Anda di halaman 1dari 24

2.

1 PENGERTIAN
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman
adalah konsep “Health Care System” yaitu model konsep
yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau
normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas.

2.2 pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan


teori-teori keperawatan
Menurut Neuman (1979), ada 3 cara pendekatan dalam
pengembangan dan pembentukan teori-teori
keperawatan, yaitu:
1. meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang
relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-
teori ini dalam ilmu keperawatan.
2. menganalisa situasi praktik keperawatan dalam
rangka mencari konsep yang berkaitan dengan
praktik keperawatan serta menciptakan suatu
kerangka konsep yang memungkinkan
pengembanagan teori keperawatan.
Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah
menumbuh kembangkan pengetahuan yang diharapkan
dapat membantu dan mengembangkan
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang model teori konsep keperawatan.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, Maret 2015

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmukeperawatan . Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat
ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan
zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus
mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan .

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau modelkeperawatan .
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan
yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di
observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud
teorikeperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan . Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
model konsep dalam keperawatan ,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan . Berikut ini adalah ringkasan beberapa
teorikeperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori
dan model keperawatan ?
2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan ?
3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan
C. TUJUAN
1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
teori keperawatan
3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan

BAB II
KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,
menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang
menjelaskan secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah.
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena
dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat
diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan
menjelaskan berbagai fenomena dalamkeperawatan . Teori keperawatan berperan dalam
membedakankeperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.

Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan .
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa
yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B. TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN


a.Tujuan Teori Keperawatan
Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai, diantaranya:
1.Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang dihadapi dalam pelayanankeperawatan , baik bentuk tindakan atau bentuk
model praktekkeperawatan sehingga berbagai permasalahan dapat teratasi.
2.Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhankeperawatan kemudian dapat memberikan
dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan .
3.Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah
dalam keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan
tindakan keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam
tindakan keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.1

b. Tujuan Model Keperawatan


1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan .
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan .
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan .
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhankeperawatan bagi setiap anggota
tim keperawatan .2

C. KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN


Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar
teori keperawatan :
1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang
spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep
sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan
2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan
alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis
3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teorikeperawatan dapat
digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan
situasi praktekkeperawatan
4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of
knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian
5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas
praktek keperawatan 1

D. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN


1. Filosofi Florence Nigtingale
Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teorikeperawatan yang
melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan
kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan
orang yang sakit yang dikenal dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat
standar pada pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang
efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan
perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.
2. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-
teorikeperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa
yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah
berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian
juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan
diakuinyakeperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomikeperawatan telah
ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi
sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.
3. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori keperawatan .
Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum keperawatan yang
jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem pendidikankeperawatan yang
terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga
berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan .
4. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan
ilmu keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmukeperawatan yang terus
berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu
ada cabang ilmukeperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian
ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau lingkup bidang ilmukeperawatan .1

E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM


Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ad, banyak dari mereka yang
hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale
seorang tokohkeperawatan yang berasal dari Inggris. Sesungguhnya apabila kita ingin
menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia
barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan
dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia
lainnya yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan
mengalami kemajuan terutama dalam duniakeperawatan . Bukan berarti rasul menjadi seorang
tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung ajaran dan nilai- nilai
kesehatan seperti perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal
Hygiene ), menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain
sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd
International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st
Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi
Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan
sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin, organisatoris,
mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam Al-Khazraj
yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan
yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari
ilmukeperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid
Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit
lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para
korban yang terluka di bantu oleh dia.
Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah
seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun.3
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :
a. Ku’ayibat,
b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan
d. Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat
sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum
muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem
kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien
dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilatur tentang perawat, namun
dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah
melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty
2001, Al Osimy, 1994)
2. MasaSetelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy,
1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang
digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan
pelayanankeperawatan . Dia menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some Persons
and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does
Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di
masa ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti mengobati luka,
dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang
sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS
modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang pasien laki-laki dan wanita, serta
perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki
(Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)
4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan
Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah.
Bahkan dokumen tentangkeperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di
tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain
dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003)
Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat
bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke
negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.3
F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI
KEPERAWATAN

