Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI PELAYANAN DAN KINERJA ANTREAN PENUMPANG

DI LOKET PEMBELIAN TIKET PELABUHAN BAKAUHENI


Rindu Twidi Bethary1), Arief Budiman2), Fariz Yudhistira3)
1) 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil, UniversitasSultan Ageng Tirtayasa
3) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jln. Jenderal Sudirman Km. 3, Cilegon – Banten
Email :Fariz.zla@gmail.com

ABSTRAK
Antrean adalah deretan orang atau barang yang sedang menunggu giliran untuk dilayani. Setiap
proses pelayanan orang atau barang dalam jumlah banyak, maka otomatis proses antrean terjadi agar
pelayanan teratur dan efisien. Antrean harus memiliki keteraturan pengelolaan yang baik, oleh karena itu
dipelajari teori antrean dalam usaha mengenal perilaku pergerakan arus lalu lintas baik orang ataupun barang.
Sehingga masalah yang terjadi yang terjadi pada sektor transportasi dan permasalahan lalu lintas yang terjadi
sehari – hari dapat dijelaskan dan dipecahkan dengan analisis teori antrean.
Pada loket pembelian tiket penumpang di Pelabuhan Bakauheni terjadi antrean yang membutuhkan
waktu cukup lama setiap pelayanan, sehingga perlu diketahui tingkat pelayanan dan kinerja guna terus
diadakannya perbaikan guna pengoptimalan dalam prosesnya. Disiplin antrean yang menjadi evaluasi yaitu
FIFO dan FVFS.Variabel yang terdapat pada disiplin antrean yaitu tingkat kedatangan (λ), tingkat pelayanan
(µ) dan waktu pelayanan (WP).
Pada analisa perhitungan FIFO didapatkan waktu pelayanan 69.50 detik/orang dalam sistem,
sedangkan analisa perhitungan FVFS didapatkan waktu pelayanan 32.76 detik/orang dalam sistem. Selisih
sebesar 89.19% disiplin antrean FIFO terhadap disiplin antrean FVFS menjadikan waktu pelayanan antrean
FVFS jauh lebih singkat. Kondisi waktu pelayanan antrean yang sama ditemui pada analisa perhitungan
proyeksi lima tahun mendatang. Sehingga disiplin antrean FVFS menjadi rekomendasi perbaikan disiplin
antrean pada Loket Pembelian Tiket Pelabuhan Bakauheni.

Kata Kunci : Tingkat Kedatangan, Tingkat Pelayanan, Waktu Pelayanan, Disiplin FIFO, dan Disiplin FVFS.

ABSTRACT
Queue are rows of people or goods that waiting turn to be served. In every service processes of
people or goods in many numbers, queue processes automatically happened to make the service processes in
order and efficient. Queue must make good order in management, in need of good order there are queue
theories as an effort to identify traffic movement behaviour of people and goods1. So that problems which
happened in transportation sector and daily traffic problems could be explained by queue theory analysis 2.
On ticket passenger buying counter in Bakauheni Port, every single service process spent much
time, so that we need to identify service level and performance in order to improve service which made
service process optimal. Queue theories that used to evaluating are FIFO and FVFS. Variable that consist in
queue theories are arrival level(λ), service level (µ), and service time (WP).
FIFO analysis calculation shows that service time 69.50 second/person in system, while FVFS
analysis calculation shows service time 32.76 second/person in system. Difference in 89.19% FIFO to FVFS
analysis results make service time of FVFS queue theory lesser FIFO queue theory. Same service time
condition found in 5 years upcoming calculation analysis. Finally, FVFS queue theory is recommendation as
the improvement of passengers buying ticket counter at Bakauheni Port.

Keywords :Arrival level, Service level, Service Time, FIFO Discipline, FVFS Discipline.
I. Pendahuluan 3. Menjadi referensi atau sebagai salah satu
A. Latar Belakang acuan bagi penulis lain yang akan
Pelabuhan (port) adalah daerah melanjutkan kajian tentang persoalan
perairan yang terlindung terhadap pada loket pembelian tiket penumpang.
gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas
terminal laut meliputi dermaga di mana kapal E. Batasan Masalah
dapat bertambat untuk bongkar muat barang, Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
kran – kran (crane) untuk bongkar muat 1. Analisa waktu pelayanan loket pembelian
barang, gudang laut (trasnsito) dan tempat – tiket terhadap penumpang yang
tempat penyimpanan di mana kapal menggunakannya mencakup lingkup
membongkar muatannya, dan gudang – pembahasan yang luas, oleh sebab itu arus
gudang di mana barang – barang dapat penumpang ditinjau dari kedatangan dan
disimpan dalam waktu yang lebih lama perginya penumpang dari loket pembelian
selama menunggu pengiriman ke daerah tiket.
tujuan atau pengapal. 2. Tidak membahas hal yang berkaitan
dengan usia penumpang, perilaku
B. Rumusan Masalah penumpang dan nominal pembayaran.
Perumusan masalah dalam tugas akhir ini 3. Tidak menggolongkan jenis penumpang,
adalah : seperti :
1. Seberapa besar panjang antrian pada loket a) Jenis kelamin penumpang
pelabuhan bakauheni dilihat dari waktu b) Keadaan fisik penumpang (penumpang
kedatangan dan waktu pelayanan? difabel)
2. Bagaimana pelayanan yang diberikan
petugas loket pelabuhan untuk F. Lokasi Penelitian
mengurangi panjang antrian? Penelitian berlokasi di Loket Pembelian
Tiket Penumpang – Pelabuhan Bakauheni,
C. Tujuan Penelitian Lampung Selatan.
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan
dari analisis ini adalah :
1. Mengetahui panjang antrian yang terjadi Pelabuhan Bakauheni –
pada loket pelabuhan bakauheni pada saat Lampung Selatan
pembelian tiket.
2. Mengetahui waktu pelayanan (service
time) loket pembelian tiket pelabuhan
bakauheni.
3. Mengetahui tingkat kedatangan
penumpang (arrival rate) yang dari tahun
ke tahun meningkat jumlahnya.
4. Memberikan alternatif perbaikan pola
antrian berupa FIFO atau FVFS.
5. Mengetahui pertumbuhan penumpang 5 Gambar 1.Peta Lokasi Penelitian
tahun ke depan. (Sumber :Googlemaps,2015)

D. Manfaat Penelitian II. Tinjauan Pustaka


Penelitian ini diharapkan dapat : A. Pelabuhan
1. Sebagai informasi tentang faktor – faktor Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1983
yang menentukan jumlah loket yang tentang Pembinaan Kepelabuhanan, Bab I
dioperasikan pihak pelabuhan. pasal 1 ayat (a), pelabuhan adalah tempat
2. Sebagai acuan dan sumbangan pemikiran berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal
kepada pengelola loket pembelian tiket laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan
untuk membuat kebijakan baru di masa dan menurunkan penumpang, bongkar muat
mendatang guna mengurangi masalah barang dan hewan serta merupakan daerah
antrian di loket pembelian tiket. lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
Pengertian pelabuhan lainnya mencakup dipastikan akan terjadi antrian yang akan
pengertian sebagai prasarana dan sistem, selalu bertambah panjang (tidak terhingga).
yaitu pelabuhan adalah suatu lingkungan
kerja terdiri dari area daratan dan perairan D. Disiplin Antrian
yang dilengkapi dengan fasilitas tempat Disiplin antrian mempunyai pengertian
berlabuh dan bertambatnya kapal, untuk tentang bagaimana tata cara kendaraan atau
terselenggaranya bongkar muat serta turun manusia mengantri. Ada dua klasifikasi
naiknya penumpang, dari suatu moda dalam disiplin mengantri yaitu prioritas dan
transportasi laut (kapal) ke moda transportasi first come first served.
lainnya, atau sebaliknya. Beberapa jenis disiplin antrian yang
sering digunakan dalam bidang transportasi
B. Teori Antrian atau arus lalu lintas, adalah :
Teori Antrian (queueing) sangat perlu 1. First In First Out (FIFO) atau First Come
dipelajari dalam usaha mengenal perilaku First Served (FCFS)
pergerakan arus lalu lintas baik manusia
maupun kendaraan (Morlok, 1978 dan
Hobbs). Hal ini disebabkan sangat banyak
kejadian yang terjadi di sektor transportasi
dan permasalahan lalu – lintas yang terjadi
sehari – hari bisa dipecahkan dengan bantuan
analisis teori antrian.

C. Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan yang dinyatakan
Gambar 2.Disiplin Antrian FIFO
dengan notasi μ adalah jumlah kendaraan (Sumber : Tamin 2003)
atau manusia yang dapat dilayani oleh suatu
tempat pelayanan dalam satu satuan waktu Gambar di atas memperlihatkan ilustrasi
tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan bagaimana tata cara disiplin antrian FIFO.
kendaraan/jam atau orang/menit. Disiplin antrian FIFO sangat sering
Selain tingkat pelayanan, juga dikenal digunakan dalam bidang transportasi dimana
Waktu Pelayanan (WP) yang dapat orang dan/atau kendaraan yang pertama tiba
didefinisikan sebagai waktu wang dibutuhkan pada suatu tempat pelayanan akan dilayani
oleh suatu tempat pelayanan untuk dapat pertama.
melayani satu kendaraan atau satu orang,
biasa dinyatakan dalam satuan 2. First In Last Out (FILO) atau First Come
menit/kendaraan atau menit/orang, sehingga Last Served (FCLS)
bisa bisa disimpulkan bahwa : Gambar berikut memperlihatkan
ilustrasi bagaimana tata cara disiplin antrian
1 FILO.
𝑊𝑃 =
𝜇

Selain itu juga notasi ρ yang


didefinisikan sebagai nisbah antara tingkat
kedatangan (λ) dengan tingkat pelayanan (μ)
dengan persyaratan bahwa nilai tersebut
selalu harus lebih kecil dari 1.

𝜆
𝜌=
𝜇

Jika nilai ρ > 1, hal ini berarti bahwa


Gambar 3.Disiplin Antrian FILO
tingkat kedatangan lebih besar dari tingkat (Sumber : Tamin 2003)
pelayanan. Jika hal ini terjadi, maka dapat
Disiplin FILO juga cukup sering
digunakan di bidang transportasi dimana 1
𝑑= (𝜇− 𝜆)
…………….(3)
orang atau kendaraan yang pertama tiba akan
dilayani terakhir . 𝜆 1
𝑤= 𝜇(𝜇− 𝜆)
= 𝑑 − 𝜇…(4)
3. First Vacant First Served (FVFS)
Gambar berikut memperlihatkan ilustrasi Dimana :
bagaimana tata cara disiplin antrian FVFS. λ = tingkat kedatangan rata – rata
μ = tingkat pelayanan rata – rata
ρ = intensitas lalu lintas atau faktor
pemakaian

2. Disiplin Antrian FVFS


Persamaan (5) – (9) berikut merupakan
yang dapat digunakan untuk menghitung n, q,
d, dan w untuk disiplin antrian FVFS.
1
𝑝(0) = 1 𝜆 1 𝜆 𝐾µ ... (5)
[ 𝐾−1 𝑛 𝑘
𝑛=0𝛴 ( ) ]+[ ( ) .( )]
𝑛! µ 𝐾! µ 𝐾µ−𝜆
Gambar 4.Disiplin Antrian FVFS
(Sumber : Tamin 2003)
Dimana p(0) adalah besarnya
Dengan disiplin antrian FVFS ini, peluang terjadinya kondisi dimana tidak ada
orang yang pertama tiba akan dilayani oleh kendaraan atau orang dalam antrian dan K
tempat pelayanan yang pertama kosong. adalah junlah tempat pelayanan.
Dalam kasus FVFS, hanya akan terbentuk 1
𝜆
(satu) antrian tunggal saja, tetapi jumlah 𝜆µ( )𝐾 𝜆
µ
tempat pelayanan bisa lebih dari 1 (satu). 𝑛 = (𝐾−1)!(𝐾µ− . 𝑝(0) + …..…(6)
𝜆)2 µ
𝜆
𝜆µ( )𝐾
µ
E. Parameter Antrian 𝑞 = (𝐾−1)!(𝐾µ− . 𝑝(0) ……….…(7)
𝜆)2
Terdapat 4 (empat) parameter utama yang 𝜆
µ( )𝐾
µ 1
selalu digunakan dalam menganalisis antrian, 𝑑 = (𝐾−1)!(𝐾µ− 𝜆)2 . 𝑝(0) + µ
……..(8)
yaitu : n, q, d, dan w. Defenisi dari setiap 𝜆
µ( )𝐾
parameter tersebut adalah : µ
𝑤 = (𝐾−1)!(𝐾µ− 𝜆)2 . 𝑝(0) ………....(9)
n = jumlah kendaraan atau orang dalam
sistem (kendaraan atau orang per
satuan waktu)
q = jumlah kendaraan atau orang dalam G. Proses Antrian
antrian (kendaraan atau orang per Proses terjadinya antrian terdiri dari 4
satuan waktu) (empat) tahap yang akan dijelaskan
d = waktu kendaraan atau orang dalam menggunakan gambar berikut :
sistem (satuan waktu) 1. Tahap I : tahap dimana arus lalu lintas
w = waktu kendaraan atau orang dalam (misalkan manusia) bergerak dengan
antrian (satuan waktu) kecepatan tertentu menuju suatu tempat
pelayanan.
F. Persamaan Disiplin Antrian 2. Tahap II : tahap dimana arus lalu lintas
1. Disiplin Antrian FIFO (manusia) mulai bergabung dengan
Persamaan (1) – (4) berikut merupakan antrian menunggu untuk dilayani.
yang dapat digunakan untuk menghitung 3. Tahap III : tahap dimana arus lalu lintas
n, q, d, dan w untuk disiplin antrian FIFO. manusia dilayani oleh satu tempat
𝜆 𝜌 pelayanan. Jadi, waktu pelayanan (WP)
𝑛= = …..(1)
(𝜇− 𝜆) (1− 𝜌) dapat didefinisikan sebagai waktu sejak
dimulainya kendaraan dilayani sampai
𝜆2 𝜌2 dengan waktu kendaraan selesai dilayani.
𝑞= 𝜇(𝜇− 𝜆)
= (1− 𝜌)
…(2)
4. Tahap IV : tahap dimana arus lalu lintas 𝑦 = 𝑒 𝑎𝑥+𝑏 ………..….(11)
manusia meninggalkan tempat pelayanan
melanjutkan perjalanannya.

