KONSEP LANSIA
Buku Saku 1
1. Perubahan-Perubahan Fisik
1) Sel
Sel menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan
berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati, serta
terjadi penurunan jumlah sel otak.
2) Sistem Persarafan
Sistem persarafan terjadi penurunan hubungan persarafan, berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak
tiap orang berkurang setiap harinya), saraf panca indra mengecil. Menjadikan penglihatan berkurang,
pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan
suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
3) Sistem Pendengaran
Terjadi gangguan pendengaran, hilangannya daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
65 tahun. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. Terjadi pengumpulan serumen,
dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Mengalami vertigo (perasaan tidak stabil seperti berputar
atau bergoyang).
4) Sistem Penglihatan
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.
Penurunan atau hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seorang sulit melihat dekat
yang mempengaruhi berkurangnya elastisitas lensa. Lapang pandang menurun luas pandang berkurang.
5) Sistem Kardiovaskular
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, terjadinya penurunan elastisitas dinding aorta, kemampuan
jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan
kontraksi dan volume menurun. Curah jantung menurun, kehilangan elastisitas pembuluh darah,
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
6) Sistem Pernapasan.
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas
residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang, kemampuan
kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia. Oksigen dalam arteri
menurun menjadi 75 mmHg.
7) Sistem Pencernaan.
Indera pengecap menurun, hilangnya sensitifitas saraf pengecapan dilidah terhadap rasa manis, asin,
asam, dan pahit, esophagus mengalami pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun,
mortilitas dan waktu pengosongan lambung menurun. Peristaltik melemah dan biasanya timbul
konstipasi
8) Sistem Reproduksi.
(1) Wanita
Payudara mengalami atrofi. Selain itu vulva juga mengalami atrofi.
(2) Pria
Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur.
Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun, asal kondisi kesehatannya baik, yaitu:
1. Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai lanjut usia.
2. Sebanyak ±75% pria usia di atas 65 tahun mengalami pembesaran prostat.
9) Sistem Genitourinaria.
Ginjal mengalami pengecilan nefron akibat atrofi membuat aliran darah ke ginjal menurun sampai
±50% sehingga fungsi tubulus berkurang, akibatnya, kemampuan konsentrasi urine menurun, berat
jenis urine menurun, proteinuria, BUN ( blood urea nitrogen) meningkat. Vesika urinaria terjadiotot
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni
meningkat.
10) Sistem Integumen.
Buku Saku 2
Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan lemak. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena
kehilangan proses keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis. Kelenjar
keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
11) Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilang densitas (cairan) dan semakin rapuh. Gangguan tulang, yakni mudah mengalami
demineralisasi. Kekakuan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan paha.
Insiden osteoporosis dan fraktur meningkat pada area tulang tersebut. Kartilago yang meliputi
permukaan sendi tulang penyangga rusak dan aus. Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan
terbatas, gangguan gaya berjalan, Kekakuan jaringan penghubung. Diskus intervertebralis menipis dan
menjadi pendek. Persendian membesar dan menjadi kaku. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan menjadi lamban, otot kram, dan menjadi
tremor. Komposisi otot berubah sepanjang waktu. Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan
proses menua. Otot polos tidak begitu berpengaruh.
2. Perubahan Mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental, antara lain :
1) Perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Kenangan (memori)
(1) Kenangan jangka panjang: berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa
perubahan.
(2) Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk.
7) IQ (Intelegency Quantion) Perubahan spiritual.
1.4 Teori Proses Menua
1.4.1 Teori Biologi
a. Teori “Genetic Clock”
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik didalam
nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya
maka, akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian
Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (2002) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan
antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error
catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab
terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik.
Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut
teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsional sel tersebut
b. Teori “Error”
Salah satu hipotesis yang yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis “Error
Castastrophe” (Darmojo dan Martono, 2002). Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh
menumpuknya berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut
akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel
secara perlahan.
c. Teori “Autoimun”
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat mengakibatkan
berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition). Jika
mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan
mengakibatkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel
asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan
makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo
dan Martono, 1999). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami
Buku Saku 3
penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel
patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,2002 dikutip dari Nuryati, 2005).
d. Teori “Free Radical”
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia.
Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen
(H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan
DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1999) yang dikutif dari Darmojo dan
Martono (2002) menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas,
sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati.
e. Wear &Tear Teori
Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak.
f. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan
melambatnya perbaikan sel jaringan.
Buku Saku 4
2. Nutrisi (Makanan)
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
3. Status Kesehatan
Pada saat orang mengalami proses penuaan akan terjadi suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri, mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
4. Pengalaman Hidup
Bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
5. Lingkungan
Faktor-faktor di dalam lingkungan dapat membawa perubahan proses penuaan. Faktor-faktor ini
diketahui dapat mempercepat penuaan, dampak dari lingkungan lebih merupakan dampak sekunder
dan bukan merupakan faktor utama dalam penuaan.
6. Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang bisa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan kelebihan usaha dan stress meyebabkan sel-sel tubuh telah
terpakai.
1.6 Masalah- Masalah Pada Lansia
Menurut Nugroho tahun 2008 masalah dan penyakit pada lanjut usia, antara lain:
1.6.1 Masalah Fisik Umum
1) Mudah jatuh
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Penyebabnya multi-faktor. Baik
faktor intrinsik maupun dari dalam diri lanjut usia.
2) Mudah lelah
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis (perasaan bosan, keletihan, atau depresi),
gangguan organis, misalnya: anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang, gangguan
pencernaan, kelinan metabolism, gangguan ginjal dengan uremia, gangguan faal hati, gangguan
sistem peredarah darah dan jantung.
1.6.2 Gangguan Kardiovaskuler
1) Nyeri Dada
Nyeri dada dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, aneruitsme aorta, radang selaput
jantung.
2) Sesak nafas pada kerja fisik
Sesak nafas pada kerja fisik dapat disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran
nafas, berat badan berlebih dan amenia.
3) Palpitasi
4) Edema kaki
1.6.3 Nyeri atau Ketidaknyamanan
Nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi pinggul, keluhan pusing, kesemutan pada anggota
badan.
1.6.4 Berat Badan Menurun
Berat badan menurun disebabkan oleh nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup,
adanya penyakit kronis, gangguan pada saluran pencernaan, faktor sosial ekonomi.
1.6.5 Gangguan Eliminasi
1) Inkontinensia atau ngompol
Inkontinensia atau ngompol disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul, kontraksi
abdomen pada kandung kemih, obat diuretik, radang kandung kemih, radang saluran kemih,
kelainan kontrol pada kandung kemih.
2) Inkontinesia alvi
Buku Saku 5
Inkontinesia alvi disebabkan oleh obat pencahar perut, gangguan saraf, keadaan diare, kelainan
pada usus besar, kelainan pada ujung saluran pencernaan, dan neurodiabetik.
1.6.6 Gangguan Ketajaman Pengelihatan.
Gangguan ketajamam pengelihatan disebabkan oleh presbiopi, kelianan lensa mata, kekeruhan pada
lensa, pupil konstritksi, tekanan dalam mata, retina terjadi degenerasi, radang saraf mata.
1.6.7 Gangguan Pendengaran.
Gangguan pendengaran disebabkan oleh kelianan degenerasi, ketulian pada lanjut usia, vertigo, dan
tinnitus.
1.6.8 Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada lansia disebabkan oleh:
1) Faktor eksternal (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang
2) Faktor intrinsic, baik organic maupun pesikogenik. Organic bergerak (akatisia), dan penyakit
tertentu yang membuat gelisah. Psikogenik, misalnya depresi, kecemasan, stress, iritabilitas, dan
marah yang tidak disalurkan.
1.6.9 Mudah Gatal
Mudah Gatal disebabkan oleh kelainan kulit dan penyakit sistemik.
Buku Saku 6
BAB 2
KONSEP NYERI SENDI
Buku Saku 7
bahkan ketakutan yang timbul secara berulang. Sebaliknya, apabila seseorang telah memiliki
pengalaman yang berulang akan rasa nyeri yang sejenis namun nyerinya telah dapat di tangani dengan
baik, maka hal tersebut akan memudahkannya untuk menginterprestasikan sensasi nyeri .
3) Keluarga dan Dukungan Sosial, orang nyeri terkadang bergantung kepada anggota keluarga yang lain
atau teman dekat untuk dukungan, bantuan, atau perlindungan. Meskipun nyeri masih terasa, tetapi
kehadiran keluarga atau teman terkadang dapat membuat pengalaman nyeri yang menyebabkan stres
berkurang .
2.1.3 Faktor Spiritual,
menjangkau antara agama dan mencakup pencarian aktif terhadap makna situasi di mana seseorang
menemukan dirinya sendiri. Penting bagi perawat untuk menunjukkan ekspresi kepada klien bahwa
mereka (klien) itu penting. Pertimbangkan akan adanya permintaan untuk konsultasi keagamaan
(dengan pendeta) dari klien dengan nyeri kronis. Pemberian intervensi yang direncanakan untuk
mengobati kedua aspek tersebut adalah hal penting dalam manajemen nyeri .
2.1.4 Faktor Psikologis
Kecemasan, tingkat dan kualitas nyeri yang diterima klien berhubungan dengan arti dari nyeri tersebut.
Hubungan antara nyeri dan kecemasan bersifat kompleks. Kecemasan terkadang meningkatkan persepsi
terhadap nyeri, tetapi nyeri juga menyebabkan perasaan cemas. Sulit untuk memisahkan dua perasaan
tersebut . Stimulus nyeri yang mengaktivasi bagian dari sistem emosi, terutama kecemasan. Sistem
limbik memproses reaksi emosional tehadap nyeri, apakah dirasa mengganggu atau berusaha untuk
mengurangi nyeri tersebut
Teknik Koping, mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk mengatasi nyeri. Nyeri dapat
meningkatkan ketidakmampuan, baik sebagian maupun keseluruhan atau total. Klien sering kali
menemukan berbagai cara untuk mengembangkan koping terhadap efek fisik dan psikologis nyeri.
Penting untuk memahami sumber-sumber koping klien selama ia mengalami nyeri. Sumber-sumber
seperti berkomunikasi dengan keluarga pendukung, melakukan latihan, atau menyanyi dapat digunakan
dalam rencana asuhan keperawatan dalam upaya mendukung klien dan mengurangi nyeri sampai tingkat
tertentu.
Buku Saku 8
dengan mengaktifkan sistem pengatur nyeri, disebut sistem analgesia. Neurotransmiter otak akan menjadi
reseptor dan jika diaktivasi, system saraf pusat tubuh tertekan, sehingga menurunkan persepsi nyeri. Ini
juga diperkirakan sebagai neurotransmitter dasar dan sama pentingnya seperti noradrenalin, serotin, dan
dopamine dalam fungsi otak (Voight, 2003). Pengalaman nyeri berbeda pada setiap individu. Beberapa
orang mempunyai toleransi tinggi terhadap nyeri dari pada yang lain. Jumlah endorphin yang dilepaskan
dalam aktivitas yang berbeda adalah berbeda pada setiap orang. Semakin banyak endorphin dalam tubuh,
nyeri yang dirasakan semakin berkurang (Voight, 2003)
Nyeri kronis sering terjadi pada lansia.D iperkirakan sekitar 80% lansia mengalami setidaknya satu
kondisi kronis yang dihubungkan dengan nyeri. Penyebabnya kemungkinan diketahui persisten atau
progresif (misalnya arthritis rematoid atau kanker), atau tidak diketahui atau sulit ditemukan.
Buku Saku 9
2.7 Skala Nyeri
Menurut National Institutes of health warren grant magnuson clinical center tahun 2003 dalam
jurnal penelitian Clinical imprortance of change in chronic pain intensity measure on an 11-poin
numerical pain rating scale menggukur nyeri dapat menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) yaitu :
Buku Saku 10
untuk jangka waktu yang singkat, salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat
menurunkan nyeri fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri.
7) Stimulus Kutaneus
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk menghilangkan nyeri. Masase, mandi air
hangat, kompres menggunakan kantong es dan stimulasi saraf elektrik subkutan (TENS) merupakan
langkah–langkah sederhana dalam upaya menurunkan persepsi nyeri. Cara ini menyebabkan pelepasan
endorfin sehingga memblok transisi stimulasi nyeri. Sentuhan dan masase merupakan teknik integrasi
sensori yang mempengaruhi aktivitas sistem saraf otonom.
8) Latihan Rentang Gerak Sendi
Lansia sering kali tidak bergerak sehingga dapat terjadi pengecilan anggota tubuh akibat tidak
digunakan (disuse atrophy), dan kekakuan sendi yang merupakan salah satu penyebab nyeri pada sendi.
Latihan rentang gerak sendi dapat meningkatkan fungsi sendi yang berkurang, melancarkan peredaran
darah sehingga dapat menurunkan nyeri persendian. Latihan gerak sendi dibagi menjadi 2 aktif dan
pasif, aktif adalah perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). sedangkan
gerak pasif adalah perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang
normal (klien pasif).
9) Pemberian Sensasi Hangat atau Dingin
Mengurangi nyeri dan memberikan kesembuhan. Pemilihan antara intervensi pemberian sensasi hangat
dan sensasi dingin bervariasi sesuai dengan kondisi klien (McCarberg dan O’connor, 2004 dalam Perry,
2009).
10) Mengurangi Persepsi Nyeri
Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman ialah membuang atau mencegah stimulasi
nyeri. Hal ini terutama penting bagi klien yang imobilisasi atau tidak mampu merasakan sensasi
ketidaknyamanan. Nyeri dapat dicegah dengan mengantisipasi kejadian yang menyakitkan.
2. Tindakan Farmakologis (Perry, 2009)
Beberapa agen farmakologis digunakan untuk menangani nyeri, meliputi :
1) Analgesik
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Ada beberapa jenis analgesik,
yaitu:
a. Non narkotik, misalnya Asitaminofen (paracetamol), asam asetilsalisilat (aspirin)
b. Obat antiinflamasi nonsteroid, misalnya ibuprofen, naproksen, indometasin, tolmetin, piroksikam,
ketorolak.
c. Analgesik narkotik atau opiat, misalnya meperidin, metilmorfin, morfin sulfat, fentanil, butofanol,
hidromorfon Hcl.
d. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik, mialnya amitriptilin, hidroksin, klorpromazin, diazepam.
2) Analgesik Dikontrol Pasien (ADP)
Klien menerima keuntungan, apabila ia mampu mengontrol terapi nyeri. Sistem pemberian obat ADP
ini merupakan metode yang aman untuk penatalaksanaan nyeri kanker, nyeri paska-operasi, dan nyeri
traumatik. Tujuan metode ini adalah mempertahankan kadar plasma analgesik yang konstan,
sehingga masalah pemberian dosis sesuai kebutuhan dihindari.
4) Analgesia Epidural
Analgesia epidural merupakan suatu bentuk anestesi lokal dan terapi yang efektif untuk menangani
nyeri paska-operasi akut, nyeri persalinan dan melahirkan, serta nyeri kronik khususnya yang
berhubungan dengan kanker. Analgesia ini memungkinkan pengontrolan atau pengurangan nyeri
Buku Saku 11
yang berat tanpa efek sedatif dari narkotik parenteral atau oral yang lebih serius. Keuntungan
analgesia ini adalah penghasil analgesia yang luar biasa, kejadian sedasi yang minimal, kerja durasi
yang panjang, tidak ada efek yang bermakna pada sensasi, dan efek pada tekanan darah dan denyut
jantung yang kecil.
Buku Saku 12
BAB 3
KONSEP SENAM LANSIA
3.1 Definisi
Senam lansia adalah serangkaian gerak yang dilakukan dengan yang teratur, terarah serta terencana
yang diikuti oleh orang lanjut usia denga tujuan meningkatkan kemampuan fungsional pada lansia
dengan adanya kemunduran fisik.
Senam merupakan suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara
sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani,
mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Menariknya olahraga senam
ini dikarenakan gerakan yang dilakukan diiringi dengan musik, membawa keceriaan dalam melakukan
gerakan, sehingga senam dapat dijadikan sarana untuk melepas kelelahan baik fisik maupun psikis selain
untuk meningkatkan kondisi fisik.
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti
oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam
lansia ini dirancang secara khusus untuk melatih bagian-bagian tubuh serta pinggang, kaki serta tangan
agar mendapatkan peregangan bagi para lansia, namun dengan gerakan yang tidak berlebihan. Senam
lansia dapat menjadi program kegiatan olahraga rutin yang dapat dilakukan di posyandu lansia atau di
rumah dalam lingkungan masyarakat. Senam lansia dilakukan dengan senang hati untuk memperoleh hasil
latihan yang lebih baik yaitu kebugaran tubuh dan kebugaran mental seperti lansia merasa berbahagia,
senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Buku Saku 13
pemberdayaan lansia, peningkatan integritas sosial dan budaya. Dampak jangka panjang dapat
meningkatkan keterpaduan dan kesetiakawanan.
Buku Saku 14
3.4 Gerakan Senam Lansia
1. GERAKAN PEMANASAN
LATIHAN 1.
GERAKAN Jalan ditempat
TUJUAN 1. Untuk memacu denyut jantung agar meningkat secara
perlahan untuk persiapan melakukan Olah Raga
2. Menaikan suhu badan
3. Menghilangkan kekakuan pada otot persendian
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
Jalan ditempat, Dimulai kaki kanan diangkat 20cm dari
lantai, ayunkan lengan ke kanan dan ke kiri secara
bergantian ke arah dagu, tangan setengah mengepal. Siku
kedua lengan membentuk sudut 900
LATIHAN 2
GERAKAN Kepala
TUJUAN 1. Melatih persendian dan otot leher ke arah depan ( Untuk
otot leher bagian belakang )
2. Melatih persendian dan otot leher ke samping ( Menoleh
dan memiringkan kepala ) untuk otot leher bagian
samping
SIKAP AWAL Jalan ditempat
PELAKSANAAN 6X8 hitungan, terdiri dari :
a. 2 x 8 hitungan pertama :
Hitungan. 1,3,5,7 : Jalan ditempat, tundukan kepala
Hitungan 2,4,6,8 : Jalan ditempat, Tegakkan kepala
a. 2 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1 dan 5 :Jalan ditempat, palingkan kepala ke kanan
Hitungan 3 dan 7 : Jalan ditempat, palingkan kepala ke samping kiri
Hitungan 2,4,6,8 : Jalan ditempat menghadap ke muka
Buku Saku 15
: 2 x 8 Hitungan ketiga :
Hitungan 1 dan 5 : Jalan ditempat , miringkan kepala ke
samping kanan
Hitungan 3 dan 7 : Jalan ditempat, miringkan kepala ke
samping kiri
Hitungan 2,4,6,8 : Jalan ditempat menghadap ke muka
LATIHAN 3
GERAKAN Angkat dan turunkan bahu
TUJUAN 1. Melatih dan melemaskan persendian otot bahu
2. Meluaskan gerak bahu
SIKAP AWAL Hitungan 8 ke tiga terakhir latihan ke 2
PELAKSANAAN 6 x 8 Hitungan terdiri dari :
1 x 8 hitungan pertama dan ketiga
Hitungan 1,3,5,7 : Jalan ditempat, dimulai kaki kanan bersamaan
angkat bahu kanan, siku lurus jarak siku satu kepal dari badan,
jari-jari dibuka rapat disamping badan dan tangan kiri rapat
disamping badan
Hitungan 2,4,6,8 : Jalan ditempat, turunkan bahu
Buku Saku 16
LATIHAN 4
GERAKAN Peregangan Otot
TUJUAN Meregangkan otot-otot lengan, bahu dan pinggung
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir Latihan 3
PELAKSANAAN 3 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1 : Buka kaki selebar bahu, bersama-sama
luruskan kedua lengan ke muka telapak tangan kiri ibu
jari bersilangan. Pandangan lurus ke depan.
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan
Hitungan 8 : Tarik kedua tangan di depan dada, telapak
tangan menghadap ke bawah
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1 : Angkat kedua tangan lurus diatas kepala
telapak tangan kiri, Ibu jari bersilangan kepala sedikit
ditundukkan kebawah. Pandangan ke bawah
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan
Hitungan 8 : Tarik kedua tangan di depan dada, telapak
tangan tenghadap ke bawah
1 x 8 Hitunga Ketiga :
Hitungan 1 : Turunkan kedua lengan lurus kebawah
telapak tangan kanan di muka telapak tangan kiri, ibu jari
bersilangan, Kepala sedikit diangkat ke atas. Pandangan ke
atas
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan
Hitungan 8 : Tarik kedua tangan lurus di samping badan
dengan jari-jari tangan rapat
LATIHAN 5
GERAKAN Memutar pinggang ke kanan dan kiri
TUJUAN Mereganggkan otot pinggung dan pinggang
SIKAP AWAL Hitungan 8 ketiga terakhir latihan 4.Posisi kedua tangan
lurus disamping badan dan jari-jari rapat
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan terdiri dari :
1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1 : Angkatkedua tangan keatas dengan posisi
kedua tangan lurus disamping telinga.Putar pinggang ke
arah kanan secara perlahan
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan Menahan.
Hitungan 8 : Tangan diturunkan lurus ke bawah
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1 : Angkat kedua tangan keatas dengan posisi
kedua tangan lurus disamping telinga. Putar pinggang ke
arah kiri secara perlahan.
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan.
Hitungan 8 : Tangan diturunkan lurus kebawah
Buku Saku 17
LATIHAN 6
GERAKAN Menekuk siku lengan kanan dan kiri
TUJUAN Meregangkan dan melenturkan otot-otot tangan, lengan
bahu, sisi tubuh, pinggang
SIKAP AWAL Hitungan 8 kedua terakhir latihan 5
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1 : Tekuk siku lengan kanan di muka dada
dengan telapak tangan memegang bahu kiri. Jari-jari rapat
dibelakang bahu dan telapak tangan kiri mendorong siku
lengan ke belakang.
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan
Hitungan 8 : Turunkan kedua tangan lurus di samping
badan
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1 Tekuk siku lengan kiri di muka dada dengan
telapak tangan memegang bahu kanan, jari-jari rapat di
belakang bahu dan telapak tangan kanan mendorong siku
lengan kiri ke belakang.
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan.
Hitungan 8 : Turunkan kedua tangan lurus disamping
badan
Buku Saku 18
LATIHAN 7
GERAKAN Meraba / menarik otot punggung
TUJUAN Melatih dan melemaskan otot punggung
SIKAP AWAL Hitungan 8 kedua terakhir Latihan 6
PELAKSANAAN 2 x 8 Hitungan, Terdiri dari :
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1 : Letakkan tangan kanan di
punggung sebelah kanan, raih keatas
sedapatnya
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan.
Hitungan 8 :Turunkan kedua tangan lurus
disamping badan
Hitungan 1 x 8 kedua :
Hitungan 1 : Letakkan tangan kiri di
punggung sebelah kiri, raih keatas sedapatnya.
Hitungan 2 s/d 7 : Gerakan menahan
Hitungan 8 : Rapatkan kaki dan turunkan
kedua tangan lurus disamping badan ( kembali
sikap sempurna ).
2. GERAKAN INTI
LATIHAN INTI 2
GERAKAN Tekuk kedua lengan tangan ke depan dada kemudian
rentangkan setinggi bahu disertai dengan membuka dan
menutup kepalan jari-jari tangan
TUJUAN Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot lengan, bahu dan
dada
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan,tekuk kedua lengan
tangan di depan dada dengan posisi tangan mengepal
menghadap ke dalam
PELAKSANAAN 4 x 8 hitungan, Terdiri dari :
1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : jalan ditempat sambil rentangkan kedua
tangan kesamping badan secara bersamaan dengan posisi
jari-jari tangan terbuka lebar.
Hitungan 2,4,6,8 : jalan ditempat sambil menekuk kedua
lengan tangan di depan dada dengan posisi tangan mengepal
menghadap ke dalam
1 x 8 hitungan kedua :
Hitungan 1,3,5,7 : menggeserkan kaki satu langkah ke
kanan ( ditutup dengan kaki kiri ) dengan merentangkan
Buku Saku 19
kedua tangan ke samping badan, poisisi jari-jari tangan
dibuka lebar.
Hitungan 2,4,6,8 : Menggeserkan kaki satu langkah ke
kiri ( ditutup kaki kanan ) dengan menekuk kedua lengan
di depan dada dengan posisi tangan mengepal ke dalam
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung agar lebih giat dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas
Catatan : Gerakan kaki dimulai kaki kanan
LATIHAN INTI 3
GERAKAN Bahu dan kedua tangan diayunkan keatas sampai bertepuk di atas
kepala
TUJUAN Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot bahu
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, kaki rapat posisi tangan dan jari
rapat direntangkan di samping badan gengan posisi kedua jari-jari
tangn tertutup menghadap ke bawah
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari:
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : diam di tempat sambil tepukkan kedua tangan
keatas kepala dengan posisi jari tangan menutup rapat.