1. Siti Rufaidah
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim
pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha
memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya
kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya
dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai
praktekkeperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim
Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai
pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah,
seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara
verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab
Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang
Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran
untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia
untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di
bidang keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga
terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim,
miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga
memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula.
Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi
teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.3

2. Florence Nightingale (Teori Nightingale)


Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teorikeperawatan modern (modern
nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale meyakini bahwa kondisi
lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak. Komponen lingkungan
yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:
a. Udara segar
b. Air bersih
c. Saluran pembuangan yang efesien
d. Kebersihan
e. Cahaya
Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasi yang
cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus
merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara
yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatn klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat member manfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat kontraindikasi .focus perawatan klien menurut Nightingale adalah
pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat
kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.4
Selain kelima komponen lingkungan diatas, seorang perawat juga harus memperhatikan
kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.

Asumsi Utama Teori Nightingale


Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan
setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses
perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga
individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan adalah menjaga agar proses reparative ini tidak
terganggu dan tiak menyediakan kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk mencapai
kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.
Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit melalui faktor
kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan membedakannya dengan
proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya
menjadi lebih baik hingga saat kematiannya.
Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit dan sehatnya
seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat dengan klien. Jika seseonrang
ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses
reparative dapat berjalan. Hubungan ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.

Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah awal dalam
formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatu
pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari atau tidak, Nightingale telah
member pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan
lingkungan dan penanganan psikologis terhadap klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam
banyak tatanan perawatan kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran
produktif bagi perawat dan profesi keperawatan .4
3. Virginia Henderson (Teori Henderson)
Defenisi Keperawatan Menurut Henderson
Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisikeperawatan ). Defenisinya
mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa
defenisikeperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah defenisikeperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional.
Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk
itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah modelkeperawatan yang dikenal
dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah
membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin.Perawat menjalankan
tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan
rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.4
Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan , kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut.
1) Bernapas secara normal
2) Makan dan minum dengan cukup
3) Membuang kotoran tubuh
4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5) Tidur dan istirahat
6) Memilih pakaian yang sesuai
7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat
11) Beribadah sesuai dengan keyakinan
12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi
13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi
14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual kebutuhan dasar poin a-
i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan m termasuk komponen
kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama
lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan
(unit).4

2. Keperawatan . Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia (14 komponen di
atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk
mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta
pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
kontruksi bangunan dan pemeliharaannya
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.4
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan klien. Menurut
henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam memenuhi
kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan pasien yang berkurang.Di
sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong untuk menolong atau membantu pasien
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun
manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras
saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien
bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap
pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar
tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat,
kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh
selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan
lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika
tidak ada dokter.Rencana perawatan yang dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Keyakinan dan tata Nilai Teori Henderson


Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secar
individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan
usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan
aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian
yang damai.Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau
kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.4

Aplikasi Teori henderson dalam Proses Keperawatan


Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan
praktikkeperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi
asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari
kemajuan kondisi pasien, yang smula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat
dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri
(independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14
komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen di atas. Dalam mengumpulkan data , perawat menggunakan metode observasi, indera
penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkummpul, perawat menganalisis data
tersebut dan membandingkannya dengan perngetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis
tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul.
Diagnosis keperawatan menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana kebutuhan
sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya
perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau
sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan
dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,
memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang
diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang
budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir,
perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4

4. Imogene King (Teori King)


King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan
sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King
mengemukakan dalam model konsep interaksi.
Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi
adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu
dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi,
adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan,
kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta
hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam
menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka
King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi,
orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari
masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk
social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.1
Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:
1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit
3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang terdiri dari
komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.
Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King
terdiri dari komponen:
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam
memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran hubungan
perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons
dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat
dan klien yang terwujud dalam komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1

5. Dorothe E. Orem (Teori Orem)


Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya.
Dalam konsepkeperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :
1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu
sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itun
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan ;
kedua,self care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri
sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ;
ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan
mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan
metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu
tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi
tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan
mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan
kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang
belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
3. Teori Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien
terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi
dalam system pelayanan keperawatan diantaranya :
a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang
memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi
gerakan. Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu
melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin
masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain
akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak mampu mengurus
sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih
mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya
melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada
pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen
dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi
butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.
c. System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan
pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini
dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi
dalam pengaturan kelahiran.1

