Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

S
DENGAN MASALAH KESEHATAN DIABETES MELLITUS DI DUSUN
BENDO KECAMATAN IMOGIRI KELURAHAN WUKIRSARI
YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing: Maria Putri Sari Utami, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Ilham Hanif Fahrurrozi

(2720162961)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. S


DENGAN MASALAH KESEHATAN DIABETES MELLITUS DI DUSUN
BENDO KECAMATAN IMOGIRI KELURAHAN WUKIRSARI
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

Ilham Hanif Fahrurrozi

(2720162961)

Dengan ini sudah disetujui dan disahkan

Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Hari :

Tanggal :

Kepala Dusun Kepala Desa

(……………..………..) (…………………..…..)

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(……………..………..) (…………………..…..)

Direktur Akper Notokusumo Kepala Puskesmas Imogiri

(……………..………..) (…………………..…..)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya di dalam menyelesaikan laporan ini sesuai
waktu yang telah ditentukan, meskipun tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Kami berharap dengan terwujudnya makalah ini dapat dijadikan bahan
bacaan minimal bagi teman-teman dan diharapkan pula dapat menahan wawasan,
pengetahuan, dan menambah rasa tanggung jawab kami sebagai mahasiswa dan
mahasiswi di Akper Notokusumo Yogyakarta. Makalah ini berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Tn. S Dengan Masalah Kesehatan Diabetes
Mellitus di Dusun Bendo Kecamatan Imogiri Kelurahan Wukirsari Yogyakarta”.
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan keluarga.
Sekalipun laporan ini masih belum sempurna, namun untuk
mewujudkannya diupayakan secara maksimal, dengan harapan dapat memenuhi
persyaratan yang telah ditemukan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami mempersembahkan laporan
ini, semoga mendapat penilaian yang positif dan bermanfaat adanya kritik dan
saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan penulisan makalah
berikutnya.

Yogyakarta, 30 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II KONSEP DASAR KELUARGA


A. Definisi ............................................................................................... 3
B. Fungsi Keluarga .................................................................................. 3
C. Tipe dan Bentuk ................................................................................. 4
D. Tahap dan Perkembangan................................................................... 6
E. Struktur Keluarga ............................................................................... 9
F. Proses dan Strategi Koping .............................................................. 10
G. Keluarga Sebagai Koping ................................................................. 10
H. Proses Keluarga Dalam Pemberian Askep ....................................... 10
I. Pengkajian ........................................................................................ 12
J. Diagnosa dan Intervensi ................................................................... 16

BAB III KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Definisi ............................................................................................. 18
B. Etiologi ............................................................................................. 18
C. Manifestasi Klinis ............................................................................. 19
D. Patofisiologi ...................................................................................... 20
E. Pemeriksaan Pemeriksaan ................................................................ 21
F. Komplikasi ....................................................................................... 21
G. Penatalaksanaan ................................................................................ 21
H. Asuhan Keperawatan ........................................................................ 22

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................ 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif (ADA, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2003, prevalensi
diabetes mellitus di dunia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 194 juta dan
diprediksikan akan mencapai 333 juta jiwa tahun 2025. Setengah dari angka
tersebut terjadi di negara berkembang terutama di Indonesia. Di Asia
Tenggara terdapat 46 juta jiwa dan diprediksikan meningkat hingga 119 juta
jiwa. Kecenderungan prevalensi DM di Indonesia berdasarkan wawancara
tahun 2013 adalah 2,1%, lebih tinggi dibanding tahun 2007 (1,1%). Dua
provinsi, yaitu Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat terlihat ada
kecenderungan menurun, 31 provinsi lainnya menunjukkan kenaikan
prevalensi DM yang cukup berarti seperti Maluku (0,5% menjadi 2,1%),
Sulawesi Selatan (0,8% menjadi 3,4%), dan Nusa Tenggara Timur (1,2%
menjadi 3,3%) (Riskesdas, 2013).
Mengontrol kadar gula darah bagi penderita DM sangatlah penting dimana
dapat membantu menentukan penanganan medis yang tepat sehingga dapat
mengurangi risiko komplikasi yang berat dan membantu penderita
menyesuaikan atau mengatur pola makan, aktivitas fisik dan juga kebutuhan
kadar insulin untuk memperbaiki kadar gula darah sehari-hari. Sehingga
perlunya Keikutsertaaan anggota keluarga dalam merawat pasien DM
meliputi pengobatan, diet, latihan jasmani, dan pengisian waktu luang yang
positif bagi kesehatan keluarga merupakan bentuk peran aktif bagi
keberhasilan penatalaksanaan Diabetes melitus serta dapat mencegah
berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi (Benjamin, 2010).

