Menejemen Pesantren
Menejemen Pesantren
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pondok pesantren sebagai cikal bakal pendidikan di Indonesia memiliki peran strategis dalam
membangun bangsa. Sejak prakemerdekaan pondok pesantren menempatkan diri menjadi
aktor pendidikan dan pembangun bangsa. Kekhasan pondok pesantren yang dimiliki menjadi
nilai tambah sebuah proses pendidikan yang mampu mendidik secara optimal, dari teori
sampai aplikasi semua didapatkan. Pendidikan pesantren memberi pelayanan duapuluh empat
jam pada santri, hal ini memungkinkan ter-cover-nya kebutuhan pendidikan bagi masyarakat.
Berkumpulnya santri dan kyai dalam satu tempat memungkinkan adanya pendidikan
ketauladanan yang berlangsung efektif. Jika dibandingkan dengan pendidikan formal yang
dibatasi oleh ruang dan waktu, pondok pesantren memiliki kekuatan penuh dalam mendidik.
Ketauladanan kyai dalam pemecahan masalah kehidupan bisa dilihat secara langsung oleh
santri, sehingga pendidikan karakter, pembekalan skill soaial berlangsung alami dan terus
menerus. Santri yang mayoritas pada usia labil tentunya akan mudah memperoleh idola yang
tepat dari sosok kyai. Seperti Nabi Muhammad ketika mendidik dengan suri tauladan,
begitupun ketika menyampaikan pendidikan dasar-dasar aqidah. Ternyata ketauladanan inilah
yang menjadikan umat Islam berjaya pada masa itu. Pendidikan pesantren masih kental
dengan itu, hal ini yang membedakan dengan pola pendidikan lainnya. Kefiguran pendidik
dikesampingkan.
Pada awalnya pondok pesantren adalah sebuah asrama pendidikan Islam tradisional dimana
siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau lebih guru yang
dikenal dengan sebutan kyai. Materi pendidikan pondok pesantren bermuara pada satu arah
yaitu pengauasaan kitab kuning. Kitab-kitab klasik ini terdiri dari nahwu, shorof, fiqh, ushul
fiqh, hadist, tafsir, tauhid, tasawuf,etika, tarikh dan balaghah. Materi ini menjadi menu utama
pondok pesantren yang ada di Indonesia, terutama pesantren salafi / tradisional yang bertahan
hingga sekarang. Pondok pesantren ini memiliki spesialisasi tersendiri disesuaikan dengan
ketrampilan keilmuan yang dikuasai sang kyai. Misalnya ada pondok pesantren yang
mendalami ilmu fiqh ataupun ilmu kejadugan.
Terbukti hanya pondok pesantren yang mau berubah, yang akhirnya mampu bertahan dan
eksis hingga kini. Dari materi klasik menjadi ditambah materi ketrampilan, dari tertutup
menjadi terbuka dengan seluruh elemen maupun lembaga masyarakat yang memiliki tujuan
yang sama yaitu membangun bangsa melalui pendidikan. Makalah ini akan memberikan
informasi tentang perubahan pelayanan pendidikan pondok pesantren, yang awalnya hanya
terpaku pada kitab kuning yang akhirnya berubah menjadi pondok pesantren yang ber-dunia
formal serta berteknologi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengembangan masyarakat Islam dalam modernisasi pesantren
2. Bagaimana konsep modernisasi pesantren menurut
C. Tujuan
1. Untuk berpartisipasi dalam pengembangan konseptual mengenai Pengembangan
masyarakat Islam dalam konteks modernisasi pesantren.
2. Untuk mengetahui peran pesantren dalam proses pengembangan masyarakat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN