Anda di halaman 1dari 14

[CIVIL ENGINEERING] 2015

BAB III
CBR
(California Bearing Ratio)

3.1 Tujuan Percobaan


Perkerasan ini dilakukan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan
campurkan tanah agregat yang dipadatkan di laboratirium pada kadar air tertentu. CBR
adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu beban terhadap bahan standart dengan
kedalaman penetrasi yang sama.

3.2 Landasan Teori


Cara CBR ini dikembangkan oleh California State Highway Depertemen sebagai cara
untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (Subgrade). Kemudian cara ini dipakai dan
digunakan lebih lanjut oleh badan – badan lain terutama oleh U.S Armi Corps Of
Engineering.
Dengan cara ini suatu percobaan penetrasi (disebut percobaan CBR) dipergunakan
untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan yang hendak dipakai untuk pembuatan
perkerasan. Nilai CBR yang diperlukan diatas lapisan yang nilai CBR nya ditentukan. Jadi
dianggap bahwa diatas suatu bahan dengan nilai CBR ditentukan perkerasan tidak boleh
kurang dari satu angka tertentu. Untuk mendapatkan table perkerasan dari nilai CBR
digunakan grafik yang dikembangkan untuk berbagai muatan roda kendaraan dan
intensitas lalu lintas.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Pada gambar CBR 1, diperlihatkan salah satu dari grafik ini, untuk muatan roda dan
intensitas lalu lintas tertentu.

Terlihat disini bahwa bentuk grafik ini memdekati bentuk grafik tegangan vertical
maupun tegangan geser. Grafik table perkerasan terhadap nilai CBR telah dikeluarkan oleh
berbagai macam badan dan intansi pemerintahan dari beberapa Negara. Semua grafik ini
mempunyai bentuk yang kurang lebih sama dan menghasilkan table perkerasan yang tidak
hanya berbada tetapi cara memperhitungkan muatan roda serta intensitas lalu lintas agak
berlainan. Grafik CBR dimasukkan pada gambar CBR 1 adalah diambil dari grafik – grafik
CBR menurut “Asphalt Handbook 1960” pengeluaran “the asplat institute”. Grafik dari buku
ini diberikan secara lengkap pada gambar CBR 2. Skala yang digunakan adalah skala
logaritma.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Gambar 2.
Penentuan Tebal Perkerasan dari nilai Cbr.Skala Yang Digunakan adalah Skala
Logaritma.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Alat serta cara melakukan percobaan CBR dapat dilihat pada gambar 3 CBR . Dengan
menggunakan dongkrak mekanis sebuah piston penetrasi ditekan supaya masuk tanah
dengan kecepatan 0,05 inci permenit . Luas piston tersebut adalah 3 inci persegi. Untuk
menentukan beban yang bekerja pada piston ini dipakai sebuah “proving ring” yang
terpasang antara piston dan dongkrak.

Alat CBR di Laboraturium

Pada nilai tertentu, beban yang bekerja pada piston tercatat sehingga kemudian dapat
dibuat grafik beban penetrasi. Contoh grafik macam ini dapat dilihat gambar CBR 4.
Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0,1 sampai 0, inchi dengan cara membagi
beban pada penetrasi ini masing – masing dengan beban 3000 dan 4500 pound. Beban ini
adalah beban standart yang diperoleh dari percobaan terhadap macam batu pecah (Standart
material) yang dianggap mempunyai CBR – 100%. Jadi harga CBR adalah harga
perbandingan antara kekuatan tanah yang bersangkutan dengan kekuatan beban agregat
yang dianggap standart.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Percobaan CBR dapat dilakukan pada contoh tanah asli (undisturbed samples),
ataupun pada contoh yang dipadatkan (Compacted Samples). Percobaan ini juga dapat
dilakukan dilapangan. Pada tanah yang mau diuji contoh tanah yang biasanya dipakai sama
seperti pada percobaan pemadatan cara memadatkan tanah yang juga sama, yaitu dengan
cara memukul dengan menggunakan alat pukul dan jumlah lapisan yang sama. Karena
luasan cetakan CBR lebih besar dari pada cetakan pemadatan maka banyaknya pukulan
baru ditambah untuk mendapatkan daya pemadatan yang sama yaitu :
Banyaknya pukulan pada contoh CBR = 6 2/4 X 25 = 56
Diameter Cetakan CBR = 6 inchi
Diameter Cetakan Pemadatan = 2 inchi
Penentuan design CBR dari tanah yang dipadatkan :
Pada penetuan jalan baru tanah dasar (subgrade) yang dipadatkan sebaik – baiknya,
untuk menjadi lebih kuat dan untuk menjamin supaya kekuatannya cukup seragam.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Apabila tanah galian setempat tanahnya kurang baik maka tanah tersebut mugkin dapat
diganti dengan tanah yang lain yang sifatnya lebih baik untuk tanah dasar. Pemadatan
tanah dasar ini sangat dilakukan dengan teratur, yaitu kadar air harus dipertahankan antara
batas – batas tertentu (dekat pada kadar air optimum) dan kepadatan harus sedemikian
sehingga isi berat keringnya tidak kurang dari satu angka tertentu, batas – batas kadar air
dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboraturium yaitu percobaan
pamadatan dan CBR.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak tergantung pada kadar airnya, makin tinggi kadar
airnya semakin kecil kekuatan atau nilai CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian hal
ini tidak terlalu berarti bahwa nilai sebaiknya tanah dasar dipadatkan dengan kadar air
rendah supaya mendapatkan nilai CBR yang tinggi. Setelah pembuatan jalan muka air akan
dapat meresap kedalam tanah dasar (dari bawah, pinggir, dan dari atas) sehingga kekuatan
CBRnya turun sampai kadar airnya mencapai nilai konstan. Kadar air konstan ini disebut
kadar air keseimbangan.
Untuk memperhitungkan penurunan kadar air terhadap kekuatan tanah, maka untuk
contoh percobaan CBR sering direndam didalam air selama 4 hari sebelum dilakukan
percobaan CBR. Selama perendaman ini, percobaan ini dilakukan seperti biasa dengan
beban tetap diatasnya. Nilai CBR yang diperoleh dengan cara ini disebut (Soaked CBR)
disini diperlihatkan hasil percobaan CBR yang dilakukan pada sejumlah contoh yang
dipadatkan dengan kadar air yang berlainan. Daya pemadatan yang dipakai adalah
modifiet, percobaan CBR dilakukan terlebih dahulu secara langsung kemudian dengan cara
yang sama diulangi tetapi sebelum percobaan contoh direndam selama 4 hari. Pada bagian
atas dari CBR 5 dapat dilihat grafik pemadatan dari contoh – contoh tersebut, sedangkan
pada bagian bawah dilihat hasil percobaan CBR.
Terlihat disini bahwa contoh yang tidak direndam, nilai CBRnya sangat tinggi pada
kadar air rendah dan makin tinggi kadar air maka semakin kecil nilai CBRnya. Sedangkan
dengan contoh yang direndam nilai CBR adalah rendah pada kadar air rendah, dan makim
bertambah kadar air maka semakin besar nilai CBR sampai mencapai puncak berdekatan
dengan kadar air optimum, setelah puncak ini maka nilai CBR turun lagi.
Teranglah dari hasil-hasil ini bahwa untuk memperkecil pengaruh air terhadap
kekuatan tanah maka sebaiknya tanah dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan
kadar air optimum, jelas juga dari gambar CBR 5, bahwa pengeruh perendaman adalah

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

paling besar terhadap contoh yang dipadatkan dengan kadar air lebih kuran dari pada
optimum. Dalam keadaan kering banyak air yang akan meresap kedalam tanah sehingga
menjadi lunak.
Untuk perencanaan jalan baru, tebal perkerasan biasanya ditentukan nilai CBR dari
tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang dipergunakan untuk perencanaan ini disebut
“design CBR”. Ini harus ditentukan dengan perhitungan dua factor, yaitu :
a. Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
b. Percobaan pada kadar air yang mungkin akan terjadi setelah perkerasan selesai dibuat.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

3.3 Alat dan Bahan Yang Digunakan


Alat – alat yang digunakan pada pengujian CBR dilaboraturium ini adalah :
1) Mesin Penetrasi (leading machine) berkapasitas sekurang – kurangnya 4,45 ton (100.000
lb) dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,25 mm/menit
2) Cetakan logam berbentuk silinder dengan dalam 152,4 ± 0,6608 mm dengan tinggi 177,8 ±
0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambungan dengan tinggi 50,8 mm dan
tebal 9,53 mm dan dia meter lubang tidak boleh kurang dari 1,59 mm.
3) Piringan pemisah dari logam (Speaer disk) dengan diameter 150,8 dan tebal 61,4 mm.
4) Alat penumbuk dengan metode yang sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan.
5) Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keeping pengembangan yang
berlubang – lubang dengan batang pengatur, tripot logam dan arloji penunjuk.
6) Keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah berdiameter
54,0 mm.
7) Terak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm luas 1935 mm2 dan panjang tidak kurang
dari 101,6 mm.
8) Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi, peralatan lain seperti talam
alat perata sampai tempat untuk merendam.
3.4 Benda Uji
Ambil tanah yang akan diuji ±3 g dan disaring sesuai dengan pemeriksaan pemadatan
tanah, dan tambahkan air sampai diperoleh kadar air yang diinginkan, biasanya dipake
kadar air optimum, kemudian padatkan tanah tersebut sesuai dengan cara pemadatan
tanah.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

3.5 Prosedur Kerja


1) Letakkan keeping pemberat diatas permukaan benda uji seberat 4,5 kg atau sesuai
dengan perkerasan.
2) Untuk benda uji yangdirendam, beban harus sama dengan beban yang digunakan pada
saat perendaman. Letakkan pertama beban seberat 2,25 kg untuk mencegah
mengembangnya kepingan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberat
selanjutnya dipasang setelah terak disentuh pada permukaan benda uji.
3) Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga beban arloji
menunjukkan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini
dimaksudkan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji. Kemudian arloji penunjuk penetrasi di nolkan.
4) Berikan Pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27 mm/menit. Catat pembebanan pada
penetrasi 63,5 mm, 127 mm, 190,5 mm, 254 mm, 381 mm, 508 mm, 762 mm, 1016
mm, 1270 mm.
5) Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum sebelum 12,50
mm.
6) Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar airnya dari seluruh kedalaman
bila diperlukan kadar air rata – rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar sekurang
kurangnya 100 gr untuk tanah berbutir halus dan sekurang –kurangnya 500 gr untuk
tanah berbutir kasar.

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

3.8 Gambar Alat yang digunakan

Jarum penetrasi Satu set alat CBR

OVEN CBR tester

Timbangan igital
MOLD

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

Gambar Alat yang Digunakan

SKEMA ALAT CBR

Alat CBR di Laboraturium

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

TABEL PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA

MATERIAL NILAI CBR (%)

Base 6 - 21

Sub Base 21 - 50

Base Course > 50

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

LAMPIRAN

Arian Himawan (F 111 15 086)


[CIVIL ENGINEERING] 2015

3.7 Kesimpulan
1. Berdasarkan grafik semakin besar beban (tekanan) maka semakin besar pula nilai penetrasi.
2. Dari percobaan CBR laboratorium diperoleh :
a. Pada penetrasi 0,1 inchi = 83,33 %
b. Pada Penetrasi 0,2 inchi = 68,89 %

Arian Himawan (F 111 15 086)

Anda mungkin juga menyukai