Anda di halaman 1dari 14

III.

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian dengan metode deskriptif atau studi kasus,

menurut Soerjono Soekamto (1990:49) merupakan penelitian yang bertujuan

untuk mempelajari sedalam-dalamnya tentang salah satu gejala nyata yang ada

dalam kehidupan masyarakat yang dapat digunakan untuk menelaah suatu

keadaan, kelompok, masyarakat setempat, lembaga-lembaga ataupun individu.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau

karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu. Bogdan dan Taylor dalam

Moleong (2005:4), mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif berusaha untuk

mengungkapkan fenomena serta menyeluruh sesuai dengan konteksnya (holistik-

kontekstual), mendalam (in depth) melalui pengumpulan data dari latar alami

dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.


26

Metode deskriptif berusaha untuk menjelaskan apakah program dilaksanakan

sesuai dengan pedoman teknis/pelaksanaan. Selain itu menjelaskan bagaimana

manajemen penanggulangan bencana banjir dan mengetahui kendala-kendala

yang dapat menghambat manajemen penanggulangan bencana banjir.

B. Lokasi Penelitian

Dalam penentuan lokasi penelitian, Moleong (2005:128) menyatakan cara terbaik

yang perlu ditempuh dalam penentuan lokasi penelitian ialah dengan jalan

mempertimbangkan teori substantif dan dengan mempelajari serta mendalami

fokus serta rumusan masalah penelitian. Sementara itu, keterbatasan geografis dan

praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu dipertimbangkan dalam penentuan

lokasi penelitian.

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pada Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung. Peneliti memilih lokasi di

BPBD Kota Bandar Lampung karena BPBD merupakan perwakilan dari Badan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang bertanggungjawab dalam

mengkoordinasikan segala kegiatan pelaksanaan pedoman umum manajemen

bencana di kota bandar lampung. Kota Bandar Lampung merupakan wilayah yang

rawan terhadap bencana karena berada pada dua lempeng tektonik Indonesia yaitu

lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Apabila terjadi tumbukan pada kedua

lempeng tersebut maka akan menimbulkan berbagai bencana misalnya bencana

gempa bumi, tsunami, dan banjir. Bencana tersebut mengancam penduduk yang

tinggal di wilayah Kota Bandar Lampung.


27

C. Fokus Penelitian

Masalah pada penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Menurut

Moleong (2005:93-94), adapun maksud dalam merumuskan masalah penelitian

dengan jalan memanfaatkan fokus yaitu pertama, penetapan fokus dapat

membatasi studi; kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria

inklusi-eksklusi atau kriteria masuk-keluar (inclusion-exclusion criteria) suatu

informasi yang baru diperoleh di lapangan.

Dalam penelitian ini, fokus penelitian dilihat dari:

1. Penanggulangan Bencana yang meliputi:

a. Pra Bencana

1. Identifikasi daerah potensi rawan bencana

2. Pemetaan Jalur evakuasi bencana

3. Pendidikan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana

b. Saat Tanggap Darurat

1. Pengerahan Tim Reaksi Cepat

2. Penyelamatan dan evakuasi korban

3. Perlindungan kelompok rentan dan pemenuhan kebutuhan dasar

c. Pasca Bencana

Rehabilitasi dan Rekonstruksi

2. Kendala manajemen penanggulangan banjir di Kota Bandar Lampung yang

meliputi:

1) Kurangnya sosialisasi

2) Kurangnya anggarna dana

3) Kurangnya sumber daya manusia


28

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002:82), data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang memerlukannya. Dalam penelitian ini sumber data

diperoleh melalui wawancara tatap muka antara peneliti dan informan, serta

meninjau obyek observasi yang berhubungan dengan manajemen penanggulangan

bencana di Kota Bandar Lampung secara langsung.

Adapun informan dalam penelitian ini adalah :

1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bandar Lampung

2. Masyarakat di wilayah Kota Bandar Lampung

2. Data Sekunder

Menurut Hasan (2002:82), data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang

telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan

terdahulu. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari catatan-catatan, arsip-

arsip, dan dokumen-dokumen lain tentang Manajemen penanggulangan Bencana

oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung.

E. Instrumen Penelitian

Suharsimi dalam Hasan (2002:76) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap,
29

sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi

instrumen atau alat penelitian selama penelitian berlangsung adalah peneliti itu

sendiri (Human Instrument), dengan menggunakan alat panca indera peneliti

melakukan pengamatan dan pencatatan yang terjadi di tempat penelitian. Selain

itu untuk memudahkan penelitian, pengembangan instrumen penelitian sederhana

juga dilakukan untuk melengkapi data dan membandingkan data yang telah

ditemukan melalui studi berbagai dokumen yang berkaitan dengan manajemen

bencana

F. Proses dan Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang telah dilakukan peneliti selama dalam penelitian

ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Memasuki Lokasi Penelitian (getting in)

Dalam memasuki lokasi penelitian untuk memperoleh berbagai data, maka

langkah yang dilakukan oleh peneliti pada awalnya adalah melengkapi izin formal

dari institusi yang berwenang untuk dapat melakukan penelitian di tempat/

lembaga yang menyelenggarakan manajemen bencana di Kota Bandar Lampung

yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung.

Setelah memperoleh izin formal peneliti mengutarakan maksud dan tujuan

penelitian untuk menciptakan kepercayaan kepada masing-masing pihak,

kemudian menentukan waktu bertemu dalam hal wawancara.

2. Berada di Lokasi Penelitian (getting along)

Dalam tahap ini, peneliti mengidentifikasi berbagai sumber data, mencari

informan kunci kemudian berusaha membangun relasi antara peneliti dengan para
30

informan dengan tetap menjaga sikap ilmiah. Peneliti berusaha dengan seksama

menangkap setiap informasi yang didapatkan dan berkembang selama proses

penelitian.

3. Mengumpulkan Data (logging in data)

Di dalam tahap pengumpulan data, peneliti melakukan proses pengumpulan data

yang telah ditetapkan berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam tahap ini peneliti juga telah menetapkan informan kunci

sebagai sumber data primer. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a) Wawancara

Menurut Moleong (2000:135), wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu. Wawancara dapat dikelompokkan menjadi beberapa

macam yaitu : wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

Wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara yang

semi terstruktur. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih

mendalam dan jelas mengenai permasalahan yang akan diteliti dan dalam

pelaksanannya akan lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

Adapun informan yang berhasil diperoleh peneliti dalam memberikan

informasi mengenai manajemen penanggulangan bencana banjir di Kota

Bandar Lampung Lampung antara lain:


31

Tabel 4. Daftar Nama Informan

No. Informan Peran Tanggal


Wawancara
1. Bapak Erwin, Kepala Sub Bidang Pencegahan 24 Maret
S.H., MM BPBD Kota Bandar Lampung 2012, 09 Juni
2012
2. Bapak Hazairin, Kepala Sub Bidang Perencanaan 20 Juni 2012
S.sos BPBD Kota Bandar Lampung
3. Bapak Fikri, S.H., Kepala Bidang Kedaruratan dan 11 Juni 2012
MM Logistik BPBD Kota Bandar
Lampung
4. Bapak Syafrin., Kepala Sub Bidang Rehabilitasi 11 Juni 2012
ST dan Rekonstruksi BPBD Kota
Bandar Lampung
5. Bapak Rahmat Warga yang tinggal di Kota 06 Sept 2012
Subekhi Bandar Lampung
6. Ibu Frenshi Warga yang tinggal di Kota 06 Sept 2012
Sugita Bandar Lampung

b) Observasi

Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2000:125-132),

observasi/pengamatan dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan, dan

sebagainya. Dengan melakukan observasi, peneliti dapat melihat kejadian

yang sebenarnya di lapangan sehingga peneliti memperoleh keyakinan atas

data yang didapat melalui kenyataan yang ada. Observasi digunakan untuk

meyakinkan peneliti terhadap data-data primer yang berupa peristiwa atau

situasi sosial tertentu, tempat atau gambar yang mendukung lokasi penelitian,

yang berhubungan dengan fokus penelitian. Objek yang diamati peneliti yaitu:

1. Papan informasi data kejadian bencana di Kota Bandar Lampung

2. Ruangan Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandar

Lampung

3. Pelatihan Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan bencana.


32

c) Studi Dokumentasi

Menurut Moleong (2000:160-163), studi dokumentasi biasanya dibagi atas

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau

karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaannya. Sedangkan dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan

dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,

aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan

sendiri. Dokumen internal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh

suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita-berita

yang disiarkan kepada media massa. Adapun data sekunder yang diperoleh

peneliti antara lain:

Tabel 5. Dokumen manajemen penanggulangan bencana

No. Nama Dokumen Substansi


1. Rencana Strategis BPBD Kota Bandar Berisi tentang strategi dan kebijakan
Lampung Tahun 2010-2014 BPBD Kota Bandar Lampung untuk
meningkatkan kemampuan dan peran
serta masyarakat dalam perlindungan
terhadap ancaman bencana
2. Himpunan Undang-Undang Republik Berisi tentang Penanggulangan Bencana
Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
3. Laporan Identifikasi Daerah Potensi Rawan Berisi tentang kondisi daerah dan
Bencana Kota Bandar Lampung potensi rawan bencana di Kota Bandar
Lampung
4. Laporan Draft Rencana Badan Perencanaan Berisi tentang Rencana Tata Ruang
Pembangunan Daerah (Bappeda) Wilayah (RTRW) Kota Bandar
Lampung 2010-2030
5. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Berisi tentang Pembentukan Badan
Nomor 05 Tahun 2010 Penanggulangan Bencana Daerah Kota
Bandar Lampung
6. Peraturan WaliKota Bandar Lampung Berisi tentang tugas, fungsi dan tata
Nomor 70 Tahun 2010 kerja Bandan Penanggulangan Bencana
Daerah Kota Bandar Lampung
7. Laporan akhir Bappeda Kota Bandar Berisi tentang kegiatan studi mitigasi
Lampung Tahun anggaran 2008 bencana Kota Bandar Lampung
8. Laporan bencana Alam Triwulan I II dan Data Bencana bulan Juli tahun 2010
bulan juli Tahun 2010 pada badan penanggulangan bencana
daerah kota bandar lampung. Serta data
bencana tahun 2010 Triwulan II
9. Data area evakuasi Kota Bandar Lampung
10. Data unsur terkait Satuan Kerja/jumlah
personil siaga dan pengungsi.
33

4. Teknik Analisis Data

Tahapan-tahapan analisis data dilakukan dengan metode analisi sekunder yang

dikembangkan oleh Miles dan Huberman (dalam Sugiyono (2008:247)) yaitu

sebagai berikut :

a. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu

dicatat secara teliti dan terperinci. Oleh karena itu data yang diperoleh dari

lapangan dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci.

Selanjutnya selama pengumpulan data berlangsung diadakan tahap reduksi

data dengan jalan membuat ringkasan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih

dan menyeleksi data sesuai dengan aspek-aspek manajemen penanggulanagn

bencana banjir di Kota Bandar Lampung oleh BPBD Kota Bandar Lampung

b. Penyajian data

Penyajian data atau display data dimaksudkan agar lebih memudahkan peneliti

untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian. Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel,

uraian singkat, foto dan gambar sejenisnya, akan tetapi yang lebih banyak

digunakan adalah teks naratif.

c. Menarik kesimpulan/verifikasi

Verifikasi data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara terus menerus

sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan

selama proses pengumpulan data, penliti berusaha untuk menganalisis dan


34

mencari makna dari data yang dikumpulkan dan dituangkan dalam kesimpulan

yang masih bersifat tentatif.

Bagan 1. Analisis Model Interaksi, Miles dan Huberman

PENGUMPULAN
DATA

REDUKSI SAJIAN
DATA DATA

VERIFIKASI

Sumber: Sugiyono (2005:92)

5. Teknik Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Untuk

menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik

pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu, dalam Sugiyono

(2005:121) menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data

meliputi :

a. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penetapan kriteria ini pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari

nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa

sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan

derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti

pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh peneliti untuk memerikasa kredibilitas atau derajat kepercayaan antara lain :
35

1) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Menurut Denzin dalam Moleong (2005:330) mengatakan

bahwa triangulasi data berarti menggunakan data dari sumber, metode,

penyidik, dan teori. Peneliti menggunakan teknik keabsahan data triangulasi

karena triangulasi adalah cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-

perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Adapun triangulasi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan

tiga macam teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaaan sumber

data, metode, dan teori. Untuk memeriksa keabsahan dan data, peneliti

melakukan pengecekan dalam berbagai sumber yaitu dengan melakukan

wawancara dari pihak pelaksana dan sasaran program yaitu masyarakat di

wilayah Kota Bandar Lampung. Selain triangulasi dengan berbagai sumber

informan, peneliti juga melakukan pendalaman dengan teknik pengumpulan

data melalui observasi dan dokumentasi.

Tabel 6. Contoh Model Triangulasi Keabsahan data

Topik Data Wawancara Observasi Kesimpulan


Pendidikan Pendidik “Pendidikan dan Pendidikan Pendidikan
dan dan pelatihan kebencanaan dan pelatihan dan pelatihan
pelatihan pelatihan di Kota Bandar tanggap penanggulang
satuan Lampung belum masuk darurat banjir an bencana
tugas dalam daftar mata di BPBD telah
penanggul pelajaran di sekolah dan Kota Bandar diupayakan
angan di perguruan tinggi Lampung oleh BPBD
bencana karena belum ada pada tanggal Kota Bandar
sumber daya manusia 16 Desember Lampung
yang memadai dalam 2010 di bersama
hal kebencanaan. Lapangan dengan satuan
Pendidikan yang telah GOR Saburai tugas (satgas)
diselenggarakan oleh penanggulang
36

BPBD Kota Bandar an bencana


Lampung hanya untuk berupa
kalangan satgas pendidikan
penanggulangan informal.
bencana di Kota Bandar
Lampung” (hasil
wawancara pada 11 Juni
2012)

2. Memperpanjang waktu penelitian (Prolonged engagement)

Agar sulit mempercayai hasil penelitian kualitatif apabila peneliti hanya datang

sekali saja ke lapangan. Walaupun dengan dalih bahwa dalam waktu seharian itu

dipadatkan waktu dan kumpulkan data sebanyaknya. Peneliti mesti

memperpanjang pengamatan karena kalau hanya datang sekali sulit memperoleh

link atau chemistry engagement dengan informan. Perpanjangan pengamatan atau

penelitian memungkinkan terjadinya hubungan antara peneliti dengan nara

sumber menjadi akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada

informasi yang disembunyikan agi dan peneliti dapat memperoleh data secar

lengkap.

Lama perpanjangan pengamatan tau penelitian tergantung pada kedalam,

keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali

data lebih dalam lagi hingga diperoleh makna dibalik yang nampak dari kasat

mata. Dengan memperpanjang pengamatan atau penelitian diperoleh informasi

yang sebenarnya. Untuk kepentingan legal formal peneleitian, peneliti perlu

menunjukkan bukti perpanjangan pengamatan atau penelitian berupa surat

keterangan perpanjangan pengamatan atau penelitian yang dilampirkan dalam

laporan penelitian.
37

b. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima.

Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya mencari dan

mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks. Dalam hal ini peneliti

bertanggung jawab untuk menyediakan data deskriptif secukupnya. Oleh karena

itu peneliti harus melakukan penelitian untuk memastikan usaha memverifikasi

tersebut dari para informan yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk melakukan

keteralihan, peneliti mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam

konteks yang sama.

c. Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan subsitusi reliabilitas dalam penelitian nonkualitatif.

Reliabilitas merupakan syarat bagi validitas. Dalam penelitian kualitatif, uji

kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan

proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke

lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti ini perlu diuji dependability-nya.

Kalau proses penelitiannya tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian

tersebut tidak dependable. Untuk mengetahui, mengecek serta memastikan hasil

penelitian ini benar atau salah, peneliti mendiskusikannya dengan dosen

pembimbing, serta bertahap, mengenai konsep-konsep yang dihasilkan di

lapangan. Setelah hasil penelitian dianggap benar, diadakan seminar hasil

penelitian dengan mengundang teman sejawat, pembimbing dan dosen pembahas.


38

d. Kepastian (Confirmability)

Dalam penelitian kualitatif, uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan.

Sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji kepastian

(confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang

dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya ada. Kepastian ini

berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan hasil panelitian yang disepakati

oleh banyak orang maka hasil penelitian tidak lagi subjektif tetapi sudah objektif.

Anda mungkin juga menyukai