bentuk
Pada hari-2 sebelum di intervensi kaki. Selain itu dapat meningkatkan
sebagian besar responden 70% (14 kekuatan otot betis, otot paha dan juga
responden) kadar gula darahnya pada mengatasi keterbatasan pergerakan sendi
interval 230-239. Dan terjadi penurunan (Wibisono, 2009). Pengaruh senam kaki
kadar gula darah sesudah di intervensi diabetes terhadap perubahan kadar gula
sebagian besar responden 60% (12 darah yaitu pada otot–otot yang bergerak
responden) kadar gula darahnya pada aktif dapat meningkatkan kontraksi
interval 220-229. Dari hasil uji statistik sehingga permeabilitas membran sel
Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan terhadap peningkatan glukosa, resistensi
hasil hari-2 (α hitung) = 0,000 dan korelasi Z insulin berkurang dan sensitivitas insulin
= 3,352 artinya ada pengaruh kuat senam meningkat (Parichehr et al,2012). Sehingga
kaki diabetes terhadap penurunan kadar sirkulasi dalam darah meningkat dan
gula darah pada pasien diabetes mellitus dalam waktu 30 menit setelah di lakukan
tipe 2. senam kaki diabetes ini dapat menurunkan
GDA penderita diabetes melitus pada
Pada hari-3 sebelum di intervensi interval 5-10 mg/dl. (Wibisono, 2009).
sebagian besar responden 60% (12
responden) kadar gula darahnya pada Penurunan kadar gula darah
interval 220-229. Dan terjadi penurunan responden (50%) sesudah dilakukan
kadar gula darah sesudah di intervensi intervensi mengalami penurunan pada
setengahnya responden 50% (10 interval rendah. Hal tersebut terjadi
responden) kadar gula darahnya pada karena responden melakukan senam kaki
interval 200-209. Dari hasil uji statistik diabetes dengan baik dan benar serta
Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan dilakukan secara berkelanjutan sehingga
hasil (α hitung) = 0,000 dan korelasi Z = sirkulasi dalam darah meningkat dan
4,128 artinya ada pengaruh kuat senam terjadi penurunan kadar gula darah pada
kaki diabetes terhadap penurunan kadar pasien dengan diabetes. Dan didukung
gula darah pada pasien diabetes mellitus pula oleh kesadaran responden yang
tipe 2. meningkat dalam hal memperhatikan pola
makan (diit) serta lebih memperhatikan
Menurut (American Diabetes latihan seperti senam kaki. Diit berkaitan
Association, 2002), penderita Diabetes dengan pemilihan dan kepatuhan
Mellitus sebaiknya melaksanakan 4 dalam mengkonsumsi makanan yang
pilar pengelolaan Diabetes Mellitus mengandung kadar gula yang dianjurkan.
yaitu edukasi, terapi gizi medis, latihan Terutama makan makanan yang rendah
jasmani, dan intervensi farmakologis gula. Sedang latihan yang dianjurkan
(American Diabetes Association, 2002). adalah aktivitas yang dapat membantu
Salah satunya latihan jasmani dengan menurunkan kadar gula darah seperti
senam kaki diabetes.Senam kaki diabetes jalan-jalan, senam tubuh dan senam kaki
merupakan kegiatan atau latihan yang sesuai kebutuhan dan kemampuan.
dilakukan oleh penderita diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka Sebagian besar penderita diabetes
dan membantu melancarkan peredaran mellitus type 2 mempunyai kadar
darah bagian kaki. Senam kaki dapat gula darah tinggi sebelum dilakukan
intervensi, ini terjadi karena mereka

Program Studi Ilmu Keperawatan 193


Volume 6, Nomor 2, November 2015

tidak mendapatkan informasi yang cukup diit, monitoring gula darah dan latihan
tentang bagaimana cara mengendalikan jasmani (senam kaki diabetes) dan obat.
kadar gula darah dan didukung dengan Petugas kesehatan harus mampu untuk
banyak responden yang kurang berolah mengajarkan bagaimana senam kaki
raga, pola makan tidak teratur, obesitas diabetes yang baik dan benar agar kadar
dan usia sehingga kadar gula di dalam gula darah responden dapat diturunkan
tubuh semakin meningkat. Ada 4 faktor dan dapat meningkatkan derajat status
yang menyebabkan peningkatan kadar kesehatan penderita diabetes mellitus tipe
gula darah responden. Faktor pertama 2 menjadi lebih baik lagi.
adalah pola makan yang tidak teratur, Kadar glukosa darah yang tinggi
banyak responden yang pola makannya dan terus menerus dapat berakibat rusaknya
tidak terkontrol inilah yang menyebabkan pembuluh darah. Zat komplek yang terdiri
pemasukan kalori berupa karbohidrat dan dari glukosa di dinding pembuluh darah
gula yang secara berlebihan sehingga menyebabkan pembuluh darah menebal
terjadi penumpukan glukosa darah. dan mengalami kebocoran. Sirkulasi
Faktor kedua yang dapat menyebabkan darah yang buruk dapat mengakibatkan
peningkatan kadar gula darah responden komplikasi pada mata, jantung, ginjal,
adalah usia. Hal ini mengindikasikan saraf dan kulit (Fitria, 2009). Terdapat
bahwa pada usia muda responden tidak beberapa faktor yang mempengaruhi kadar
memperhatikan pola makan, berdasarkan gula darah yaitu kurang berolah raga, pola
wawancara peneliti dengan responden makan yang tidak teratur, obesitas dan usia
mereka menganggap bahwa pada saat (Fox & Kilvert, 2010). Penderita diabetes
usia masih muda kondisi tubuhnya masih mellsitus tipe 2 sebaiknya melaksanakan
sehat dan tidak menyadari bahwa pola 4 pilar pengelolaan diabetes mellitus
makan yang mereka lakukan pada saat untuk mengurangi peningkatan kadar gula
muda akan berdampak pada saat mereka didalam darahnya yaitu edukasi, terapi
tua nanti. gizi medis, latihan jasmani (senam kaki
Faktor ketiga adalah obesitas. diabetes) dan intervensi farmakologis
Obesitas menyebabkan respon sel beta (American Diabetes Association, 2002).
pankreas terhadap peningkatan glukosa Latihan jasmani selain untuk menjaga
darah berkurang termasuk reseptor insulin kebugaran juga dapat menurunkan berat
pada sel otot berkurang jumlah dan badan dan memperbaiki sensitivitas
kefektifannya dan pada seluruh tubuh. insulin, sehingga akan memperbaiki
Akibat kondisi tersebut menyebabkan kendali glukosa darah (Vita, 2006). Salah
terjadinya peningkatan kadar gula darah. satunya latihan jasmani yaitu dengan
Faktor keempat yang dapat menyebabkan senam kaki diabetes. Pengaruh senam kaki
peningkatan kadar gula darah responden diabetes terhadap perubahan kadar gula
adalah kurang berolah raga. Olah raga darah yaitu pada otot – otot yang bergerak
berdampak terhadap aksi insulin pada aktif dapat meningkatkan kontraksi
orang yang beresiko diabetes melitus. sehingga permeabilitas membran sel
Banyak responden mengatakan bahwa terhadap peningkatan glukosa, resistensi
mereka tidak mengerti kalau berolah insulin berkurang dan sensitivitas
raga dapat menurunkan kadar gula darah. insulin meningkat (Parichehr, et al,
Penderita diabetes mellsitus sebaiknya 2012). Sehingga sirkulasi dalam darah
melaksanakan 5 pilar pengelolaan diabetes meningkat dan dalam waktu 30 menit
mellitus yaitu pendidikan kesehatan, setelah di lakukan senam kaki diabetes