Gambar 7.Sebaran titik analisa regresi ekponensial


(Sumber : Anonim, 2016)

III. Metodologi Penelitian

Mulai

Survei
Gambar 5.Tahapan dalam proses antrian.
(Sumber : Tamin 2003)
Studi Pustaka
H. Analisa Regresi
1. Analisa Regresi Linear Ident.Masalah dan Ident.
Pada model ini terdapat peubah tidak Kebutuhan

bebas (y) yang mempunyai hubungan


Pengumpulan
fungsional dengan satu atau lebih peubah Data
bebas (xi). Dalam kasus yang paling
sederhana, hubungan secara umum dapat
Data Sekunder : Data Primer :
dinyatakan dalam persamaan (10) berikut : a. Data survey 1. Jam Puncak
waktu 2. Waktu Pelayanan
b. Data lalu lintas (Service Time)
𝑌 = 𝐴 + 𝐵𝑋……………..……….(10) penumpang 3. Panjang Antrian
c. Peta lalu lintas 4. Tingkat Kedatangan
jalur
Y = Peubah tidak bebas penumpang
d. Peta lokasi
X = Peubah bebas survey
A = Intersep atau konstanta regresi Data
Cukup
B = Koefisien regresi

Mengolah data hasil survey dan


melakukan analisis terhadap
pelayanan dengan hasil yang ada.
Y
a
Ya
Pelayanan
Baik
Gambar 6.Sebaran titik analisa regresi linear
Tidak
(Sumber : Anonim, 2016)
Rekomendasi
2. Analisa Regresi Ekponensial
Regresi eksponensial digunakan untuk
menentukan fungsi eksponensial yang paling Selesai
sesuai dengan kumpulan titik data (xn, yn)
yang diketahui. Regresi ekponensial Gambar 8.Bagan Alir Penelitian
merupakan pengembangan dari regresi linier
(Sumber : Tamin 2003)
dengan memanfaatkan fungsi logaritmik.
Untuk persamaan (11) berikut :
IV. Analisa dan Pembahasan Dari Gambar 19 di atas didapatkan peak
Permasalahan yang timbul pada loket ini hour pada pukul 10.00 – 10.59 dengan
adalah antrean yang panjang yang jumlah kedatangan orang terbesar adalah 196
mengakibatkan berkurangnya kualitas orang/jam.
pelayanan.
1. Perhitungan Tingkat Kedatangan.
Tabel 1. Data Lalu Lintas PT. ASDP Cabang Dari data survey arrival rate pada loket
Bakauheni Loket Pembelian Tiket pada pembelian tiket penumpang Pelabuhan
Bulan Juli tahun 2014 untuk Peak Day
Bakauheni, diketahui bahwa :
Tempat :Loket Pembelian Tiket
Penumpang Pelabuhan
Bakauheni
Tanggal : 14 Mei 2016