Hitungan 2,4,6 :diam di tempat turunkan kedua tangan posisi
direntangkan ke samping badan dengan jari tangan rapat ke bawah
Hitungan 8 : Turunkan kedua tangan dengan posisi merentang lurus
ke samping badan, kedua tangan jari mengepal keluar
Buku Saku 20
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1,3,5,7 : jalan di tempat bersamaan tepukkan kedua
tangandengan posisi jari-jari tangan dibuka lebar di depan badan
Hitungan 2,4,6 : Jalan di tempatbersamaan rentangkan kedua
tangan dengan posisi jari-jari mengepal menghadap di samping
badan
Hitungan 8 : Berhenti di tutup kaki kiri, kembali posisi
kedua tangan di rentangkanke samping badan dengan jari-
jari tangan rapat menghadap kebawah
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung agar lebih giat dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas
Catatan : Gerakan kaki dimulai kaki kanan
Buku Saku 21
LATIHAN INTI 4
GERAKAN Ayun lengan tangan dari samping badan ke dada depan
TUJUAN Menguatkan lengan atas
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, tekuk siku kedua tangan di
samping badan dengan posisi kedua jari menggenggam rapat menghadap
ke atas
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari:
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : Geserkan kaki kanan satu langkah ke kanan
ditutup kaki kiri ) bersama dorongkan kedua lengan tangan ke depan
dengan posisi jari-jari rapat diteku keatas
Hitungan 2,4,6,8 : Geserkan kaki kiri satu langkah ke arah kiri
(ditutup kaki kanan ) bersamaan tarik kedua lengan tangan kembali ke
samping badan dengan posisi jari-jari mengepal menghadap atas
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1,2,5,6 : geserkan kaki dua langkah ke arah kanan
(kanan satu langkah bersamaan kedua lengan tangan didorongkan
kedepan dengan posisi telapak kedua tangan ditekuk ke atas, jari-
jari rapat ) ditutup kiri satu langkahbersamaan tarik kedua lengan
kembali ke smping badan dengan posisi jari-jari kedua tangan
rapat mengepal menghadap atas. Kemudian kanan lagi satu
langkah ditutup kiri satu langkah, gerakan tangan tetap seperti
biasa.
Buku Saku 22
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung agar lebih giat dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas
Catatan : Gerakan kaki dimulai kaki kanan
LATIHAN INTI 5
GERAKAN Mengayun kedua lengan kesamping badan serta berjalan di
tempat
TUJUAN Memperluas ruang gerak sendi bahu dan pinggang serta
pergelangan kaki
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, posisi kedua tangan
menyembah di depan dada ( sikap kaki sempurna )
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari:
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : Buka lengan kanan ke samping kanan
lurus lebih tinggi sedikit dari lengan kiri posisi jari tangan
rapat ditekuk membentuk sudut90 derajat bersamaan
dengan itu kaki kanan dibuka selebarbahu dan kaki ujung
kanan disentuhkan ke lantai kemudian tarik kembali ke
posisi awal.
Hitungan 2,4,6,8 : Buka lengan kiri ke samping kiri lurus
lebih tinggi sedikit dari lengan kanan posisi jari kanan rapat
ditekuk membentuk sudut 90 derajat bersamaan dengan itu
kaki kiri dibukaselebar bahu dan ujung kaki kiri disentuhkan
ke lantai kemudian tarik kembali dan pada hityungan ke 8
terakhirsikap kembali sempurna
1 x 8 Hitungan kedua :
Hitungan 1 dan 5 : Jalan ditempat dengan mangangkat kaki kanan
ditutup kaki kiri
Hitungan 2 dan 6 : Tetap jalan di tempat, namun setelah hitungan
2 dan 6 (ditutup kaki kiri ) bersamaan angkat kedua tangan di
depan dada ( posisi tangan menyembah ) sebagai persiapan
untuk melakukan gerakan berikutnya
Hitungan 3,4,7,8 : Ulangi gerakan 1 x 8 hitungan pertama.
Buku Saku 23
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung agar lebih giat dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas
Catatan : Gerakan kaki dimulai kaki kanan
LATIHAN INTI 6
GERAKAN Mengayun kedua lengan kemuka paha serta berjalan ditempat dan
bertepuk tangan.
TUJUAN Memperluas ruang gerak sendi panggul, pergelangan kaki dan
menguatkan otot lengan
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, posisi kedua tangan didepan paha
dengan jari-jari tangan di depan paha dengan jari-jari tangan mengepal
menghadap ke atas
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari:
A. 1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : Ayun kedua lengan didepan badan
dengan posisi kedua tangan mengepal menghadap ke
atas,bersamaan dengan itu ujung kaki kanan di titikkan
lurus sedikit di depan kaki kiri kemudian diturunkan
kembali ke posisi awal.
