Anda di halaman 1dari 10

ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

Uji Kinerja Pengiriman Data Secara Wireless Menggunakan Modul


ESP8266 Berbasis Rest Architecture
Harry Yuliansyah

Teknik Elektro, Institut Teknologi Sumatera


Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365
harry@itera.ac.id

Intisari — Pengiriman data dari mikrokontroler menuju komputer server dapat dilakukan secara
wireless. Pengiriman data pada penelitian ini menggunakan modul ESP8266. Modul tersebut memiliki
beberapa keunggulan seperti harga yang murah dan firmware yang dapat dikembangkan. Terdapat
beberapa metode dalam pengiriman data tersebut. Penelitian ini menerapkan tiga metode yaitu
dengan menggunakan AT-Command, Protokol SLIP dan NodeMCU. Pengujian dilakukan dengan
cara mengirimkan data secara sistematis menuju komputer server. Kemudian data tersebut dianalisa
sehingga dapat dihitung kecepatan transfer data dan kehandalan sistem.
Kata kunci – ESP8266, AT-Command, Protokol SLIP, NodeMCU

Abstract – Data transmission from the microcontroller to the server computer is able to do wirelessly.
The data transmission in this research utilizes ESP8266 module. The module owns several advantages
including low prices and firmware which can could be developed. There are several methods in the
transmission of data. This research applies three methods by using AT-Command, SLIP Protocol, and
NodeMCU. Data collection is performed by systematically transmitting the data to the server
computer. The data are analyzed to calculate the speed of the data transfer and the reliability of the
system.
Keyword – ESP8266, AT-Command, SLIP protocol, NodeMCU

I. PENDAHULUAN kelemahan di antaranya kurang praktis,


karena harus menyiapkan kabel penghubung
A. Latar Belakang antara satu tempat ke tempat yang lain. Jika
Perkembangan teknologi saat ini jarak terlalu jauh dimungkinkan juga
demikian pesat, termasuk juga teknologi terjadinya tegangan jatuh. Alternatif lain
dalam pengiriman data. Dewasa ini dalam pengiriman data dapat dilakukan
pengiriman data menjadi bagian penting dengan menggunakan media wireless dengan
dalam perkembangan teknologi. Untuk dapat kelebihan lebih praktis, kecepatan
diproses lebih lanjut data terkadang harus pengiriman data juga cukup tinggi. Namun
dikirim dari satu tempat ke tempat yang lain. menggunakan media wireless ini juga
Data dikirim dari transmiter menuju receiver memiliki beberapa kelemahan di antaranya
dapat menggunakan media kabel (wired) dan dimungkinkan kehilangan data saat
dapat juga dikirim menggunakan media pengiriman akibat adanya interferensi
tanpa kabel (wireless). Penggunaan kedua dengan sinyal lain dan harga perangkat yang
media tersebut memiliki beberapa kelebihan biasanya cukup mahal.
dan kelemahan. Menggunakan media kabel Saat ini data tidak hanya dapat
dimungkinkan mengirimkan data dengan dikirimkan dari suatu komputer ke komputer
kecepatan yang tinggi dan kemungkinan data yang lainnya. Penggunaan peralatan yang
hilang dijalan sangat kecil. Namun memiliki tujuan khusus (embbeded system)
penggunaan media kabel juga memiliki sudah secara luas digunakan pada kehidupan

