Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen pengampuh:
Galih Adi Pramana, M. Farm., Apt.
Kelompok 3 (A1) :
Aliyah Nia Fauziah Daud (1820353872)
Amelia Wulandari (1820353873)
c. Tata Ruang
Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan
pengawasan perbekalan farmasi, diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang sebagai
berikut:
1) Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, gudang perlu ditata sebagai berikut :
a) Gudang menggunakan sistem satu lantai, jangan menggunakan sekat-sekat
karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika digunakan sekat, perhatikan
posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
b) Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran perbekalan farmasi, ruang
gedung dapat ditata berdasarkan sistem arus garis lurus, arus U, atau arus L.
2) Sirkulasi udara yang baik
Salah satu faktor penting dalam merancang bangunan gudang adalah sirkulasi
udara yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik akan
memaksimalkan umur hidup dari perbekalan farmasi sekaligus bermanfaat dalam
memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja. Idealnya dalam gudang terdapat
AC, namun biayanya akan mahal untuk ruang gudang yang luas. Alternatif lain
adalah menggunakan kipas angin, apabila kipas angin belum cukup maka ventilasi
melalui atap
3) Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan menggunakan pallet akan dapat meningkatkan
sirkulasi udara dan perputaran stok perbekalan farmasi.
a) Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
b) Peningkatan efisiensi penangan stok
c) Dapat menampung perbekalan farmasi lebih banyak
d) Pallet lebih murah daripada rak
4) Kondisi penyimpanan khusus
a) Vaksin memerlukan cold chain khusus dan harus dilindungi dari kemungkinan
putusnya aliran listrik
b) Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus dan
selalu terkunci
c) Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam
ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bagunan khusus terpisah dari
gudanginduk
5) Pencegahan Kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan mudah terbakar, seperti dus,
karton, dll. Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah
dijangkau dan dalam jumlah yang cukup. Tabung pemadam kebakaran agar
diperiksa secara berkala, untuk memastikan masih berfungsi atau tidak.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penyimpanan obat ialah untuk
memastikan obat berada dalam keadaan aman dan menghindari kemungkinan rusak.
Karena itu penyimpanan harus diatur agar tercapai tujuan tersebut dengan cara:
a. Mendesain struktur fisik gudang
b. Terdapat organisasi pengelola gudang
c. Memiliki prosedur pengeluaran obat dari gudang
d. Pengaturan efisiensi kerja gudang
e. Penyimpanan dan pengontrolan persediaan di unit-unit RS
f. Mengetahui keperluan (jumlah dan jenis obat) untuk setiap unit
g. Adanya penanganan khusus untuk obat yang stabilitasnya dipengaruhi suhu
Dalam menentukan struktur fisik gudang terdapat dua hal yang harus diperhatikan
yaitu jalur distribusi obat dan seleksi letak gudang dalam suatu instalasi rumah sakit.
Adapun jalur distibusi yang diperhatikan ialah jumlah dan penyebaran unit, jumlah
dan kapasitas fasilitas unit manajemen di tiap unit. Sedangkan untuk tata letak gudang
ialah letak gudang memudahkan distribusi obat dari gudang ke unit-unit lain, jarak
antara gudang dan unit-unit di RS, drainage serta ukuran ruangan yang memadai dan
aman.
Sarat desain gudang yang baik ialah jika pemindahan barang dapat dilakukan
dengan mudah, sirkulasi udara baik, lantai mudah dibersihkan, menempatkan obat
menurut kelas terapi, indikasi klinik, jenis pelayanan atau menurut abjad, obat
ditempatkan pada rak (menghemat tempat dan sirkulasi udara), tempat penyimpanan
khusus untuk bahan mudah terbakar, dilengkapi pemadam kebakaran dan sebaiknya
ada penjaga malam untuk menghindari pencurian obat.
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasi stock agar memudahkan pencarian obat
yaitu berdasarkan :
a. Kategori terapetik/farmakologi
b. Indikasi klinik
c. Alfabetis
d. Bentuk Dosis
e. Random bin
f. Penggunaan
g. Kode komoditas
Barang yang datang lebih dulu harus dikeluarkan lebih dulu (metode FIFO) dan
obat dengan expired date lebih dekat harus dikeluarkan terlebih dulu walaupun obat
tersebut datang terakhir.
Adapun daerah penyimpanan obat dalam gudang dibagi menjadi lima yaitu
penyimpanan pada suhu kamar tak terkontrol, penyimpanan pada suhu kamar dengan
terkunci untuk produk narkotika dan psikotropika, dan penyimpanan untuk barang
yang mudah terbakar. Untuk memudahkan petugas dalam mengambil persediaan obat
digudang maka sebaiknya stok obat dalam gudang disusun berdasarkan aturan/urutan
tertentu seperti kategori terapetik, indikasi klinik, alfabetis, bentuk dosis, random bin,
penggunaan, maupun berdasarkan kode komoditas.
Setelah diperoleh gudang yang dikehendaki maka seluruh barang yang disimpan
harus dikelompokan dengan memperhatikan hal berikut:
Kelompok/jenis barang
1) Barang mempunyai fungsi sejenis
2) Sifat fisik seperti padat atau cair
3) Kondisi yang diperlukan untuk menjaga kualitas barang yang memerlukan
pendinginan selama penyimpanan atau yang mudah terbakar
4) Supplyer yang sama
Tiap kelompok dibedakan menjadi
1) Ukurannya berat atau bervolume besar
2) Tingkat pemakaian baru atau fast moving, moderat atau slow moving
3) Kemudian dari masing-masing kelompok baru disimpan berdasarkan abjad
4) Lebih ekonomis apabila barang, fast moving, berat, dan voluminous diletakkan
didekat pintu
3. Menurut Permenkes No. 3 tahun 2015 yang notabene merupakan regulasi terbaru,
yakni pasal 25 dan 26. Dalam Pasal 25 ayat 1 disebutkan bahwa tempat
penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat berupa
gudang, ruangan, atau lemari khusus. Dalam Pasal 26 ayat 2 disebutkan bahwa
ruang khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a) Dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang kuat.
b) Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan jeruji besi
c) Mempunyai satu pintu dengan 2 (dua) buah kunci yang berbeda.
d) Kunci ruang khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang
ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
e) Tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk.
Lemari Narkotika
1) Obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA)
2) Elektrolit konsentrasi tinggi (misalnya kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih
pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0,9%, dan magnesium sulfat
=50% atau lebih pekat).
3) Obat-Obat sitostatika.
High Alert Medications atau obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obatan
yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan/menimbulkan adanya
komplikasi/membahayakan pasien secara signifikan jika terdapat kesalahan
penggunaan (dosis, interval, dan pemilihannya) dan pengelolaan yang kurang tepat.
c). Jika menggunakan dispensing cabinet untuk menyimpan high alert medications,
berikanlah pesan pengingat di tutup cabinet agar pengasuh/ perawat pasien
menjadi waspada dan berhati-hati dengan high alert medications. Setiap kotak/
tempat yang berisi high alert medications harus diberi label.
d). High alert medications harus diberikan label yang jelas dengan menggunakan
huruf/tulisan yang berbeda dengan sekitarnya.
a. Obat-obat High alert disimpan di instalasi farmasi dengan diberi label yang
bertuliskan ”HIGH ALERT” di setiap kemasan obat dan dipisahkan dari obat lain
ditempatkan di dalam lemari/wadah dan diberi garis berwarna merah bertuliskan
“Hati-hati high alert medication”.
b. Obat-obat high alert golongan elektrolit pekat atau elektrolit konsentrasi tinggi
yang di simpan di unit perawatan pasien harus dilengkapi dengan peringatan garis
merah bertuliskan “hati-hati high alert medication”, harus di beri label yang jelas
yaitu stiker merah berbentuk oval bertuliskan HIGH ALERT berwarna putih dan di
simpan pada area yang di batasi ketat untuk mencegah penatalaksanaan yang
kurang hati- hati.
c. Obat-obatan high alert selain golongan elektrolit konsentrat pekat dan obat
NORUM dapat disimpan di unit perawatan dan di simpan di lokasi dengan akses
terbatas bagi petugas yang di beri wewenang.
1. Tidak menyimpan obat lasa secara alfabet. Letakkan di tempat terpisah, misalnya
tempat obat fast moving.
2. Tempat obat diberi label khusus dengan huruf cetak, warna jelas dan label cetakan.
Berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
3. Resep harus menyertakan semua elemen yang diperlukan, misalnya nama obat,
kekuatan dosis, bentuk sediaan, frekuensi, dll.
4. Cocokkan indikasi resep dengan kondisi medis pasien sebelum dispensing atau
administering.
5. Melakukan double check, minimal oleh 2 orang petugas yang berbeda pada setiap
melakukan dispensing obat. Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label
obat dengan membandingkan label pada resep.
6. Sewaktu penyerahan, tunjukkan obat sambil diberikan informasi, supaya pasien
mengetahui wujud obatnya dan untuk mereview indikasinya.
Contoh Obat Sound Alike:
1. KASUS
Penggunaan Obat
Sisa Harga Satuan
Nama Obat Satuan Bulan Bulan Bulan ke
stok (Rp)
ke1 ke 2 3
MYCO Z ZALF 10G TUBE 10 11 16 9 668
NOPRENIA 2 MG TAB TABLET 211 150 165 49 20
NOROID CREAM 80ML TUBE 4 10 2 3 990
NOROID LOTION 200ML BOTOL 8 2 3 5 1188
NOVALGIN SYR BOTOL 33 23 38 4 424
OMEPRAZOLE CAP CAPSUL 2154 2450 2279 387 330
OREZINC SYR BOTOL 43 21 27 11 282
OXOFERIN SOL FLES 52 27 22 6 810
PRAXION FORTE SYRUP BOTOL 42 52 43 8 264
PREDNICORT 4 MG TAB TABLET 408 418 307 42 54
PRONTOSAN WOUND
GEL BOTOL 5 4 3 2 2299
PROPEPSA 500MG/5ML
SYRUP BOTOL 112 98 94 10 517
RYVEL DROP 10MG/ML BOTOL 49 25 41 11 467
RYVEL SYRUP 5MG/ML BOTOL 36 28 28 13 467
SAGESTAM CREAM
10GR TUBE 32 33 22 10 124
SANMOL 120MG/5ML
SYR BOTOL 64 67 101 14 118
SANOSKIN MELLADERM
TUBE 9 6 7 2 1668
PLUS GEL 20G
SCABIMITE 30G TUBE 2 6 19 6 688
SEVOFLURANE BAXTER
250 ML BOTOL 8 6.32 4.6 2 2.227,5
SPORETIK 100MG/5ML
SYRUP BOTOL 51 64 95 10 851
STERIMAR NASAL BABY FLES 13 11 1 5 1233
TELFAST OD 120 TABLET TABLET 137 89 83 37 14
TEMPRA FORTE
250MG/5ML SYR 60 ML FLES 18 25 25 9 358
1. Dari data penggunaan obat diatas kelompokkan yang termasuk hight allert medication
berikan alasannya
2. Bagaimana penyimpanan dan penataan obat-obat diatas berikan ilustrasi bagaimana
penyimpanan dan penataan
PENYELESAIAN
1. Obat-obat yang termasuk hight allert medication
Anti Infeksi
Saluran Napas
Suplemen
Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1197/Menkes/SK.X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien.
Siregar, Ch.J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Terapan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. EGC.
Suprastiwi, E., 2005, “Penggunaan Karbamid Peroksida sebagai Bahan Pemutih Gigi”, Ind. J.
Dentistry, 12(3): 139-145