NAPTOKUINON
Disusun OLEH :
KELOMPOK 3
Yohana (16330051)
Yunus adil zebua (17330725)
Robby Rahmad Syawal (16330044)
Novriana Devisari damanik (16330062)
Vega lacerta Venusia Auriga Erida (17330734)
Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan , karena atas rahmat dan hidayah-Nya
yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Fitokimia 2 dengan
judul “Naptokuinon”
Penulis
i
Daftar isi
Kata Pengatar...............................................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.3 Klasifikasi.......................................................................................................5
2.4 Biosintesis.......................................................................................................8
3.1 Kesimpulan....................................................................................................21
3.2 Saran..............................................................................................................22
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Salah satu sifat khas senyawa kuinon yang membedakan dengan senyawa
bahan alam lainnya adalah sifat redoks. Senyawa kuinon pada reduksi dengan
reduktor lemah menghasilkan senyawa yang tidak berwarna atau berwarna pucat
yang dapat dikembalikan kepada warna semula pada oksidasi. Prinsip dari reaksi ini
dapat di digunakan sebagai uji diagnostik untuk menetapkan senyawa kuinon.
Reduksi dapat dilakukan dengan menggunakan natriumborohidrida, NaBH4
sedangkan oksidasi dapat terjadi kembali dengan pengaliran udara.
O OH
[HH]
[OH2]
O OH
Kuinon Hidrokuinon
Manitto (1981: 206) menjelaskan bahwa sifat kimia dari kuinon adalah
kecenderungannya untuk menambahakan nukleofil. Kuinon yang terbentuk dalam
jumlah besar oleh mikroorganisme tanah dan/atau oleh otooksidasi turunan pirogalol,
dengan mudah akan menambahkan fenol, amina, asam amino, dan lain-lain.
Olehproses-proses oksidasi lebih lanjut, akan terbentuk senyawa dengan berat
molekul tunggal dan berwarna coklat (asam humat). Senyawa seperti itu merupakan
bagian utama dari substansi organik pada humus.
Sifat yang terpenting dari kinon adalah reduksi bolak baliknya menjadi
hidrokuinon. Hampir semua kinon mengalami reaksi ini. Reduksi melibatkan adisi
elektron secara bertahap, mula-mula menghasilkan anion radikal, kemudian dianion.
Sifat kinon seperti ini memainkan peranan penting dalam oksidasi reduksi biokimia
yang bolak-balik (transport elektron) (Hart, 1983: 225).
4
O
O O OH
+e +e +2H+
-e -e -2H-
O O O OH
kinon
radikal anion dianion hidrokuinon
2.3 Klasifikasi
a. Benzokuinon
Benzokuinon merupakan pigmen fungus yang umum tetapi jarang dijumpai
dalam tumbuhan tinggi dengan konsentrasi yang dapat diamati. Hidroksi- dan
metoksibenzokuinon terdapat dalam beberapa tumbuhan tinggi dan penting dari segi
ekonomi. Plastokuinon kloroplas merupakan turunan benzokuinon yang penting
ditinjau dari segi fungsiya karena bertindak sebagai pembawa redoks dalam
fotosintesis.
Ubikuinon (koenzim Q) mitokkondria strukturnya sangat mirip dengan
plastokuinon, dan terdapat beberapa anggota yang berbeda dalam jumlah bagian
isoprenoidnya dalam rantai samping. Senyawa ini diduga bertindak sebagai
pembawa hydrogen dalam rantai pernapasan, tetapi perannya yang tepat belum jelas.
Tokoferol merupakan antioksidan yang penting yang terdapat dalam minyak biji-
bijian (misalnya kecambah gandum). Tokoferol mempunyai tiga ikatan rangkap pada
5
rantai samping isoprenoidnya. Tokoferol dapat diperoleh dari struktur jenis
plastouinon dengan cara reduksi dan penutupan cincin.
O
O
O
1,2-benzokinon
merah
1,4-benzokinon
kunning,
Gambar 3: Contoh-contoh kuinon (suminar, 1983: 224-225)
b. Naftokuinon
Sejumlah besar naftokuinon dijumpai di alam berupa pigmen tumbuhan
merah-kuning. Vitamin K1 dan vitamin K yang sejenis, secara fungsional merupakan
naftokuinon terpenting. Naftokuinon dianggap mempunyai peran dalam transpor
electron. Turunan naftokuinon dimer dijumpai dalam Diospyros sp. dan karena
adanya senyawa inilah buahnya mempunyai aktivitas antihelmintik dan kayunya
berwarna gelap.
OH
O
O
2-hydroxynaphthalene-1,4-dione
1,2-naftokuinon Lawson
merah merah coklat
6
OH
O
O
5-hydroxynaphthalene-1,4-dione
jonglon, kuning
Gambar 4: Contoh-contoh kuinon (Hart, 1983: 224-225)
c. Antrakuinon
Antrakuinon merupakan kelompok yang terbesar, hampir semua senyawa ini
adalah polefenol atau turunan alkoksinya dan mengandung sebuah substituen pada
posisi β. Beberapa antrauinon merupakan zat warna penting dan yang lainnya
sebagai pencahar. Banyak antrakuinon yang terdapat sebagai glikosida dengan
bagian gula terikata dengan saah satu gugus hidroksil fenolik. Salah satu jenis
antrakuinon penting ialah antrasiklina, yaitu suatu golongan glikosida antibiotik yang
dihasilkan oleh Streptomyces sp. contohnya adalah rutilantinon.
O OH
O OH
OH
OH O OH
O
1,4,5-trihydroxy-2,3-
1,2-dihydroxyanthracene-9,10-dione dimethylanthracene-9,10-dione
Alizarin
merah jingga
Gambar 5: Contoh-contoh kuinon (Hart, 1983: 224-225)
d. Kuinon-kuinon lain
Banyak jenis kuinon polisiklik alami yang telah dikenal di samping
naftokuinon dan antrakuinon. Sebagian besar merupakan pigmen fungsi dan bakteri,
OH O
tetapi jarang ditemukan dalam tumbuhan tinggi.
7
OH O
4,9-
dihydroxyperylene-
3,10-dione
Gambar 6: Contoh-contoh kuinon (Hart, 1983: 224-225)
2.4 Biosintesis
Kebanyakan quinon tinggi diperoleh dari jalan pintas poliketida atau dari
campuran beberapa reaksi pintas. Ubiquinon dan platoquinon keduanya mempunyai
8
biogenesis campuran dengan rantai samping poliprenoid, sedangkan inti
benzoquinon diturunkan dari asam shikimat.
*CH3 (Metionin)
O CH3 HO CH3
COOH COOH
*CH3 *CH
OH * * OH* *
* H*3C
3
CHH3C
3 *CH3 CH3
CH3
CH3
CH3
*CHCH33
CH3
O HO HO
O O OH
* O O
H3C COOH H*3C *
HOOC
HO CH OHO HO CH2OH
O OH 2 OH O
OH OH
*CH3 *CH
3
*CH *CH
SHANORELIN
3 3
CH3 HO CH3
O
SITRININ
Gambar 6. Biosintesis benzokuinon dari shanorellin (Manitto, 1992: 207)
* O * O
HOOC HOOC
OH OH
CH3 OH CH3
O OH CH3
O HO
O O O
O
O
O COOH HO 9 O
O O
H3C
H3C
C5
CH3 FUSCIN
H+ CH3
Gambar 7. Biosintesis benzokuinon dari beberapa kuinometida (Manitto, 1992: 208)
H O O
COOH
O O
COOH
OH OH
O O
OH OH
OCH3 OCH3 OH O
HO OH
OH O O OH
PLUMBAGIN OH
7-METILJUGLONO
OX
OH OH OH O
BINAFTIL 10 DIHIDROKSIPERILENA
3,9-
3,10 KUINON
Gambar 9. Biosintesis naftokuinon dari beberapa turunan naftalena dan naftokuinon yang
berasal dari poliketida dan diproduksi oleh fungi (Manitto, 1992: 209)
O O O
O
COOH
O
OH O O OH O O OH O
O O O
HO OH
COOH
O O O
HO
HO OH HO OH OH
OH O OH O
COOH OH O
- CO2 OH O OH
EKINOKROM A SPINOKROM A SPINOKROM B
O
Gambar 10. Biosintesis naftokuinon dari beberapa pigmen yang berasal dari organisme laut
HO
(Manitto, 1992: 210)
COOH
OH O OH OH O OH
EMODIN-9-ANTRON ENDOKROSIN
O
OX
HO
O
HO
OX
O OH
O
COOH
OH O OH 11 HO
EMODIN
COOH
OH O OH
SKIRIN
Gambar 11. Biosintesis dari antron dan antrakuinon yang berasal dari poliketida (Manitto,
1992: 211)
(a)
COOH X (b)
O OH
dari CH2
COSKoA
O ISLANDISIN
COOH
O
O O O
COOH
O
O O O
O
HO O
O O O O
HO X
HO
O O O
COOH
O
COOH
SITROMISETIN
O
OH O O
TETRANGOMISIN
Gambar 11. Skema dari perkiraan biosintesis islandisin dan sitromesitin (Manitto, 1992: 212)
OH O OH
HO OH
HO CH3 DENTIKULATOL
HO CH3
12
PROTOHIPERISIN II, tidak ada ikatan a, ada
ikatan pada b
O
Gambar 13. Biosintesis kuinon polisiklik
Untuk memastikan apakah suatu pigmen termasuk kuinon atau bukan, dapat
digunakan reaksi warna. Reaksi khas ialah reaksi bolak-balik yang mengubah kuinon
menjadi senyawa tanpa warna, kemudian warna kembali lagi bila terjadi oksidasi
oleh udara. untuk mendeteksi kuinon dalam suatu tumbuhan dapat dilakukan
skrining fitokimia.
13
Pengujian terhadap sampel tumbuhan yang mengandung kuinon contohya
adalah kunyit, cara-caranya yaitu: kunyit dipotong-potong ditambah dengan dietil
eter dan NaOH serta HCl(p). Dalam uji ini apabila sampel kunyit saat ditambah
NaOH akan memudarkan warna dari sampel namun apabila ditambahkan HCl(p)
warna semula muncul kembali, hal ini menunjukkan bahwa pada kunyit terdapat
kandungan senyawa kuinon (zat warna kuinon).
Sifat lain yang dapat digunakan pada pemisahannya dari lipid lain ialah
kelarutannya dalam air pada lingkungan basa lemah seperti natrium karbonat atau
bikarbonat. Perlakuan dengan basa kuat disertai adanya udara sering kali
menimbulkan uraian secara oksidasi. Senyawa 1,2 kuinon tidak dapat didistilasi uap,
tetapi larut dalam larutan natrium bisulfit. Pemurnian akhir dapat dilakukan dengan
cara kromatografi pada alumina yang penjerap yang lebih lemah. Proses pemisahan
senyawa kuinon dapat dilakukan dengan tahapan ekstraksi, evapavorasi, dan terakhir
dengan kromatografi.
14
Kromatografi lapis tipis (KLT) pada umumnya disebut sebagai kromatografi
planar. Pada kromatografi lapis tipis (KLT), fase diamnya berupa lapisan yang
seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca,
pelat aluminium, atau plat plastik. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya
lebih mudah dan lebih murah. Demikian juga peralatan yang digunakan (Rohman,
2007).
15
Sifat naftokuinon yang dipakai pada dasar isolasinya dapat dipakai juga pada
penciriannya. Jadi, senyawa padat berwarna kuning, dapat didistilasi uap larut dalam
benzene atau larutan natrium karbonat tetapi tidak larut dalam air hamper sudah
dapat dipastikan 1,4-naftokuinon. Petunjuk tambahan diberikan oleh reaksi warna
dan spectrum. Senyawa 1,4-naftokuinon menghasilkan larutan berwarna kning dalam
benzene, berubah menjadi merah dalam basa. Senyawa 1,2-naftokuinon berwarna
merah, tidak kuning, jika berbentu Kristal atau dilarutkan dalam benzena; dalam basa
senyawa ini berwarna violet-biru. Jika ikatan rangkap dua pada rantai samping 1,4-
kuinon terkonjugasi dengan ikatan pada cincin kuinon, reaksi warna yang ditunjukan
sama seperti pada reaksi 1,2-kuinon. Reaksi warna khas lainnya terjadi pada asam
sulfat pekat.
Beberapa sumber dan kegunaan kuinon yang ada, adalah sebagai berikut:
a) Embelia ribes: dipakai di India sebagi obat antifertilitas, anti caci pita, dan
penyakit kulit.
b) Rubia oncotrichia: menstimulasi pementukan akar pada beberapa spesies.
c) Lithospermu sp.: zat warna.
d) Biji Cassia dan kulit Rhamnus: sebagai bahan pencahar.
e) Plumbago capensis; perdu hias di daerah tropis.
f) Streptomyces sp.: antibiotik
g) Akar Morinda citrifolia L: antikanker, antiseptik, antibakteri
h) Akar bunga Pulsatilla : antimikroba
i) Daun Terminalia catappa L : antioksidan
a) Dyospyros sp.
b) Hypericum hirsutum
c) Penicilium islandicum
d) Crotolaria uripata
e) Oidiodendrom fuscum
f) Hypericum perforatum
g) Paracentrotus livdus
(Manitto, 1992: 206-213)
16
Berikut ini beberapa gambar dari sumber kuinon yang terdapat di alam,
sebagai berikut:
17
Gambar 16. Akar pohon mengkudu (Morinda citrifolia L) (Anonymous, 2013)
Pertama, kelenjar perut kumbang pengebom itu tersusun dari dua bilik. Bilik-
bilik itu saling berhubungan. Bilik-dalam kumbang mengandung 1,4-hidrokuinon, 2-
metil-1,4-hidrokuion, sama Hidrogen Peroksida (H 2O2) yang terlarut di air. Bilik-luar
kumbang mengandung larutan air dari enzim peroksidase sama katalase.
18
Kedua, bilik-dalam sama bilik-luar dihubungkan oleh sebuah tube. Di dalam
tube, katup satu arah berfungsi buat mencegah zat di kedua bilik bercampur kalau
katup dalam keadaan tertutup. Aliran bakal mengalir dari bilik-dalam ke bilik-luar
kalau katup dalam keadaan terbuka.
19
(alkilhidroksikuinon) berguna sebagai ant cacing, naftokuinon digunakan sebagai
bahan utama inai dan kutek.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa kuinon adalah suatu senyawa turunan dari senyawa aromatik
yang memiliki senyawa karbonil yang unik. Strukturnya siklik dan tergolong ke
dalam diketon yang berkonjugasi. Semua senyawa kuinon ini memiliki warna
sebagai sifat khasnya. Senyawa kuinon diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu,
Benzokuinon, Naftokuinon, dan Antrakuinon.
Senyawa-senyawa kuinon dapat diperoleh dengan melakukan biosintesis
seperti: biosintesis dari shanorellin, biosintesis dari beberapa kuinometida,
biosintesis dari beberapa turunan naftalena dan naftokuinon yang bersal dari
poliketida dan diproduksi oleh fungi, biosintesis dari beberapa pigmen yang berasal
dari organisme laut, dan biosintesis dari antro dan antrakuinon yang bersal dari
poliketida.
Untuk memastikan apakah suatu pigmen termasuk kuinon atau bukan
dideteksi dengan metode skrining fitokimia. KLT merupakan cara umum yang
digunakan untuk memisahkan senyawa kuinon. Benzokuinon sederhana dan
naftokuinon sederhana sangat mudah larut dalam lemak. Sebaliknya antrakuinon
20
yang banyak hidroksilnya sangat polar dan diperlukan campuran pelarut rumit agar
mereka bergerak.
Beberapa sumber dan kegunaan kuinon yang ada, adalah sebagai berikut:
Embelia ribes: dipakai di India sebagi obat antifertilitas, anti caci pita, dan penyakit
kulit, Rubia oncotrichia: menstimulasi pementukan akar pada beberapa spesies.,
Lithospermu sp.: zat warna, biji Cassia dan kulit Rhamnus: sebagai bahan pencahar,
Plumbago capensis; perdu hias di daerah tropis, Streptomyces sp.: antibiotic, akar
Morinda citrifolia L: antikanker, antiseptik, antibakteri, akar bunga Pulsatilla :
antimikroba, daun Terminalia catappa L : antioksidan.
3.2 Saran
Guna menambah pengetahuan yang lebih mendalam dan kebenaran akan
teori dalam makalah ini, maka penulis menerima masukan atau tindak lanjut yang
bertujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB.
23