6. Jean Watson (Teori Watson)


` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan
aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi)
yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.1
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk
yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga
untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status
kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Teori human caring
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and
humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai
serta seni yang kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi
ilmukeperawatan , sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan vidsi
mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan
berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam
asuhan keperawatan , namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan
penyakit.4
Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson
Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing
(mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan .
Factor carative teori Watson
Struktur dibangun dari sepuluh factor carative yaitu:
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual.
9. Membantu dlam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.4

7. Hidegard E. Pepelau (Teori Peplau)


Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading, Pennsylvania. Peplau lulus
dari hospital School of Nursing di Pottstown, penssyilvania pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam
bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington Univercity, Vermont pada Tahun
1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College,
Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum
pada tahun 1953.
Keperawatan Psikodinamik
Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan , khususnyakeperawatan psikiatri, sanga5t
banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul interpersonal relations in Nursing.
Peplau membuat model keperawatan dengan
istilah keperawatan psikodinamik.Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan
kemampuan seortang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang lain,
mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip hubungan manusia
pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum saling kenal
mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang memerlukan bantuan
professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami masalahnya serat
menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk
menetukan adanya masalah.
Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang ia hadapi bersama
orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien berbeda satu sama lain. Di
sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu klien menghadapi penyakit yang ia
rasakan sebagai sebuah pengalaman yang mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan
kekuatan positif pada pribadi klien serta memneri kepuasan yang diperlukan.
Fase eksploitasi
Pada fase 4 ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien.
Disinilah, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses interpersonal.
Selama fase eksploitasim, klien mengambil secara penuh nilai yang ditawarkan kepadanya
melalui sebuah hubungan.
Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan klien, dan
mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali dan mengfungkapkan
perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan mempertahankan suasana terapeutik
yang mendukung.
Fase resolusi/terminasi
Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada tahap akhir dan
keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini terjalin.Fase resolusi terkadang
menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak, sebab disini dapat terjadi peningkatan
kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-halk yang belum terselesaikan pada masing-masing
fase.Indicator keberhasilan untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari
bantuan perawat. Selanjutnay, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang
dan lebih berpengalaman.4
Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan
1. Keperawatan . Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses
yang signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan instrument
edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian seseorang dalam arah
yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan komunitas.
Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam
pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.
2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan
untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.
3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang
menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan proses
kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif, konstruktif, produktif di
dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.
4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan
sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk
memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri dengan
rutinitas rumah sakit.

8. Martha E. Rogers (Teori Roger)


Teori Manusia sebagai Satu kesatuan (Unitary Human Beings)
Model Rogers pertama kali dipublikasikan pada 1970, yaitu An Introduction to the
Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian memperjelas dan mendefenisikan konsep-
konsepnya, salah satunya The Science of Unitary human Beings: A Paradigm for Nursing.
Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi, agama,
filsafat, matematika, sastra, dan sumber-sumber lain yang membangun modelnya
berdasarkan manusia sebagai suatu kesatuan (unitary human beings) dan lingkungan sebagai
bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan.
Dalam model keperawatan nya, Rogers meletakkan dasar-dasar yang menggambarkan
proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan oleh keseluruhan
(wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan
organisasi, ilmu pengetahuan, serta pemikiran.4
Teori Rogers dan Konsep Utama Keperawatan
1. Keperawatan . Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang
menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni.Keperawatan sebagai ilmu merupakan
ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar mempertahankan
dan memulihkan kesehatan, mencegah penyakit, merawat, serta merehabilitasi individu yang
sakit dan cacat. Pada dasarnya, ilmukeperawatan mempelajari sifat dan arah
pengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan. Kaitannya
dengan proses kehidupan manusia, ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan
empiris yang menggambarkan, menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan manusia.
Oleh sebab itu, keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih lanjut,
praktikkeperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif, imajinatif, dan
eksis untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional tidak memiliki fungsi
dependen, melainkan bersifat kolaboratif.
2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan berbeda
dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek integral manusia
dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang kontinu dengan
lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika disederhanakan menjadi bagian -
bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers, adalah homeodinamis yang bersifat
probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai sistem terbuka di dalam proses kontinu
bersama sistem terbuka lingkungan. Keperawatan memandang individu sebagai bagian
dari satu kesatuan yang tidak dapat disederhanakan.
3. Lingkungan. Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat
dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi karakter
yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada
di luar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang terus melakukan
pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara
manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan simultan.
4. Kesehatan. Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan
pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia menggunakan kata
kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi bugar (wellness) dan tidak
adanya penyakit dan penyakit parah. Istilah health digunakan oleh Rogers dalam konteks
nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu.4
9. Sister Calista Roy (Teori Roy)
Model Adaptasi Roy
ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan ,
yakni keperawatan , tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.
1. Elemen keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam
melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).
Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan praktik
berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap kesehatan sehingga
sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus
internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat
menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan perawatan.
Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga
adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup
fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling
berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986).
Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara
spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan)
untuk mempertahankan adaptasi.
Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep diri,
fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan , manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka,
adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.
Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan
internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan
kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan dengan
konsep diri dan fungsi peran.
3. Elemen lingkungan
Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.
4. Elemen sehat
Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi pada mahluk
hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu
dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus tersebut
mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi
yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau
tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan
pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan
integritas.
Aplikasi Model Adaptasi Roy
Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan , dan sebagai pedoman dalam
memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih
menekankan pada faktor psikologis.2