Tabel 3. Data Lalu Lintas PT. Mata Pensil


Globalindo Loket Pembelian Tiket
pada Bulan April tahun 2016 untuk
(Sumber : ASDP Bakauheni, 2016)
Peak Hours.
No Jam Kedatangan (WIB) Jumlah Penumpang
Dari hasil jumlah penumpang per 1 07.00 – 07.59 29
hari didapatkan bahwa Peak Day terjadi pada 2 08.00 – 08.59 43
hari Sabtu karena jumlah penumpang
3 09.00 – 09.59 139
terbesar.
4 10.00 – 10.59 281
Tabel 2. Data Hasil Survey Kedatangan 5 11.00 – 11.59 261
Penumpang di Loket Pembelian Tiket 6 12.00 – 12.59 229
pada Bulan Mei tahun 2016 untuk
(Sumber : PT. Mata Pensil Globalindo, 2016)
Peak Hours
Dari data di atas didapat bahwa peak
hour terjadi pada jam 10.00 - 10.59 yaitu
dengan jumlah produksi terbesar ialah 281
orang/jam.Dan dari hasil survey didapat
tingkat kedatangan (λ) yaitu sebanyak 341
orang/menit.
𝜆
𝜌 = 𝜇< 1
(Sumber : Data Survey, 2016)
λ = Tingkat kedatangan rata – rata jumlah
orang yang hendak masuk antrian atau
masih bergerak, didapat dari hasil
survey.
µ = Tingkat Pelayanan

2. Perhitungan Waktu Pelayanan


Data service time pada loket pembelian tiket
(Sumber : Data Survey, 2016)
penumpang Pelabuhan Bakauheni dengan 5
loket diperoleh waktu transaksi rata – rata
berikut :

WP = WP (10.00) + WP (11.00) + WP (12.00) +


WP (13.00) + WP (14.00) + WP (15.00)+
WP (16.00)+ WP (17.00)+ WP (18.00)+
WP (19.00)+ WP (20.00)+ WP (21.00)
Gambar 9.Grafik Lalu Lintas PT. Mata Pensil = 30.17 detik
(Sumber : Analisa Data Survey, 2016)
3. Perhitungan Kinerja Loket Pembelian
𝑾𝑷 (𝒍𝒐𝒌𝒆𝒕 𝟏)+ 𝑾𝑷 (𝒍𝒐𝒌𝒆𝒕𝟐)+ 𝑾𝑷 (𝒍𝒐𝒌𝒆𝒕𝟑) Tiket Penumpang
ΣWP = 3
+

𝑾𝑷 (𝒍𝒐𝒌𝒆𝒕𝟒) + 𝑾𝑷 (𝒍𝒐𝒌𝒆𝒕𝟓) Tabel 5. Indikator Waktu Pelayanan Pada Loket


2 Pembelian Tiket

= 30.93 detik

Tabel 4. Data Hasil Survey Waktu Pelayanan


Loket Pembelian Tiket pada Bulan Mei
Tahun 2016 untuk rata – rata Waktu
Pelayanan. (Sumber : Dirjen Kemenhub, 2015)

Berdasarkan peraturan yang berlaku


sesuai dengan ketetapan Standar Pelayanan
Penumpang Angkutan Penyeberangan di
Pelabuhan Penyeberangan, PM 39 Tahun
2015, bahwa standar waktu pelayanan (WP)
untuk loket pembelian tiket dapat dilihat pada
tabel 8.
(Sumber : Data Survey, 2016) Kemudian berdasarkan wawancara
penulis dengan Pak Muhammad Firdaus,
Asisten Bagian Usaha Pelabuhan, beliau
menyatakan bahwa waktu pelayanan
minimum per nama adalah 30 detik dengan
jumlah loket sebanyak 4 loket. Maka,
diputuskan waktu pelayanan minimum yang
diambil adalah 30 detik per orang.
Perhitungan loket tiket pembelian
(Sumber : Data Survey, 2016) tiket menggunakan (WP) = 30 detik/orang
dengan λ = 341 orang/jam .; WP = 30 detik
Kondisi ideal waktu pelayanan 1
(WP) yang dibutuhkan pada loket pembelian µ=
𝑊𝑃
tiket penumpang, diperhitungkan dari arus
pergerakan terbesar (λ), maka waktu µ=
3600
= 120
pelayanan yang ideal pada loket pembelian 30
tiket penumpang Pelabuhan Bakauheni dapat N=5
diketahui, yaitu :
λ = 341 orang/jam 𝜆/𝑁
𝜌= <1
N=5 µ

341⁄5 𝜌=
341/5
< 1 = 0.568 < 1
120
µ

Diperoleh µ = 68.2 ≈ 68 Dengan ρ < 1, berarti tidak akan


Jadi waktu pelayanan yang dibutuhkan terjadi antrian orang yang panjang. Maka
adalah : dengan kondisi tersebut dipakai :
1. Jumlah loket tiket (N) yang dibuthkan
3600 adalah N = 5 loket tiket.
68 = µ 2. Dengan waktu pelayanan (WP) 30
detik/orang, jumlah loket tiket yang
WP = 52.94 detik/orang< 29.69 detik/orang dibutuhkan adalah 5 loket tiket.
Table 6. Perhitungan Loket Pelabuhan dengan Persamaan – persamaan berikut
Waktu Pelayanan (WP) merupakan yang dapat digunakan untuk
menghitung n, q, d, dan w untuk disiplin
antrian FVFS.
(Sumber : Analisa, 2016)
Tabel 8. Hasil Perhitungan Antrian FVFS dengan
Dari perhitungan di atas jika ρ < 1, K = 5 buah, λ = 341 orang/jam dan µ =
maka tidak akan terjadi antrian orang yang 120 orang/jam
panjang. Maka dengan kondisi tersebut
didapat jumlah loket tiket (N) sesuai dengan
jumlah loket tiket yang sudah tersedia dan
tidak mengalami antrian panjang. (Sumber : Analisa, 2016)
4. Perhitungan Antrian Pada Loket Dari perhitungan di atas dengan
Pembelian Tiket (Antrian FIFO) menggunakan K = 5 buah didapatkan bahwa
Pada loket pembelian tiket loket pelayanan tiket masih dapat
penumpang Pelabuhan Bakauheni menampung orang tetapi mengalami antrian
menggunakan disiplin antrian FIFO, yaitu yaitu sebanyak 3 orang dengan waktu tunggu
penumpang yang pertama tiba di tempat selama 2.76 detik/orang
pelayanan akan dilayani pertama. Pada
perhitungan antrian FIFO menggunakan 6. Perbandingan Hasil Perhitungan Antrian
waktu pelayanan (WP) ditunjukkan pada FIFO dan FVFS
perhitungan berikut : Perbandingan ini dilakukan untuk
a. Perhitungan loket tiket menggunakan mengetahui jenis antrian yang lebih efektif
WP = 30 detik/kendaraan. digunakan dengan indikator waktu
Diketahui : µ = 120 pelayanan.
λ = 341 orang/jam
N=5 Tabel 9. Hasil Perhitungan Antrian dengan K
atau N = 5 buah, λ = 341 orang/jam.
Tabel7. Hasil Perhitungan Antrian FIFO dengan
Waktu Pelayanan (WP) 30 detik, λ = 341
orang/jam dan µ = 120 orang/jam

(Sumber : Analisa, 2016)


(Sumber : Analisa, 2016)

Dari perhitungan di atas dengan


menggunakan WP = 30 detik didapatkan
bahwa loket pelayanan tiket masih dapat
menampung orang, tetapi mengalami antrian
yaitu sebanyak 2 orang dengan waktu tunggu
selama 69.49 detik/orang

5. Perhitungan Antrian Pada Loket


Pembelian Tiket (Antrian FVFS)
Pada perhitungan antrian FVFS
menggunakan waktu pelayanan (WP)
ditunjukkan pada perhitungan berikut :
a. Perhitungan loket tiket menggunakan data Gambar 10 Grafik Perbandingan Indikator
sebagai berikut : antrian PT. Mata Pensil Tahun 2016
Diketahui : µ = 120 (Sumber : Analisa Data Survey, 2016)
λ = 341 orang/jam
K=5 Dari grafik di atas memperlihatkan
bahwa nilai indikor dari jenis antrian FIFO
dan FVFS memiliki selisih nilai yang terpaut a. Persamaan Garis Regresi Eksponensial
cukup jauh, yang menyebabkan nilai
indikator dari antrian FVFS bernilai kecil dan
menjadikan Waktu Pelayanan lebih singkat
dibandingkan antrian FIFO.
Pada praktik lapangan, antrian
FIFO memiliki kelebihan berupa tersusunnya
antrian per loket dan dapat diketahui panjang
antrian secara fisik. Pada antrian FVFS
antrian terbentuk dengan satu lajur,
praktiknya antrian FVFS tidak perlu Gambar 11 Pertumbuhan Penumpang
membentuk antrian secara fisik karena dapat (Sumber : Analisa, 2016)
diwakili dengan kartu nomor antrian. Gambar 11 memperlihatkan garis
Berikut ini analisa antrian FIFO dan linear regresi eksponensial pada pertumbuhan
FVFS jika ditinjau dari persentase selisih penumpang.Persamaan linear yang berlaku
Waktu Pelayanan (WP) antrian. dalam regresi ini adalah :

% 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑊𝑃𝐹𝐼𝐹𝑂 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝐹𝑉𝐹𝑆 ∶ y = 2E+06e-0.03x…………….(12)