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 69

masyarakat. Contohnnya mesin cuci C. Manfaat Penelitian


otomatis, microwave, pengendali lampu lalu Adapun manfaat yang diharapkan dari
lintas, alat pacu jantung dan lain penelitian ini adalah:
sebagainya.[1] Pada peralatan tersebut 1. Prototipe model yang dibuat pada
terdapat mikrokontroler yang menjadi otak penelitian ini dapat digunakan dalam
terhadap proses yang dikendalikan. Untuk pengiriman data dari mikrokontroler
meningkatkan kemampuan mikrokontroler menuju komputer server dengan
tersebut, terkadang data yang akan diproses menggunakan media wireless.
dikirimkan ke komputer atau mikrokontroler 2. Dapat mengetahui kecepatan pengiriman
lainnya. Pengiriman data tersebut data dengan menggunakan prototipe yang
memerlukan media dan protokol yang baik telah dibuat.
untuk memperoleh hasil yang memuaskan. 3. Dapat mengetahui kehandalan
Kebutuhan akan media pengiriman data pengiriman data.
yang memiliki kecepatan tinggi, praktis, 4. Dapat mengetahui hasil perbandingan
tingkat kehilangan data yang rendah, serta antara penggunaan firmware yang
harga yang murah menjadi latar belakang mendukung AT-Command, protokol
penelitian ini dilaksanakan. Terdapat SLIP dan NodeMCU.
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk D. Perumusan Masalah
meningkatkan kinerja pengiriman data dari Berikut ini merupakan beberapa
satu alat ke alat yang lain sehingga perumusan masalah penelitian ini:
harapannya mampu memperoleh hasil yang 1. Membuat prototipe model pengiriman
optimal. data menggunakan media wireless
B. Tujuan Penelitian 2. Melakukan uji kinerja terhadap prototipe
Dari uraian latar belakang tersebut, pada model yang dibuat dan memberikan
penelitian ini dapat dirumuskan beberapa analisis terhadap hasil yang diperoleh.
tujuan penelitian yakni: E. Batasan Masalah
1. Merancang bangun prototipe model Pada penelitian ini ditetapkan beberapa
pengiriman data secara wireless dari batasan masalah yakni:
mikrokontroler menuju komputer server 1. Prototipe model pengiriman data
dengan perantara sebuah akses point menggunakan empat komponen utama
(AP). yaitu mikrokontroler (arduino uno),
2. Menguji kecepatan pengiriman data dari modul wireless (ESP8266), Wifi-AP dan
mikrokontroler menuju komputer server. komputer server.
3. Menguji kehandalan pengiriman data dari 2. Firmware modul ESP8266 mendukung
mikrokontroler menuju server. AT-Command, protokol SLIP dan
4. Membandingkan hasil pengiriman data Nodemcu.
berbasis REST architecture dengan 3. Jaringan yang digunakan adalah LAN
penggunaan firmware yang mendukung (Local Area Network).
AT-Command, protokol SLIP dan
NodeMCU.

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 70

F. Hipotesis manufacturer. Pada tahun 2014, AI-Thinker


Pengiriman data dengan menggunakan manufaktur pihak ketiga dari modul ini
media wireless dapat dilakukan dengan mengeluarkan modul ESP-01, modul ini
kecepatan yang tinggi dan firmware modul menggunakan AT-Command untuk
ESP8266 yang mendukung protokol SLIP konfigurasinya. Harga yang murah,
memiliki kehandalan yang lebih tinggi penggunaan daya yang rendah dan dimensi
dibandingkan dengan firmware yang modul yang kecil menarik banyak developer
mendukung AT-Command dan NodeMCU. untuk ikut mengembangkan modul ini lebih
jauh. Pada Oktober 2014, Espressif
II. TINJAUAN PUSTAKA mengeluarkan software development kit
(SDK) yang memungkinkan lebih banyak
A. Mikrokontroler Arduino developer untuk mengembangkan modul ini.
Arduino merupakan mikrokontroler
single-board yang bersifat open-source.
Hardwarenya menggunakan prosesor Atmel
AVR dan softwarenya Arduino-IDE
dikembangkan berbasis software processing
yang berjalan di atas Java Platform. Bahasa
yang digunakan untuk memprogram arduino
adalah bahasa C. Gbr. 2. Bentuk fisik modul ESP-01

Modul ESP-01 memiliki form factor 2x4


DIL dengan dimensi 14,3 x 24,8 mm. Catu
daya yang dibutuhkan adalah 3,3 volt.

C. AT-Command
Modul wireless ESP8266 yang
digunakan pada penelitian ini memiliki
firmware bawaan pabrik yang mendukung
perintah AT-Command. Sekumpulan daftar
Gbr. 1. Mikrokontroler Arduino Uno dari Hayes command merupakan deskripsi
dari AT-Command. Hayes command
Gambar diatas menampilkan Arduino dikembangkan oleh Dennis Hayes pada
Uno. Mikrokontroler ini menggunakan chip tahun 1981 sebagai daftar perintah untuk
Atmega328p dengan digital input output pin melakukan konfigurasi modem dengan
berjumlah 14 (6 diantaranya mendukung menggunakan jalur serial interface.[4]
keluaran PWM) dan 6 pin untuk input Berikut ini contoh beberapa perintah AT-
analog. Command berserta fungsinya pada modul
ESP8266.
B. Modul ESP8266
Modul wireless ESP8266 merupakan
modul low-cost Wi-Fi dengan dukungan
penuh untuk penggunaan TCP/IP. Modul ini
di produksi oleh Espressif Chinese

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 71

Tabel 1. Daftar AT-Command menggantikan firmware bawaan pabrik.


