A. Metode Evaluasi
Metode evaluasi Sistem gugur adalah metode evaluasi dimana dalam setiap tahap
evaluasi tersebut (tahap evaluasi administrasi, tahap evaluasi teknis, tahap evaluasi harga)
peserta yang tidak memenuhi syarat harus dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan dalam
tahap evaluasi berikutnya. Terhadap penawaran yang gugur dalam evaluasi administrasi tidak
dilakukan evaluasi teknis. Terhadap penawaran yang gugur dalam evaluasi teknis tidak
dilakukan evaluasi harga. Metode evaluasi sistem gugur dapat digunakan untuk seluruh
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
Metode evaluasi Sistem Nilai (Merit Point System) adalah metode evaluasi yang
memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harganya. Evaluasi teknis dan harga
dilakukan terhadap penawaran yang telah memenuhi syarat administrasi dengan memberikan
penilaian (skor) terhadap unsur-unsur teknis dan harga penawaran sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan. Peraturan Presiden tentang Pengadaan Barang dan
Jasa menetapkan bobot harga antara 70% sampai 90%, bobot teknis antara 10% sampai 30%,
total bobot teknis dan harga 100%. Evaluasi sistem nilai digunakan untuk menghindari
mendapatkan barang dengan kualitas teknis yang rendah meskipun harga barang tersebut
lebih murah. Metode ini dipilih jika keunggulan teknis suatu barang lebih besar dari
perbedaan harganya dengan harga barang lain.
Metode evaluasi Biaya Selama Umum Economis (Economic Life Cycle Cost)
adalah metode evaluasi dengan memperhitungkan umur ekonomis, biaya operasi dan
pemeliharaan dalam jangka waktu tertentu. Metode evaluasi Biaya Selama Umur Ekonomis
digunakan untuk pengadaan barang yang kompleks dengan memperhitungkan perkiraan
biaya operasi serta nilai sisa selama umur ekonomis barang tersebut. Dalam metode ini bisa
jadi barang dengan harga lebih tinggi ditetapkan sebagai pemenang jika biaya operasional,
dan biaya pemeliharaan lebih rendah dan/atau nilai sisa barang lebih tinggi dari barang
lainnya.
Metode evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya adalah metode evaluasi yang
menetapkan pemenang berdasarkan kualitas teknis dan biaya. Metode ini digunakan dalam
pemilihan penyedia jasa konsultansi yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan
hal-hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja serta besaran biaya
dapat ditentukan dengan tepat. Dalam evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya, Kelompok
Kerja ULP atau Panitia lelang menetapkan bobot penawaran teknis dan bobot penawaran
biaya. Bobot kualitas penawaran teknis antara 60% sampai 80%, bobot penawaran biaya
antara 20% sampai 40%, jumlah bobot penawaran teknis dan biaya adalah 100%. Penawaran
teknis dan penawaran biaya dinilai dalam angka untuk selanjutnya dikalikan dengan bobot
yang telah ditetapkan. Hasil penilaian akhir adalah penjumlahan nilai penawaran teknis dikali
bobot nilai teknis, ditambah dengan nilai penawaran biaya dikali bobot nilai biaya. Peserta
yang mendapat nilai akhir tertinggi ditetapkan sebagai pemenang. Sebelum dilakukan
penunjukan sebagai penyedia, terhadap pemenang dilakukan negosiasi teknis dan harga.
B. Evaluasi Administrasi
1. Surat Penawaran
2. Surat Jaminan Penawaran
3. Surat Kuasa (jika ada)
4. Surat Perjanjian Kemitraan
C. Evaluasi Teknis
Dalam proses pemilihan penyedia barang/jasa evaluasi teknis dilakukan untuk menilai
hasil pekerjaan. Karena hasil pekerjaan sangat ditentukan oleh tata cara melaksanakan
pekerjaan, maka dalam penilaian teknis cara pelaksanaan pekerjaan juga merupakan hal yang
harus dinilai oleh Kelompok Kerja ULP. Kriteria persyaratan teknis yang dinilai dalam
evaluasi teknis meliputi:
1. Jumlah barang/jasa yang ditawarkan tidak kurang dari yang ditetapkan oleh Kelompok
Kerja ULP dalam dokumen lelang;
2. Spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam dokumen lelang terpenuhi;
3. Waktu penyelesaian pekerjaan tidak melebihi waktu yang ditetapkan dalam dokumen
lelang, sehingga penyerahan hasil pekerjaan tidak akan terlambat.
4. Cara mengerjakan pekerjaan diyakini benar dan dapat menghasilkan barang/jasa dengan
kinerja cukup baik.
D. Evaluasi Biaya
Evaluasi biaya adalah evaluasi terhadap nilai penawaran. Dalam hal ini dokumen
yang dievaluasi adalah surat penawaran dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)/Daftar
Kuantitas dan Harga. Pada uraian tentang evaluasi adminitrasi telah diuraikan bahwa surat
penawaran merupakan salah satu objek evaluasi administrasi. Akan tetapi pada tahap evaluasi
administrasi pemeriksaan terhadap surat penawaran tidak memusatkan perhatian pada nilai
nominal penawaran melainkan hanya memastikan keabsahan surat penawaran dimana salah
satu syarat sahnya surat penawaran adalah nilai penawaran ditulis dengan angka dan huruf.
Penilaian terhadap surat penawaran pada tahap evaluasi biaya lebih menitik beratkan
pada besaran nilai penawaran biaya. Karena itu evaluasi tidak cukup hanya meneliti surat
penawaran saja melainkan harus melakukan koreksi aritmatik terhadap Rencana Anggaran
Biaya (RAB)/Daftar Kuantitas dan Harga. Evaluasi biaya dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan nilai penawaran terhadap nilai total HPS
2. Klarifikasi terhadap harga satuan timpang.
3. Klarifikasi terhadap harga yang tidak ditulis atau diisi nol dalam RAB/Daftar kuantitas
dan harga.
4. Untuk kontrak lump sum memastikan nilai penawaran yang tertulis dengan angka dan
dengan huruf.
1. Dalam membandingkan nilai penawaran dengan nilai total HPS berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1.a. Jika kontrak yang digunakan adalah kontrak lump sum harga penawaran yang
dibandingkan dengan HPS adalah harga yang tertulis pada surat penawaran, koreksi
aritmatika tidak boleh merubah nilai penawaran. Tetapi jika kontrak yang digunakan
adalah harga satuan maka harga penawaran yang dibandingkan dengan HPS adalah
harga terkoreksi yaitu harga yang diperoleh berdasarkan hasil koreksi aritmatik.
1.b. Harga penawaran lebih tinggi dari HPS dinyatakan gugur, kecuali:
- Lelang terbatas dimana jumlah penawar yang masuk kurang dari 3 (tiga);
- Seleksi umum dengan metode evaluasi berdasarkan pagu anggaran.
1.c. Harga penawaran di bawah 80% HPS jika ditetapkan sebagai pemenang harus
menambah jaminan pelaksanaan. Penyedia harus menyerahkan jaminan pelaksanaan
sebesar 5% dari HPS. Jika penyedia menolak menyerahkan jaminan pelaksanaan
tersebut penyedia dikenakan sanksi dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist).
2. Harga satuan timpang adalah harga satuan dalam rincian penawaran (item barang dalam
RAB/Daftar Kuantitas dan Harga) yang lebih besar 110% harga satuan dalam HPS.
Apabila dalam RAB/Daftar Kuantitas dan Harga ditemukan harga satuan barang yang
lebih dari 110% HPS, hal tersebut harus diklarifikasikan oleh Kelompok Kerja ULP
kepada calon pemenang lelang. Khusus untuk item barang dengan harga satuan timpang
apabila dalam pelaksanaan kontrak dilakukan revisi/perubahan kontrak, maka tambahan
pekerjaan/barang yang harga satuannya timpang harus menggunakan harga satuan yang
ada dalam HPS.
3. Harga yang ditulis nol atau tidak ditulis dalam RAB/Daftar Kuantitas dan Harga harus
diklarifikasikan oleh Kelompok Kerja ULP kepada calon pemenang lelang.
Barang/pekerjaan yang harganya tidak ditulis atau ditulis nol dalam RAB/Daftar Kuantitas
dianggap harganya sudah termasuk dalam harga barang yang lain. Karena itu harus
ditegaskan bahwa penyedia tetap harus menyediakan barang atau mengerjakan pekerjaan
tersebut tanpa penambahan harga. Jika penyedia tidak bersedia maka penyedia dikenakan
sanksi dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist).
4. Nilai penawaran yang dijadikan dasar penetapan pemenang adalah sebagai berikut:
4.a. Jika kontrak yang akan digunakan adalah kontrak lump sum, harga penawaran yang
diakui sebagai dasar penetapan pemenang adalah yang tertulis pada surat penawaran.
Koreksi aritmatika terhadap RAB/Daftar Kuantitas dan Harga hanya dilakukan
terhadap kesalahan penulisan volume pekerjaan. Kesalahan perhitungan aritmatik
tidak perlu diperbaiki dan tidak merubah nilai penawaran. Ketentuan tentang nilai
penawaran:
o Jika nilai penawaran dengan angka tidak jelas tetapi nilai penawaran dengan huruf
jelas maka berlaku nilai penawaran dengan huruf.
o Jika penawaran dengan huruf tidak jelas tetapi nilai penawaran dengan angka jelas
maka berlaku penawaran dengan angka.
o Jika nilai penawaran dengan angka dan dengan huruf tidak jelas maka surat
penawaran dinyatakan tidak dimengerti.
4.b. Jika kontrak yang akan digunakan adalah kontrak harga satuan, nilai penawaran yang
dijadikan dasar penetapan pemenang adalah penawaran terkoreksi yaitu hasil koreksi
aritmatika terhadap RAB/Daftar Kuantitas dan Harga. Ketentuan dalam melakukan
koreksi aritmatika jika menggunakan kontrak harga satuan adalah sebagai berikut:
o Harga satuan barang/pekerjaan yang terdapat dalam RAB/Daftar Kuantitas dan
Harga tidak boleh dirubah karena harga tersebut merupakan penawaran dari
penyedia.
o Hal yang dirubah adalah kesalahan penulisan volume pekerjaan/jumlah unit barang
yang tertulis lebih besar dari yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
o Jika volume pekerjaan yang tertulis lebih kecil dari yang ditetapkan dalam
dokumen lelang, maka penyedia dinyatakan gugur teknis karena jumlah barang
yang ditawarkan tidak cukup.
Daftar Pustaka:
1. Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
4. Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Peraturan
Presiden Nomor 70 tahun 20121 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.