10. Leininger (Teori Leininger)


Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh pengalaman
dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern United States pada
tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang berasal dari
budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah kembali
profesi keperawatan .ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami
budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.
Pada tahun 1960, Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing,
ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger
mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya mulai
dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai Cultural Care
Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing
Theory atau teori perawatan transkultural.
Konsep Teori Keperawatan Transkultural
Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalamkeperawatan yang
berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di
dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan , nilai-nilai, keyakinan
tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktikkeperawatan pada
budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994).
Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam
memahami budaya klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau culture
imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari atau
beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan merasakan
perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai budaya, keyakinan,
dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau
kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi daripada
budaya kelompok lain.
Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensikeperawatan dalam
transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan
budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia (secara global)
maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.
Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh tujuh faktor,
yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan
gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4
Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-
masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan . semua langkah
perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit,
dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji
oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing
faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care
expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar
kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia,
baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem
kesehatan. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan , ketujuh faktor tersebut masuk ke
dalam level pertama yaitu tahap pengkajian.
Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional melalui
asuhan keperawatan . Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh Leinenger
dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat
keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika
disesuaikan dengan proses keperawatan , hal tersebut merupakan tahap perencanaan,
tindakan keperawatan .
Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip
asuhan keperawatan , yaitu :
1.Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan
gaya hidup yang diinginkan.
2.Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau
memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk beradaptasi,
bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien.
3.Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain
untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih
baik.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada
asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well
being, yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan
kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat
kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.4
11. Abdellah (Teori Abdellah)
Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960) meliputi
pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan
pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilam dalam hubungan
interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan
sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmu-ilmu dasar dan
keterampilan keperawatan tertentu.Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan
masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan gambaran tentang
kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalanm bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan. Kebersihan dan keamanan.
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan sosial.
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.
Dalam keempat bidang diatas, Abdellah et al.(1960) mengidentifikasi kebutuhan klien secara
spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalahkeperawatan Abdellah:
1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.
2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.
3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya
infeksi.
4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki
deformitas.
5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh.
6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.
7. Mempertahankan eliminasi.
8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,
fisiologis, dan kompensasi.
10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.
11. Mempertahankan fungsi sensorik.
12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative.
13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan
penyakit organic.
14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.
15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.
16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.
17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.
18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan
fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.
19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik
dan emosional.
20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi
masalah yang muncul akibat dari penyakit.
21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi
dalam munculnya suatu penyakit.5
12. Ida Orlando (Teori Orlando)
Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana bila
kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau
mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori Orlando secara
radikal mengubah focuskeperawatan dari diagnose medis klien dan kegiatan-kegiatan
otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika
kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan (Schmieding, 1995). Teori
Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi keperawatan . Tiga elemen, yaitu
perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat, akan membentuk
situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat melakukan kebutuhan klien,
mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak
secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada akhirnya untuk
menurunkan tekanan atau stress yang dialami oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6

13. Myra Levine (Teori Levine)


Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan pada
tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang saling
berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa
intervensi keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai
pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energy dalam
lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip konservasi
dalam keperawatan :
1. Konservasi energi klien
2. Konservasi struktur integritas
3. Konservasi integritas personal
4. Konservasi integrasi social
Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang ditujukan
pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.7
14. Dorothy Johnshon (Teori Jhonson)
Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien
beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat
mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan
stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson,
1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan
perilaku berikut:
1. Perilaku mencari keamanan
2. Perilaku mencari perawatan
3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi
4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural
6. Perilaku seksual dan identitas peran
7. Perilaku melindungi diri sendiri
Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku diatas,
yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif
didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku klien
menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi ketidakmampuan
beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.8
15. Betty Neuman (Teori Neuman)
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep Health Care
System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.
Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel yaitu
ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis pertahanan
normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara
umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi adanya ketersediaan
pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan
cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis
pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.Model ini bertujuan
agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.Sehingga Betty
Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling
ketergantungan (interpendensi).
Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang
terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka
yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang utuh
diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga memandang
pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan serta klien serta memandang sehat
sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan
keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.
Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini berfokus pada
respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien.
Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau
mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya tersebut dapat juga dinamakan
pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9
Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi
adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pada
pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan
perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya
stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta
pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya
pencegahan tersebut dipentingkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

16. Joyce Travelbee (Teori Travelbee)


Konsep- konsep dasar dan definisi- definisi
1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat dipisahkan
dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik yang pernah hidup
ataupun yang akan hidup.
2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk komunikasi
ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup individu yang
membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain yang dipercaya dapat
memberikan pertolongan yang dibutuhkan.
3. Perawat. Perawat juga seorang manusia “perawat memiliki tubuh yang
berpengetanhuan khusus dan berkemampuan untuk menggunakanya yang bertujuan
membantu orang lauin untuk mencegah penyakit atau memelihara tingkat kesehatan yang
tinggi.
4. Penyakit. penyakit dalah sebuah kategori dan klasifikasi . travelbee tidak
menggunakan kata penyakit (illness) sebagai definisi dari tidak sehat akan tetapi ia lebih
mengidentifikasakannya dari pengalaman sakit seseorang. travelbee menemukan penyakit
sebagai criteria subjektiv dan objektif ditentukan oleh dampak luar dari penyakit dalam diri
individu. sedangkan criteria subjektiv lebih kepada apa yang seseorang rasakan sebagai
penyakit.
5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas dari mental
yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain spiritual hingga penderitaan
tersebut dinamakan tingkat yang menular “tidak terjaga”dan seterusnya meningkat dari
persamaan apatis.
6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya tidak
tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk dikomunikasikan
keindividu. penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti yang telah diilustrasikan di
gambar 23-1
7. Harapan. Harapan adalah karakterisasi yang dibangun oleh mental dengan keinginan
untuk memeperoleh sebuah penyelesaian atau menyelesaikan sebuah penggabungan
perwencanaan dengan beberapa tingkatan pengharapan bahwa apa yang diinginkan atau
diminta dapat tercapai. harapan berhubungan atau adakaitanya dengan ketergantungan
dengan yang lain, pilihan, keinginan, kepercayaan, kegigihan, keberanian dan orientasi pada
masa depan.
8. Keputuasaan. Keputusasaan adalah ketiadaan pengharapan.
9. Komunikasi. Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat untuk
membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian memenuhi tujuan
dari keperawatan , yakni membantu individu- individu dan keluarga-keluarga untuk
mencegah dan untuk penanggulangan dengan pengalaman penyakit dan penderitaan bahkan
jika dibutuhkan untuk membantui mereka untuk menemukan arti dari pengalaman ini.
10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua
individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat berkomunikasi secara
verbal taupun nonverbal.10
Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien mengacu pada
hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan dikarakteristikkan oleh fakta
bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan klise yang lain.
Kebutuhan keperawatan . Sebuah kebutuhan keperawatan adalah rasa kebutuhan dari
seseorang yang sakit (atau keluarga) yang dapat ditemukan oleh perawat professional
pelaksana dan dengan meletakkan dalam jangkauan definisi yang legal/ sah atau dalam
praktikkeperawatan .
Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri adalaah
kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam memenuhi kekhawatiran
dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi struktur keperawatan .hal ini
memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman diri sendiri, pemahaman dari
pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan untuk mengintetprestasikan sesuatu
pengetahuan pribadi yang sama dengan pengetahuan yang lain, dan kemampuan dalam
campur tangan yang efektif dalam situasi keperawatan .
Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi dari
orang lain.
Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang sedang
mengalami tekanan/ stress.
Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau pengalaman
yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan keperawatan dan menerima
kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok yang menyangkut pikiran dan perasaan,
pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan penderitaan yang diubah atau dikomunikasikan
oleh seorang terhadap orang lain.
Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah
pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan
penerima keperawatan ya.karakteristi utama dr pengalaman adalah
kebutuhan keperawatan dalam individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame
manusia dalam situasikeperawatan adalah berarti terusmenerus dengan maksud
.keperawatan adalah suatu kepandaian. hubungan antara sessama manusia dibangun ketika
perawat dan penerima perawatanya mencapai sebuah hub setelah meningkat atas tahapan
pertemuan yang original, munculnya identitas, empati dan simpati.
Asumsi Utama Keperawatan
Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses antar diri perseorangan
komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan pengalaman dari penyakit dan
penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk sebuah proses antar diri seseorang karena ini
adalah merupakan sebuah pengalaman yang terjadi antara perawat dan individu atau
sekelompok individu – individu.
Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara perawat
dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik, indifidu yang tidak
dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan perubahan.
Kesehatan. Travelbee mendevinisikan kesehatan sebagai kesehatan subjektif dan
objektif.status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi secara individu yang
membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari status fisik,-emosi dan spiritual.
kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat dilihat, ketidak mampuan atau
ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji laboratorium, penafsiran oleh seorang direktur
spiritual, atau penasehat psikologi.
Lingkungan. Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam teorinya.di
mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua manusi selama
menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan dengan lingkungan.10
17. Paterson and Zderad (Teori Humanistik)
Keperawatan Humanistik
Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan humanistic
terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua ilmu jiwa yang
dominan.Ilmu jiwa Freudian tampak terbatas dalam orientasinya menghadapi orang yang
sakit, dan perilaku jiwa menjadi orientasi yang mekanisme.Orientasi yang humanistik
mencoba mengambil sebuah pandangan yang lebih luas terhadap potensial dari manusia,
mencoba untuk mengerti mereka dari konteks pengalaman hidup mereka di dunia ini dari
pada mencoba untuk menggantikan pandangan mereka, tujuannya adalah untuk suplemen
mereka.
Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang
eksistensial.Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui
kehidupan.Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat membuat
pilihan.Pilihan ini menggambarkan hubungan dan artian dari seseorang.Seperti psikologi
humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan yang positif
dan yang diterapkan.Menurut tulisan Kirkegaard dan Nietzche, dengan memiliki kesempatan
untuk memilih, setiap tindakan yang kita pilih adalah signifikan dan memberikan arti
kehidupan kita.
Teori humanistik Keperawatan dan Metaparadigma
1. Manusia
Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan. Manusia sebagai
individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu dan jarak. Manusia
dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan
manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa depan. Aplikasi dalam
dunia keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan informasi.Mereka
membutuhkan pilihan.Individu dan kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat
pilihan mereka sendiri.
2. Kesehatan
Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari kehidupan dan
kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah
sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan
seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial,
spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap
praktekkeperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori diagnosa
bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa
perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang menerima perawatan adalah kritikal,
bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan penghargaan terhadap hubungan yang eksis
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Keperawatan
Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan
kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus
pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini
akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien tentang
dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan .Paterson dan Zderad
mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.
Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi.Teori bisa
diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia.Kerangka
kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari keperawatan humanistic
manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek keperawatan .Mereka menyebut
praktek keperawatan adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai
campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi
antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan
teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu
yang mereka inginkan.11