AT-Command Function Response Proses ini disebut juga sebagai flashing
AT Working OK firmware. Dibutuhkan perangkat USB to
AT+RST Restart OK [System
UART yang dihubungkan ke modul
Ready,
Vendor:www.ai- ESP8266 untuk proses flashing.
thinker.com]
AT+GMR Firmware AT+GMR
Version 0018000902 OK
AT+CWLAP List AT+CWLAP
Access +CWLAP:(4,"AP
Point 1",-
38,"70:62:b8:6f:6
Gbr. 3. Diagram koneksi flashing ESP866
d:58",1)
+CWLAP:(4,"AP Dibutuhkan juga software NodeMCU
2",- firmware programmer untuk proses Flashing
83,"f8:7b:8c:1e:7c Firmware. Untuk dapat mengembangkan
:6d",1)
OK
firmware modul esp8266 ini, Espressif
AT+CWJAP? Join Query Chinese manufacturer telah menyediakan
AT+CWJAP=" Access AT+CWJAP? SDK secara lengkap.
SSID","PASS" Point +CWJAP:"AP 1"
OK F. Representational state transfer (REST)
REST merupakan software architectural
D. Protokol SLIP style dalam World Wide Web (www)[1].
Serial Line Internet Protocol (SLIP) REST diiperkenalkan pertama kali oleh Roy
merupakan enkapsulasi dari internet protocol Fielding pada tahun 2000. REST secara
yang di desain agar mampu bekerja melalui khusus merujuk kepada prinsip-prinsip
serial ports dan koneksi modem. Pada arsitektur jaringan. Arsitektur ini berjalan
mikrokontroler SLIP memiliki overhead melalui HTTP (Hypertext Transfer Protocol).
yang sangat kecil sehingga menjadi Ciri khas dari REST adalah interaksi antara
keuntungan tersendiri saat implementasinya. client dan server difasilitasi oleh sejumlah
Pada penelitian ini firmware modul ESP8266 tipe operasional yang unik bagi setiap
di program ulang sehingga mendukung sumberdaya. Tipe operasional tersebut dapat
protokol SLIP yang akan menjembatani berupa POST, GET, PUT dan DELETE. [3]
komunikasi antara mikrokontroler arduino Pada penelitian ini akan digunakan server
dengan modul ESP8266. http dengan REST operasional yang
digunakan adalah GET. Data yang diperoleh
E. NodeMCU kemudian disimpan kedalam database. Untuk
NodeMCU merupakan salah satu nantinya data tersebut akan dianalisis guna
firmware modul ESP8266 yang bersifat memperoleh simpulan pada penelitian ini.
open-source dan terdapat development kit
untuk memudahkan membangun prototipe III. METODE PENELITIAN
produk Internet of Things (IoT) dengan
menggunakan bahasa pemograman Lua. A. Waktu dan tempat
Pada penelitian ini firmware NodeMCU Penelitian ini dilaksanakan di ruang
dipasang pada modul ESP8266 laboratorium Teknik Elektro Institut

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 72

Teknologi Sumatera. Durasi pengujian


adalah 12 jam.

B. Peralatan
Berikut ini merupakan daftar peralatan
yang digunakan pada penelitian ini:
1. Mikrokontroler Arduino uno = 3 unit
2. Modul ESP8266 (tipe ESP-01) = 3 unit
3. Mini Breadboard = 3 unit
Gbr. 5. Unit mikrokontroler dan ESP8266
4. Akses Point = 1 unit
5. Komputer = 1 unit Ketiga unit tersebut menggunakan
6. Catu daya 5 volt = 1 unit firmware yang berbeda-beda. Firmware
7. USB hub = 1 unit tersebut mendukung AT-Command, protokol
SLIP dan NodeMCU.
C. Perancangan Perangkat Keras Berikut ini merupakan gambar skematik
Berikut ini merupakan diagram blok rangkaian mikrokontroler Arduino Uno
perancangan perangkat keras yang dibuat dengan ESP8266
pada penelitian ini:

Arduin
Modul
o Uno
ESP-

wireless

Akses
Point

wireless Gbr. 6. Skematik rangkaian Arduino Uno dan


ESP8266
Kompute
r Server Antara Arduino dengan modul ESP8266
dihubungkan dengan menggunakan port
Gbr. 4. Diagram blok perancangan perangkat
keras serial komunikasi masing-masing.

