BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN Commented [S1]: Nomor Halaman di setiap bab di taruh di
bawah tengah
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi pengambilan data
RSUD Blambangan Banyuwangi adalah rumah sakit milik pemerintah
pada tahun 1930, saat ini termasuk dalam kategori type B dan telah
Visi dari RSUD Blambangan adalah menjadi rumah sakit andalan dan
56
d) Sebelah barat : penataban Commented [S2]: Wilayah diganti dengan nama desa atau
kelurahan
Blambangan Bnyuwangi:
a) Perawat
Blambangan:
a) Ruang observasi
b) Ruang perawat
c) Ruang neuro
e) Ruang pulmo
57
4.1.2 Pengkajian
1) Identitas Klien
IDENTITAS KLIEN Klien 1 Klien 2
Nama Tn. Y Tn. P
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki
Agama Islam Islam
Suku / Bangsa Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan SMA SD
Umur 51 tahun 64 tahun
Alamat Giri Taman Baru
Pekerjaan Wiraswasta Wiraswasta
Status perkawinan Menikah Menikah
No. Register 146785 088616
Tanggal MRS 08 Januari 2019 / 07.00 09 Januari 2019/
WIB 19.30 WIB
Tanggal pengkajian 08 Januari 2019 / 11Januari 2019/
08.30 WIB 08.15
Diagnosa Medis Dyspnea ec PPOK PPOK + Dyspneu+KP
2) Riwayat Penyakit
RIWAYAT Klien 1 Klien 2
PENYAKIT
Keluhan Utama 1) Keluhan MRS : Keluarga 1) Keluhan MRS :Klien
mengatakan klien megatakan nyeri
mengeluh sesak nafas. abdomen sampai ke dada
2) Keluhan saat pengkajian 2) Keluhan saat pengkajian
: Keluarga mengatakan : klien mengatakan
batuk, nyeri abdomen sesak, nyeri abdomen
dan sesak dan batuk
58
nafas dan batuk terus- quadran kanan atas dan
menerus disertai lendir, kiri atas, sakitnya hilang
ketika batuk terasa keram di timbul dan skala nyeri 3.
perut, skala nyeri 3 dan
hilang timbul.
Riwayat penyakit Keluarga mengatakan klien Klien mengatakan tidak
dahulu mengalami sakit asmai pernah mengalami riwayat Commented [S3]: Nama sakitnya di tulis/dijelaskan
selama 2 tahun. penyakit Diabetes Melitus
dan hipertensi.
Riwayat penyakit Klien mengatakan bapak Klien mengatakan dalam
keluarga klien pernah mengalami keluarga klien tidak
penyakit Diabetes millitus, pernah mengalami
Dan tidak ada penyakit penyakit keturunan seperti
keturunan yang lain maupun hipertensi dan DM dan
yang menular seperti tidak memiliki penyakit
hepatitis, HIV dan lain – menular seperti hepatitis,
lain. HIV dan lain – lain.
59
dihabiskan, jenis makanan dengan porsi yang cukup
nasi, lauk pauk, dan sayuran serta dihabiskan dengan
dan klien suka makan buah. menu nasi, lauk pauk, dan
sayuran. Klien tidak merasa
mual, dan nafsu makan klien
meningkat saat memakan
makanan yang disukainya.
2) BAK : 2) BAK :
a) Sebelum sakit : a) Sebelum sakit :
klien mengatakan BAK klien mengatakan BAK
lancar 3 – 5 x dalam lancar 2 – 3 x dalam
sehari, dengan warna khas sehari, dengan warna khas
urin kuning, bau khas urin kuning, bau khas
urine, tidak ada keluhan urine, tidak ada keluhan
dalam BAK ± 1000 ml dalam BAK ± 1000 ml Commented [S9]: Kasih jumlah normal urin per 24 jam
Commented [S10]: Kasih jumlah normal urin per 24 jam
b) Saat sakit : keluarga b) Saat sakit : klien
mengatakan saat sakit menngatakan saat sakit
klien BAK diatas tempat klien BAK di atas tempat
tidur dengan warna tidur dengan menggunakan
kuning jernih bau khas pispot dan kadang di bantu
urine menggunakan pispot ke kamar mandi warna
dan dibantu oleh keluarga. urine kuning jernih dan
bau khas urine.
Pola 1) Sebelum sakit : 1) Sebelum sakit :
Kebersihan Klien mengatakan mandi 2x Klien mengatakan mandi 2x
diri sehari, menggunakan, sabun, sehari, menggunakan, sabun,
shampoo, dan sikat gigi. shampoo, dan sikat gigi.
mengganti baju 2x sehari mengganti baju 2x sehari
60
Klien mengatakan sebelum Klien mengatakan sebelum
sakit klien melakukan sakit dapat beraktivitas
aktivitas seperti biasa. seperti biasa, mandi makan,
Bekerja menjual mobil mencuci dsb dapat dilakukan
keluar daerah . dengan mandiri, bekerja
sebgai satpam.
2) Saat sakit :
keluarga klien mengatan saat 2) Saat sakit :
sakit klien melakukan Klien mengatakan klien
aktivitas diatas tempat tidur hanya dapat berbaring miring
dan sesekali mencoba kanan miring kiri, jika ingin
berjalan didekat tempat duduk dan aktivitas yang
tidur. lebih lainnya perlu bantuan
dari keluarganya.
61
(5) BB : 60 kg (5) BB : 55 kg
(3) Telinga
(3) Telinga (a) Inspeksi : Bentuk
(a) Inspeksi : Warna kulit telinga kanan dan kiri
telinga sama dengan simetris, tidak terdapat
warna lesi, tidak ada polip
disekitanyaBentuk nasal, warna kulit
telinga kanan dan kiri telinga sama dengan
simetris, tidak terdapat warna disekitanya.
lesi, (b) Palpasi : Tidak ada
(b) Palpasi : Tidak benjolan, tidak ada
terdapat nyeri tekan, nyeri tekan.
tidak teraba benjolan
(4) Mata
(4) Mata (a) Inspeksi : Bentuk mata
(a) Inspeksi :Konjungtiva simetris, konjungtiva
mata terlihat pucat mata berwarna merah
bentuk mata simetris, , muda, sclera berwarna
sclera berwarna putih, putih, dan terdapat
dan terdapat reflek reflek cahaya, gerakan
cahaya, gerakan bola bola mata normal ,
mata normal. tidak ada nistagmus,
(b) Palpasi : Tidak frekuensi kedipan mata
terdapat nyeri tekan, sesuai.
tidak teraba benjolan (b) Palpasi : Tidak ada
benjolan dan nyeri
tekan
62
(5) Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil,
(5) Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil, dan Pharing
dan Pharing (a) Inspeksi : Mukosa bibir
(a) Inspeksi : Mukosa lembab, lidah terlihat
bibir kering dan merah muda, tidak ada
tampak pucat, tidak pembesaran tonsil,
ada pembesaran tonsil, terdapat karies
terdapat karies. (b) Palpasi : tidak ada
(b) Palpasi : Tidak nyeri tekan dan tidak
terdapat nyeri tekan, ada benjolan.
tidak teraba benjolan
(6) Leher dan Tenggorokan
(6) Leher dan Tenggorokan (a) Inspeksi : Leher
(a) Inspeksi : Tidak terlihat simetris antara kanan
pembesaran vena dan kiri, warna kulit
jugularis leher simetris leher sama dengan
antara kanan dan kiri, warna di sekitarnya,
warna kulit leher sama tidak terlihat
dengan warna di peningkatan vena
sekitarnya, jugularis.
(b) Palpasi :Tidak terdapat (b) Palpasi : Tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba nyeri tekan , dan tidak
benjolan. ada benjolan.
(7) Dada/Thoraks
(7) Dada/Thoraks (a) Pemeriksaan paru
(a) Pemeriksaan paru : a. Inspeksi : Terdapat otot
a. Inspeksi : Terdapat bantu pernafasan,
otot bantu terdapat retraksi dada,
pernafasan, terdapat bentuk thoraks normal
retraksi dada dan chest.
bentuk thoraks b. Palpasi : Tidak ada
normal chest. nyeri tekan, ekspansi
b. Palpasi :Tidak ada dada antara kanan dan
nyeri tekan , kiri sama,
ekspansi dada antara c. Perkusi :
kanan dan kiri sama, Dekstra : suara redup
vocal premitus (dullness) pada ICS 3-4
normal antara kanan Sinistra : ICS 1, 5 suara
dan kiri. sonor, ICS 2-5 suara
c. Perkusi : pekaka jantung
Dekstra : suara d. Terdengar suara nafas
redup (dullness) tambahan seperti
pada ICS 3-4 whezing.
Sinistra : ICS 1, 5
suara sonor, ICS 2-5 ++ --
suara pekak ++ - -
jantung. ++ - -
d. Terdengar suara - -
nafas tambahan
seperti rochi dan
wheezing (b) Pemeriksaan Jantung
a. Inspksi : Ictus cordis
-- ++ tidak terlihat
++ b. Palpasi : teraba ictus
- - cordis pada interkoste
- - - - ke 5 ( 2-3 cm medial di
garis midklavikula)
63
(b) Pemeriksaan Jantung c. Perkusi : Batas
a. Inspksi : Ictus cordis jantung atas ICS 2,
tidak terlihat batas jantung bawah
b. Palpasi : teraba ictus ICS 5, terdengar suara
cordis pada redup dan tidak
interkoste ke 5 ( 2-3 terdapat pembesaran
cm medial di garis jantung,
midklavikula) d. Auskultasi : Tidak
c. Perkusi : Terdengar terdapat suara
suara redup dan tambahan pada jantung
tidak terdapat seperti murmur atau
pembesaran jantung, gallop, Suara jantung
batas jantung atas terdengar lup-dup.
ICS 2, batas jantung Terdengar suara pekak
bawah ICS 5. BJ 1 lup dan BJ 11
d. Auskultasi : Suara dup.
jantung terdengar
lup-dup. Terdengar
suara pekak BJ 1 lup (8) Pemeriksaan abdomen
dan BJ 11 dup, tidak (a) Inspeksi : Tidak terdapat
terdapat suara luka, warna kulit sama
tambahan pada dengan warna
jantung seperti disekitarnya,
murmur atau gallop, (b) Auskultasi : Suara
bising ± 10 x /Menit
(8) Pemeriksaan abdomen (c) Palpasi : Terdapat
(a) Inspeksi : Warna kulit nyeri tekan pada
sama dengan warna bagian atas perut
disekitarnya, tidak ada (d) Perkusi
bekas luka, tidak ada Regio
lesi,
(b) Auskultasi : Suara 1 2 3
bising ± 8x /Menit.
(c) Palpasi : Tidak 4 5 6
terdapat nyeri tekan di
bagian atas abdomen, 7 8 9
tidak teraba benjolan
(d) Perkusi 1. Hepar (Hipokondrium
Regio Dekstra)
2. gaster, epigastrium
1 2 3 3. Lien, hipokondrium
sinistra
4 5 6 4. Colon acenden,
umbilical dekstra
7 8 9 5. Umbilicus, jejunum,
ilium, colon transversal
1. Hepar 6. Lumbalis sinistra, ren
(Hipokondrium sinistra, colon decenden
Dekstra) 7. Inguinal dextra, apendik
2. gaster,epigastrium 8. Supra pubis, vesika
3. Lien,hipokondrium urinaria
sinistra 9. Inguinal sinistra, colon
4. Colon acenden, sigmoid
umbilical dekstra
5. Umbilicus,jejunum,iliu
m,colon transversal
6. Lumbalis sinistra, ren
sinistra,colon decenden (9) Ekstermitas, kuku, dan
64
7. Inguinal dextra, kekuatan otot
apendik (a) Inspeksi :
8. Supra pubis, vesika terpasang infus di
urinaria tangan sebelah
9. Inguinal sinistra, colon kanan,terlihat kuku
sigmoid. panjang dan kotor,
tampak kedua kaki
(9) Ekstermitas, kuku, dan bengkak, warna kuku
kekuatan otot terlihat pucat, kedua
(a) Inspeksi : kaki edema
terpasang infus di (b) Palpasi :tidak terdapat
tangan sebelah kiri, edema pada daerah
terlihat kuku cukup kedua kaki klien, turgor
besih,tidak terdapat kulit normal ≤ 2 detik,
edema di kedua akral teraba hangat,
tanngan dan kedua kaki CRT < dari 2 detik
tidak terdapat luka. Kekuatan otot :
(b) Palpasi : tidak terdapat
edema pada daerah 5 5
tangan dan kedua kaki
klien, turgor kulit 5 5
normal < dari 2 detik,
akral teraba hangat, (10) Genetalia dan Anus
CRT< dari 2 detik (a)Inspeksi : Tidak ada
Kekuatan otot : luka pada daerah pubia.
(b)Palpasi: tidak terdapat
5 5 benjolan atau nyeri
tekan pada daerah
5 5 pubis maupun anus.
65
c. MCHC : 34,3% (32-36) b. MCH : 30,3 pg (26-34)
c) Hemoglobin :17,7 gr/dl(13,2- c. MCHC : 34,2 % (32-
18) 36)
d) Hematokrit/PVC : 51,6 % (40- c) Hemoglobin : 14,0 gr/dl
(13,2-18)
52)
d) Hematokrit/PVC : 40,9 %
e) Trombosit : 96* x 10³/µL (40-52)
e) Trombosit : 206 x 10³/µL
(150-440)
(150-440)
f) GDA : 117 mg/dl
(< dari 125 mg/dl )
g) Faal Ginjal :
a. Urium (BUN) :
12.29 mg/dl (7- 24
mg/dl )
b. Kreatinin : 1.25 mg/dl
(0.4-1.1 mg/dl /
c. SGOT: 21.2 U/L (<50)
d. SGPT: 8.8 U/L (<50)
Genogram
Klien 1:
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki penderita
66
Laki-laki meninggal
Perempuan meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Garis tinggal satu rumah
Klien 2 :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki penderita
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Garis Pernikahan
: Garis Keturunan
: Garis tinggal satu rumah
67
4.1.3 Analisis Data
Analisis Data Etiologi Masalah
Klien 1
Ds : Keluarga klien mengatakan Pola nafas tidak efektif faktor predisposisi (Merokok,
polusi udara, asap, gas, paparan
klien sesak nafas dan batuk – debu,usia, jenis kelamin,
infeksi, menurunnya alfa anti
batuk disertai lendir. Commented [S13]: Data ini dari mana ?
tripsin)
Do : K/u : lemah
Terjadi proses inflamasi
Menggunakan otot bantu bronkus dan juga menimbulkan
kerusakan pada dinding
pernafasan Commented [S14]: Harusnya ada retraksi dada (??)
bronkiolus terminal
Terdapat retraksi dada
Obstruksi bronkiolus awal fase
Kesadaran compos mentis ekspirasi
GCS : 4 5 6
Edema, spasme
Menggunakan oksigen nasal 5 bronkus,peningkatan secret
bronkus
Lpm
TTV: Udara terperangkap dalam
alveolus
a. TD : 140/90 mmHg
Dysneu, takipneu
b. N : 97 x/menit
c. S: 36,9 oc Pola nafas tidak efektif
d. RR : 29 x/menit
-- ++
++
- -
- - - -
68
Terdapat otot bantu
pernafasan
Klien 2
Dysneu, takipneu
69
1) Posisi klien semi fowler ditempat
tidur. faktor predisposisi (Merokok,
2) menggunakan otot bantu polusi udara, asap, gas, paparan
pernafasan debu,usia, jenis kelamin,
3) terdapat retraksi dada infeksi, menurunnya alfa anti
tripsin)
4) RR 27 x / menit
5) Nadi 94 x / menit Terjadi proses inflamasi
6) TD : 120/80mmHg bronkus dan juga menimbulkan
7) Terdengar suara nafas tambahan kerusakan pada dinding
whezzing bronkiolus terminal
Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas
70
4.1.4 Diagnosis Keperawatan
No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan
Klien 1
1 8 januari 2019 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
dyspneu, ditandai dengan:
Ds : Keluarga klien mengatakan klien sesak
nafas dan batuk – batuk tidak disertai
lendir.
Do :
K/u : lemah
Menggunakan otot bantu pernafasan
Terdapat retraksi dada
Kesadaran compos mentis
GCS : 4 5 6
Menggunakan oksigen nasal 5 Lpm
TTV:
a. TD : 140/90 mmHg
b. N : 97 x/menit
c. S: 36,9 oc
d. RR : 29 x/menit
71
-- ++
++
- -
- - - -
Klien 2
1 11 januari 2019 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
keletihan otot pernapasan, ditandai dengan:
Ds : Klien mengatakan masih sesak, batuk dan
nyeri di abdomen bagian atas.
DO:
72
11 januari 2019 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan sputum
DS :
Klien mengatakan masih sesak, batuk, dan nyeri
di abdomen bagian atas.
DO:
++ --
++ - -
++ - -
- -
73
11 Januari 2019 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis ( misal, infeksi, iskemia, neoplasma ),
ditandai dengan:
Ds : klien mengatakan nyeri / kram di
perut dibagian atas
Do : k/u : lemah
Kesadaran : compos mentis
GCS : 4 5 6
Wajah tampak menyeringai
Klien tampak menahan sakit
Klien tampak gelisah
Skala nyeri 6 ( nyeri sedang )
TTV
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 94 x/menit
c. S: 36,0 oc
d. RR : 28 x/Menit
74
4.1.5 Intervensi Keperawatan
Kien 1
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dyspneu
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
75
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sputum
76
Kien 2
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
77
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan sputum
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis ( misal, infeksi, iskemia, neoplasma )
NO TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
78
2 Nyeri akut berhubungan Kontrol Nyeri (1605) Manajemen nyeri ( 1400 )
dengan agens cedera 1) Lakukan pengkajian nyeri 1) Untuk mengetahui tingkat nyeri
Indikator Ir Er koprehensif yang meliputi pasien
biologis ( misal, infeksi,
lokasi, karakteristik, durasi, 2) Untuk mengetahui tingkat
iskemia, neoplasma ) Melaporkan nyeri yang 3 1
frekuensi, beratnya nyeri dan ketidaknyamanan yang dirasakan
terkontrol
faktor pencetus. oleh pasien
2) Observasi reaksi 3) Bertujuan untuk mengalihkan
Menggunakan tindakan 3 1
ketidaknyamanan secara non pasien terhadap nyeri yang di
pengurang (nyeri) tanpa
Setelah dilakukan tindakan verba alaminya
anlgesik
keperawatan selama ± 1x24 3) Gunakan strategi komunikasi 4) Untuk mengetahui apakan nyeri
Menggunakan tindakan 3 1 terapeutik untuk yang dialami pasien dapat
jam diharapkan nyeri mengungkapkan pengalaman berpengaruh ke aktivitas lainnya
pencegagan
berkurang nyeri dan penerimaan klien 5) Analgesik dapat membantu
Kenali kapan nyeri 3 1 terhadap respon nyeri mengurangi rasa nyeri pada klien.
terjadi 4) Tentukan pengaruh
pengalaman nyeri terhadap
Keterangan: kualitas hidup ( napsu
makan, tidur, aktivitas )
1) Tidak pernah menunjukkan.
5) Kolaborasi dengan tim medis
2) Jarang menunjukkan pemberian analgesik
3) Kadang-kadang menunjukkan
4) Sering menunjukkan
79
4.1.6 Pelaksanaan Keperawatan
Tabel 4.9pelaksanaan keperawatan
Diagnosa 08 januari 2019 09 januari 2019 10 januari 2019 11 januari 2019
keperawatan
Klien 1
Ketidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan dyspneu
Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
08.30 1) Monitor reaksi 07.15 1) Monitor reaksi asma 07.10 1) Monitor reaksi asma 07.30 1) Monitor reaksi asma
asma Hasil: sesak klien Hasil: sesak klien Hasil: sesak klien timbul jika
Hasil: sesak klien timbul jika klien timbul jika klien klien terkena udara dingin
timbul jika klien terkena udara dingin terkena udara dingin
terkena udara 2) Obervasi tanda tanda vital
dingin 2) Obervasi tanda tanda 2) Obervasi tanda tanda klien
07.20
vital klien 07.15 vital klien Hasil :
08.35 2) Obervasi tanda Hasil : Hasil :
07.33 a. TD : 130/80 mmHg
tanda vital klien
a. TD : a. TD : 130/80
Hasil : b. N : 100 x/menit
140/80 mmHg
a. TD : c. S: 36,5oc
mmHg b. N : 100 x/menit
140/80 d. RR : 22x/Menit
b. N : 100 c. S: 36,5oc
mmHg
3) Ajarkan klien untuk
x/menit d. RR : 25x/Menit
b. N : 97 07.40 mengidentifikasi dan
menghindari pemicu
80
x/menit c. S: 36,5oc 3) Ajarkan klien untuk Hasil : klien dalam keadaan
o mengidentifikasi dan duduk untuk menghindari
c. S: 36,9 c d. RR : 25 07.18
menghindari pemicu sesak timbul kembali
x/Menit
09.10 d. RR : 29 Hasil : klien dalam
x/Menit posisi semi fowler 4) monitor kecepatan, irama
3) Ajarkan klien untuk 07.44
3) Ajarkan klien 07.30 untuk menghindari kedalaman dan usaha
mengidentifikasi dan
untuk sesak timbul kembali pernafasan
menghindari pemicu
mengidentifikasi Hasil : frekuensi pernafasan
Hasil : klien dalam
dan menghindari 4) monitor kecepatan, 22 x/menit
keadaan duduk untuk
pemicu 07.20 irama kedalaman dan
menghindari sesak
Hasil : klien dalam usaha pernafasan
timbul kembali 07.45
keadaan duduk Hasil : frekuensi
untuk menghindari pernafasan 25 x/menit
4) monitor kecepatan,
sesak timbul 07.38
irama kedalaman dan
kembali 5) pemberian O2 nasal
usaha pernafasan
09.12 07.22 kanul 07.46
Hasil : frekuensi
4) monitor kecepatan, Hasil : terpasang O2
pernafasan 25
irama kedalaman nasal 3 LPM
x/menit
dan usaha
pernafasan 6) Kolaborasi dengan tim
5) pemberian O2 nasal
Hasil : frekuensi medis pemberian
kanul
pernafasan 29 08.00 07.26 bronkodilator
Hasil : terpasang O2
x/menit Hasil : klien diberikan
nasal 3 LPM
09.15 nebul ventoline +
5) pemberian O2 pulmicot
6) Kolaborasi dengan tim
nasal kanul
medis pemberian
Hasil : terpasang 08.15
bronkodilator
O2 nasal 5 LPM
Hasil : klien diberikan
09.17 nebul ventoline +
6) Kolaborasi dengan
pulmicot
tim medis
pemberian
bronkodilator
Hasil : klien
81
diberikan nebul
ventoline +
pulmicot dan
injeksi solvinex,
levoplaxacine
82
Diagnosa 08 januari 2019 09 januari 2019 10 januari 11 januari 2019
keperawatan
Klien 1
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan sputum
yang berlebih
Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi
08.31 1) Mengkaji 07.15 1)Mengkaji 07.10 1)Mengkaji 07.30 1)Mengkaji kecepatan,
kecepatan, irama, kecepatan, irama, kecepatan, irama, irama, kedalaman dan
kedalaman dan kedalaman dan kedalaman dan kesulitan bernafas
kesulitan bernafas kesulitan bernafas kesulitan bernafas Hasil: RR 29 terdapat
Hasil: RR 29 Hasil: RR 29 Hasil: RR 29 otot bantu pernafasan
terdapat otot terdapat otot bantu terdapat otot bantu 2)Monitor sistem
bantu pernafasan pernafasan pernafasan kardiorespirasi selama
08.35 2) Monitor sistem 8) Monitor sistem 2)Monitor sistem kegiatan ( takikardi,
07.15 07.33
kardiorespirasi kardiorespirasi kardiorespirasi dyspnea, tanda – tanda
07.20
selama kegiatan ( selama kegiatan ( selama kegiatan ( vital )
takikardi, takikardi, dyspnea, takikardi, dyspnea, Hasil:
dyspnea, tanda – tanda – tanda vital ) tanda – tanda vital ) a. TD : 130/90 mmHg
tanda vital ) Hasil: klien Hasil: klien b. N : 100 x/menit
Hasil: klien mengalami sesak mengalami sesak
c. S: 36,5 oc
mengalami sesak a. TD : 140/90 a. TD : 130/90
a. TD : d. RR : 22 x/menit
mmHg mmHg
140/90
b. N : 100 x/menit b. N : 100 x/menit
3) Memposisikan semi
mmHg 07.40
c. S: 36,5 oc c. S: 36,5 oc fowler
b. N : 97 Hasil: klien diposisikan
d. RR : 25 x/menit d. RR : 25 x/menit
semi fowler
x/menit
9) Melakukan nebul 14) Melakukan nebul 4)Mengauskultasi suara
c. S: 36,9 oc combivent 07.18 nafas klien
combivent
Hasil: klien tampak Hasil:
d. RR : 29 07.44
07.30 menghirup asap Hasil: klien tampak
x/menit
nebul menghirup asap
83
09.10 07.38 10) Memposisika nebul
3) Melakukan nebul n semi fowler 15) Memposisikan -- --
combivent Hasil: klien semi fowler
Hasil: klien diposisikan semi 07.20 Hasil: klien
-- --
tampak fowler diposisikan semi -- --
menghirup asap 08.00 11) Mengajarkan fowler -- --
nebul klien cara batuk 07.22 16) Mengajarkan
09.12
4) Memposisikan efektif klien cara batuk --
semi fowler Hasil: klien tampak efektif
Hasil: klien susah mengeluarkan Hasil: klien tampak
--
diposisikan semi 08.15 dahak susah mengeluarkan
07.26
fowler 12) Membantu dahak
klien untuk nafas 17) Membantu
5) Mengajarkan dalam klien untuk nafas
klien cara batuk Hasil:klien mampu dalam
09.15
efektif melakukan nafas Hasil:klien mampu
Hasil: klien 08.2 dalam. melakukan nafas
07.40
tampak susah 0 13) Mengauskulta dalam.
mengeluarkan si suara nafas klien 18) Mengauskulta
dahak Hasil: si suara nafas klien
Hasil:
6) Membantu klien
09.17
untuk nafas
dalam
-- ++
Hasil:klien -- ++ -- ++
mampu -- ++ -- ++
melakukan nafas -- ++ -- ++
dalam. -- ++
19.30
7) Mengauskultasi
--
suara nafas klien -- --
Hasil: --
84
-- ++
-- ++
-- ++
-- ++
--
--
85
Diagnosa 11 januari 2019 12 januari 2019 13 januari 2019
keperawatan
Klien 2
Ketidakefektifan
pola nafas
berhubungan
dengan keletihan
otot pernapasan
Implementasi Implementasi Implementasi
08.15 1) Monitor kecepatan, irama, 07.15 1) Monitor kecepatan, irama, 07.15 1) Monitor kecepatan, irama, kedalaman
kedalaman dan kesulitan kedalaman dan kesulitan bernafas dan kesulitan bernafas
bernafas Hasil: sesak klien timbul jika Hasil: sesak klien timbul jika klien
Hasil: sesak klien timbul jika klien dalam keadaan terbaring, dalam keadaan terbaring, RR 20
klien dalam keadaan terbaring, RR 24 2)mengobervasi tanda tanda vital klien
07.20 07.16
RR 27 1) mengobervasi tanda tanda vital Hasil :
klien
a. TD : 120/80 mmHg
2) mengobervasi tanda tanda vital Hasil :
08.35 klien b. N : 94x/menit
a. TD : 120/80 mmHg
Hasil :
c. S: 36,5 oc
b. N : 94x/menit
a. TD : 120/80 mmHg
d. RR : 20 x/menit
c. S: 36,5 oc
b. N : 94x/menit
d. RR : 24 x/menit
c. S: 36,0 oc 07.23 3) mengajarkan klien untuk
mengidentifikasi dan menghindari
d. RR : 28 x/menit
07.30 2) mengajarkan klien untuk pemicu
08.38 mengidentifikasi dan menghindari Hasil : klien beristirahat dengan posisi
3) mengajarkan klien untuk
pemicu semi fowler untuk mengurangi sesak
86
mengidentifikasi dan Hasil : klien beristirahat dengan posisi klien
menghindari pemicu semi fowler untuk mengurangi sesak
Hasil : klien beristirahat dengan klien
posisi semi fowler untuk 07.25 4) pemberian O2 nasal kanul
mengurangi sesak klien Hasil : tidak terpasang O2
07.38 3) pemberian O2 nasal kanul
4) pemberian O2 nasal kanul Hasil : terpasang O2 nasal 3 lpm
08.39 Hasil : terpasang O2 nasal 3 lpm
08.00 4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian
08.40 5) Kolaborasi dengan tim medis bronkodilator
pemberian bronkodilator Hasil : klien diberikan nebul combivent
Hasil : klien diberikan nebul + pulmicot.