Hitungan 2,4,6,8 : Posisi kedua tangan tetap, ujung kaki
kiri dititikkan lurus sedikit di depan kaki kanan
kemudian diturunkan dan pada hitungan ke 8 terakhir
kembali ke sikap sempurna.
B. 1 x 8 hitungan kedua :
Buku Saku 24
Hitungan 1 dan 5 :jalan ditempat sambil bertepuk tangan
di depan badab,hit 1 dan 6 ( ditutup kaki kiri ).
Hitungan 2 dan 6 : tetap jalan ditempat dan bertepuk
tangan namun setelah hitungan 2 dan 6 (ditutup kaki kiri )
bersamaan angkat kedua tangan di depan paha ( posisi
tangan mengepal dengan kepalan menghadap ke atas )
sebagai persiapan untuk lakukan gerakan berikutnya
Hitungan 3,4,7,8 : Ulangi gerkan 1 x8 hitungan pertama.
1 x 8 hitungan ketiga dan keempat, mengulangi gerakan 1
x 8 hitungan petama
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas.
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : Jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas\
Catatan : Gerak kaki dimulai kaki kaki kanan.
LATIHAN INTI 7.
Buku Saku 25
GERAKAN Angkat siku tangan, lengan dan kaki.
TUJUAN Menguatkan otot lengan atas dan kaki
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, ( sikap kaki
sempurna ) lengan kanan ditekuk dengan posisi jari-jari
tangan mengepal menghadap ke atas
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari:
A. 1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : Angkat kedua lengan setinggi bahu
ke samping badab dengan posisi jari tangan mengepal
menghadap ke bawah geserkan ujung kaki kanan
dititikkan lurus ke samping kanan kermudian tarik
kembali ke posisi awal
Hitungan 2,4,6,8 : Angkat kedua lengan dan siku
setinggi bahu kesamping badan dngan posisi telapak
tangan mengepal menghadap ke bawah, bersamaan
dengan itu geserkan ujung kaki kiri dititikkan lurus ke
samping kiri kemudian tarik kembali ke posisi awal.
B. 1 x 8 hitungan kedua :
Hitungan 8 terakhir 1 x 8 hitungan pertama posisi kedua jari-
jari tangan mengepal menghadap ke bawah.
Hitungan 1 dan 5 :angkat kaki kanan (ditutup kaki kiri )
kemudian dorongkan kaki kanan ke arah depan badan sambil
jalan di tempat ( ditutup dengan kaki kiri )
Hitungan 2 dan 6 : Tangan dan kaki tetap berjalan di tempat,
namun setelah 2 dan 6 ( ditutup kaki kiri ) bersamaan angkat
kedua lengan tangan ditekuk membentuk sudut 90 derajat di
sisi badan ( posisi tangan tetap mengepal menghadap ke atas)
sebagai persiapan melakukan gerakan berikutnya
Hitungan 3,4,7,8 : Ulangi gerkan 1 x8 hitungan pertama 1 x 8
hitungan ketiga dan keempat, mengulangi gerakan 1 x 8
hitungan pertama
Buku Saku 26
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas.
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung dalam rangka mempersiapkan
latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : Jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas\
Catatan : Gerak kaki dimulai kaki kaki kanan.
LATIHAN INTI 8
GERAKAN Mendorong tangan, mengangkat paha dan memutar pinggang
TUJUAN Menguatkan otot lengan atas , pinggang dan paha
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan, ( sikap kaki sempurna )
lengan kanan ditekuk membentuk sudut 90 derajat disamping
badan dengan posisi jari-jari tangan mengepal ke atas.
PELAKSANAAN Dilakukan 4 x 8 hitungan, terdiri dari :
A. 1 x 8 hitungan pertama :
Hitungan 1,3,5,7 : Titikkan ujung kaki kanan sedikit di
depan kaki kiri bersamaan itu dorongkan tangan
ke kiri serong ke kanan di depan badan kemudian
turunkan dan kembali ke posisi awal.
Hitungan 2,4,6,8 : Titikkan ujung kaki kiri sedikit di
depan kaki kanan bersamaan itu dorongkan tangan
ke kanan serong ke kiri di depan badan pada hit 8
terakhir kembali ke sikap sempurna.
Catatan : Tangan berlawanan dengan kaki.
Buku Saku 27
menghadap ke atas) sebagai persiapan
melakukan gerakan berikutnya
Hitungan 3,4,7,8 : Ulangi gerkan 1 x8 hitungan
pertama 1 x 8 hitungan ketiga dan keempat,
mengulangi gerakan 1 x 8 hitungan pertama
GERAKAN PERALIHAN
GERAKAN Jalan ditempat dan bernafas.
TUJUAN Untuk memacu denyut jantung dalam rangka
mempersiapkan latihan berikutnya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
Hitungan 1 s/d 4 : Jalan ditempat
Hitungan 5 s/d 8 : Ambil nafas\
Catatan : Gerak kaki dimulai kaki kaki kanan.
3. GERAKAN PENDINGINAN
LATIHAN 1
GERAKAN Peregangan dinamis dan statis.
