PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk kehidupan
manusia. Terlebih lebih dengan majunya teknologi, indra penglihatan yang baik
merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Apalagi dengan sempitnya
lapangan kerja, hanya orang-orang yang sempurna dengan segala indranya saja yang
mendapat kesempatan kerja termasuk matanya.mata merupakan anggota badan yang
sangat peka. Trauma seperti debu sekecil apapun yang masuk kedalam mata, sudah
cukup untuk menimbulkangangguan yang hebat, apabila keadaan ini diabaikan, dapat
menimbulkan penyakit yang sangat gawat.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur sistem
persepsi sensori dan untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa/i tentang
glaukoma dan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
glukoma.
2. Tujuan khusus:
PEMBAHASAN
A. Definisi glaukoma
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan,
yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma
adalah sekelompok gangguan gangguan yangbmelibatkan beberapa perubahan atau
gejala patologis yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler (TIO) dengan
segalah akibatnya. (Indriana dan N Istiqomah; 2004).
B. Klasifikasi glaukoma
1. Glaukoma primer
2. Glaukoma sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata lain
yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam
mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang
terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi
akibat:
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah
kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam
mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus
dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair, berkabut dan
peka terhadap cahaya. Glaukoma Kongenital merupakan perkembangan abnormal
dari sudut filtrasi dapat terjadi sekunder terhadap kelainan mata sistemik jarang
(0,05%) manifestasi klinik biasanya adanya pembesaran mata, lakrimasi, fotofobia
blepharospme.
C. Etiologi
D. Patofisiologi
b. Tekanan intraokular yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang
merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata. Bagian tepi
papil saraf otak relatif lebih kuat dari pada bagian tengah sehingga terjadi
penggaungan pada papil saraf optik.
c. Sampai saat ini, patofisiologi sesungguhnya dari kelainan ini masih belum jelas.
d. Kelainan lapang pandang pada glaukoma disebabkan oleh kerusakan serabut saraf
optik. (Tamsuri M, 2010 : 72-73).
Usia ≥ 40 tahun, DM, kortikosteroid jangka
panjang, miopia, trauma mata.
Nyeri
Gangguan persepsi
sensori: pengelihatan
Kebutaan
E. Manifestasi klinis
c. Tonometri
Cara ini adalah yang paling mudah, tetapi juga yang paling tidak
cermat, sebab cara mengukurnya dengan perasaan jari telunjuk. Dpat
digunakan dalam keadaan terpaksa dan tidak ada alat lain. Caranya adalah
dengan dua jari telunjuk diletakan diatas bola mata sambil pendertia disuruh
melihat kebawah. Mata tidak boleh ditutup, sebab menutup mata
mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola mata,
hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu memberi kesan
perasaan keras. Dilakukan dengan palpasi : dimana satu jari menahan, jari
lainnya menekan secara bergantian. Tinggi rendahnya tekanan dicatat sebagai
berikut :
N : normal
N+1 : agak tinggi
N+2 : untuk tekanan yang lebih tinggi
N–1 : lebih rendah dari normal
N–2 : lebih rendah lagi, dan seterusnya
d. Gonioskopi
Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan
dengan menggunakan lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma gonioskopi
diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.
e. Oftalmoskopi
a. Pemeriksaan lapang pandang perifer :lebih berarti kalau glaukoma sudah lebih
lanjut, karena dalam tahap lanjut kerusakan lapang pandang akan ditemukan
di daerah tepi, yang kemudian meluas ke tengah.
G. Penatalaksanaan
Jika tindakan di atas tidak berhasil, lakukan operasi untuk membuka saluran
schlemm sehingga cairan yang banyak diproduksi dapat keluar dengan mudah.
Tindakan pembedahan dapat dilakukan seperti trabekulektomi dan laser
trabekuloplasti. Bila tindakan ini gagal, dapat dilakukan siklokrioterapi (Pemasanag
selaput beku).
ASUHAN KEPERAWATAN
Ny. R (40 tahun) saat ini sedang dirawat dengan keluhan orbita dextra terasa sakit dan
nyeri jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada
mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid. Oleh dokter
spesialis mata dilakukan pemeriksaan Ofthalmoscope, Tonometri dan ukur lapang pandang.
Hasil pemeriksaan teernyata Ny.R menderita Glaukoma. Tanda-tanda vital saat ini TD :
150/100 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit. Ny. R tidak tahu
kenapa dia sampai mengalami Glaukoma..
A. PENGKAJIAN
1. Data Pasien :
Nama : Ny. R
Tempat, Tanggal Lahir : Kendari, 23 Februari 1973
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Glaukoma
2. Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 12Mei 2013 dengan keluhan orbita dextra terasa
sakit jika ditekan, penglihatan kabur padahal Ny.R sudah menggunakan kaca minus 3 pada
mata dextra dan sinistra, dua bulan yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid
Riwayat Penyakit Sekarang :
KU lemah, hasil pemeriksaan TTV , Tanda-tanda vital saat ini TD : 150/100 mmHg, Nadi :
80x/menit, Suhu : 37oC , Pernapasan : 20x/menit.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit atau riwayat masuk rumah sakit, tetapi dua bulan
yang lalu Ny.R menderita kelainan Thyroid.
3) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan
2. Makanan/Cairan
Gejala : Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan
dekat/merasa di ruang gelap (katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia (glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak)
Pupil menyempit dan merah / mata keras dengan kornea berawan (glaukoma darurat)
Peningkatan air mata
4. Nyeri/Kenyamanan:
Gejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala (glaukoma
akut).
5. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat keluarga glaukoma, diabetes, gangguan sistem vaskuler
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekaan vena),
ketidakseimbangan endokrin, diabetes (glaukoma)
Terpajan pada radiasi, steroid/ toksistas fenotiazin
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4,2 hati
(biasanya dilakukan sebagai prosedur pasien rawat jalan)
Memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan maknaan, perawatan diri, perawatan /
pemeliharaan rumah
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Gangguan persepsi Gangguan penerimaan,
Klien mengeluh keluhan orbita sensori penglihatan gangguan status organ
dextra terasa sakit jika ditekan ditandai dengan
Klien mengeluh penglihatan kabur kehilangan lapang
padahal Ny.R sudah menggunakan pandang progresif.
kaca minus 3 pada mata dextra dan
sinistra
Klien mengatakan dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan
Thyroid
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Klien terlihat menggunakan
kacamata
Skala nyeri : 6
Klien tampak kecoklatan atau putih
susu pada pupil (katarak)
Klien terlihat pupil menyempit dan
merah / mata keras dengan kornea
berawan (glaukoma darurat)
Klien terlihat peningkatan produksi
air mata
Klien terlihat memokuskan saat
meliat sesuatu benda
Klien terlihat mengerutkan dahi
pada saat melihat
DS : Gangguan rasa Peningkatan tekanan
Klien mengeluh keluhan orbita nyaman : Nyeri intra okuler (TIO)
dextra terasa sakit jika ditekan
Klien mengeluh penglihatan kabur
padahal Ny.R sudah menggunakan
kaca minus 3 pada mata dextra dan
sinistra
Klien mengatakan dua bulan yang
lalu Ny.R menderita kelainan
Thyroid
DO:
Tanda-tanda vital :
TD : 150/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 37oC
Pernapasan : 20x/menit.
Skala nyeri : 6
Klien terlihat menggunakan
kacamata
Klien terlihat memegangi are kepala
dan sekitar mata
Klien terlihat memokuskan saat
meliat sesuatu benda
Klien terlihat mengerutkan dahi
pada saat melihat
B. DIAGNOSA
1. gangguan persepsi sensori penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori, gangguan
status organ
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai
dengan mual dan muntah
C. INTERVENSI
Tgl /
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jam
1 6april Nyeri akut b.d agen Managemen nyeri Klien mengatakan sudah
2019 cidera biologis Melakukan merasa nyaman
(peningkatan TIO) pengkajian nyeri Pasien dan keluarga
secara komprehensif terlihat semangat dengan
rmasuk lokasi, dukungan tersebut
karakteristik, durasi, Ruangan Nampak tenang
frekuensi, kualitas Klien mengerti dengan
dan faktor tehnik non farmakolig
presipitasi Klien mengatakan tidur
1. Mengobservasi nya teratur
reaksi nonverbal Klien mengerti dengan
dari informasi nyeri
ketidaknyamanan Vital klien Nampak
2. Membantu pasien
normal
dan keluarga
untuk mencari
dan menemukan
dukungan
3. Mengontrol
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
4. Mengurangi
faktor presipitasi
nyeri
5. Mengkaji tipe dan
sumber nyeri
untuk
menentukan
intervensi
6. Mengajarkan
tentang teknik
non farmakologi:
napas dala,
relaksasi,
distraksi,
kompres hangat/
dingin
7. Memberikan
analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Meningkatkan
istirahat
9. Memberikan
informasi tentang
nyeri seperti
penyebab nyeri,
berapa lama nyeri
akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
10. Memonitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
2 06 april Gangguan persepsi Neurologic TTV Nampak normal
2019 sensorik (melihat) Monitoring (2620) Perubahan pasien ampak
b.d perubahan 1. Monitor TTV normal dalam
penerimaan 2. Monitor ukuran meresponstimulus
sensorik pupil,
ketajaman,
kesimetrisan dan
reaksi
3. Monitor adanya
diplopia,
pandangan
kabur, nyeri
kepala
4. Monitor level
kebingungan dan
orientasi
5. Monitor tonus
otot pergerakan
6. Catat perubahan
pasien dalam
merespon
stimulus
BAB IV
PENUTUP
A. Keimpulan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin
lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini
disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola
mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di
belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah
sehingga saraf mata akan mati
B. Saran
1. Bagi petugas kesehata atau instansi kesehatan agar lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada glaukoma untuk pencapaian kualitas keperawatan
secara optimal dan sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara
berkesinambungan.
2. Bagi klien dan keluarga, Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan
karena bagaimanapun teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna
maka penyembuhan yang diharapkan tidak tercapai, oleh sebab itu perlu adanya
penjelasan pada klien dan keluarga mengenai manfaat serta pentingnya kesehatan.