Fenomenologi Nursologi dan Proses Keperawatan


a. Assessment
Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui observasi,
interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil laboraturium
b. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat sebuah
statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan pasien,
kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu membandingkan
dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada suatu kesimpulan yang
menyatakan kalau itu sebuah masalah
c. Perencanaan dan implementasi
Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau hasil yang
dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan perawat dan klien
yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi nursologi tidak menjelaskan bentuk dari
tujuan yang langsung terhadap rencana keperawatan .Keperawatan humanistik
memperhatikan orang yang membutuhkan kebutuhan.Tujuannya adalah kesejahteraan yang
diterbitkan melalui dialog.
d. Evaluasi
Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran umtuk
menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan perawat dan klien.
Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil tingkah laku tetapi dengan
pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk membuat pilihan tentang perawatan
kesehatan mereka dan bertanggung jawab terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam
kehidupannya. Dengan melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai
kesempatan untuk menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan
personak atau kesehatan.11
Karakteristik Teori dan Kerja Paterson and Zderad
a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara yang
berbeda untuk melihat fenomena penting
b. Teori harus masuk akal dan alam.
c. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum.
d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang
dibangkitka.
e. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan pengetahuan dengan disiplin
melalu implementasi penelitian untuk menvalidasi teori-teori tersebut.
f. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan membuktikan
praktek mereka.
g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan prinsipal tetapi
membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk diinvestigasi

18. Lydia E. Hall (Teori Hall)


Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masimg-masing
lingkaran menunjukkan proses keperawatan nya yaitu:
1. Lingkaran Kepedulian (care)
Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan kebutuhan
pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat
menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang menjadi dasar
ilmukeperawatan yang kuat.Perawat harus menciptakan suasana yang nyaman pada diri
pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi
kenyamanan.
2. Lingkaran inti (core)
Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu pasien untuk
menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus mempedulikan pasien
untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan menggunakan tehnik
berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk melihat status kesehatan
sekarang dan yang akan datang.
3. Lingkaran keperawatan (cure)
Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara
pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias membantu si
pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban keluarga.12
Teori Hall dan 4 konsep utama
Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara
manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan . Uraiannya dapat
dijelaskan seperti dibawah ini:
1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu
penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini membutuhkan
motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.
2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri
3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan
menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.
4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan keperawatan ).
Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara individu dengan individu dengan
individu lain/antara perawat dengan pasien.12
Proses Keperawatan
Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini meliputi 5
proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut teori
Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien dibandingkan
demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah pada peningkatan
kesehatan individu.
b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan , dimana perawat mengamati
penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga proses
penyembuhannya akan lebih muda.
c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah membantu
pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya. Inti dari
perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih mengerti dengan kebutuhan, perasaan
dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan pasien untuk mencapai kesembuhan dengan
pengobatan medis.
d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah
merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien yang
meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan kenyamanan
dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk memahami dan menerapkan
rencana yang medis.
e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada pasien.
Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam mencapai suatu
kesehatan.
Aplikasi dan Pembatasan Teori
Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang membatasi
aplikasi kepada kepedulian pasien.
Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien membutuhkan perhatian
yang lebih dari seorang perawat untuk proses penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah
masalah umur. Yang ketiga faktor pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu
seseorang kea rah yang lebih mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah
keluaga hanya berada di dalam perawatan melingkar (care, core, cure).
Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit. Ini tidak akan
menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan kesehatan individu,
kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan
untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang
saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis dan pengobatan (penyembuhan)
dan tubuh perawatan. Perawat sebagai pemberi perawatan.12
19. Ernestine Wiedenbach
Tujuan Keperawatan : Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari
suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka Kerja Praktik:
Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena
stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan,
praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Teori Ernestine Wiedenbach
1. The agent : mid wife. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan
bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk
persipan menjadi orang tua.
2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut
Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.
3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan
memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.
4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14

20. Parse (Teori Parse)


Teori Parse (1981) adalah Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup
dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990) (Nursing as
science and art [Marriner-Torney, 1994]).13
Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan
dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-Torney, 1994).
Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya
penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model
konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat
mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan
apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Teorikeperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan ,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan . Ada beberapa yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu,
filosofi Nightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu keperawatan .
B. SARAN
Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur untuk
menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi buku -buku
kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas
mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai