Laporan Keamanan Bahan Pakan
Laporan Keamanan Bahan Pakan
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Sriwijaya
2
nutrisi yang diinginkan dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan
baik dan tepat. Keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh 3 faktor yakni
breeding (pemuliabiakan, bibit), feeding (pakan), dan management (tata laksana).
Pakan mempunyai peranan penting, karena pakan merupakan bagian terbesar
(70%) dari total biaya produksi. Pakan merupakan faktor penting dan strategis
dalam meningkatkan produksi dan produktivitas ternak, sehingga perlu dijaga
agar ketersediaan dan mutu pakan yang beredar terjamin. Dalam usaha peternakan
tidak akan terlepas dari ketersedian bahan baku pakan yang berkualitas baik untuk
menghasilkan pakan yang memiliki kualitas dan kuantitas baik. untuk
memperoleh pakan yang berkualitas baik, harus disusun dari bahan baku pakan
yang berkualitas baik juga. disinilah letak pentingnya pengetahuan tentang pakan
ternak, karena pengenalan dan pengujian bahan pakan menjadi sangat penting.
Evaluasi bahan pakan dapat dilakukan secara fisik, kimia dan biologis (Suarni,
2009).
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kebijakan dan keamanan pakan yang berjudul
kerpatan bahan pakan dan pengujian lama masa simpan bahan pakan adalah agar
mahasiswa dapat memahami pentingnya pengendalian mutu pakan tentang
kerapatan bahan pakan serta untuk mengetahui lama masa simpan dari bhan baku
pakan tersebut sehingga dapat mengetahui apakah bahan baku pakan tersebut
mengalami penurunan mutu pakan atau tidak.
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2 Universitas Sriwijaya
3
3 Universitas Sriwijaya
4
4 Universitas Sriwijaya
5
kering (Suarni, 2009). Tepung jagung hasil pemrosesan dengan metode basah
memiliki teksturhalus saat dipegang, sedangkan dengan metode kering memiliki
tekstur agak kasar saat dipegang. Tepung jagung dapat digunaka sebagai bahan
baku pakan ternak. Tepung jagung memiliki sifat fleksibel, hal ini dikarenakan
sebagaibahan baku berbagai produk pangan. Tepung jagung relatif mudah
diterima masyarakat, karena telah terbiasa menggunakan bahan tepung, seperti
halnya tepung beras dan terigu. Pemanfaatan tepung jagung komposit pada
berbagai bahan dasar pangan antara lain untuk kue basah, kue kering, mie kering,
dan roti-rotian. Tepung jagung komposit dapat mensubstitusi 30-40% terigu untuk
kue basah, 60-70% untuk kue kering, dan 10-15% untuk roti dan mie (Richanadan
Suarni, 2007).
5 Universitas Sriwijaya
6
amino lysinnya masih perlu disuplementasi dengan asam amino lysin sintetis di
samping metionin (Morrison, 2008).
6 Universitas Sriwijaya
7
2.6. Konsetrat
Konsentrat adalah makanan yang serat kasarnya rendah, banyak
mengandung BETN dan sangat mudah dicerna (Tillman dkk., 2012). Konsentrat
umumnya mengandung bahan kering dan zat-zat makanan seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin-vitamin. Pemberian konsentrat
tergantung pada mutu hijauan yang diberikan. Makin tinggi kualitas hijauan,
makin sedikit zat-zat makanan yang disuplai dari konsentrat (Morrison, 2008),
olehnya kenaikan produktifitas ternak kemungkinan hanya dapat dilakukan
dengan pemberian konsentrat yang bermutu tinggi. Konsentrat juga merupakan
suatu bahan pakan yang dipergunakan bersama bahan pakan lain untuk
meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan makanan dan dimaksudkan untuk
disatukan dan dicampur sebagai suplemen (pelengkap) atau pakan pelengkap.
Konsentrat terdiri dari campuran jagung, dedak halus, bungkil kelapa dan tepung
ikan. Kualitas pakan konsentratkomersial buatan pabrik berupa pellet memiliki
kandungan protein yang tinggi (Nisma dkk., 2012).
Konsentrat merupakan pakan dengan kandungan serat kasar relatif rendah
dan mudah untuk dicerna. Konsentrat berfungsi untuk dapat meningkatkan dan
memperkaya nilai nutrisi dalam bahan pakan lainyang nilai nutrisinya rendah
(Retnani et al., 2015). Konsentrat adalah pakan yang dapat berfungsi sebagai
sumber protein atau sumber energy serta dapat juga mengandun gzat pakan
pelengkap (feed supplement) atau pakan imbuhan (feed additive). Soetisno (2009)
menjelaskan lebih lanjut bahwa konsentrat berfungsi untuk mencukupi kebutuhan
protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan.
Kandungan serat dalam konsentrat yaitu kurang dari 18% dan kandungan TDN
lebih dari 60%. Konsentrat dapat diberikan sapi perah laktasi sebanyak 50% dari
tampilan produksi susunya (Kesya, 2011). Perbandingan pemberian hijauan dan
konsentrat untuk sapi perah laktasi agar tercapai produksi susu yang tinggi dengan
7 Universitas Sriwijaya
8
tetap mempertahankan kandungan lemak susunya yaitu dengan rasio hijauan 60%
dan konsentrat 40%. Akan tetapi, apabila kualitas hijauan rendah maka
rasiopemberian hijauan dapat bergeser atau diturunkan, sedangkan rasio
pemberian konsentrat ditambahkan (Rasyaf, 2001).
2.7. Dedak
Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Jadi dedak
merupakan hasil ikutan beras yang telah melalui beberapa proses. Banyaknya
dedak padi yang dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 14.44%
dedak kasar, 26.99% dedak halus, 3% bekatul dan 1 -17% menir dapat dihasilkan
dari berat gabah kering. Dedak padi cukup disenangi ternak. Pemakaian bahan
baku pakan dedak padi dalam pakan ternak umumnya sampai 25% dari campuran
konsentrat. Walaupun tidak mengandung zat antinutrisi, pembatasan dilakukan
karena penggunan bahan baku pakan dedak padi dalam jumlah yang besar di
dalam pakan ternak dapat menyebabkan susahnya pengosongan saluran
pencernaan karena sifat pencahar pada dedak (Murtidjo, 2009). Ditambahan lagi
pemakaian bahan baku pakan dedak padi dalam jumlah besar dalam campuran
konsentrat dapat memungkinkan ransum tersebut mudah mengalami ketengikan
atau kerusakan bahan baku pakan sehingga mengalami penurunan kualitas bahan
baku pakan pada proses penyimpanan.
Kualitas dedak padi dapat diuji dengan menggunakan bulk density ataupun
uji apung. Bulk density dedak padi yang baik adalah 337.2 – 350.7 g/l. Makin
banyak dedak padi yang mengapung, makin jelek kualitas dedak padi tersebut.
Selain itu uji organoleptik seperti tekstur, rasa, warna, bau dan uji sekam yang
menggunkan larutan flouroglusinol dapat dipakai untuk mengetahui kualitas
dedak padi yang baik yakni dengan diteteskan pada pakan. Bau tengik merupakan
indikasi yang baik untuk dedak yang mengalami kerusakan. Kualitas dedak padi
secara kuantitatif dapat dilakukan dilaborotorium dengan menggunakan metode
proksimat. Dedak padi yang berkualitas baik mempunyai protein rata-rata dalam
bahan kering adalah 12.4%, lemak 13.6% dan serat kasar 11.6%. Dedak padi
8 Universitas Sriwijaya
9
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
9 Universitas Sriwijaya
10
tudi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya pada pukul 15.30 WIB
sampai dengan selesai.
3.2.2. Bahan
3.2.2.1. Bahan Kerapatan Bahan Pakan
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum kerapatan bahan
pakan antara lain dedak padi halus, bungkil kelapa, tepung jagung, tepung kedelai,
tepung keong, tepung ikan dan konsentrat.
10 Universitas Sriwijaya
11
3.3.2.3. Pengukusan
1. Timbang sampel bahan pakan sebanyak 100 gram.
2. Kukus sampel dengan api sedang selama 15 menit.
3. Dinginkan sampel dengan mengangin-anginkan.
4. Masukkan sampel ke dalam plastik klip dan beri label.
3.3.2.4. Penyangraian
1. Timbang sampel bahan pakan sebanyak 100 gram.
2. Sangrai sampel dengan api sedang selama 15 menit.
3. Dinginkan sampel dengan mengangin-anginkan.
4. Masukkan sampel ke dalam plastik klip dan beri label
3.3.2.4.1. Ada 3 macam pengemasan
1. Mengemas dengan plastik dan menutup rapat.
2. Mengemas dengan plastik dan semi terbuka.
3. Mengemas dengan plastik dan dibiarkan terbuka.
11 Universitas Sriwijaya
12
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Hasil Kerapatan Bahan Pakan
Table 1. Kerapatan bahan pakan mejah 1
Table 1.1. Perlakuan pertama kerapatan bahan pakan
Perhitungan Bungkil Kelapa Tepung Kedelai Tepung jagung
1. 150 150 160
2. 170 170 150
12 Universitas Sriwijaya
13
13 Universitas Sriwijaya
14
4. 150 gr 180 gr
5. 160 gr 200 gr
Jumlah 620 gr/1000 1.010 gr/1000
0,62 0,01
14 Universitas Sriwijaya
15
15 Universitas Sriwijaya
16
Kadar air
Bungkil kelapa Tekstur Halus Agak halus Kasar
+ dedak Warna Gelap Agak terang Gelap
(sangrai) Bau Khas bahan Khas bahan Agak khas
Pencemar Tidaak ada Tidak ada Tidak ada
Kadar air
7 Jagung + dedak Tekstur Halus Halus Agak halus
(sangrai) Warna Terang Agak terang Terang
Bau Khas bahan Khas bahan Agak khas
Pencemar Sedikit jamur Tidak ada Tidak ada
Kadar air 00.0 17.0 12.0
Kedelai + dedak Tekstur Agak kasar Halus Agak kasar
(sangrai) Warna Agak terang Terang Agak terang
Bau Khas bahan Khas bahan Agak khas
Pencemar Sedikit jamur Tidak ada Tidak ada
Kadar air 00.0 17.0 12.0
Bungkil kelapa Tekstur Halus Agak halus Kasar
+ dedak Warna Gelap Terang Gelap
(sangrai) Bau Khas bahan Khas bahan Agak khas
Pencemar Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kadar air 02.0 00.0 13.0
Keterangan :
Tekstur : 1. Halus Warna : 1. Terang (krim) Bau : 1. Khas bahan
2. Agak halus 2. Agak terang (krim tua) 2. Agak khas
3. Kasar 3. Gelap (cokelat tua) 3. Busuk/asam
16 Universitas Sriwijaya
17
17 Universitas Sriwijaya
18
18 Universitas Sriwijaya
19
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Kerapatan Bahan Pakan
19 Universitas Sriwijaya
20
Dari table hasil di atas dapat kita ketahui bahwa bahan pakan masing-
masing bahan baku pakan mempunyai bulk desity yang tidak bagus, hal ini telah
dibuktikan dengan memberikan perlakuan masing-masing bahan pakan sehingga
didapatkan hasilnya seperti tabel diatas. Karna dapat kita ketahui bahwa bulk
density suatu bahan akan menurun apabila adanya pengaruh penyimpanan
bahan pakan. Perbedaan kerapatan dari masing-masing bahan ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah ukuran partikel, kandungan air dan
kepadatan. Dapat kita ketahui bahwa setiap kerapatan jenis bahan pakan berbeda,
hal ini disebabkan oleh kandungan air yang terdapat didalamnya dan ukuran dari
bahan pakan tersebut. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa bahan baku
pakan yang digunakan untuk praktikum dan ditentukan kerapatan bahannya sesuai
dengan standar mutu yang ditentukan, bahkan lebih dari standar yang menunjukan
bahan baik . Hal tersebut terjadi dikarenakan kurang adanya pengawasan mutu
pada bahan pakan. Dengan melakukan uji bulk density pada setiap bahan baku
berupa bungkil kelapa, tepung kedelai, tepung jagung, konsetrat, tepung kerang,
tepung ikan dan dedak dengan cara memasukan masing-masing bhaan baku pakan
tersebut kedalam silinder dan dipadatkan dan dilakukan sebanyak sepuluh kali
dengan dua perlakuan. Dan di dapat hasil bulk density perlakuan pertama dari
masing-masing bahan baku pakan yakni bungkil kelapa 0,76, tepung kedelai 0,83,
tepung jagung 0,76, konsetrat 0,79, tepung kerang 1,5, tepung ikan 1 dedak 0,01 dan
jagung kasar 0,62, sedangkan hasil bulk density pad perlakuan kedua yakni
bungkil kelapa 0,87, tepung kedelai 0,79, tepung jagung 0,775, konsetrat 0,8,
tepung kerang 1,5, tepung ikan 1 dedak 1,045 dan jagung kasar 0,835. Dari hasil
tersebut dapat kita ketahui kualitas dari bhan baku pakn tersebut bahwa bahan
baku pakan tersebut dan ada faktor yang dapat menggangu kualitas suatu bahan
pakan pada uji kerapatan dari setiap bahan yang berbeda dengan sumber asal
bahan baku yang berbeda, kadar air yang terkandung dalam setiap bahan serta
faktor pemalsuan terhadap bahan pakan serta dapat kita ketahui bahwasannya efek
sumbalan bahan baku pakan, selain menghancurkan nilai kerapatan suatu bahan,
tetapi juga memberikan efek yang sangat berbahaya terhadap tubuh ternak,
seperti: keracunan pada ternak dan gangguan pada system pencernaan ternak.
20 Universitas Sriwijaya
21
21 Universitas Sriwijaya
22
22 Universitas Sriwijaya
23
Dari hasil kelima pengamtan tersebut dapat kita ketahui bahwa kualitas
bahan pakan akan menurun jika dilakukan perlakuakn dengan cara di sangria,
dikukus dan dengan penambahan propionate. Kualitas bahan pakan akan tetap
terjaga walau dengan masa simpan tujuh hari tanpa perlakuan apapun terhadapan
bahan pakan tersebut. Kualitas bahan pakan tersebut dapat menurun disebabkan
faktor lama masa simpan, perlakuan terhadap bahan pakan serta kandungan kadar
air yang terdapat dalam bahan pakan tersebut.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini kita dapat mengetahui kualitas dari
bahan pakan tersebut dengan melakukan uji kerapatan bahan pakan dan pengujian
lama masa simpan bahan pakan. Dan dapat kita ketahui bahwa kualitas pakan
tersebut dapat di pengaruhi oleh kualitas bahan pakan yang kita gunakan, lama
nya masa simpan dan perlakuan yang dilakukan terhadapt bahan pan tersebut serta
kandungan nutrisi yang dikandung di dalam bahan pakan tersebut. Didalam suatu
usaha peternakan pengendalian mutu pakan sangat penting dilakukan karena hal
tersebut menjadi salah satu faktor enujang keberhasilan dalam suatu usaha
peternakan. Dalam pengujian kerpatan bahan pakan dan pengujian lama masa
simpan bahan pakan tersebut merupakan salah satu cara yang epektik dalam
pengendalian mutu pakan untuk mengetahui kualitas dari bahan pakan yang kita
gunakan.
5.2. Saran
23 Universitas Sriwijaya
24
DAFTAR PUSTAKA
Chen, Linda Dan Patir. 2012. Teknologi Dan Kontrol Kualitas Pengolahan Pakan
Di Pt Charoen Pokphand Sidoarjo Jawa Timur. Laporan Praktek Kerja
Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Hutagalung, 2009. Definisi Dan Standar Bahan Baku Pakan. Kumpulan Makalah
Feed Qualiy Management Workshop. American Soybean Association Dan
Balai Penelitian Ternak. Vol 2(13).
Kesya. 2011. Quality Control Untuk Bahan Baku Dan Produk Akhir Pakan
Ternak. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop.
American Soybean Association Dan Balai Penelitian Ternak. Vol 2(7).
24 Universitas Sriwijaya
25
Nisma, Kian., Ahmadi Dan Achmadi, J. 2012. Kualitas Pakan Ternak Yang Baik
Dan Aman Untuk Mendukung Kesuksesan Usaha Peternakan . Jurnal
Pertemuan Koordinasi Peternak Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak Direktorat
Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Ungaran
Richana Dan Suarni. 2007. Pakan Dan Kemampuan Berproduksi Susu Sapi Perah
Laktasi Pada Peternak Kud Di Daerah Jawa Barat. Seminar Nasional
Program Pembangunan Usaha Peternakan Berdaya Saing Di Lahan
Kering. Universitas Gajah Madha.Yogyakarta.
Retnani, Arofah, Mutarin Dan Kelin. 2015. Pengaruh Jumlah Pakan Dan Frekuensi
Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan
Kelangsungan Hidup Ikan Kakap Putih (Lates Calcalifer). Skripsi. Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro Semarang.
Soetisno. 2009. Kontrol Kualitas Bahan Baku Dan Produk Akhir Di Pt Siba Prima
Utama Feedmill Karanganyar Solo. Laporan Praktek Kerja Lapangan.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wang Dan Shang-Tian. 2013. Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia Bagian
Nutrisi Dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
25 Universitas Sriwijaya
26
26 Universitas Sriwijaya