𝑊𝑃𝐹𝑉𝐹𝑆 Berikut ini adalah data hasil regresi
= 𝑥 100
𝑊𝑃𝐹𝐼𝐹𝑂 − 𝑊𝑃𝐹𝑉𝐹𝑆 menggunakan persamaan (12) dan persentase
perbandingan nilai regresi hasil persamaan
32.76
= 𝑥 100 (12).
69.49 − 32.76
Tabel11.Hasil Regresi Jumlah Tahunan
= 89,19% Penumpang Tahun 2006 - 2015

Didapatkan persentase selisih waktu


pelayanan antara FIFO dan FVFS sebesar
89.19 % yang membuktikan FVFS lebih
singkat.

7. Pertumbuhan Lalu Lintas Pada Loket


Pembelian Tiket Penumpang.
Pertumbuhan lalu lintas mengacu pada
pertumbuhan orang, berdasarkan data yang (Sumber : Analisa, 2016)
diperoleh dari PT. ASDP Cabang Bakauheni Dari hasil regresi dan perbandingan
terhitung dari Tahun 2000 sampai Tahun niai hasil regresi didapatkan, persentase
2015 dapat dilihat pada table 13. terbesar adalah 3.95 %.
Tabel 10.Data Lalu lintas 2006 – 2015 PT. ASDP b. Perhitungan Proyeksi 5 Tahun Kedepan
Cabang Bakauheni pada Loket Pembelian Tiket Penumpang
Pelabuhan Bakauheni.

