Asuhan Keperawatan Dengan Klien Asfiksia
Asuhan Keperawatan Dengan Klien Asfiksia
Disusun Oleh:
Nurfitri (163112420150007)
Universitas Nasional
Jakarta
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mampu memahami konsep dasar dari asfiksia.
b. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) menurut IDAI (Ikatatan Dokter Anak
Indonesia) adalah kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir (Prambudi, 2013).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan
mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan
keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan
(Depkes RI, 2009).
Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam 1 menit setelah lahir. Biasanya terjadi pada bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan komplikasi, misalknya diabetes melitus, kelahiran kurang
bulan (< 34 minggu), kelahiran lewat waktu, plasenta previa, solusio plasentae,
korioamniotis, hidramnion, dan olgohidromion, gawat janin serta pemberian obat
anastesi atau narkotik sebelum kelahiran (Mansjoer, 2013)
2.2 Etiologi
1. Faktor ibu
a. Faktor tali pusat
b. Lilitan tali pusat
c. Tali pusat pendek
d. Simpul tali pusat
e. Prolapus tali pusat
2. Faktor bayi
a. Bayi premature ( < 37 minggu)
b. Presentasi janin abnormal
c. Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)
d. Faktor yang mendadakan:
a. Bayi
Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan tali pusat
Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang
diberikan pada ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan.
b. Ibu
Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
Hipertensi eklamsi
Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio
2.6 Pathway
2.7 Komplikasi
Meliputi berbagai organ yaitu :
a. Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis
b. Jantung dan paru : hipertensi pulmonal persiste pada neonatus,
c. perdarahan paru, edema paru
d. Gastrointestinal : enterokolitis nekotikos
e. Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH
f. Hematologi DIC
2.9 Penatalaksanaan
a. Apneu primer : nafas cepat, tonus otot berkurang, sianosis
b. Apneu sekunder : nafas megap-mega dan dalam, denyut jantung menurun, lemas,
tidak berespon terhadap rangsangan
c. Tindakan ABC
1) Assesment/Airway : observasi warna, suara, aktivitas bayi, HR, RR, Capilary
refill
2) Breathing : melakukan rangsangan taksil untuk mulai pernafasan
3) Circulation : bila HR < 60 x ermenit atau 80 x permenit, jika tidak ada
perbaiakan dilakukan kompresi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Data biografi
2. Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. Pengkajian ABC
8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif
3.3 Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Pola nafas efektif
3. Pertukaran gas adekuat
4. Resiko cidera dapat dicegah
5. Suhu kembali normal
6. Koping keluarga adekuat
7. Tidak terjadi infeksi
8. Tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan