Anda di halaman 1dari 33

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ca mamae adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada
payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya)
maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan
persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada ca mamae bergerak naik
terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun.
Angka tertingi pada usia 45-66 tahun.
Keperawatan paliatif adalah adalah setiap bentuk perawatan medis atau
perawatan yangberkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit,
daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan
dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.Tujuan utama
perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani
bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya (WHO, 2010).
Keperawatan keluarga adalah suatu tindakan keperawatan yang diberikan
pada kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam
satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu
orang dengan lainnya. Johnson’s (1992)
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di
dunia adalah kanker paru-paru, ca mamae, kanker usus besar, kanker lambung dan
kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan
bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, ca mamae, kanker
getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Ca mamae merupakan kanker
terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka kematian akibat ca mamae mencapai
5 juta pada wanita. Ca mamae merupakan penyebab kematian karena kanker
tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa
kema tian akibat ca mamae pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi
(WHO).
2

Penyebab masalah Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya


serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt
menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan
bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang
menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini
termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang
menekan atau menigkatkan perkembangan ca mamae.(Brunner dan Sudart, 2001).
Akibat dari ca mamae Kehilangan mammae dapat menjadi pukulan yang hebat
terhadap rasa percaya diri wanita karena wanitayang telah mengalami mastectomy
merasa kurang menarik, kurang seksual dan kurang puas dengan penampilan fisik
mereka. Menangani ca mammae bukan hanya sekedar menyelamatkan nyawa atau
sebuah mammae, melainkan usaha pencapaian kualitas hidup terbaik(Lincoln and
Wilensky, 2007).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
a. Apa Definisi dari ca mamae ?
b. Apa klasifikasi dari ca mamae ?
c. Apa etiologi dari ca mamae ?
d. Bagaimana patofisiologi ca mamae ?
e. Apa manifestasi klinis dari ca mamae ?
f. Apa pemeriksaan penunjang ca mamae ?
g. Bagaimana penatalaksanaan ca mamae ?
h. Bagaimana menyusun pengkajian dari ca mamae?
i. Bagaimana menyusun analisis data dari ca mamae?
j. Apa saja diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
k. Bagaiamana cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari ca
mamae?
3.1 Tujuan
a. Mampu menjelaskan Definisi dari ca mamae .
b. Mampu menjelaskan klasifikasi dari ca mamae
c. Mampu menjelaskan etiologi dari ca mamae
3

d. Mampu menjelaskan Patofisiologi dari ca mamae


e. Mampu menjelaskan manifestasi dari ca mamae
f. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari ca mamae
g. Mampu menjelaskan Penatalaksanaan dari ca mamae
h. Mampu menyusun pengkajian dari ca mamae?
i. Mampu menyusun analisis data dari ca mamae?
j. Mampu menyusun diagnosa yang muncul dari ca mamae ?
k. Mampu menyusun cara menyusun rencana asuhan keperawatan dari
ca mamae?
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Ca mamae merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya
pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak
dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel
(Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol
proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ca mamae adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal
(Tucker dkk,1998).
Ca mamae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam
jaringan mammae (Tapan, 2005).
Ca mamae adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00,
Minggu tanggal 29-8-2005,sumber : Harianto,dkk).

2.2 Klasifikasi
Pembagian stadium menurut Portman yang disesuaikan aplikasi klinik
yaitu:
1. Stadium 1
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya,
tidak ada fixasi/ infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya
(otot). Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat terdeteksi dari luar.
Kelenjer getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat
sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak dapat menyebar
dan tidak berlanjut pada stadium selanjutnya. Pada stadium ini,
kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2. Stadium II
5

Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau
beberapa kelenjer getah bening axila yang masih bebas dengan
diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-sel kanker biasanya
dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium
ini, kemungkinan sembuh penderita adalah 30-40%.

3) Staium III A
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi
masih bebas di jaringan sekitarnya, kelenjar getah bening axila
masih bebas satu sama lain. Menurut data Depkes, 87% ca mamae
ditemukan pada stadium ini.
4) Stadium III B
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada
edema (lebih dari sepertiga permukaan kulit payudara) ulserasi,
kelenjar getah bening axila melekat satu sama lain atau ke
jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah
menyebar pada seluruh bagian payudara, bahkan mencapai kulit,
dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan
kelenjar getah bening axila supra-klafikula dan metastasis jauh.
Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh lainnya,
biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang
ada di batang leher. Tindakan yang harus dilakukan adalah
mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative bukan
lagi kuratif(menyembuhkan).
2.3 Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari ca mamae,sebaliknya serangkaian
faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt
menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan
bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan ca mamae, namun apa yang
menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini
6

termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang
menekan atau menigkatkan perkembangan ca mamae. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam ca mamae.Dua
hormone ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi
camamae(Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul ca mamae terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat
di ubah (unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
a. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah (unchangable)
1. Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko ca mamae. Wanita
paling sering terserang ca mamae adalah usia di atas 40 tahun. Wanita
berumur di bawah wanita 40 tahun juga dapat terserang ca mamae,
namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita berusia diatas 40
tahun.
2. Menarche Usia Dini
Resiko terjadinya ca mamae meningkat pada wanita yang mengalami
menstruasi pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang
lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan hormone estrogen
dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap proses
proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara.
3. Menoupause usia lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk
mengalami ca mamae. Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Kurang dari 25% ca mamae
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal
terjadinya tumor terjadinya perubahan klinis.
4. Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan resiko menderita ca mamae pada wanita yang
keluarganya menderita ca mamae tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast
Cancer 2),yaitu suatu kerentanan terhadap ca mamae, untuk terjadi ca
mamae sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur
7

70 tahun. 10% ca mamae bersifat familial. Pada studi genetik


ditemukan bahwa ca mamae berhubungan dengan gen probabilitas.
5. Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki
peningkatan resiko untuk mengalami ca mamae. Menurut penelitian
Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang
mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis)
mempunyai resiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami ca mamae 4,0
kali lebih besar untuk terkena ca mamae (RR=4,0).

b. Faktor resiko yang dapat diubah / dicegah (changeable) :


1. Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko
mengalami ca mamae. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika
Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan pertama setelah
35 tahun mempunyai resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita
yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena ca mamae
(RR=3,6). Wanita yang multipara atau belum pernah melahirkan
mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita
multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena ca
mamae (RR=4,0)
2. Obesitas dan konsumsi lemak tinngi
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan ca mamae
pada wanita pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai
suatu faktor resiko terjadinya ca mamae.
3. Penggunaan Hormone dan Kontrasepsi Oral
Hormone berhubungan dengan terjadinya ca mamae. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami ca
mamae. Kandungan estrogen dan progestron pada kontrasepsi oral
akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer payudara.
Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama
mempunyai resiko untuk mengalami ca mamae sebelum menopause.
8

4. Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami ca
mamae daripada waita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun
2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahawa diperkirakaan resiko bagi wanita yang merokok
untuk terkena ca mamae 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita yang tidak merokok (OR=2,36).
5. Riwayat Keterpaparan Radiasi
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian ca mamae. Pemajanan
terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
tahun meningkatkan resiko ca mamae.

2.4 Patofisiologi
Ca mamae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel
atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma
mammae telah bermetastasis. Karsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
ciri:proliferasi yang berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh
jaringan sekitarnya.Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi
jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal (Prince,A Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu
proses rumut yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi,
promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam
9

genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam denetic sel ini


disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak
semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen harus
merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat
akan dipotong dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak
terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu
atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan resebut dan
menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini,
kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan
bunuh diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel
keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi
permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible
(Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang
disebut promoter, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.
Bahkan gangguan fisik menahun pun dapat membuat sel menjadi lebih peka
untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat non-mutagen tetapi
dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen
produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000).
Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang
belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan
(gabungan dari sel yang akan peka dan suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada
progresif ini timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Ca
mamae menginvasi secara lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer
getah bening regional, aliran darah, atau keduanya. Ca mamae yang
bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru, hepar,
tulang, otak dan kulit (Weiss.M 2010).
10

