PENDAHULUAN
Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal,
ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan ada di dalam ginjal.
Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan
miksi atau terdapat benda asing di buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien
hyperplasia prostat, striktur uretra, divertikel buli-buli, atau buli-buli neurogenik. Kateter
yang terpasang pada buli-buli dalam waktu lama, adanya benda asing lain yang secara tidak
sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli seringkali menjadi ini terbentuknya batu buli-buli.
Selain itu batu buli-buli juga dapat berasal dari batu ginjal yang turun ke buli-buli. Di
Negara-negara berkembang sering dijumpai batu endemic pada buli-buli yang banyak
dijumpai pada anak anak yang menderita kurang gizi atau yang sering menderita dehidrasi
atau diare.
Gejala khas batu buli-buli adalah berupa gejala iritasi antara lain; disuria hingga
stranguria, perassan tidak enak waktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian
menjadi lancer kembali dengan perubahan posisi tubuh. Nyeri pada saat miksi seringkali
Seringkali komposisi batu buli-buli terdiri atas asam urat atau struvit, sehingga tidak
jarang pada pemeriksaan foto polos abdomen tidak tampak sebagai bayangan opak pada
cavum pelvis. USG dapat mendeteksi batu radiolusen pada buli-buli. Batu buli-buli dapat
dipecahkan dengan litotripsi ataupun jika terlalu besar menggunakan pembedahan terbuka
atau vesikolitotomi.
Selanjutnya pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering
diketemukan pada pria yang menapak usia lanjut. Istilah BPH atau benign prostatic
sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. Hiperplasia prostat benigna ini dapat
dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga
90% pada pria berusia di atas 80 tahun. Meskipun jarang mengancam jiwa, BPH
Keadaan ini akibat dari pembesaran kelenjar prostat atau benign prostate enlargement
(BPE) yang menyebabkan terjadinya obstruksi pada leher buli-buli dan uretra atau
dikenal sebagai bladder outlet obstruction (BOO). Obstruksi yang khusus disebabkan
oleh pembesaran kelenjar prostat disebut sebagai benign prostate obstruction (BPO).
Obstruksi ini lama kelamaan dapat menimbulkan perubahan struk-tur buli-buli maupun
ginjal sehingga menye-babkan komplikasi pada saluran kemih atas maupun bawah.
Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS (lower
urinary tract symptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun
iritasi (storage symptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia,
pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus (intermitensi), dan merasa tidak puas
sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Hubungan antara BPH dengan
LUTS sangat kompleks. Tidak semua pasien BPH mengeluhkan gangguan miksi dan
sebaliknya tidak semua keluhan miksi disebabkan oleh BPH. Banyak sekali faktor yang
dasarnya BPH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan masih mempunyai testis
lingkungan diduga berperan dalam proliferasi selsel kelenjar prostat secara tidak
mensintesis protein growth factor, yang selanjutnya protein inilah yang berperan dalam
3
meningkatkan sintesis protein growth factor dikenal sebagai faktor ekstrinsik sedangkan
protein growth factor dikenal sebagai factor intrinsik yang menyebabkan hiperplasia
kelenjar prostat.
Terapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien,
komplikasi yang terjadi, sarana yang tersedia, dan pilihan pasien. Di berbagai daerah di
Indonesia kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas terapi pasien BPH tidak
sama karena perbedaan fasilitas dan sumber daya manusia di tiap-tiap daerah.
berguna bagi para dokter maupun spesialis urologi dalam menangani kasus BPH dengan
benar.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan
leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan
Pernyataan lain menyebutkan bahwa vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang
merupakan keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen kristal
dan matriks organik. Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat
defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat
atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah
2.2 Anatomi
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-
masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) danposisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kuranglebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yangmendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah
tepi atas iga 11(vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga
11atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversusvertebra L2
(kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjalkanan adalah pertengahan
vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihatbahwa ginjal kanan posisinya lebih
rendah dibandingkan ginjal kiri.Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau
calix minor.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpusrenalis/ Malpighi (yaitu
tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju
glomerulus)serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal)
Berdasarkanletakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di
manakorpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta
hanyasedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2)nefron
juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepimedula, memiliki
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cavainferior. Setelah memasuki
ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabangmenjadi arteri sublobaris yang akan
imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan
Ureter
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menujuvesica urinaria.
ginjal.Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoasmajor, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis.
aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih.Terdapat beberapa tempat di mana
serta muara ureter kedalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.
ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta
Vesika Urinaria
dalam ukuran, bentuk, posisi dan hubungan, tergantung kandungan isi dan organ
sekitarnya. Ketika kosong, terletak lebih rendah dari pelvis tetapi jika distensi akan
tetrahedral dan memiliki basis (fundus), leher, puncak, unggul dan dua permukaan
inferolateral.
posteroinferior. Pada wanita berkaitan erat dengan dinding vagina anterior, pada laki-laki
berhubungan dengan rektum meskipun dipisahkan dari rektum oleh kantong rectovesical
dan batas bawah dibatasi oleh vesikel seminalis dan vas deferens di setiap sisi. Di daerah
segitiga antara vas deferens, kandung kemih dan rektum dipisahkan hanya oleh fasia
Leher buli-buli adalah wilayah terendah dan juga yang paling tak berubah.
Tempatnya sekitar 3-4 cm di belakang simphisis pubis bagian bawah. Leher buli-buli
adalah orifisium uretra interna dan dapat berubah posisinya dengan berbagai kondisi
kandung kemih dan rektum. Pada laki-laki leher bersandar dan dalam kontinuitas langsung
dengan dasar prostat, pada wanita berhubungan dengan fasia pelvis, yang mengelilingi
Apex buli-buli pada kedua jenis kelamin berhadapan langsung dengan simfisis pubis.
Ligamentum umbilikalis median naik ke arah dinding perut anterior dari apex buli-buli ke
Permukaan superior segitiga dibatasi oleh batas lateral dari apex buli-buli ke
pintu masuk ureter dan dengan batas posterior, yang bergabung menjadi satu. Pada laki-
laki permukaan superior benar-benar tertutup oleh peritoneum, jika terjadi ekstensi akan
sedikit ke pangkalan dan terus ke arah posterior ke dalam kantong rectovesical dan
anterior ke dalam lipatan umbilical median. Hal ini berhubungan dengan kolon sigmoid
dan gulungan ileum terminal. Pada wanita permukaan superior sebagian besar tertutup
oleh peritoneum, yang tercermin posterior ke uterus pada tingkatan os interna ( yaitu
persimpangan badan rahim dan leher rahim ), untuk membentuk kantong vesikouterina.
Bagian posterior dari permukaan superior, tanpa peritoneum, dipisahkan dari serviks
dari pubis dan ligamen puboprostatic oleh ruang retropubik. Pada wanita hubungan mirip,
urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa
sekitar 300 – 450 ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut formula Koff
adalah:
Buli-buli mendapatkan vaskularisasi dari cabang arteria iliaka interna, yakni arteria
vesikalis superior, yang menyilang di depan ureter. Sistem vena dari buli-buli bermuara ke
Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria
menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra
pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar
3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos
terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae danaspek
internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh
persarafan simpatis.
dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini
Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada
antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m.spchinter urethrae yang bersifat
volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita
2.3 Epidemiologi
Banyak terjadi pada laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Batu saluran
kencing mempunyai kecenderungan untuk kambuh lebih besar, oleh karena itu penting
memeriksa secermat mungkin agar diketahui penyebab dan jenis batunya untuk menentukan
pencegahan selanjutnya.
Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa di Negara barat sekitar 5% dan
terutama diderita oleh pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya sekitar 2-3%. Beberapa
faktor risiko terjadinya batu kandung kemih : obstruksi infravesika, neurogenic bladder,
infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria), adanya benda asing, divertikel kandung
daerah yang termasuk daerah stone belt dan masih banyaknya kasus batu endemik yang
2.4 Patofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu di saluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan
bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan
karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan
penyempitan atau striktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi
bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga
membentuk batu.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
1. Teori Supersaturasi
2. Teori Matriks
Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang melampaui daya
kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. fosfat
4. Teori Epistaxy
Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah satu jenis
batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada lapisan
luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
5. Teori Kombinasi
2.5 Etiologi
Menurut Smeltzer bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan
periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium). Faktor-
1. Hiperkalsiuria
kelebihan kalsium.
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya
sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap),
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu
kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan oleh
diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak dijumpai
predisposisi metabolik).
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan hiperurikosuria
9. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang
memproduksi urease.
75 % kalsium.
Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan berhubungan
dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung
kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang
dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah,
Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya tergantung
pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul
dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar
biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika
menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang punggung.
Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis yang lain menurut Samsuridjal adalah:
1. Hematuri.
3. Demam.
5. Mual.
6. Muntah.
7. Nyeri abdomen.
8. Disuria.
9. Menggigil.
1. Urine
a. pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat
c. Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam proses
d. Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi
hiperekskresi.
2. Darah
3. Radiologis
a. Foto IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan atau
tidak.
b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan ini
5. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu saluran kemih,
jika ada untuk mengetahui pencegahan, pengobatan yang telah dilakukan, cara
1. Mengatasi gejala
Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis, berikan
spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi koliks ginjal dan
2. Pengambilan Batu
Batu tidak diharapkan keluar dengan spontan jika ukurannya melebihi 6 mm.
b. Vesikolithotomi
c. Pengangkatan Batu
Dari sekian banyak pilihan untuk terapi batu kandung kemih yang dikerjakan oleh
para ahli di luar negeri maka di Indonesia hanya beberapa tindakan saja yang bisa
dikerjakan, dengan alasan masalah ketersediaan alat dan sumber daya manusia.
operasi terbuka adalah pedoman untuk batu ukuran lebih dari 20 mm atau
vesikolithotomi.
20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon malam hari), dan bila
kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB /hari), membatasi masukan natrium, diet
4. Pemberian obat
2.8 Komplikasi
Dapat menyebabkan kerusakan pada buli-buli (erosi pada mukosa) yang mengakibatkan :
Perdarahan
Divertikel buli
Radang kronis
1. Definisi
Kelenjar prostat adalah organ tubuh pria yang terletak di sebelah inferior bulibuli
dan membungkus uretra posterior. Paling sering mengalami pembesaran, baik jinak
maupun ganas. Bila mengalami pembesaran, organ ini membuntu uretra pars prostatika
dan menghambat aliran urin keluar dari buli-buli. Benign Prostate Hyperplasia (BPH)
merupakan Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) yang menghambat aliran urin dari buli-buli.
Pembesaran ukuran prostat ini akibat adanya hyperplasia stroma dan sel epitelial mulai
dengan berat normal pada orang dewasa ± 20 gram. Mc Neal (1976) membagi
kelenjar prostat dalam beberapa zona, antara lain: zona perifer, zona sentral,
2. Etiologi
testosteron. Dimana pada kelenjar prostat, hormon ini akan dirubah menjadi
DHT inilah yang secara langsung memicu m-RNA di dalam sel-sel kelenjar
kelenjar prostat. 1
enzim 5 α – reduktase.
reseptor androgen lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat
menjadi lebih sensitif terhadap DHT sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi
Pada usia yang makin tua, kadar testosteron makin menurun, sedangkan
prostat yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga massa
prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stroma melalui suatu mediator (growth
factor). Setelah sel stroma mendapatkan stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel stroma
mensintesis suatu growth factor yang selanjutnya mempengaruhi sel stroma itu sendiri,
Apoptosis sel pada sel prostat adalah mekanisme fisiologik homeostatis kelenjar
prostat. Pada jaringan nomal, terdapat keseimbangan antara laju proliferasi sel dengan
kematian sel. Berkurangnya jumlah sel-sel prostat yang apoptosis menyebabkan jumlah
massa prostat. Diduga hormon androgen berperan dalam menghambat proses kematian sel
karena setelah dilakukan kastrasi, terjadi peningkatan aktivitas kematian sel kelenjar
prostat.1
Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis, selalu dibentuk sel-sel baru.
Dalam kelenjar prostat dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang mempunyai kemampuan
berproliferasi sangat ekstensif. Kehidupan sel ini bergantung pada hormon androgen,
apoptosis. Sehingga terjadinya proliferasi sel-sel pada BPH diduga sebagai ketidaktepatan
aktivitas sel stem sehingga terjadi produksi yang berlebihan sel stroma maupun sel epitel.
3 . Patofisiologi
17
berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan, menyebabkan terjadinya perubahan
sakula, dan divertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli tersebut dirasakan
sebagai keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinary Tract
Symptoms(LUTS).
terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini menimbulkan
aliran balik dari buli-buli ke ureter atau terjadinya refluks vesikoureter. Jika berlangsung
terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis bahkan jatuh ke dalam gagal ginjal.
4. Manifestasi Klinis
Anamnesa
Manifestasi klinis timbul akibat peningkatan intrauretra yang pada akhirnya dapat
menyebabkan sumbatan aliran urin secara bertahap. Meskipun manifestasi dan beratnya
penyakit bervariasi, tetapi ada beberapa hal yang menyebabkan penderita datang berobat,
yakni adanya LUTS.4 Keluhan LUTS terdiri atas gejala obstruksi dan gejala iritatif.
miksi tidak puas, menetes setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif terdiri dari: frekuensi,
inguinalis atau hemoroid, yang timbul karena sering mengejan pada saat miksi
Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan buli-buli yang penuh dan teraba
massa kistik si daerah supra simpisis akibat retensi urin. Pemeriksaan colok dubur atau
Digital Rectal Examination (DRE) merupakan pemeriksaan fisik yang penting pada
BPH, karena dapat menilai tonus sfingter ani, pembesaran atau ukuran prostat dan
kecurigaan adanya keganasan seperti nodul atau perabaan yang keras. Pada pemeriksaan
ini dinilai besarnya prostat, konsistensi, cekungan tengah, simetri, indurasi, krepitasi
Colok dubur pada BPH menunjukkan konsistensi prostat kenyal, seperti meraba
ujung hidung, lobus kanan dan kiri simetris, dan tidak didapatkan nodul. Sedangkan
pada karsinoma prostat, konsistensi prostat keras dan teraba nodul, dan mungkin antara
Sedimen urin diperiksa untuk mencari kemungkinan adanya proses infeksi atau
inflamasi pada saluran kemih. Obstruksi uretra menyebabkan bendungan saluran kemih
menyebabkan infeksi dan urolithiasis. Pemeriksaan kultur urin berguna untuk mencari
jenis kuman yang menyebabkan infeksi dan sekaligus menentukan sensitivitas kuman
uroteliumyang terlepas dan terikut urin. Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi
adanya diabetes mellitus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli.
Jika dicurigai adanya keganasan prostat perlu diperiksa penanda tumor prostat (PSA).1
Pencitraan
Foto polos perut berguna untuk mencari adanya batu opak di saluran kemih,
batu/kalkulosa prostat atau menunjukkan bayangan buli-buli yang penuh terisi urin,
yang merupakan tanda retensi urin. Pemeriksaan IVP dapat menerangkan adanya :
sakulasi buli-buli
USG secara Trans Rectal Ultra Sound (TRUS), digunakan untuk mengetahui
residual urin dan mencari kelainan lain pada buli-buli. Pemeriksaan Trans
Pemeriksaan lain
- residual urin, diukur dengan kateterisasi setelah miksi atau dengan pemeriksaan
- pancaran urin (flow rate), dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan
5. PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi:
Pilihan tanpa terapi ini untuk pasien BPH dengan skor IPSS<7, yaitu keluhan
2. Medikamentosa
Tujuan:
Selain itu, masih ada terapi fitofarmaka yang masih belum jelas
mekanisme kerjanya.1
3. Operasi
Hematuri
Gagal ginjal
TURP telah menjadi prosedur umum untuk pembesaran prostat selama bertahun-
tahun, dan merupakan operasi yang dibandingkan perlakuan lainnya. Dengan TURP,
dokter bedah tempat lingkup yang menyala khusus (resectoscope) ke dalam uretra Anda
dan menggunakan alat pemotong kecil untuk menghapus semua kecuali bagian luar
prostat (reseksi prostat. TURP umumnya mengurangi gejala cepat; kebanyakan pria
memiliki aliran urin kuat dalam beberapa hari. Setelah TURP, ada risiko pendarahan,
infeksi, dan Anda mungkin memerlukan kateter untuk menguras kandung kemih Anda
selama tiga sampai lima hari setelah prosedur. Anda akan bisa hanya melakukan
kegiatan ringan sampai Anda sembuh. Prosedur ini umumnya digunakan untuk
mengobati prostat lebih kecil. Namun, lebih baru dan kurang perawatan invasif (terapi
minimal invasif) menjadi lebih umum. Operasi minimal invasif pada umumnya
memiliki risiko yang lebih rendah dari efek samping atau komplikasi, dan memerlukan
waktu pemulihan kurang dari tidak TURP atau jenis operasi invasive.Meskipun
demikian, TURP masih merupakan pilihan pengobatan terbaik untuk beberapa orang.
operasi ini adalah pilihan jika Anda memiliki kelenjar prostat agak membesar
atau kecil, terutama jika Anda memiliki masalah kesehatan yang membuat operasi lain
terlalu berisiko. Seperti TURP, TUIP melibatkan instrumen khusus yang dimasukkan
melalui uretra. Tapi bukannya menghilangkan jaringan prostat, ahli bedah membuat
satu atau dua luka kecil di kelenjar prostat untuk membuka saluran di uretra - sehingga
Jenis operasi ini umumnya dilakukan jika Anda memiliki prostat sangat besar,
kandung kemih kerusakan atau faktor komplikasi lain, seperti batu kandung kemih. Ini
disebut terbuka karena ahli bedah membuat sayatan di perut bagian bawah untuk
mencapai prostat. Buka prostatektomi adalah pengobatan yang paling efektif untuk pria
dengan pembesaran prostat yang parah, tetapi memiliki resiko tinggi efek samping dan
Laser (juga disebut terapi laser) menggunakan energi laser tinggi untuk
meredakan gejala dan memiliki risiko efek samping yang lebih rendah daripada TURP.
Beberapa operasi laser dapat digunakan pada pria yang tidak harus memiliki prosedur
Pembedahan laser dapat dilakukan dengan berbagai jenis laser dan dengan cara yang
berbeda.
Prosedur Ablatif (termasuk penguapan) menghapus jaringan prostat menekan
uretra dengan membakar begitu saja, sambil aliran urin. prosedur ablatif dapat
menyebabkan iritasi gejala urin setelah operasi dan mungkin perlu diulang di
beberapa titik.
yang lebih sedikit. Prosedur ini biasanya menghapus semua prostat jaringan
memblokir aliran urin, dan mencegah pertumbuhan kembali jaringan. Salah satu
manfaat dari prosedur enucleative adalah bahwa jaringan prostat dihapus dapat
monotherapy for treatment of patients with urethral and bladder stone presenting with
2. Purnomo, B.B. 2011. Dasar-dasar Urologi; Edisi Ketiga, Jakarta: Sagung Seto. R Sjamsu
Hidajat. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
4. Schwartz BF, Stoller ML.: The vesical calculus. Urol Clin North Am 2000;27(2):333-346
5. Standring, S. 2004. Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. London:
Elsevier.
6. Purnomo. Dasar-Dasar Urologi, Edisi Kedua. Jakarta: CV.Sagung Seto. 2007. 69-85
Februari 2019]
9. Fadlol & Mochtar. Prediksi Volume Prostat pada Penderita Pembesaran Prostat Jinak.
2008.http://www_med_nyu_edu/healthwise/media/medical/nci/cdr0000462221 /jpg.mht
11. Kim & Belldegrun (eds). Urology Dalam Schwartz’s Manual Of Surgery, 8thEdition,
1060
12. Suryawisesa, Malawat, Bustan. Hubungan Faktor Geografis Terhadap Skor Gejala
Prostat Internasional (IPSS) Pada Komunitas Suku Makassar Usia Lanjut Tahun 1998.
14. Sjamjuhidayat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2005. 782
33