Terdapat tiga unit mikrokontroler dan D. Perancangan Perangkat Lunak


modul ESP8266 yang akan digunakan pada Pada penelitian ini perancangan
penelitian ini. Masing-masing unit tersebut perangkat lunak dibagi menjadi dua bagian
akan mengirimkan data ke komputer server besar yakni:
dengan menggunakan media wireless. 1. Perangkat lunak mikrokontroler arduino
Berikut ini merupakan gambar unit uno dan modul ESP8266 sebagai
mikrokontroler dan ESP8266 pada proses pengirim data.
pengujian. 2. Perangkat lunak komputer server sebagai
penerima data.

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 73

Untuk perancangan perangkat lunak E. Pengujian


mikrokontroler arduino uno dan ESP8266 Setelah seluruh proses perancangan
dibagi lagi menjadi tiga metode pengiriman perangkat keras dan perangkat lunak selesai
data secara wireless yakni : dilakukan. Proses selanjutnya adalah
1. Menggunakan AT-Command pengujian. Pada penelitian ini akan
2. Menggunakan Protokol SLIP membandingkan hasil kecepatan dan
3. Menggunakan NodeMCU kehandalan pengiriman data dengan
menggunakan tiga firmware yang berbeda
Ketiga metode tersebut menggunakan yang mendukung AT-Command, protokol
bahasa pemograman yang berbeda. Namun SLIP dan NodeMCU.
algoritma pemogramannya sama. Gambar 7 Ketiga sistem mikrokontroler arduino
menunjukkan algoritma pemograman yang dihubungkan ke catu daya yang sama
dibuat untuk proses pengiriman data. menggunakan perantara USB HUB.
Untuk perancangan perangkat lunak Sehingga saat dinyalakan seluruh
komputer server digunakan bahasa mikrokontroler dapat menyala pada saat yang
pemograman PHP dan database SQL. Data bersamaan.
diterima oleh komputer server menggunakan Seluruh data yang dikirim oleh ketiga
metode GET. Data yang diterima server mikrokontroler ini seluruhnya akan disimpan
adalah variabel Data dan variabel Tunda. ke dalam database. Data ini yang nantinya
Variabel Data merupakan bilangan 1 hingga akan diolah dan akan diperoleh hasil pada
100 yang menjadi identitas pengiriman data. penelitian ini.
Sedangkan variabel Tunda merupakan
variabel waktu tunda (delay) pengiriman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
antar suatu data dengan data yang lain.
A. Perangkat Keras
Pada penelitian ini terdapat tiga unit
mikrokontroler arduino uno dan modul
wireless ESP8266. Dari perancangan
perangkat keras ketiga perangkat tersebut
memiliki kesamaan baik perangkat yang
digunakan hingga konfigurasi pin-pin yang
digunakan. Gambar berikut ini menampilkan
perangkat keras hasil dari penelitian ini yang
digunakan untuk mengirim data.

Gbr. 7. Flowchart perancangan perangkat lunak. Gbr. 8. Perangkat keras pengirim data

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 74

Pada gambar 8 perangkat yang


menggunakan papan breadboard warna
merah mendukung NodeMCU, breadboard
warna putih mendukung AT-Command dan
breadboard berwarna biru mendukung
protokol SLIP.