194 Journals of Ners Community


Senam Kaki Diabetes Menurunkan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

ini dapat menurunkan GDA penderita SIMPULAN DAN SARAN


diabetes melitus pada interval 5-10 mg/dl.
(Wibisono, 2009). Simpulan
Senam kaki diabetes digunakan 1. Sebelum dilakukan senam kaki
pada penderita diabetes mellitus tipe diabetes rata-rata kadar gula darah
2 yang kadar gula darahnya tinggi di responden lebih tinggi.
Puskesmas Balongpanggang Gresik 2. Sesudah dilakukan senam kaki
berpengaruh dalam menurunkan kadar diabetes rata-rata kadar gula darah
gula darah. Dalam melakukan aktivitas responden lebih rendah.
olahraga penggunaan simpanan-simpanan 3. Senam kaki diabetes berpengaruh pada
energi beserta jalur metabolisme energi penurunan kadar gula darah pasien
yang akan digunakan untuk menghasilkan diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
molekul ATP. Sel-sel otot menyimpan ATP Balongpanggang Gresik.
dalam jumlah yang terbatas. Oleh karena
otot pada saat kontraksi selalu memerlukan Saran
ATP sebagai energi, maka diperlukan 1. Senam kaki diabetes merupakan
metabolisme energi dalam sel secara cepat salah satu alternatif terapi yang telah
untuk menghasilkan ATP. Semakin berat banyak diketahui manfaatnya dalam
kontraksi otot semakin besar jumlah ATP dunia kesehatan. Untuk itu kepada
yang diperlukan. Sebagai akibatnya adalah profesi keperawatan di wilayah kerja
terjadi peningkatan pengurasan glukosa Puskesmas Balongpanggang Gresik
darah dan menghasilkan sejumlah besar disarankan agar mengaplikasikan
asam laktat dalam darah. Peningkatan senam kaki diabetes dalam pelaksanaan
aliran darah ke otot dapat menjadi intervensi proses keperawatan
pemicu masuknya glukosa kedalam otot. khususnya pada pasien dengan kadar
Meningkatkan jumlah reseptor insulin gula darah tinggi.
dan meningkatkan transporter glukosa 2. Kepada masyarakat, khususnya
yang ada diluar sel masuk kedalam sel pasien diabetes mellitus tipe 2
sehingga meningkatkan sensitivitas disarankan untuk menggunakan
insulin (kemampuan dari hormon senam kaki diabetes sebagai alternatif
insulin menurunkan kadar glukosa penanganan penurunan kadar gula
dengan menekan produksi glukosa darah non farmakologis, khususnya
hepatik dan menstimulasi pemanfaatan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
glukosa didalam otot skelet dan jaringan yang mengalami kadar gula darah
adipose) yang menyebabkan resistensi tinggi.
insulin (kondisi tubuh tidak merespon 3. Penelitian ini masih diperlukan lebih
pada insulin, khususnya peran insulin lanjut dengan sampel yang lebih luas,
dalam menjalankan tugasnya yaitu serta dengan melakukan penelitian
mensirkulasikan glukosa) menurun. penurunan kadar gula darah dengan
Mengakibatkan kadar gula darah dalam menggunakan jumlah sampel yang
darah menurun. Hal ini didukung pula lebih banyak dan menggunakan
oleh kesadaran responden yang meningkat kelompok kontrol sehingga hasil yang
dalam hal memperhatikan pola makan diharapkan bisa maksimal dan lebih
agar gula darah di dalam tubuh tidak valid.
meningkat lagi.

Program Studi Ilmu Keperawatan 195


Volume 6, Nomor 2, November 2015

KEPUSTAKAAN Ignatavicus, J.J., Workman, L.M., &


Misler, A.M. (2006). Medical
American Diabetes Association. surgical.nursing across the
(2002). Diabetes Mellitus and health care continum ( 3th ed).
Exercise. (online), Diabetes Philadelphia: W.B Sounder
Care, Volume 25, Supplement 1, Company.
January 2002, (http://www.care. Kushartanti. (2007). Diabetes Educator
diabetesjournals.org). Diakses 19 Training, Yogyakarta, Fakultas
Maret 2010. Kedokteran UGM.
American Diabetes Association. (2010). Khamseh, M.E., Vatankhah,N., &
Standar of medical care in Baradaran, H.R. (2007).
diabetes. Diabetes care. 33(1). Knowledge and practice of foot
S11-S61. care in Iranian people with type
Arisman. (2011). Diabetes mellitus. Sumatera: 2 diabetes. International Wound
Universitas Sumatera Utara. Journal, 4(4).
Akhtyo. (2004). Gambaran klinis Kriska, A. (2007). Phisyical activity and
hipoglikemia pada pasien prevention of type 2 (non insulin
diabetes melitus rawat inap di unit dependent) diabetes, http;//www.
penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito fitness.gov/diabetes.pdf. tanggal
Yogyakarta, Yogyakarta : Acta 21 Januari 2011.
Medica Indonesiana. Mary Barader. (2009). Konsep Dan
Allison, S.E. (2007). Self-care Penerapan Metodologi Penelitian
requirements for activity and Keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
rest: an Orem nursing focus.US Salemba Medika.
National Library of Medicine M.N. Bustan. (2007). Epidemologi
National Institutes of Health. Penyakit Tidak Menular. Jakarta:
Ayele, K., Tesfa, B., Abebe, L., Tilahun, PT Rineka Cipta
T., Girma, E. (2011). Self care Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
behavior among patients with Metodologi Penelitian Ilmu
diabetes in Harari, Eastern Keperawatan: Pedoman Skripsi,
Ethiopia: the health belief model Tesis, dan Instrument Penelitian
perspective. PLOS ONE, 7(4): Keperawatan. Edisi 2. J a k a r t a :
e35515. doi:10.1371/journal. Salemba Medika.
pone.0035515. Parichehr, K., Mohamad, T.N.,
Fitria, Ana. (2009). Diabetes Tips Soheilikhah, Marsyam, R. (2012).
Pencegahan Preventif dan Evaluation of patients education
Penanganan.Yogyakarta : Venus. on foot self-care status in diabetic
Fox & Kilvert. (2010). Gula Darah Dan patients. Iranian Red Crescent
Komplikasinya. Jakarta: Salemba Medical Jurnal, 14(12) :829-832.
Medika. Perkeni. (2011). Konsensus Pengelolaan
Guyton & Hall. (2007).Textbook of medical dan Pencegahan Diabetes Mellitus
physiology (9th ed). Philadelphia : Tipe 2 di Indonesia 2011.
WBSaunder Company. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2009).
Hayens. (2003). Nursing Theories The Fundamental of nursing :
Base for Proffesional Nursing concepts, process, ad practice.
Practice .Third Edition. California: St.Louis : Mosby.
Appletion ang Lange.

196 Journals of Ners Community


Senam Kaki Diabetes Menurunkan Kadar Gula Darah
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

Price,S.A., & Wilson, L.M. (2005). Vita. (2006). Diabetes Informasi Lengkap
Patofisiologi: konsep klinis Untuk Penderita dan Keluarganya.
proses-proses penyakit.(6 ed. Jakarta: Gramedia.
Vol.2). Jakarta: EGC. Wibisono, T. (2004). Olahraga dan
Ramaimah, S. (2007). Cara Mengetahui diabetes melitus. Dexa media SMF
Diabetes dan Mendeteksinya sejak penyakit dalam RS Adi Husada
Dini. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Undaan Surabaya,17(2).
Populer World Health Organization. (2008).
Rini, T.H. (2008). Faktor-faktor Definition, diagnosis and
resiko ulkus diabetika pada classification of diabetes mellitus
penderita diabetes mellitus and its complications.
[Tesis]. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Robbins, (2007). Buku Ajar Patologi.
Jakarta : EGC.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2008).
Dasar-dasar metode penelitian
klinis (6 ed). Jakarta: CV Agung
Seto.
Sudoyo, Aru. (2006). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, edisi
keempat, jilid III. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
Suyono, S. (2007). Patofisiologi diabetes
melitus. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian
kualitatif kuantitatif research &
development. Cetakan ke- 8.
Bandung: Alphabeta.
Soegondo. (2009). Penatalaksanaan
diabetes melitus terpadu. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.
Smeltzer & Bare. (2002). Keperwatan
Medikal Bedah. Volume 2. Alih
Bahasa Andry Hartono. EGC:
Jakarta.
Tahitian. (2008). Diabetes Mellitus. http://
www.subscribe.com. Tanggal 17
Januari 2011.
Tara, M.D. (2003). The art and science of
nursing. Lippicott Philadelphia.
Hans, Tandra. (2008). Segala Sesuiatu
yang Harus Anda Ketahui Tentang
Diabetes. Jakarta: Gramedia

Program Studi Ilmu Keperawatan 197

Anda mungkin juga menyukai