1
Dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan
asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan Sistem Endokrin dengan
masalah utama: Diabetes Melitus di keluarga Tn. W khususnya pada Ny. W
di Dusun Bendo, Wukirsari, Imogiri, Bantul .

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan
keluarga sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan
keluarga dengan Diabetes melitus
b. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar penyakit Diabetes
Mellitus
c. Mahasiswa mempu melakukan pengkajian pada salah satu keluarga
diwilayah kerja puskesmas
d. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
e. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan
keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan
keluarga
g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dengan pendekatan pada
keluarga bina asuhan keperawatan keluarga

2
BAB II

KONSEP DASAR KELUARGA

A. Definisi
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan
hukum dan undang-undang perkawinan yang sah hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masin-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Efendi, 2018).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Friedman, 2018).

B. Fungsi
1. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi internal keluarga, untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan
cinta kasih serta saling menerima dan mendukung. Dengan terpenuhinya
fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan psikososial yang
utama, yaitu memberikan sifat-sifat kemanusiaan dalam diri mereka,
stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan menjalin hubungan
secara lebih akrab.
2. Fungsi Sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota
keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan dilingkungan sosial.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia

3
4. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang,
pangan, dan papan
5. Fungsi Keperawatan
Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan
kesehatan mempengaruhi asuhan keperawatan keluarga dan individu.
Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan :
a. Mengenal masalah
b. Mampu mengambil keputusan
c. Memberikan perawatan berdasarkan masalah
d. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
e. Memodifikasi lingkungan

C. Tipe dan Bentuk


Tipe dan bentuk keluarga menurut Sudiharto (2007) meliputi:
1. Secara tradisional
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak karena
dilahirkan (natural) maupun adopsi
b. Keluarga asal (family of origin)
Merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang yang
dilahirkan
c. Keluarga Besar (extended family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),
misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.
2. Secara modern
a. Tradisional nuclear
Keluarga inti yang di dalamnya terdapat sangsi-sangsi yang harus
dipatuhi oleh anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah

4
b. Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami atau istri yang tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya
c. Niddle age
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya
bekerja di rumah anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah
atau perkawinan
d. Dyadiac Nuclear
Suami atau istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak
yang kedua atau salah satunya bekerja di luar
e. Singgle parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya
dan anak-anak dapat tinggal di rumah atau di luar rumah
f. Dual carrer
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa adanya seorang
anak
g. Commer married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu
h. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendirian yang tidak adanya
keinginan untuk menikah
i. The generation
Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah
j. Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anaknya yang bersam-sama memfasilitasi
k. Group marriage
Suatu perumahan yang terdiri dari orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu menikah dengan
yang lainnya dan semua adalah orang tua dari anak-anak

5
l. Unmarried parent and child
Ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki adanya adopsi
m. Choibin couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal dalam satu rumah tetappi
pasangan tersebut tidak menikah
n. Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk dalam pasangan yang berjenis kelamin yang
sama.

D. Tahap dan Perkembangan


Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
1. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua).
2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi
berumur 30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran
anak pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut
pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua
baru. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

6
b. Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
3. Tahap III : Keluarga yang anak usia pra sekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
d. Meningkatkan komunikasi terbuka

7
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinanBerkomunikasi secara
terbuka antara orangtua dan anak-anak
6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong,
ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal
di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan
dari bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun
kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :

8
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
c. Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan “ Life Review”

E. Struktur Keluarga
Menurut Efendi (2009) struktur keluarga dibagi menjadi 5 yaitu sebagai
berikut:
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi ,dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu di susun melalui jalur
garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga,dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya adanya hubungan dengan suami atau istri .

9
F. Proses dan Strategi Koping
Menurut Friedman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat :
1. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
2. Koordinator atau menjadi pelayanan kesehatan dan perawatan keluarga
3. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan
4. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan

G. Keluarga Sebagai Pasien


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut Friedman
(2010) yang membagi keluarga ke dalam bidang kesehatan yang dapat
dilakukan, yaitu:
1. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang
mengalami masalah
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya
3. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggota
keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan dapat membantu
dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lain
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan

H. Proses Keluarga dalam Pemberian Askep


Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fiungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas tugas dalam bidang kesehatan yang perlu
dipahami dan dilakukan, yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

10
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan .
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan hipertensi.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan.keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena
keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-
sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat.

11
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan
dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

I. Pengkajian
1. Data umum
a. Identitas
Pada data ini yang perlu dikaji adalah tentang nama, usia, pendidi
kan, pekerjaan, alamat, dan genogram.
b. Komposisi keluarga
Dikaji tentang daftar anggota keluarga dan genogram.
c. Tipe keluarga
Pada tipe keluarga ini yang dikaji yaitu tentang jenis keluarga
beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe tersebut.
d. Suku bangsa
Kaji identifikasi budaya suku bangsa terebut.
e. Agama
Pada pengkajian ini yang perlu dikaji yaitu panutan keluarga tersebut
dan bagaimana keluarga tersebut menjalankan ibadahnya.
f. Status sosial ekonomi keluarga
Pada status sosial ekonomi yang dikaji yaitu tentang pekerjaan ,
tempat kerja, dan penghasilan setiap anggota yang sudah bekerja,
sumber penghasilan, berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap
anggota keluarga yang bekerja.
g. Aktivitas rekreasi kelurga
Dimana pengkajian ini berisi tentang kegiatan keluarga dalam
mengisi waktu luang dan kapan keluarga pergi bersama ketempat
rekreasi.

12
2. Riwayat dan perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga saat ini, dan
komunikasi antar keluarga tersebut, apaka ada pertengkaran ,
perdebatan dan sebagainya antar keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang berlaku yang belum terpenuhi
Pada tahap ini yang dikaji adalah tugas perkembangan keluarga saat
ini yg belum belum dilaksanakan secara optimal oleh keluarga.
c. Riwayat keluarga inti
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga inti, dan apa
latar belakang sebelum menjalani sebuah kelurga.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Pada tahap ini yang dikaji adalah bagaimana keaadan keluarga
sebelumnya, sampai keadaan sekarang.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Pada tahap ini yg dikaji adalah letak posisi rumah pada denah
perkampungan yg ditinggali keluarga dengan jelas.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Pada tahap ini yg dikaji adalah gambaran tentang rumah keluarga
dan apa yg dilakukan keluarga setiap harinya, misalnya berbaur
dengan tetangga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Pada tahap ini yg dikaji adalah letak daerah rumah keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga
Pada tahap ini yg dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga,
misalnya apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan
ibu-ibu rumah tangga lainnya ataupun kegiatan lainya.
e. Sistem pendukung keluarga
Pada tahap ini dikaji adalah tentang kesulitan keungan yang keluarga
dapat diatasi dengan dukungan keluarga.

13
4. Struktur keluarga
a. Pola-pola komunikasi keluarga menjelaskan komunikasi antar
anggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bhsa yang
digunakan, komunikasi secara langsung atau tidak, pesan
emosional(positif/negatif), frekuensi kualitas komunikasi yang
berlangsung.adakah hal – hal yang tertutup dalam keluarga dan
untuk didiskusikan.
b. Strukrur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam
pekerjaan tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
kedisiplinan anak – anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang
digunakan adalah membuat keputusan.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d. Struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai
norma yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
b. Fungsi sosialisasi
Mengkaji tentang otonomi setiap anggota dalam keluarga, saling
ketergantungan keluarga, yang bertanggung jawab dalam
membesarkan anak (Mubarok, 2012: 99). Fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar
rumah (Harnilawati, 2013: 09)

14
c. Fungsi perawatan kesehatan
Mengkaji tentang sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian , dan perlindungan terhadap anggota yang sakit(Mubarok,
2012: 99)
d. Fungsi reproduksi
Mengkaji tentang beberapa jumlah anak , merencanakan jumlah
anggota keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang
pangan dan papan.
6. Stres dan koping keluarga
a. Stesor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan
dalam waktu lebih dari 6 bulanStrategi koping yang digunakan.
b. Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stresor,
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stresor.
d. Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode
ini sama dengan pemerikasaan fisik di klinik.
b. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada

15
J. Diagnosa dan Intervensi
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakmampuan manajemen Setelah dilakukan pertemuan selama 3 Mengenal masalah hipertensi.
terapeutik keluarga berhubungan kali tatap muka diharapkan masalah Menjelaskan pada keluarga mengenai
dengan ketidakmampuan keluarga ketidakmampuan management hipertensi
merawat anggota keluarga yang terapeutik keluarga berhubungan 1. Mendiskusikan dengan keluarga
sakit dengan ketidakmampuan keluarga tentang hipertensi
merawat anggota keluarga yang sakit a. Diskusikan dengan keluarga
teratasi dengan kriteria hasil: keluarga tentang pengertian hipertensi
dan penderita mampu merawat b. Anjurkan keluarga untuk
anggota dengan masalah Hipertensi menyebutkan kembali tentang
pengertian
2. Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
a. Jelaskan kepada keluarga
tentang tanda dan gejala
hipertensi
b. Evaluasi penjelasan yang telah
diberikan
c. Berikan reinforcment positif
Mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah hipertensi
1. Mengambil keputusan untuk
menangani masalah hipertensi
2. Diskusikan dengan keluarga
bagaimana mengatasi hipertensi
untuk mengambil keputusan
selanjutnya

16
3. Beri pujian positif atas keputusan
yang diambil keluarga
Merawat keluarga dengan hipertensi
1. Gali pengetahuan keluarga dalam
mengatasi hipertensi
2. Diskusikan dengan keluarga cara
perawatan hipertensi
3. Motivasi keluarga untuk
mengungkapkan kembali apa yang
telah disampaikan
Mendemonstrasikan cara perawatan
hipertensi
1. Demonstrasikan cara perawatan
hipertensi
2. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan
3. Beri pujian atas upaya keluarga
dalam menilai keberhasilan yang
dilakukan
Memanfaatkan fasilitas kesehatan
1. Menjelaskan manfaat fasilitas
kesehatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi hipertensi

2 Ketidakefektifan pemeliharaan Setelah dilakukan pertemuan selama 3 Menjelaskan tentang hipertensi


kesehatan berhubungan dengan kali tatap muka diharapkan kurang 1. Diskusi dengan keluarga tentang
ketidaktahuan keluarga dalam pengetahuan tentang penyakit teratasi pengertian hipertensi
merawat anggota keluarga dengan dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan keluarga untuk

17
hipertensi Keluarga dan penderita tahu tentang menyebutkan kembali tentang
penyakit hipertensi dan dapat merawat pengertian
anggota keluarga yang terkena Penyebab hipertensi
hipertensi 1. Evaluasi penjelasan tentang
penyebab hipertensi
2. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang sudah
diberikan
Menyebutkan tanda dan gejala
hipertensi
1. Evaluasi penjelasan tentang tanda
dan gejala hipertensi
2. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang sudah
diberikan
3. Berikan pujian
Menjelaskan tentang pengobatan
dermatitis
1. Evaluasi penjelasan tentang tanda
dan gejala hipertensi
2. Motivasi kembali keluarga untuk
mengulang penjelasan yang
diberikan

18
BAB III

KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara adekuat. Kadar gula darah sepanjang hari
bervariasi, meningkatkan setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2
jam. Insulin adalah hormone yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Akibatnya, terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah
(hiperglikemia) (Irianto, 2015).

B. Etiologi
Etiologi dan faktor penyebab penyakit diabetes mellitus bersifat heterogen,
akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjadi peran utama
dalam mayoritas diabetes mellitus (Riyadi, 2011).
Adapun faktor-faktor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit diabetes
mellitus antara lain:
1. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai
dengan terjadinya kegagalan pada sel B melepas insulin.
2. Faktor lingkungan sekitar yang mampu mengubah funsi sel B, antara lain
agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih, obesitas dan
kehamilan.
3. Adanya gangguan sistem imunitas pada penderita atau gangguan sistem
imunologi
4. Adanya kelainan insulin
5. Pola hidup yang tidak sehat (Riyadi, 2011).

18
C. Manifestasi Klinik
Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan
tidak disadari oleh penderita, beberapa keluhan dan gejala yang perlu
mendapat perhatian adalah :
1. Keluhan Klasik
a. Banyak Kencing (Poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak
akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam
hari.
b. Banyak Minum (polidipsia)
Rasa haus amat sering dialami penderita karena banyaknya cairan
yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering
disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas
atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu
penderita banyak minum.
c. Banyak makan (polifagia)
Rasa lapar yang semakin besar sering timbul pada penderita Diabetes
Melitus karena pasien mengalami keseimbangan kalori negatif,
sehingga timbul rasa lapar yang sangat besar. Untuk menghilangkan
rasa lapar itu penderita banyak makan.
d. Penurunan Berat Badan dan Rasa Lemah
Penurunan berat badan yang berlangsung dalam relatif singkat harus
menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah yang hebat yang
menyebabkan penurunan prestasi dan lapangan olahraga juga
mencolok. Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat
masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga
terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga
menjadi kurus.

19
2. Keluhan Lain
a. Gangguan Saraf Tepi/Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di
waktu malam hari, sehingga menggangu tidur.
b. Gangguan Penglihatan
Pada fase awal diabetes sering dijumpai gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali
agar tetap dapat melihat dengan baik.
c. Gatal/Bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan dan
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah payudara. Sering
pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya.
Luka ini dapat timbul karena akibat hal yang sepele seperti luka lecet
karena sepatu atau tertusuk peniti.
d. Gangguan Ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah, tersembunyi karena sering
tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait
dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan
masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau kejantanan
seseorang.
e. Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering
ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang
dirasakan.

D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi glukosa
yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel
hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar
glukosa darah > 110 mg/dl). Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah
meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak

20
dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat
akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi sehingga pasien
banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka tubuh
kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi).
Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati membran sel,
maka pasien akan cepat lewat.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar glukosa
a. Gula Darah Sewaktu/random>200mg/dl
b. Gula Darah Puasa/nuchter>140mg/dl
c. Gula Darah 2 jam PP (post prandial)>200mg/dl
2. Aseton Plasma
3. As lemak bebas: peningkatan lipid dan kolestrol
4. Osmolaritas serum (>330 osm/1)
5. Urinalisis: proteinuria, ketonuria, glukosuria

F. Komplikasi
1. Komplikasi metabolik
a. Ketoasisdosis diabetic
b. HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
2. Komplikasi
a. Mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) dan neuropati
b. Makrovaskular (MCI, stroke, penyakit vaskula perifer)

G. Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus diabetes mellitus khususnya
penderita setelah menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk
tindakan perawatan jangka panjang.
1. Medis
Menurut Sugondo (2009) penatalaksanaan medis sebagai berikut:

21
a. Obat hiperglikemik oral
b. Insulin
c. Pembedahan
2. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009) dalam penatalaksanaan medis secara
keperawatan yaitu:
a. Diit
b. Latihan
c. Pemantauan
d. Terapi (jika diperlukan)
e. Pendidikan

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Riwayat
a. Informasi Umum:
1) Umur
2) Sex
3) BB/TB
b. Jika klien telah terdiagnosa
1) Gejala spesifik
2) Kapan gejalan tersebut muncul
3) Obat-obat diabetes: nama, berapa lama, cara penyuntikan RX.
Obat
4) Jenis stressor: pekerjaan, rumah atau keluarga, penyaakit lain
5) Jenis monitoring: darah, urin
6) Program latihan: jenis
c. Riwayat kesehatan dan masa lalu
d. Riwayat keluarga: DM, penyakit jantung, stroke, obesitas, riwayat
lahir mati, kelahiran, dengan bayi 9 bulan
e. Riwayat kesehatan saat ini:

22
1) Pandangan double kabur
2) “Cramp” kaki pada saat jalan dan saat istirahat tidak nyaman
3) Pada extrimitas terasa: baal, perubahan warna, dingin,
kesemutan, nyeri.
4) Jika terdapat diare: fekol inkontinensia, kapan terjadinya
5) Adakah masalah pemasukan
6) Adakah masalah pemasukan: urin tersisa di vesicaurinaria
menyebabkan rasa penuh yang aba
7) Concern klien dan keluarga: harapan dan kebutuhhan khusus

Laboratorium
a. Serum elektrolit (k dan Na)
b. Glukosa darah
c. BUN dan serum cretinin
d. Microalbuminuria
e. Glycosylated hemoglobin (HbA1c)
f. Nilai PH dan PCO2
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual,
peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
2. Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
1. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.

23
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut
kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat
dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
4. Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
(nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat
mentoleransinya melalui oral.
5. Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai
dengan indikasi.
6. Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat
kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka
rangsang, cemas, sakit kepala.
7. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
8. Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
9. Kolaborasi dengan ahli diet.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda
vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian
kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
2. Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
3. Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu
nafas
4. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran
mukosa
5. Pantau masukan dan pengeluaran
6. Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500
ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung

24
7. Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
8. Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema,
peningkatan BB, nadi tidak teratur
9. Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau
tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN,
Na, K)
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau
menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil : Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan
jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
1) Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan
discharge, frekuensi ganti balut.
2) Kaji tanda vital
3) Kaji adanya nyeri
4) Lakukan perawatan luka
5) Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
6) Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
d. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi
penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa
mengalami injury
Intervensi :
1) Hindarkan lantai yang licin.
2) Gunakan bed yang rendah.
3) Orientasikan klien dengan ruangan.
4) Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
5) Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif yang harus membutuhkan perawatan
jangka panjang, sehingga perlunya Keikutsertaaan anggota keluarga dalam
merawat pasien DM meliputi pengobatan, diet, latihan jasmani, dan pengisian
waktu luang yang positif bagi kesehatan keluarga merupakan bentuk peran
aktif bagi keberhasilan penatalaksanaan Diabetes melitus serta dapat
mencegah berbagai macam komplikasi yang dapat terjadi.
B. Saran
1. Diharapkan keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi di dalam
keluarga dan diharapkan keluarga mampu melakukan tindakan promotif
dan preventif
2. Diharapkan keluarga dapat berperan aktif dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan meliputi 5 fungsi keluarga : mengenal masalah kesehatan
keluarga, mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, memelihara
dan memodifikasi lingkungan yang sehat dan memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
3. Dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga hendaknya
memperhatikan aspek sosial, ekonomi, pendidikan dan pengetahuan
tentang tujuan yang direncanakan akan tercapai sesuatu dengan tingkat
aspek yang dimiliki keluarga melalui metode penyuluhan, penjelasan
maupun diskusi bersama.

26
4. Bagi keluarga
a. Lebih meningkatkan dukungan kepada responden dengan cara
merawat dengan penuh kasih sayang,meningkatkan pasien untuk
berorah raga,mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan oleh
pasien,memberikan kesempatan kepada responden untuk
menentukan tempat berobat yang diinginkannya,tidak membiarkan
responden memakan makanan apa saja yang disukainya yang tidak
cocok dengan diit pasien hipertensi,menyediakan makanan rendah
garam bagi responden
b. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dan
cara perawatan diri pasien hipertensi memlalui aktif mengikuti
penyuluhan yang dilakukan di puskesmas,artikel dan sumber bacaan
lain tetang hipertensi sehingga dengan pengetahuan yang baik
nantinya dapat menjelaskan kepada responden tentang bagaimana
melakukan selfcare yang baik,sehingga keluarga bisa mengingatkan
saat pasien luka.
5. Bagi Pasien
Selalu meningkatkan pengetahuan agar timbul suatu pemahaman bahwa
penyakit hipertensi adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tapi
dapat di kontrol dengan mulai hidup sehat sepanjang hidupnya
menjadikannya sebagai suatu keharusan yang tidak memberatkan.

27
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2015. Classification and Diagnosis of Diabetes


Care; Vol 38(Suppl. 1): S8-16

Benjamin, 2010.Derm Notes Dermatology Clinical I Pocket Guide. Philadelphia :


F.A. Davis Company. 98-100

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.


Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI 2013.

Effendi. 2018 Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Peraktek Dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Harnilawati, 2013. Pengantar ilmu keperawatan komunitas. Jakarta: Pustaka AS
Salam
Irianto, Koes. 2015. Memahami Berbagai Penyakit. Bandung: Alfabeta

Kemenkes RI. 2014. Studi Analisis Diabetes. Diakses http://www.depkes.go.id/


tanggal 30 Maret 2019.

Mubarok, W. I. 2010. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer dan Bare. 2008. Textbook Medical Surgical Nursing Vol. 2.


Philladelphia Linppincot William dan Wilkins

Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan


transkultural ; editor ; Esty Whayuningsih. Jakarta: EGC

Sugondo. 2009. Obesitas dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

Sujono, Riyadi. 2011. Buku Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Susanto, T. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.

28
29

Anda mungkin juga menyukai