combivent + pulmicot.
87
berhubungan
dengan sputum
yang berlebih
Implementasi Implementasi Implementasi
08.32 1) Mengkaji kecepatan, irama, 07.15 1)Mengkaji kecepatan, irama, 07.10 1)Mengkaji kecepatan, irama,
kedalaman dan kesulitan kedalaman dan kesulitan bernafas kedalaman dan kesulitan bernafas
bernafas Hasil: RR 24 terdapat otot bantu Hasil: RR 20 terdapat otot bantu
Hasil: RR 27 terdapat otot bantu pernafasan pernafasan
pernafasan 2) Monitor sistem kardiorespirasi 2)Monitor sistem kardiorespirasi
08.35 07.20 07.15
2) Monitor sistem kardiorespirasi selama kegiatan ( takikardi, dyspnea, selama kegiatan ( takikardi, dyspnea,
selama kegiatan ( takikardi, tanda – tanda vital ) tanda – tanda vital )
dyspnea, tanda – tanda vital ) Hasil: klien mengalami sesak Hasil:
Hasil: klien mengalami sesak a. TD : 120/80 mmHg a. TD : 120/80 mmHg
a. TD : 140/90 mmHg
b. N : 97 x/menit b. N : 97 x/menit
b. N : 97 x/menit o
c. S: 36,5 c c. S: 36,5 oc
c. S: 36,9 oc
d. RR : 24 x/menit d. RR : 20 x/menit
d. RR : 27 x/menit 07.18
3) Melakukan nebul combivent 3) Memposisikan semi fowler
07.30
Hasil: klien tampak menghirup asap Hasil: klien diposisikan semi fowler
3) Melakukan nebul combivent nebul 4) Mengauskultasi suara nafas klien
09.10 07.38 07.20
Hasil: klien tampak menghirup 4) Memposisikan semi fowler Hasil:
asap nebul Hasil: klien diposisikan semi fowler
09.12 4) Memposisikan semi fowler 5) Mengajarkan klien cara batuk efektif -- --
08.00
Hasil: klien diposisikan semi Hasil: klien tampak susah
fowler mengeluarkan dahak
-- --
08.15 -- --
6) Membantu klien untuk nafas dalam
09.15 5) Mengajarkan klien cara batuk Hasil:klien mampu melakukan nafas -- --
efektif dalam.
Hasil: klien tampak susah 08.20 7) Mengauskultasi suara nafas klien --
mengeluarkan dahak Hasil:
--
88
09.17 6) Membantu klien untuk nafas
dalam -- ++
Hasil:klien mampu melakukan
nafas dalam.
-- ++
-- ++
19.30 7) Mengauskultasi suara nafas klien -- ++
Hasil:
--
--
-- ++
-- ++
-- ++
-- ++
--
--
89
dengan agens
cedera biologis (
misal, infeksi,
iskemia,
neoplasma)
Implementasi Implementasi Implementasi
08.15 1) Lakukan pengkajian nyeri 07.15 1) Lakukan pengkajian nyeri 07.15 1) Lakukan pengkajian nyeri
koprehensif yang meliputi koprehensif yang meliputi lokasi, koprehensif yang meliputi lokasi,
lokasi, karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, frekuensi, karakteristik, durasi, frekuensi,
frekuensi, beratnya nyeri dan beratnya nyeri dan faktor beratnya nyeri dan faktor
faktor pencetus. pencetus. pencetus.
Hasil: klien mengeluhkan Hasil: klien mengeluhkan nyeri Hasil: klien tidak mengeluhkan
nyeri kram diperut bagian kram diperut bagian bawah dan nyeri kram diperut bagian bawah
bawah dan skala nyeri 6 skala nyeri 3
2) Observasi reaksi
07.20
08.35 2) Observasi reaksi 2) Observasi reaksi 07.16 ketidaknyamanan secara non
ketidaknyamanan secara non ketidaknyamanan secara non verba
verba verba Hasil: klien tampak rileks
Hasil: klien tampak Hasil: klien tampak menyeringai 3) Tentukan pengaruh pengalaman
menyeringai dan menahan dan menahan sakit nyeri terhadap kualitas hidup (
sakit napsu makan, tidur, aktivitas )
07.30
3) Tentukan pengaruh pengalaman 07.23 Hasil: klien selalu menghabiskan
08.38 3) Tentukan pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup ( makanan yang disediakan RS.
pengalaman nyeri terhadap napsu makan, tidur, aktivitas )
kualitas hidup ( napsu makan, Hasil: klien selalu menghabiskan
tidur, aktivitas ) makanan yang disediakan RS
Hasil: klien selalu
07.38
menghabiskan makanan yang 4) Kolaborasi dengan tim medis
disediakan RS pemberian analgesik
Hasil: methilprednisolon
4) Kolaborasi dengan tim medis diberikan 3x dalam sehari
90
08.39 pemberian analgesik
Hasil: methilprednisolon
diberikan 3x dalam sehari
91
92
4.1.7 Evaluasi
92
intervensi
1,2,3,4,5,6
Klien S: Do: klien S: Do: klien S: Do: klien S: Do: klien
1 dx
ke 2 mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan
merasa sesak merasa sesak merasa sesak merasa tidak
dan batuk- dan batuk-batuk nya berkurang dan kadang
batuk O: K/u : cukup dan batuk-batuk batuk
O: K/u : lemah Terdapat otot O: K/u : cukup O: K/u : cukup
Terdapat otot bantu pernafasan Tidak terdapat Kesadaran
bantu Kesadaran otot bantu compos mentis
pernafasan compos mentis pernafasan GCS : 4 5 6
Kesadaran GCS : 4 5 6 Kesadaran Menggunakan
compos mentis Menggunakan compos mentis oksigen nasal 3
GCS : 4 5 6 oksigen nasal 3 GCS : 4 5 6 Lpm
Menggunakan Lpm Menggunakan TTV:
oksigen nasal TTV: oksigen nasal 3 a. TD : 140/90
5 Lpm a. TD : 140/90 Lpm mmHg
TTV: mmHg TTV: b. N : 97
a. TD : b. N : 100 a. TD : 140/90 x/menit
140/90 x/menit mmHg c. S: 36,9 oc
o
mmHg c. S: 36,5 c b. N : 97 d. RR : 29
b. N : 97 d. RR : 25 x/menit x/menit
x/menit x/menit c. S: 36,9 oc Terdengar suara
Terdengar suara nafas tambahan
c. S: 36,9 oc d. RR : 25
nafas tambahan whezzing dan
d. RR : 29 whezzing dan x/menit ronchi
x/menit ronchi Terdengar suara
A: Masalah teratasi
nafas tambahan
Terdengar suara
whezzing dan
nafas tambahan A: Masalah belum P: hentikan intervensi
ronchi
whezzing dan teratasi pasien pulang
ronchi
A: Masalah belum
P: lanjutkan intervensi teratasi
A: Masalah belum 3,4,5,6
teratasi
P: lanjutkan intervensi
3,4,5,6
P: lanjutkan
intervensi
1,2,3,4,5,6
Klien 11 Januari 2019 12 Januari 2019 13 Januari 2019
2 Dx 1
S : Ds : Klien S : Ds : Klien S : Ds : Klien
mengatakan sesak, mengatakan masih mengatakan sudah
batuk dan nyeri di sesak, kadang batuk tidak sesak, kadang
abdomen bagian dan nyeri di abdomen batuk dan nyeri di
atas. bagian atas. abdomen bagian atas.
DO: DO: DO:
93
1) Posisi klien semi 1) Posisi klien semi 1) Posisi klien semi
fowler ditempat fowler ditempat fowler ditempat
tidur. tidur. tidur.
2) RR 27 x / menit 2) RR 25 x / menit 2) RR 20 x / menit
3) Nadi 94 x / menit 3) Nadi 94 x / menit 3) Nadi 94 x / menit
4) TD : 4) TD : 120/80mmHg 4) TD : 120/80mmHg
120/80mmHg 5) Terdengar suara 5) Terdengar suara
5) Terdengar suara nafas tambahan nafas tambahan
nafas tambahan whezzing whezzing
whezzing
++ -- ++ --
++ -- ++ - - ++ - -
++ - - ++ - - ++ - -
++ - - - - - -
- -
8) terpasang O2 nasal
5) terpasang kanul 3 lpm A: Masalah teratasi
O2 nasal
kanul 3 P: hentikan intervensi
lpm A: Masalah belum klien pulang
A: Masalah belum teratasi
teratasi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan 1,2,3,4,5,6
intervensi
1,2,3,4,5,6
94
teratasi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan 1,2,3,4,5,6
intervensi
1,2,3,4,5,6
95
4.2 Pembahasan
Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pembahasan dari asuhan
2018 “.
teori pada asuhan keperawatan yang dialami oleh Tn. Y dan Tn. P
penyakit yang bisa dicegah dan diatasi, yang ditandai dengan keterbatasan
aliran udara yang menetap, yang biasanya bersifat progresif dan terkait
dengan adanya respon inflamasi kronis saluran nafas dan paru-paru terhadap
gas atau partikel berbahaya seperti asap rokok, debu industri, polusi udara
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 08 januari 2019 jam
08.15 dengan klien 1 ( Tn. Y ) dan pada tanggal 11 januari 2019 jam 09.20
tahun yang lalu, asma sering muncul apabila terkena udara dingin, klien
sesak dengan batuk, sesak dirasakan seperti tertimpa benda berat di bagian
dada dan mengeluh kram pada bagian perut atas, sesak dan kram memberat
saat klien batuk dan berkurang saat klien beristirahat dengan posisi semi
96
fowler. Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan TD: 140/90 mmHg, nadi:
97 x/menit, suhu: 36,9 ◦c , dan Rr: 29 x/menit, terdapat suara ronchi dan
wheezing.
sesaknya tambah parah, di tambah nyeri perut dibagian atas dan batuk
perokok aktif . Pada saat dilakukan pengkajian klien merasakan sesak yang
disertai batuk dengan dahak, sesak dirasakan seperti tertimpa benda berat di
area dada, sesak memberat apabila klien saat batuk dan berkurang saat klien
didapatkan TD: 120/80 mmHg, nadi: 94 x/Menit, suhu: 36,0 oc dan RR: 27
PPOK atau penyebab PPOK serta manifestasi klinis secara teori yang akan
Pada kasus PPOK yang dialami oleh Tn. Y dan Tn. P didapatkan
data dari penyebab dari PPOK adalah dari faktor perokok aktif dan riwayat
97
dan didapati manifestasi klinis, batuk yang produktif dan sesak nafas
sama dengan teori yang menunjukkan klien sudah terkena penyakit PPOK.
apabila klien terpapar oleh udara dingin, respirasi red 29x/menit. klien
sebelum masuk ke rumah sakit disertai dengan batuk respirasi red 28x/
menit, sesak berkurang apabila klien dalam keadaan posisi semi fowler
98
3. Masalah keperawatan nyeri akut
skala nyeri 6.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien 1 (Tn. Y ) adalah klien yang
Diagnosa yang muncul pada klien 2 ( Tn. P ) adalah klien yang mengalami
PPOK dengan :
pernafasan
iskemia, neoplasma ) Commented [S18]: Agen cidera biologis di sebutkan yang pasti
(aktual) yang di alami oleh pasien/klien
pada teori dengan kasus penelitian dilapangan berbeda. Hal ini disebabkan
karena tanda dan gejala pada klien tidak muncul, pengelompokan data yang
teori.
99
Pada klien 1 ditemukan dua diagnosa keperawatan yang dikarenakan
diagnosa yang ada pada teori tidak muncul pada klien 1, sedangkan pada Commented [S19]: Sebutkan alasan kenapa diagnosis tidak
muncul
terjadi kram pada perut sehingga dapat muncul masalah keperawatan yaitu
Nyeri akut, disamping itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedua
faktor usia, gender atau jenis kelamin, kebiasaan, genetik, dan juga
pekerjaan.
Oleh sebab itu diagnosa yang ditemukan pada klien yang ada
diagnosa yang muncul tidak terlalu banyak seperti yang muncul di teori.
diagnosa yang diambil sesuai dengan prioritas dan data yang dapat
menunjang di lapangan.
4.2.3 Perencanaan
dengan agens cedera biologis ( misal, infeksi, iskemia, neoplasma ). Commented [S20]: Etiologi disebutkan sesuai yang ada di klien
Dari rencana keperawatan yang ada pada teori hampir sama dengan
100
dilakukan hanya sebagian dikarenakan fasilitas dari Rs tidak mendukung.
Terdapat intervensi yang berbeda antara klien 1 dan klien 2 yaitu pada
dari pasien, Jadi rencana keperawatan yang akan dilakukan kepada klien
4.2.4 Implementasi
Injeksi yang dilakukan pada pukul 08.00 pagi pada shift pagi, injeksi pada
diterapkan pada kedua klien dan tidak ada implementasi yang belum
dilakukan.
101
aplikasi dari perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien ( Nursalam,
2016 )
kebutuhan sesuai dengan keadaan klien yang ada, serta tindakan yang telah
klien.
4.2.5 Evaluasi
teratasi. Untuk klien 1 ( Tn. Y ) perawatan selama 3 hari dan pada hari ke
dan tidak terdapat sesak nafas tidak terdengar suara ronchi dan wheezing,
Karena masalah pola nafas klien sudah teratasi klien dianjurkan pulang
dan diberikan Health education. Commented [S21]: Lampirkan SAP yang telah di berikan
(example : leaflet, dll).
Catatan : Ditaruh di lampiran
aktivitas toileting secara mandiri, kram yang ada diperut kliem mulai
membaik, batuk klien sudah berkurang dan sesak klien membaik, tidak
102
ditemukan suara nafas tambahan seperti ronchi dan wheezing, TD : 120/80
sudah teratasi klien dianjurkan untuk KRS dan diberi head education. Commented [S22]: Lampirkan SAP yang telah di berikan
(example : leaflet, dll).
Catatan : Ditaruh di lampiran
klien, tipe pernyataan evaluasi ada dua yaitu formatif dan sumatif.
103
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengkajian pada Tn. Y dan Tn. P dengan PPOK dilakukan untuk
104
pernafasan, ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
5.1.3 pada tahap perencanaan Commented [S23]: Pada BAB 1 apakah menggunakan kata
Perencanaan ? (di tujuan)
Kalau menggunakan kata intervensi, maka harus konsisten gunakan
Rencana keperawatan disusun dengan masalah keperawatan. kata intervensi
klien.
Commented [S24]: Pada BAB 1 apakah menggunakan kata
5.1.4 Pada tahap pelaksanaan pelaksanaan ? (di tujuan)
Kalau menggunakan kata implemantasi, maka harus konsisten
gunakan kata implementasi
105
Tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana
neoplasma )
5.1.5 Evaluasi
kondisi klien stabil, meskipun klien sudah tidak batuk – batuk dan
5.2 Saran
diharapkan dapat menjadi masukan bagi beberapa pihak terkait yaitu: Commented [S25]: Saran tidak perlu menggunakan kalimat
harapan, langsung ke pokok yang ingin di sampaikan (bentuknya
sudah bisa di aplikasikan)
106
5.2.1 Bagi perawat
penyakit PPOK
Hasil penelitian studi kasus ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk
1) Hasil penelitian studi kasus ini diharapkan dapat menambah Commented [S26]: Saran tidak perlu menggunakan kalimat
harapan, langsung ke pokok yang ingin di sampaikan (bentuknya
sudah bisa di aplikasikan)
pengetahuan bagi klien tentang pencegahan terjadinya PPOK dari
107
3) Klien mampu menjelaskan dan memahami tentang kasus asma
108