Hukumpemb 3
Hukumpemb 3
Hukum Tata Negara adalah hukum mengnai susunan suatu Negara. Negara adalah suatu
organisasi yang mengatur keseluruhan hubungan natara manusia satu sama lain dalam
masyarakat, dan menegakkan aturan tersebut dengan kewajibanya. Negara adalah
organisasi kekuasaan/ kewibawaan dan kelompok manusia yang ada dibawah
pemerintahnya, merupakan masyarakat yang tunduk kepada kekuasaan/ kewibawaannya.
Disamping itu Negara mempergunakan kewibawaan tersebut untuk menjamin
danmengelola kepentingan-kepentingan materiil dan spiritual para anggotanya (Dedi
Sumardi: Pengantar Hukum Indonesia)
Tentang kekuasaan tertinggi dan legitimasi kekuasaan tertinggi terdapat banyak pendapat:
a. Teori Teokrasi, mendasarkan (melegitimasi) kekuasaan Negara pada kehendak
Tuhan, tidak mungkin diadakan pemisahan antara negara dan agama.
b. Negara sebagai Organisasi Kekuatan belaka, Negara mempertahankan dan
menjalankan kekuatan.
c. Teori Perjanjian, menitikberatkan kekuasaan Negara didasarkan atas suatu
perjanjian yang diadakan antara anggota masyarakat. Negara selayaknya
merupakan negara demokrasi langsung.
d. Diantara teori-teori Perjanjian, Teori Rousseau yang paling berpengaruh. Dian
berpendapat bahwa negara bersifat sebagai wakil rakyat, yang merupakan
kekuasaan tertinggi adalah rakyat. Negara selayaknya merupakan negara
demokrasi langsung.
e. Teori Kedaulatan Negara, memandang bahwa hukum ada karena negara
menghendakinya. Setiap tindakan pemerintah merupakan kehendak negara,
tindakannya tidak dapat dibatasi oleh hukum, karena hukum buatan negara. Tidak
mungkin negara harus tunduk kepada buatannya sendiri.
f. Teori kedaulatan negara mendaat tantangan dari berbagai sarjana hukum, terutama
Krabbe yang terkenal dengan teori kedaulatan hukum. Dalam teori tersebut bukan
hanya manusia dibawah perintah hukum, negarapun dibawah perintah hukum.
Hukum berdaulat, hukum berada diatas segala sesuatu, termasuk negara. Apa
yang dikemukakan oleh Krabbe adalah konsep negara hukum.
Kekuasaan Tertinggi negara dilakukan dalam suatu wilayah tertentu, yaitu wilayah
negara, tempat dimana kekuasaan tertinggi itu dapat dijalankan secara efektif, yang
meliputi tanah, laut dan udara. Lingkungan kekuasaan sesuatu negara biasanya teritur.
Batas-batas wilayah terotorial suatu negara biasanya ditentukan oleh masing-masing
negara dengan memperhatikan sebnayak-banyaknya asas hukum internasional. Jarak 3
mil laut menjadi batas tradisional lebarnya laun. Pada jaman sekarang bagian terbesar
negara telah memperluas lebarnya laut teritorial sampai 12 mil laut. Setelah itu diterima
asas, bahwa setiap negara berhak menggali kekayaan alam tang terkandung dalam
landasan laut sampai batas yang merupakan wilayah negara.
a. Seluruh daerah (tanah) bekas jajahan hindia Belanda, termasuk Irian Jaya/ Papua
yang administrasinya diserahkan kepad pemerintah RI oleh PBB pada tanggal 1
Mei 1963.
b. Batas perairan Indonesia adalah 12 mil laut dengan mempertahankan prinsip
wawasan nusantara, yaitu segala perairan disekitar, diantara, dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk negara Indonesia merupakan bagian
dari wilayah Indonesia.
c. Ruang udara diatas tanah dan laut wilayah negara RI sesuai dengan traktat Paris
tahun 1919 yang menetapkan bahwa udara diatas teritur negara termasuk teritur
negara tersebut.
Warga Negara adalah mereka yang merupakan keanggotaan yuridis dari negara. Siapa
yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing. Agar dapat menetukan siapa warga
negara dan siapa yang tidak, dapat digunakan dasar penentuan tersebut dengan 2 ukuran,
yaitu Ius Sanguinis dan Ius Soli.
Ius Sanguinis, seseorang menjadi warga negara karena keturunan, misalnya anak warga
negara Indonesia yang lahir di manapun juga, dengan sendirinya menjadi warga negara
Indonesia.
Ius Soli, seseorang menjadi warga negara karena kelahiran diwilayah suatu negara
tertentu atau karena dia sudah beberapa waktu lamanya menjadi penduduk suatu negara
tertentu.
Dalam menetukan kewarganegaraan beberapa negara memakai asas Ius Soli sedangkan di
negara lain berlaku Isu Sanguinis. Hal ini dapat menimbulkan 2 kemungkinan:
a. Apatride (Stateless) adalah penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan.
b. Bipatride, yaitu penduduk yang mempunyai 2 macam kewarganegaraan rangkap
atau dwi kewarganegaraan (Utrecht, Bab VII, hal 3)
Organisasi suatu negara disusun berdasarkan hukum tata negara positif dari negara yang
bersangkutan. Demikian juga organisasi negara Indonesia disusun berdasarkan hukum
tata negara Indonesia. Dalam Hukum Tata Negara Indonesia terdapat 2 hal yaitu:
1. Bagaimana organisasi negara Indonesia.
2. Bagaimana sistem hukum tata negara Indonesia.
Sistem Hukum Tata Negara Indonesia. Bagaimana sistem hukum tata negara harus
diketahui, bagaimana asas-asas dan peraturan-peraturan hukum tata negara yang
merupakan elemen sistem.
Sebelum memahami apa yang dimaksud dengan Hukum Administrasi Negara, maka
perlu mengerti dahulu apa yang dimaksud dengan Adminstrasi Negara, menurut Dimock
dan Dimock:
Admministrasi Negara adalah aktifitas-aktifitas negara dalam melaksanakan kekuasaan-
kekuasaan politiknya. Dalam arti sempit: aktifitas badan-badan eksekutif dan kehakiman.
Dalam arti yang lebih khusus lagi: aktifitas badan-badan eksekutif saja dalam
melaksanakan pemerintahan.
Oppehheim: Hukum tata negara menggambarkan negara dalam keadaan diam (Staats in
Rust), sedangkan Hukum Administrasi Negara menggambarkan Negara dalam keadan
bergerak
Fungsi menentukan tugas adalah hukum tata negara sedangkan fungsi mewujudkan tugas
adalah tugas hukum administrasi negara. hukum tata negara mempunyai tugas politik,
hukum administrasi negara mempunyai tugas teknik.
Menurut Utrecht, Norma sebagai kaidah, petunjuk hidup yang harus ditaati oleh anggota-
anggota masyarakat yang diberi sanksi atas pelanggarannya. Sanksi adalah ancaman
hukuman atau hukuman yang dapat dikenakan kepada seseorang atau lebih yang telah
melakukan pelanggaran atas suatu norma. Misalnya asas monogami menjadi dasar dari
hukum perkawinan barat: seorang laki-laki dalam waktu yang saa hanya boleh
mengambil seorang wanita sebagai isterinya dan sebaliknya (norma, pasal 27 KUH
Perdata). Sanksi atas pelanggaran pasal 27 yang berfungsi sebagai norma tercantum
dalam pasal 284 KUHP, yaitu di hukum penjara selama-lamanya 9 bulan.
Jadi asas menjadi dasar dari norma, dan sanksi berfungsi melindungi norma, karena
memberikan ancaman hukuman terhadap si pelanggar norma.
Asas hukum administrasi negara Indonesia ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis.
a. Asas hukum tertulis
1. Asas Legalitas, setiap perbuatan administrasi negara berdasarkan hukum.
Asas ini sesuai dengan asas negara kita yang berdasarkan asas negara
hukum yang tercantum pada pasal 1 ayat 3 UUD 1945. namun untuk
mencapai negara hukum belum cukup dengan dianutnya asas legalitas
yang merupakan salah satu identitas dari suatu negara hukum, tapi harus
disertai “kenyataan hukum”, harus didukung oleh “kesadaran etis” dari
para pejabat administrasi negara, yaitu kesadaran bahwa perbuatan/
tindakannya harus didukung oleh perasaan kesusilaan, yaitu bahwa
dimana hak negara ada batasnya yang tentunta dibatasi oleh hak-hak asasi
manusia.
2. Asas Persamaan Hak, bahwa semua warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dengan tidak ada
kecualinya (pasal 27 ayat 1 UUD 1945) pemerintah Indonesia tidak dapat
membedakan sesama WNI (warga negara asli maupun keturunan asing)
sebaliknya warga negara keturunan asing yang pada umumnya
mempunyai kedudukan sosial dan ekonomi lebih baik daripada warga
negara asli dituntut agar WNI keutrunan asing bersikap lebih luwes dan
loyal serta memiliki desikasi yang pantas terhadap bangsa dan negara
Indonesia.
3. Asas Kebebasan, Asas ini khusus diberikan kepada amninstrasi negara.
Arti asas ini hádala bahwa lepada administrasi negara diberikan kebebasan
untk atas inisiatif sendiri menyelesaikan masalah-masalah yang tikbul
dalam masyarakat secara cepat, tepat dan bermanfaat untuk kepentingan
umum, tanpa menunggu perintah terlebih dahulu dari UU yang disebabkan
UU nya Belem ada atau tidak jelas mengatur masalah tersebut.
Asas ini merupakan asas yang tertulis (pasal 22 ayat 1 UUD 1945) yang
isinya hádala: dalam kepentingan yang memaksa, Presiden berhak
menetapkan PP sebagai pengganti UU, pasal ini merupakan proses
pengerogotan, yaitu kekuasaan legislatif digerogoti oleh kekuasaan
eksekutif (presiden), sehingga supremasi badan legislatif beralih kepada
badan eksekutif.
Asas Nasionalisme
Asas nasinalisme dalam hukum agraria dipengaruhi oleh sebagian besar negara-
negara di dunia. Tanah hanya disediakan untuk warga negara dari negara-negara tersebut.
Asas ini di Indonesia tercakup dalam UUPA (No.5/1960)
Pasal 21 Ayat 1 : “Hanya WNI dapat mempunyai hak milik”
Hak milik merupakan hak turun temurun terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai oleh
oarang atas tanah. WNA dengan jalan apapun tidak dapat menguasai tanah Indonesia
dengan hak milik.
Asas Domein Negara (Domein Verklaring, Pasal 1 Agrarisch Besluit, STB 1870-118);
untuk semua tanah yang tidak dibuktikan hak Eigendom-nya oleh orang, adalah domein
negara atau kepunyaan negara.
Negara berfungsi sebagai pemilik tanah yang boleh menjual tanah kepada siapa saja yang
memerlukannya.setelah berlakunya UUPA (UU No.5/1960) tanggal 24 September 1960
asas domein negara telah diganti dengan asas dikuasai negara (pasal 33 Ayat 3 UUD’45)
Asas Perlekatan
Kedudukan hukum benda-benda (rumah, pohon) bersatu dengan tanah. Asas perlekatan
ini sudah tidak berlaku dan diganti dengan asas pemisahan horisontal yang menjadi dasar
hukum agraria nasional.
Perbuatan hukum tata usa asifatnya dapat sepihak, dapat juga 2 pihak (perjanjian) yang
banyak dijumpai dalam hukum tata usaha adalah perbuatan yang sifatnya sepihak
(Kusumadi Pudjosewojo, Bab VI dan VII)
Dalam arti luas: peradilan administrasi negara adalah peradilan yang menyangkut
pejabat-pejabat dan instansi administrasi negara, baik yang bersifat “perkara-
perkara pidana dan perdata” dan “perkara adminstrasi murni”.