B. Perangkat Lunak Gbr. 10. Konfigurasi flashing esp-link firmware


Untuk perangkat yang memerlukan
dukungan AT-Command, tidak dibutuhkan Terdapat 3 file untuk proses flashing
penggantian firmware. Hal ini dikarenakan firmware esp-link ini. Ketiga file tersebut
firmware bawaan pabrik telah mendukung akan mengisi memory ESP8266 pada alamat
AT-Command. 0x0000, 0x01000 dan 0x7E000.
Pada perangkat yang membutuhkan
dukungan NodeMCU diperlukan C. Kecepatan transfer data
penggantian firmware dengan cara flashing Pengukuran kecepatan transfer data
firmware menggunakan NodeMCU firmware dilakukan dengan menghitung jumlah data
programmer. Gambar berikut menampilkan maksimum yang dapat dikirimkan setiap
proses flashing firmware menggunakan menit. Pada penelitian ini diperoleh hasil
NodeMCU firmware programmer. pengukuran kecepatan transfer data sebagai
berikut:

Kecepatan Transfer Data


40000
Data per Menit

30000 31200
25500
20000
10000 5271
0
Gbr. 9. Flashing firmware NodeMCU 0 2000 4000 6000 8000 10000
Waktu Tunda (ms)
Kemudian untuk perangkat yang
"AT-Command" "NodeMCU"
membutuhkan dukungan penggunaan
"SLIP"
protokol SLIP, juga diperlukan penggantian
firmware. Pada penelitian ini firmware yang Gbr. 11. Grafik kecepatan transfer data
digunakan adalah firmware esp-link buatan
jeelabs.org. berikut ini gambar konfigurasi Gambar 11 memperlihatkan grafik
flashing firmware esp-link menggunakan hubungan waktu tunda terhadap kecepatan
NodeMCU firmware programmer. transfer data per menit. Kecepatan transfer
data tertinggi berada pada titik 31200 data
per menit dengan waktu tunda 100 ms.
Kecepatan tertinggi tersebut dapat dicapai
dengan menggunakan AT-Command,
kecepatan tertinggi berikutnya berada pada
titik 25500 data per menit, waktu tunda 200

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 75

ms dengan menggunakan protokol SLIP. Jika grafik kecepatan transfer data dan
Sedangkan metode NodeMCU kecepatan grafik jumlah data terkirim digabungkan,
tertinggi hanya mencapai 5271 data per akan dapat ditentukan titik optimal yang
menit untuk waktu tunda 500 ms. dapat dipilih dalam menggunakan masing-
Menggunakan metode NodeMCU waktu masing metode. Berikut ini merupakan tabel
tunda minimal berada pada angka 500 ms. hasil analisa titik optimasi untuk setiap
Jika waktu tunda diperkecil, modul ESP8266 metode.
akan out of memory sehingga tidak ada data
yang dapat dikirimkan. Tabel 2. Titik Optimal pengiriman data secara
Kecepatan transfer data yang tinggi harus wireless
juga diimbangi dengan kualitas pengiriman Metode Waktu Kecepatan Jumlah
data yang baik. Tujuannya untuk memastikan tunda Transfer data
agar kehilangan data saat proses transfer data (ms) Data (data terkirim
dibuat sekecil mungkin. Pada penelitian ini per menit) (persen)
setiap waktu tunda dikirim 100 data menuju AT- 1100 4036 74
komputer server. Berikut ini merupakan Command
grafik hubungan waktu tunda dengan jumlah NodeMCU 800 4481 59,75
data yang sampai ke komputer server. SLIP 400 15000 100

Dari tabel 2, pengiriman data


Jumlah data terkirim menggunakan SLIP memiliki kualitas
120 400, 100 tertinggi karena berhasil mengirimkan 100 %
Data per Menit

100
80 1100, 74 data dengan kecepatan maksimum 15000
60 data per menit dan waktu tunda 400 ms.
40 Sedangkan menggunakan AT-Command
20 800,
0 59.75 kecepatan maksimumnya 4036 data per
0 2000 4000 6000 8000 10000 menit dengan jumlah data terkirim 74%.
Waktu Tunda (ms) Urutan terakhir dengan menggunakan
NodeMCU mendapatkan kecepatan
"AT-Command" "NodeMCU" "SLIP"
maksimum 4481 data per menit dan 59,75 %
Gbr. 12. Grafik jumlah data terkirim data terkirim.