TUJUAN Melenturkan otot-otot pinggang,punggung belakang,kaki
kiri dan lengan
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir gerakan peralihan dengan membuka
kaki selebar bahu
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1 : Membuka kaki kanan ke arah samping
kanan sambil meliuk badan ke samping
kanan
Hitungan 2 s/d 4 : Gerakan menahan
Hitungan 5 s/d 8 : Kembali kepada posisi semula secara
perlahan
1 x 8 Hitunga kedua :
Hitungan 1 : Meliukkan badan ke samping kiri
Hitungan 2 s/d 4 : Gerakan menahan
Hitungan 5 s/d 8 : Kembali kepada posisi semula secara perlahan
Buku Saku 28
LATIHAN 2
GERAKAN Memutar pinggang ke kanan dan ke kiri
TUJUAN Melemaskan otot pinggung dan pinggang
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir latihan 1.
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1 : Memutar pinggang ke kanan dengan posisi dua tangan di pinggang
Hitungan 2 s/d 4 : Gerakan menahan
Hitungan 5 s/d 8 : Kembali kepada posisi semula secara perlahan
LATIHAN 3
GERAKAN Wajah
TUJUAN Memperlambat proses penuaan
SIKAP AWAL Hitungan 8 terakhir latihan 2, sikap sempurna
PELAKSANAAN 6 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 Hitungan pertama dan kedua :
Hitungan 1 : Menutup MAta
Hitungan 2 s/d 7:Gerakan menahan
Hitungan 5 s/d 8 : Mata dibuka kembali
Buku Saku 29
Hitungan 2 s/d 4 : Gerakan menahan
Hitungan 5 : Menciutkan bibir dan bersiul
Hitungan 6 s/d 8 : Gerakan menahan
LATIHAN 4
GERAKAN Bernafas
TUJUAN Untuk mengembalikan kondisi fisik kepada keadaan semula dengan menghirup oksigen sebanyak-
banyaknya
SIKAP AWAL Sikap sempurna
Hitungan 8 terakhir latihan 1.
PELAKSANAAN 2 x 8 hitungan, terdiri dari :
1 x 8 Hitungan pertama :
Hitungan 1 s/d 4 : Geserkan kaki kanan ke arah kanan selebar bahu bersamaan
dengan itu angkat kedua tangan secara perlahan dengan posisi jari-jari rapat menghadap
kebawah dari muka ke arah belakang sampai posisi kedua tangan merentang lurus di
samping badan dengan jari-jari rapat menghadap atas.
Hitungan 5 s/d 8 :Turunkan kembali kedua tangan secara perlahan sampai kedua
tangan kembali disisi badan
1 x 8 hitungan kedua :
Hitungan 1 s/d 4 : Angkat kedua tangan secara perlahan dengan posisi jari-jari rapat menghadap
kebawah dari muka ke arah belakanga sampai posisi kedua tangan merentang lurus di samping badan
dengan jari-jari rapat menghadap atas
Hitungan 5 s/d 7 : Turunkan kembali kedua tangan secara perlahan sampai kedua tangan kembali
disisi badan
Hitungan 8 : Posisi kedua tangan sudah disamping badan kemudian rapatkan kaki kanan ke
samping kiri.
Buku Saku 30
BAB 4
KONSEP KOMPRES HANGAT
Buku Saku 31
Perlu diketahui bahwa apabila suhu yang diaplikasikan terlalu tinggi akan menimbulkan rasa tidak nyaman
dan kurang memberikan efek penurunan nyeri pada klien. Untuk itu, suhu perlu diatur yaitu sekitar 52 C
pada dewasa normal, 40-46 c pada klien dewasa tidak sadar
Buku Saku 32
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’rifatul. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Darmojo, R. Boedhi. (2006). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI.
Efendi & Makhfudli. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz A. (2006). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta Salemba Medika
Kenworthy, Snowley, Gilling. (2004). Common Foundation Studies in Nursing, Third Edition, Churchill
Livingstone, USA
Kusyati, (2006). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Kesehatan : Teknik Mengatasi Nyeri , Jakarta :
EGC.
McKenzie, James F. (2006). Kesehatan Masyarakat: Suatu Pengantar, Ed.4. Jakarta: EGC.
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Maryam, (2008). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatanya. Jakarta: Salemba Medika.
Martono, (2009). Buku Ajar Boedhi – Darmojo Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mutttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta: Salemba Medika.
Perry, Potter. (2005). Buku ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Perry, Potter. (2009). Buku ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Edisi 7. Jakarta :
EGC.
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Buku Saku 33
Suroto, (2004). Buku Pegangan Kuliah, Pengertian Senam, Manfaat Senam Dan Urutan Gerakan.
Semarang: Unit Pelaksanaan Teknis Mata Kuliah Umum Olahraga Universitas Diponegoro.
Sub Dinas Bina Kesehatan Keluarga. Senam Usia Lanjut. Dinas Kesehatan Daerah Propinsi Daerah
Tingkat 1 Jawa Timur.
Voight, (2003). Techniques in musculoskeletal rehabilitation. McGraw-Hill, Medical Pub. Division Walsh,
Linda (2008) Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC
Buku Saku 34