1) Lalin 2017 = Lalin 2015 x (1 + i)1


= 1.270.332 x (1+0.0395)1
= 1.320.510 orang
2) Lalin 2018 = Lalin 2015 x (1 + i)2
= 1.270.332 x (1+0.0395)2
= 1.372.670 orang
3) Lalin 2019 = Lalin 2015 x (1 + i)3
= 1.270.332 x (1+0.0395)3
= 1.426.891 orang
(Sumber : PT. ASDP Cabang Bakauheni, 2016)
4) Lalin 2020 = Lalin 2015 x (1 + i)4 2016 pukul 09.00 – 21.30 pada loket
= 1.270.332 x (1+0.0395)4 pembelian tiket penumpang Pelabuhan
= 1.483.253 orang Bakauheni sudah sesuai dengan
5) Lalin 2021 = Lalin 2015 x (1 + i)5 Standar Pelayanan Minimum (SPM)
= 1.270.332 x (1+0.0395)5 yaitu maksimal 5 menit per nama
= 1.541.841 orang penumpang dan didapatkan waktu
pelayanan rata – rata maksimum
Pada perhitungan proyeksi 5 Tahun adalah 29.69 detik per nama
mendatang, pertumbuhan kedatangan penumpang.
manusia pada loket pembelian tiket 3. Dari hasil survei dan perhitungan
cukup meningkat, yaitu 1.541.841 jiwa. didapat tingkat kedatangan pada loket
pembelian tiket penumpang Pelabuhan
c. Perhitungan Tingkat Kedatangan Bakauheni adalah 341 orang/jam,
Untuk Proyeksi 5 Tahun Mendatang. maka loket pembelian tiket
λ2017 =λ 2015 x (1 + i)1 penumpang Pelabuhan Bakauheni
= 341 x (1 + 0.0395)1 masih berfungsi dengan baik dengan
= 354 orang derajat kejenuhan tertinggi < 1 yaitu
λ2018 =λ 2015 x (1 + i)2 0.69 pada tahun 2021.
= 341 x (1 + 0.0395)2 4. Dari hasil perhitungan menggunakan
= 368 orang disiplin antrian FIFO (First In First
λ2019 =λ 2015 x (1 + i)3 Out) dan FVFS (First Vacant First
= 341 x (1 + 0.0395)3 Served) dengan menggunakan waktu
= 383 orang pelayanan minimal 30 detik
λ2020 =λ 2015 x (1 + i)4 didapatkan bahwa disiplin antrian
= 341 x (1 + 0.0395)4 FIFO mengalami penambahan waktu
= 398 orang dalam sistem antrian semakin jauh dari
λ2021 =λ 2015 x (1 + i)5 waktu pelayanan minimal, karena
= 341 x (1 + 0.0395)5 didapatkan penambahan waktu 67
= 414 orang detik dalam perhitungan proyeksi
antrian lima tahun ke depan. Pada
Perhitungan perkiraan jumlah disiplin antrian FVFS tidak mengalami
kedatangan penumpang pada Loket penambahan waktu yang jauh dari
Pembelian Tiket Penumpang Pelabuhan waktu minimal, antrian FVFS
Bakauheni untuk 5 tahun mendatang bertambah 7 detik dari waktu minimal
cukup meningkat yaitu 414 orang/jam dalam perhitungan proyeksi antrian
pada tahun 2021. lima tahun mendatang. Maka penulis
merekomendasikan disiplin antrian
V. KESIMPULAN DAN SARAN FVFS agar diterapkan di antrian loket
A. Kesimpulan pembelian tiket guna mempersingkat
Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah waktu pelayanan.
sebagai berikut : 5. Dengan melakukan metode
1. Dari hasil perhitungan menggunakan perhitungan regresi eksponensial
disiplin antrian FIFO (First In First diperoleh jumlah kedatangan
Out) dan FVFS (First Vacant First kendaraan perjam terbesar pada setiap
Served) dengan menggunakan waktu tahunnya adalah sebesar 354
pelayanan minimal 30 detik orang/jam pada tahun 2017, 368
didapatkan panjang antrian yang orang/jam pada tahun 2018, 383
terjadi pada loket pembelian tiket orang/jam pada tahun 2019, 398
penumpang Pelabuhan Bakauheni saat orang/jam pada tahun 2020 dan 414
pembelian tiket, pada disiplin antrian orang/tahun pada tahun 2021.
FIFO, 2 orang dan disiplin antrian
FVFS, 3 orang.
B. Saran
2. Berdasarkan hasil survei yang Saran yang dapat disampaikan dari tugas
dilaksanakan pada tanggal 14 Mei akhir ini adalah ;
1. PT. ASDP Cabang Bakauheni perlu Wahyu Kuniawan, Hendra. Sumarsono,
merubah disiplin antrian yang Agus. dan MHM. Amirotul.2015.
digunakan, yaitu FIFO menjadi FVFS Evaluasi Panjang Antrian Kendaraan
guna mempercepat waktu pelayanan. Pada Pelayanan Pintu Keluar Parkir
2. Kesulitan dalam penelitian ini adalah dengan atau Tanpa Perubahan Pintu
rentang waktu pelayanan administrasi Keluar Parkir di Solo.Universitas
surat menyurat ke Instansi pemerintah Sebelas Maret : Solo.
terkait, yang direspon cukup lambat.
Sehingga harus memiliki informasi Wijoyo, Pius Honggo. 2012. Terminal
lapangan yang memadai guna Penumpang Kapal Laut Pelabuhan
mempercepat proses administrasi. “Harbour Bay” Pulau
3. Penelitian yang dapat dilanjutkan dari Batam.Universitas Atma Jaya :
tugas akhir ini adalah Evaluasi dan Yogyakarta.
perancangan kembali dimensi ruang
loket antrian pembelian tiket Presiden Republik Indonesia. 2008. Undang
Pelabuhan Bakauheni. – Undang Republik Indonesia No. 17
Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Kementerian Perhubungan Republik
Ali, Nur. dan Fendi, David. 2012. Studi Indonesia, 2015.Peraturan Menteri
Antrian di Gerbang Tol Tamanlarea Perhubungan Republik Indonesia PM
Seksi IV Makassar.Universitas No. 39 Tahun 2015 Tentang Standar
Hasanudin : Makassar. Pelayanan Penumpang Angkutan
Morlock, Edward K. 1988.Pengantar Teknik Penyeberangan. Jakarta
dan Perencanaan Transportasi.Erlangga isbat.lecturer.pens.ac.id/.../Metode%20N
: Jakarta.
umerik/Metode%20Regresi.pdf
Morlok.1978 dan Hobbs.1979.Kebijakan
system tandem merupakan usaha untuk
meningkatkan kinerja pintu tol.

Nasution, M.N. 2008.Manajemen


Transportasi.Ghalia Indonesia : Bogor.

Naziyullah.2015. Evaluasi Kinerja dan


Pelayanan Gerbang Tol Serang
Timur.Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa : Banten.

Rifqi Mazidah, Alif. Sumarsono, Agus. dan


Djumari. 2015. Evaluasi Panjang
Antrian Kendaraan Pada Pelayanan
Pintu Keluar Parkir Di Hartono Lifesyle
Mall Solo Baru.Universitas Sebelas
Maret : Solo

Salim, H.A. Abbas. 1993. Manajemen


Transportasi. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.

Triatmodjo, Bambang. 2002. Metode


Numerik Dilengkapi Dengan Program
Komputer.Beta Offset : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai