Anda di halaman 1dari 2

Tambahan dikit LO1

Istilah "aphthous" berasal dari kata Yunani "aphtha" yang berarti berarti membakar
atau mengalami ulserasi. Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) adalah salah satu kondisi mukosa
oral yang paling umum terjadi pada pasien. RAS ditandai dengan adanya ulkus berulang,
multipel, kecil, bulat, atau oval, dengan margin yang terbatas, tertutup oleh lapisan
pseudomembran berwanrna kuning atau abu-abu dan dikelilingi oleh halo eritematosa.

LO 3 Klasifikasi

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) secara klinis dibagi menjadi tiga varian yang
berbeda, sesuai dengan klasifikasi: Stanley (1972), Cooke (1969) dan Lehner (1968)
1. Minor Recurrent Aphthous Stomatitis (MiRAS)
Dikenal sebagai Mikulicz apththae, yang dinamai oleh Johann von Mikulicz's-Radecki
pada tahun 1898. Pravalensi MiRAS yaitu 75-85% dari semua lesi aphthous. Lesi muncul dalam
bentuk kelompok, ukurannya kurang dari 10 mm dan ditandai dengan adanya rasa yang sangat
menyakitkan, ditutupi dengan pseudomembran keabu-abuan dan dikelilingi oleh erythematous
berwarna merah terang. Lesi ini dapat sembuh dalam 10-14 hari rata-rata 12 hari tanpa
menimbulkan jaringan parut. Lesi dapat melibatkan setiap mukosa rongga mulut non keratin
terutama pada mukosa bukal dan labial, dasar mulut dan ventral atau batas lidah dan tidak terjadi
pada gingiva berkeratin seperti langit-langit maupun dorsum lidah (Scully 2006). Daerah mukosa
labial adalah daerah yang paling umum.
2. Major Recurrent Aphthous Stomatitis (MjRAS)
Disebut juga sebagai Periadenitis Mucosa Necrotica Recurrence (PMNR) dan juga
dikenal sebagai Sutton’s disease, karena lesi ini pertama kali dijelaskan oleh Sutton pada tahun
1911 yang memperkenalkan istilah PMNR. Terjadi pada kira-kira 10% pasien RAS. Lesi ini
lebih besar dari 10 mm dan bersifat tunggal atau multipel, dan memiliki kecenderungan untuk
melibatkan mukosa yang menutupi kelenjar liur minor. Lesi biasanya dimulai setelah pubertas.
Berbentuk bulat atau oval dengan margin yang jelas, namun gejala prodromal yang lebih parah
pada lesi yang bertahan lebih lama biasanya lebih dalam dengan batas tidak beraturan, terasa
lebih menyakitkan dan memiliki kecenderungan terjadi pada bibir dan palatum mole di mana
lesi ini dapat menyebabkan disfagia. Lesi ulseratif cenderung sembuh perlahan dan bisa bertahan
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, dan meninggalkan jaringan parut setelah
penyembuhan.
3. Herpetiform aphthae (HuRAS)
Herpetiform aphthae (HuRAS) adalah bentuk ketiga dan memiliki pravalensi terjadi paling
sedikit yaitu 5-10% dari semua lesi RAS. Ditandai dengan adanya lesi multipel (5-100) dan
berukuran 1-3 mm. Bentuknya bulat, kecil, berkelompok dan terjadi di sepanjang mukosa mulut,
cenderung menyatu dan menghasilkan lebih banyak lesi. Secara klinis menyerupai penyakit
mulut ulseratif lainnya. Nyeri ulkus ini menyerupai lesi intra oral Herpes Simpleks maka nama
dinamai herpetiform. Luka sembuh tanpa pembentukan jaringan parut. Waktu penyembuhan lesi
terjadi sekitar 7-1 0 hari. HuRAS lebih sering terjadi pada wanita.

Sumber:

L Preeti, KT Magesh, K Rajkumar, and Raghavendhar Karthik. 2011. Recurrent


aphthous stomatitis. Department of Oral Pathology, SRM Dental College, Ramapuram, India
Department of Oral Pathology, SRM Dental College and Hospital, Kattankulathur, India. J Oral
Maxillofac Pathol. 2011 Sep-Dec; 15(3): 252–256. doi: 10.4103/0973-029X.86669

Nabiha Farasat Khan, Farkhanda Ghafoor and Ayyaz Ali Khan. 2006. Pathogenesis of
Recurrent Aphthous Stomatitis. Oral Health Sciences Sheikh Zayed Postgraduate Medical
Institute Lahore. Proceeding S.Z.P.G.M.I. vol: 20(2): pp. 113-118, 2006.

Anda mungkin juga menyukai