Dari gambar grafik di atas terlihat bahwa D. Kehandalan


hanya pengiriman data dengan menggunakan Pada penelitian pengujian dilakukan
SLIP yang mampu mengirimkan 100% data selama 12 jam. Selama waktu tersebut data
menuju komputer server. Titik pertama yang terkirim ke komputer server di simpan
berada pada waktu tunda 400 ms. Untuk ke dalam database. Untuk menganalisa
pengiriman data menggunakan AT- kehandalan sistem, pada penelitian ini akan
Command titik tertinggi terjadi pada waktu menghitung berapa kali sistem mengalami
tunda 1100 ms dengan 74% data berhasil kegagalan sistem (system failure) yang
terkirim. Sedangkan dengan menggunakan menyebabkan sistem restart. Kejadian
NodeMCU hanya mencapai angka rata-rata tersebut ditandai dengan data dan waktu
59,75% data terkirim pada waktu tunda 800 tunda yang terkirim ke komputer server
ms. kembali menunjukkan ke angka awal.

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 76

Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi ESP8266. Data yang terkirim disimpan di
jumlah system failure selama pengujian dalam database komputer server.
berlangsung. 2. Kecepatan transfer data maksimum
dicapai dengan menggunakan metode AT-
Tabel 3. Rekapitulasi kejadian system failure Command 31200 data per menit. Namun
Metode Jumlah data Jumlah jika ditambahkan komponen jumlah data
terkirim kejadian terkirim metode SLIP meraih kecepatan
sebelum system tertinggi sebesar 15000 data per menit.
system failure Metode NodeMCU hanya mampu
failure mengirim data dengan kecepatan
AT- 4056 0 maksimum 5271 data per menit.
Command 3. Kehandalan sistem dapat dilihat dari
NodeMCU 87,93 808 jumlah system failure. Pengiriman data
SLIP 9020 0 menggunakan metode SLIP dan AT-
Command selama pengujian tidak
Data pada tabel di atas menampilkan mengalami system failure. Namun metode
hasil rekapitulasi kejadian system failure NodeMCU mengalami 808 kali system
selama proses pengujian. Pengiriman data failure. Kehandalan metode SLIP dan AT-
dengan menggunakan AT-Command dan Command berada diatas NodeMCU.
SLIP selama proses pengujian tidak 4. Metode SLIP memiliki kecepatan transfer
mengalami system failure. SLIP berhasil data dan kehandalan yang tinggi.
mengirimkan 9020 data dan AT-Command Selanjutnya metode AT-Command juga
berhasil mengirimkan 4056 data. Sedangkan memiliki kecepatan transfer data yang
dengan menggunakan NodeMCU selama 12 tinggi namun kehandalan dengan tingkat
jam proses pengujian terjadi system failure menengah. Sedangkan metode NodeMCU
sebanyak 808 kali, dengan rata-rata jumlah memiliki kecepatan transfer dan
data yang terkirim sebelum system failure kehandalan yang rendah.
adalah 87,93 data. Dari analisa data tersebut 5. Penelitian ini juga telah membuktikan
dapat diperoleh urutan kehandalan sistem hipotesis yang menyatakan bahwa
mulai dari yang tertinggi yakni menggunakan protokol SLIP memiliki kehandalan yang
metode SLIP, kemudian metode AT- lebih tinggi dibandingkan dengan
Command, dan terakhir menggunakan firmware yang mendukung AT-Command
NodeMCU. dan NodeMCU.

V. SIMPULAN DAN SARAN B. Saran


Berdasarkan penelitian yang telah
A. Simpulan dilaksanakan terdapat beberapa saran untuk
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada mengembangkan penelitian ini:
penelitian ini dapat diambil beberapa 1. Menambah metode lain yang dapat
simpulan sebagai berikut: digunakan untuk pengiriman data secara
1. Pada penelitian ini berhasil merancang wireless.
dan membuat prototipe pengiriman data 2. Menguji dengan jenis arsitektur selain
secara wireless menggunakan REST.
mikrokontroler arduino uno dan modul

Volume 10, No. 2, Mei 2016


ELECTRICIAN – Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 77

3. Dapat ditambahkan sistem proteksi [2] Fielding, Roy T. 2000. Principled design of
kegagalan pengiriman data. the modern Web architecture.
[3] Beekman, George. 2011. Digital Planet:
REFERENSI Tomorrow's Technology and You,
Introductory (10th Edition) (Computers Are
Your Future)
[1] Lewis, Daniel W. 2012. Fundamentals of
[4] Artikel : The Modem of Dennis Hayes and
Embedded Software: Where C and Assemble
Dale Heatherington. Laman : http://history-
Meet.
computer.com/ModernComputer/Basis/mode
m.html. Diakses 29 April 2016.

Volume 10, No. 2, Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai