Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sujarto (dalam Rendy, 2014) Kota baru mandiri merupakan area bermukim terpadu
yang mampu menyediakan infrastruktur dengan kualifikasi setara kota. Adapun infrastruktur
tersebut ditunjukkan melalui penyediaan lima unsur permukiman kota, meliputi unsur wisma,
karya, marga, suka, dan penyempurna. Menurut P.S Harvey (dalam Zubair, 2005) Kota yang
direncanakan untuk bisa mandiri dengan ukuran luas yang relatif kecil dalam komonitas yang
seimbang adalah kota baru. Pengertian mandiri yang dimaksud adalah Fasilitas kota yang
direncanakan mempunyai peluang pekerjaan yang mencukupi, fasilitas perdagangan, kesehatan,
pendidikan dan sebagainya terletak dalam jarak yang relatif dekat sehingga mudah dijangkau, Kota
baru dapat memberikan suasana lingkungan kehidupan yang kondusif untuk komunitas/
masyarakat kota tersebut. Pengertian seimbang mempunyai arti bukan saja keseimbangan
kesempatan kerja, penduduk, industri, perdagangan, rekreasi dan fasilitas hunian, tetapi juga
mengandung pengertian seimbang dalam kelompok umur, pendapatan, pekerjaan, etnik, serta
komposisi klas/status sosial masyarakat.
Kabupaten Donggala dengan wilayah seluas 5.275,69 kilometer persegi terbagi menjadi 16
kecamatan dimana Kecamatan Rio Pakava merupakan kecamatan terluas (872,16 km2) sedangkan
kecamatan dengan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Banawa Tengah yang hanya memiliki
luas 74,64 km2. Secara administratif Kabupaten Donggala terdiri dari 16 kecamatan dan 167
desa/kelurahan. Kecamatan yang me-miliki desa terbanyak adalah Kecamatan Banawa Selatan,
yaitu sebanyak 19 desa, sedangkan yang paling sedikit adalah Kecamatan Banawa dan Sojol Utara
yang masing-masing memiliki 5 desa.
Berdasarkan RTRW, dengan melihat dari Rencana struktur ruang yang masuk di Pusat
Pelayanan Kawasan yang terdapat di Kelurahan Wani II tepatnya di Kecamatan Tanantovea.
Melihat dari rencana struktur ruang yang ada di Kabupaten Donggala, rencana pengembangan
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang ada di Wani tepatnya di Kecamatan Tanantovea. Kondisi
eksisting maka yang menjadi fokus penelitian di Kawasan studi berada di kawasan yaitu Desa
Wani I, Desa Wani II, Desa Wani III dan Desa Wani Lumbumpetigo. Dengan luas keseluruhan
31,64 Km2 dan total jumlah penduduk di kawasan studi 6.694 Jiwa. Karakteristik Kawasan studi
yaitu wilayah pesisir dan juga terdapat pelabuhan. Pelabuhan Wani yang merupakan salah satu
pelabuhan laut yang berperan penting bagi lalu lintas transportasi laut untuk mobilitas penumpang
barang dan jasa dari atau Kota Palu – Kabupaten Donggala – Kabupaten Toli – toli dan Kabupaten
Buol. Berdasarkan kondisi eksisting pasca bencana Pelabuhan Wani terkena dampak paling parah
hampir semua rusak mulai dari akses jalan dan bangunan – bangunan hancur dihantam oleh
tsunami. Tetapi sekarang pelabuhan wani sudah kembali berjalan dengan normal walaupun
fasilitasnya masih belum diperbaiki. Yang menjadi faktor penunjang kawasan studi yaitu
lengkapnya sarana seperti sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana
perdagangan dan jasa, prasarana jaringan drainase, jaringan jalan, jaringan listrik, jaringan telepon,
dan prasarana air bersih. Potensi yang ada di Kawasan studi yaitu terdapat pelabuhan yang menjadi
pintu perdagangan di Kabupaten Donggala yang dapat meningkatkan perekonomian. Desa Wani
memiliki potensi lain yaitu sumber daya alam perikanan. Sedangkan permasalahan yang ada di
Kawasan studi yaitu belum optimalnya pelabuhan sebagai penunjang ekonomi masyarakat sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka terdapat permasalahan di Kawasan studi yaitu:
1. Bagaimana upaya mengoptimalkan pelabuhan untuk meningkatkan perekonomian di kawasan
studi ?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari kegiatan studio ini adalah untuk merencanakan dan merancang kota mandiri
waterfront berbasis green city yang dapat mengatasi masalah-masalah di kawasan studi dan dapat
memaksimalkan potensi yang ada sehingga akan mewujudkan kota yang mandiri, ekologi dan
dapat mensejahterakan masyarakatnya.

1.3.2 Sasaran

Adapun untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu dicapai beberapa sasaran sebagai berikut:

1. Menyusun konsep perencanaan dan perancangan kota.


2. Melaksanakan kegiatan lapangan dan memperoleh data-data yang dibutuhkan baik data
primer maupun data sekunder.
3. Merencanakan dan merancang Kota Mandiri Waterfront berbasis Green City.
4. Menyusun rencana anggaran biaya pembangunan Kota Mandiri Waterfront berbasis Green
City.
5. Merencanakan anggaran biaya pembangunan Kota Mandiri berbasis Green City.

1.4 Dasar Hukum

Adapun dasar hukum dalam perancangan Kota Mandiri berbasis Green City yaitu :
a) UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
b) UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
c) PERDA RTRW Kota Palu Tahun 2010 – 2030
d) Permen Perumahan RRI No. 10 Tahun 2014 Tentang Pedoman Mitigasi Bencana Alam
Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

1.5 Ruang Lingkup studi

1.5.1 Ruang Lingkup Substansi

a. Penetapan indikator sesuai tema dan konsep yang digunakan dalam penentuan lokasi.
b. Pemilihan lokasi yang tepat untuk tapak Kota Mandiri.
c. Karakter fisik dan nonfisik wilayah, arahan/kebijakan pemerintah, ciri/syarat Kota Mandiri dan
penerapan konsep Green City.
- Karakter fisik dan non fisik wilayah dapat dibedakan menjadi:
1. Aspek fisiografis meliputi:
a) Batas administrasi
b) Klimatologi
c) Kemiringan lereng
d) Hidrologi
e) Topografi
f) Rawan bencana
g) Penggunaan lahan
2. Aspek ekonomi meliputi:
a) PDRB kecamatan
b) Jenis kegiatan masyarakat (mata pencaharian).
c) Sektor basis
d) Sektor unggulan
3. Aspek sosial budaya meliputi:
a) Jumlah penduduk
b) Kepadatan penduduk
c) Jenis kelamin
d) Kegiatan sosial budaya
4. Aspek sarana dan prasarana meliputi:
a) Persebaran dan jumlah sarana dan prasaranadi wilayah studi
b) Kondisi sarana dan prasarana di wilayah studi
1. Penggunaan lahan dengan peruntukkan sebagai berikut:
a) Kawasan lindung
b) Kawasan budidaya
d. Penetapan indikator perencanaan dan perancangna Kota Mandiri berdasarkan karakter wilayah.
e. Manajemen pengembangan dan strategi pengelolaan kota mandiri
f. Desain tapak yang berisi perletakkan, sebaran, zonasi peruntukkan perumahan dan sarana dan
prasarana
g. Perhitungan rencana anggran pembangunan kota mandiri.

1.5.2 Ruang lingkup spasial

Desa Wani merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Tanantovea, Kabupaten
Donggala, Sulawesi Tengah dengan memiliki luas wilayah 31,64 km2 dan jumlah penduduk
sebanyak 6.694 jiwa. Berdasarkan posisi geografisnya Desa Wani berbatasan dengan:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Labuan


 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Parigi Moutong
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Palu
 Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Palu
1.6 Kerangka Pikir
Belum terpenuhinya prasarana TPS, infrastruktur jalan lingkungan yang rusak
ISU dan kurangnya ruang terbuka hijau serta potensi kawasan pelabuhan dan
sumber daya alam laut yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian.

Merancang kota mandiri berbasis Green City di Kawasan Studi Wani dengan
melihat potensi dan permasalahan yang ada sehingga dapat mewujudkan INPUT
TUJUAN
perancangan pembangunan kota.

fisik Analisis Non fisik


perancangan

Analisis Analisis Analisis Analisis daya Analisis Analisis Analisis Analisis Analisis
kebutuhan Tapak infrastruktur dukung lahan Perancangan Aktifitas Kependudukan
Ekonomi Sosial
ruang

Zoning Kawasan

Site Plan

3D Kawasan

Urban Design Guilines (UDGL)

Manajemen Pengelolaan

Manajemen Pembiayaan

Pembangunan Kota Mandiri Waterfront City berbasis Open Space di OUTPUT


Kawasan Studi Wani
1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari Latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup
studi, kerangka pikir dan sistematika penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari waterfront city, jenis dan fungsi, tahapan pembentukan area waterfront,
aspek dasar, elemen waterfront city, dan open space
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini terdiri dari Gambaran umum, kondisi geografis dan administrasi, prasarana dan
sarana, sosial
BAB IV INDIKATOR DAN KONSEP PERANCANGAN KAWASAN
Pada bab ini terdiri dari indikator dan konsep perancangan studio
BAB V DESAIN SURVEI
Pada bab ini terdiri dari Tahapan survei awal, tahapan survei lapangan, alat dan perlengkapan
survei, kebutuhan data, tahapan kompilasi data, metode analisis, tahapan penyajian hasil
analisis.
BAB VI MANAJEMEN KERJA
Pada bab ini terdiri dari Jadwal kegiatan, organisasi kerja, rencana anggaran, dan jadwal
pelaksanaan survei

Anda mungkin juga menyukai