PENDAULUAN
a. Pemeriksaan noninvasif
b. Elektrokardiografi
Elektrokardiografi (EKG) adalah tes singkat untuk merekam
aktivitas listrik jantung menggunakan elektroda yang tersambung
dengan mesin EKG. Tes ini dilakukan pada pasien yang menunjukkan
gejala nyeri dada, gangguan pernapasan, mudah lelah, dan gangguan
irama jantung. Prosedur EKG hanya berlangsung sekitar 10 menit.
c. Ekokardiografi
f. Holter monitoring
Holter monitoring adalah tes yang memantau dan merekam
aktivitas listrik jantung selama 24 jam, melalui sebuah perangkat kecil
yang disebut monitor Holter. Monitor Holter digunakan dengan cara
dikalungkan di dada pasien selama 1-2 hari, sambil pasien menjalani
aktivitas harian secara normal.
h. Rontgen dada
i. CT scan jantung
j. MRI jantung
k. Pemeriksaan invasif
l. Angiografi koroner
m. Elektrofisiologi jantung
b. Ureum
c. Kreatinin
d. eGFR Kreatinin
e. Nilai eGFR
Normal ≥90mL/menit/1,73m2
Penurunan Ringan 60 – 89
Penurunan Sedang 30 – 59
Penurunan Berat 15 – 29
Gagal Ginjal < 15
g. Mikroalbumin Urin
i. Cystatin C
Cystatin C adalah protein kecil yang dihasilkan oleh sel-sel berinti,
dikeluarkan dari darah melalui ginjal. Kadarnya dalam darah akan
meningkat bila terjadi gangguan fungsi ginjal. Nilai normal Cystatin C
pada pria 0,57 - 0,96 mg/L, pada wanita 0,50 - 0,96 mg/L.
b. Ultrasonografi ginjal
Gelombang suara frekuensi tinggi (suara ultra) yang diarahkan ke
abdomen dipantulkan oleh permukaan jaringan yang densitasnya
berbeda-beda. Gelombang pantul atau echo digunakan untuk
membentuk bayangan (sonogram) yang menyatakan bagian-bagian
ginjal. Ultrasonografi khususnya bermanfaat untuk membeda-bedakan
tumor padat dari kista yang mengandung cairan. Karena penilaian
suara ultra tidak tergantung pada fungsi ginjal, ultrasonografi dapat
dilakukan pada penderita gagal ginjal berat dimana ginjal tidak terlihat
pada pielogram intravena (PIV).
c. Pencitraan radionuklid ginjal
Pencitraan radionuklid memerlukan penyuntikan radioaktif yang
kemudian dideteksi dari luar dengan menggunakan suatu kamera
skintilasi (gamma) yang dapat menerima pancaran radioaktif.
Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi baik
struktur maupun fungsi. Pencitraan radionuklid digunakan untuk
berbagai tujuan tertentu dalam penilaian ginjal, tetapi kegunaannya
yang utama adalah untuk mengevaluasi transplantasi ginjal.
d. Sistouretrogram berkemih
Tindakan ini mencakup pengisian kandung kemih dengan zat
kontras melalui kateter. Diambil foto saluran kemih bagian bawah
sebelum, selama dan sesudah mengosongkan kandung kemih.
Kegunaan diagnostiknya terutama untuk mencari kelainan-kelaianan
pada uretra (misalnya: stenosis) dan untuk menentukan apakah
terdapat refluks vesikoureteral.
e. CT-scan
Satu penggunaan yang bermanfaat dari CT-scan ginjal adalah
kemampuannya untuk mendeteksi massa retroperitoneal (seperti
penyebaran tumor) yang kemungkinan akan sulit di deteksi dengan
angiografi.
f. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI adalah suatu teknik pengambilan gambar yang non-invasif
tetapi dapat memberikan informasi yang sepadan dengan CT-scan
ginjal, dengan keuntungan bahwa metode ini tidak memerlukan suatu
pemaparan terhadap radiasi ion atau tidak memerlukan pemberian
media kontras.
g. Arteriogram ginjal
Pembuluh darah ginjal dapat terlihat pada arteriogram. Tindakan
yang biasa dilakukan adalah memasukkan kateter melalui arteri
femoralis dan aorta abdominalis sampai setinggi arteri reanlis. Zat
kontras disuntikkan pada tempat ini, dan akan mengalir ke dalam arteri
renalis dan cabang-cabangnya.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Price,Wilson.1994.Patofisiologi-edisi 4. Jakarta:EGC