Metastasis ca mamae biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa


dekade setelah diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia
Dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah
sejauh mana tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun
penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di kenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium,harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila memungkinkan CT
Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000)

2.5 Manifestasi Klinis


Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan
pada stadium dini menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam kondisi
stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil
peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker payudara dapat di ketahui secara dini
maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli M, 2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin
banyak , seperti:
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan,
makin lama benjolan makin keras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar,barulah mulai terasa nyeri saat
ditekan, karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran, berat salah satu payudara berubah bentuk karena
terjadi pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan
kecil di bawah ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke
dalam yang tadinya berwarna merah muda berubah menjadi
kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita
yang tidak sedang hamil.
11

g. Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau
sudah diobati.
h. Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange)
akibat dari neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi
edema dan piting kulit.

2.6 Pemeriksaan penunjang


Ada beberapa pemeriksaan penunjang.Namun secara umum terbagi 2 yaitu
non invasive dan invasive :
a. Non Invasive
1. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X
yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah
kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm)
sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk
melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke
1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia nonproduktif
dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-
beda berkisar antara 83%-95%.
2. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat
berguna dan akurat dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan
akurat dalam membedakan antara kista dengan massa padat.
Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat
divisualisasi dan massa pada jaringan lemak payudara sulit
dievaluasi. Keuntungannya adalah tidak ada radiasi dan tidak ada
nyeri.
3. Computed Tomografi dan Magnetic Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI untuk scanning untuk mengevaluasi
kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini
mengambil peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan
12

area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam


melakukan stging pada proses keganasan.
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20
atau yang lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada
area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi segera
dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara
tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun pemeriksaan ini tidak
dapat untuk memeriksa gambaran histopatologi jaringan sebab
pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar.
Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi
hal umum diamerika serikat. Kelemahan teknik ini adalah ketidak
mampuan untuk menentukan secara akurat resptor estrogen dan
progesterone pada specimen yang sangat kecil. Untuk menegtahui
resptor menggunakan teknik ini sudah dikembangkan namun masih
belum merata keberadaanya dilaboratorium patologi anatomi.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering
dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan aspires
jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk menentukan
reseptor estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk
memeriksa gambaran histopatologi.
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan
ultrasound. Biopsi TerbukaTerdapat berbagai macam teknik biopsy
terbuka yaitu:
a. Biopsy Eksisi
Istilah biopsy Eksisi merujuk pada istilah yang berarti
dengan mengangkat seluruh massa yang terlihat dan
biasanya dengan sedikit batas jaringan yang sehat. Hal
tersebut perlu direncanakan secara hati-hati dan curiga
13

lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa dilakukan


dengan lokal anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien
biasa dilakukan dengan sedasi intravena. Poting beku biasa
dilakukan dan bisa disimpan untuk tes resptor estrogen dan
progesterone.
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy
eksisi biasanya dilakukan biopsy insisi dengan hanya
mengambil sedikit jaringan. Hal ini bisa dilakukan dalam
anestesi lokal dan cukup nyaman pada pasien poli.
c. Needle-Guided Biopsy (GNB)
Skrinning mammografi bisa digunakan untuk melihat lesi
mencurigakan sebelum muncul secara klinis. Dan hal
tersebut bisa dijadikan petokan dalam melakukan biopsy
jarum dengan bantuan mammografi. Teknik ini dilakukan
atas dasar prinsip menghilangkan lesi secara presisi tanpa
mengorbankan jaringan sehat sekitar. Pasien dilakukan
mamografi yang disesuaikan dengan film aslinya dan
dilakukan introduks berdasarkan gambaran film tersebut.
Jadi bisa disimpulkan NGB merupakan biopsy dengan
bantuan mamograf.
d. Ultrasound-Guided Biopsy (UGB)
Untuk lesi yang tidak teraba anamun terlihat gambarannya
melalui ultrasound. Bisa dilakukan dengan pasien pada
posisi supine, dan payudara discan menggunakan tranducer.
Lalu kulitnya ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy
secara standard. Aspirasi kista juga bisa dilakukan dengan
bantuan ultrasound.
e. Nipple Discharge Smear (NDS)
Setelah menekan daerah puting maka akan keluar cairan
.cairan yang bisa keluar bisa diusap pada gelas kaca difikasi
dan dapat dilihat untuk dievaluasi secara sitologi.
14

Dilaporkan, sitologi dari NDS memiliki hasil negative palsu


sebesar 18% dan positif sebesar 2,5% jadi dibutuhkan
ketelitian dan kehatihatian dalam menginterprestasi hasil
tersebut.
f. Nipple Biopsy
Perubahan epithelium dari puting sering terkait dengan
gatal atau nipple discharge biasa diperbolehkan untuk
dilakukan biopsy puting. Sebuah potongan nipple /areola
complex bisa dieksisi dalam lokal anatesi dengan tepi
minimal.
2.7 Pencegahan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan
menurunkan insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan
menurun angka kematian akibat kanker payudara.
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada
orang sehat yang memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan
menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker
payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan
faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui promosi
kesehatan yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup
sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat
yang sudah memiliki faktor resiko untuk terkena kanker payudara.
Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindari diri dari
keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker
payudara yang dapat dilakukan dengan:
1. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
2. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
15

3. Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi


lainnya.
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat
akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinigen dan lemak, yang
kemudian membawanya keluar melalui feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu
atau tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk
mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai ektrogen
nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada
reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan
menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang
akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
6. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran,
terutama yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan
fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga,
brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri
dari pada oleh dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap
[perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk mampu menjelaskan
perubahan-perubahantersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang disebut
pemeriksaan payudar sendiri (SADARI).
SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat
efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas
pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan
perubahan pada payudara dan bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum
dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada
masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan
tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah
ditemukan. Jikan suadah menopause maka pilihlah satu hari tertentu,
misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.
17,23 SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
16

1. Langkah 1 : Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara.


Letakkan kedua tangan dipinggang dan dorong siku ke depan agar
otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan
yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau
pengelupasan kulit
2. Langkah 2 : Lebih diarahkan perhatian kecermin, tangkaplah kedua
tangan di belakang kepal dan tekan ke depan (gambar 2).
3. Langkah 3 : Angkat lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri
untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati- hati dan secara
menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari
tangan membentuk lingkaran itu secara lambat seputar payudara.
Secara bertahap lakukan kearah puting. Pastikan mencakup seluruh
payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan
ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap ganjalan yang
tidak biasa atau di bawah kulit (gambar 3 dan 4).
4. Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan
yang keluar. Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan
yang spontan (gambar 5).
5. Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring.
Berbaringlah di tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan
lengan kanan dibelakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk
diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi
rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan
melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula
untuk payudara kiri (gambar 6)
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat- akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara
melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

2.8 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
17

Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang


penerapannya tergantung pada stadium klinik payudara.
Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi pembedahan/
operasi, radioterapi/ penyinaran, kemoterapi, dan terapi hormonal.
Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk tunggal, tetapi
dalam beberapa kombinasi yaitu :
1. Pembedahan/operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau
seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan
paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.
Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun
paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat
dilakukan dengan 3 cars yaitu:
a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi
pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya
lumpektomi direkomendasikan pada penderita yang
besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di
pinggir payudara.
b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjer di ketiak.
c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi
pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di
tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta
benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang
bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di
payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek
18

kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan


berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta
Hb dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.
Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan dengan
lumpektomi atau masektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse
yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan
telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan
pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone
estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan
hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker,
terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen
karena system kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara.
2.9 Komplikasi
1. Limfedema
limfedema terjadi jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik
limfe bersirkulasi umum tidak berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris
dan sistem limfe di angkat maka sistem kolater dan axilaris harus
mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan
meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika
terjadi limfedema keluasan biasanya berhubungan dengan jumlah saluran
limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Brunner &
Suddharta,2011).
19

2. Sidroma hiperkalsemik
Sidroma hiperkalsemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon
yang meningkatkan kadar kalsium darah/ hormon yang secara langsung
mempengaruhi tulang.
20

2.10. WOC

Faktor Reproduksi : Penggunaan hormon


menarche pada umur esterogen : penggunaan Penyakit Fibrokistik Makanan dan berat badan Radiasi : Riwayat
muda, menopause pada obat antikoseptiva oral : papiloma, : berat badan >>, hormon merangsang keluarga dan
umur lebih tua, kehamilan jangka panjang hiperplasia atipik estrogen >>, gangguan pertumbuhan faktor genetik
pertama pada umur tua poliferasi sel (Hiperplasia) sel abnormal/
tumor
Gangguan poliferasi sel
Terpapar lebih lama
dengan hormon estrogen

Kekhawatiran mengalami Ansietas


CA MAMAE MRS
kegagalan dalam pengobatan

Suplai nutrisi Mendesak Pembedahan MRM Mendesak sel Mendesak Resiko Ketidak
ke jaringan ca jaringan sekitar (modified radical saraf Pembuluh darah berdayaam
mastectomy

BB menurun Aliran darah ke


Odem pada Penekanan
jaringan terhambat
mamae Ukuran mamae pada sel saraf
mengecil MK :
Suplai nutrisi ke ANSIETAS
jaringan lain < MK: Nyeri Hipoksia jaringan
Konsistensi Kronis
mamae MK:
Gangguan Nekrotik jaringan
MK: Nutrisi Kurang
Body Image
Dari Kebutuhan
Tubuh Massa tumor MK: MK: Resiko
mendesak Perfusi Bakteri patogen Infeksi
ulkus Kerusakan
jaringan luar jaringan Integritas kulit
21

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI
PADA NY.L DENGAN CA MAMAE

3.1 Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama : Ny. L
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Wanita
Suku : Indonesia
Diagnosa medik : Kanker Payudara Stadium 3A
b) Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti
penyakit payudara jinak ,hyperplasia tipikal.
Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferative mempunyai resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker
payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali
lipat untuk mengalami penyakit ini
Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian
hormon dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen
suplemen.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang :
klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba
dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan, Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai
membesar, Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting
susu, Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat
drainase limfatik sehingga terjadi edema dan piting kulit.
Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah ada keluarganya
yang menderita penyakit yang sama seperti dirinya.
Pemeriksaan Fisik
 Kesadaran : Tingkat kesadaran compos mentis
TTV
TD : 130 /90 mmhg
22

Suhu : 36,5oC
RR, : 25 x / menit
Nadi, : 110 x / menit
 Kepala, Rambut.Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok
atau alopesia karna pengaruh kemoterapi, kulit kepala tidak tampak
bersih.Wajah biasanya tidak terdapat edema atau hematon.
 Mata :Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis
disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat Sklera tidak
ikterik,palpebra tidak edema.
 Hidung : Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya
pernafasan cuping hidung yang disebabkan klien sesak nafas terutama
pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-paru.
 Bibir : Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih.
 Gigi :Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya
pembuluh darah dan caries positif
 Lidah : Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Dada atau Thorak.
d) Dada atau Thorak
a) Inspeksi
Pada stadium 1 : biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan
yang disebabkan oleh pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2
cm.
Pada stadium 2 : biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan
yang juga disebabkan payudara dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
Pada stadium 3A : biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan
yang disebabkan oleh pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam
payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B : bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan kanker sudah melebar ke seluruh
bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan
otot dada.Pada stadium 4 Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang
disebabkan oleh pembengkakan dan mestastase jauh keorgan lain seperti
paru-paru.
e) Sistem intergument
23

terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak
elastis
f) Pemeriksaan Penunjang
No Laboratorium tanggal Hasil Normal
1 SGOT 35 (10-40 u/L)
2 SGPT 30 (5-35 u/L)
3 Ureum darah 50 (10-50 mgr/dl)
4 Kreatinin darah 1,2 (0,7-1,1 mgr/dl)
5 HB 13 gr % (12-16 gr%)
6 Eritrosyt 4 x 106 /mm3 (4,2-5,9 juta/mm3)
7 LED/BBS 13.000 /mm3 5000-15.500/mm3
24

3.2 Analisis Data

NO Data ETIOLOGI MASALAH


1. Data subyektif : Infiltrasi tumor Nyeri kronis
 Klien mengeluh nyeri berhubungan dengan
dengan skala 6 (0-10) infiltrasi tumor
 Klien mengeluh nyeri
hilang timbul
 Klien mengeluh nyeri
seperti ditusuk-tusuk
 Klien mengeluh nyeri
di dada sebelah kiri

Data Obyektif :
 Wajah Ibu tampak
meringis kesakitan
 TTV:
TD : 130/90 mmHg
Nadi :110x/mnt
RR : 25x/mnt
T : 36,7
Skala nyeri : 6

2. Data subjektif : Efek samping terapi Gangguan integritas


 Klien mengatakan radiasi kulit berhubungan
benjolannya semakin dengan efek samping
mengeras dan bentuknya terapi radiasi
tidak beraturan
 Klien mengeluhkan
payudara yang terdapat
benjolan mengeluarkan
nanah dan darah dari
puting susu.

Data objektif :
 Terdapat benjolan
dipayudara sebelah kiri
klien.
 Benjolan dipayudaranya
mengeluarkan nanah dan
darah
 Benjolan teraba keras
 Benjolan tampak
membesar.
4 Data Subjektif: Kekhawatiran Ansietas
25

Pasien mengungkapkan mengalami kegagalan


kekhawatiran bahwa ia
akan gagal dalam
pengobatan.

Data Objektif:
 Wajah pasien tampak
cemas
 Muka tampak pucat

Rumusan Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor


2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek samping terapi radiasi
3. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
26

HARI/ DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TGL KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Senin Nyeri kronis b/d Setelah di lakukan 1. Observasi TTV 1. Tanda vital merupakan acuhan
25/04/2015 infiltrasi tumor tindakan keperawatan 2. Kaji P,Q,R,S,T pada nyeri untuk mengetahui keadaan
selama 3x 24 jamdi 3. Ajarkan tekhnik relaksasi umum pasien
harapkan nyeri 4. Ajarkan teknik distraksi 2. Untuk mengetahui berapa berat
berkurang atau hilang 5. Kolaborasi dengan dokter nyeri yang di rasakan pasien
dengan dalam pemberan Analgesik 3. Relaksasi mengurangi
KH: ktegangan dan membuat pasien
1. Skala nyeri : 1 / 2 lebig nyaman
2. TTV dalam batas 4. mengalihkan perhatian pasien
normal agar tidak terlalu
S:, TD:120/80 N:60- memperhatikan nyeri yang di
100x/menit RR: 12- deritanya
24 x/menit 5. Obat obatan analgesik dapat
3. Pasien tampak rileks membantu mengurangi nyeri
pada pasien.
27

Senin Gangguan Integritas Setelah di lakukan 1. Kaji adanya luka / lesi 1. Untuk memastikan dan
25/04/2015 kulit b/d efek tindakan keperawatan pada klien mengetahui adanya luka dan lesi
samping radiasi selama 3x 24 jam di 2. Anjurkan pasien untuk 2. Supaya klien merasa nyaman
harapkan integritas menggunakan pakaian 3. Untuk mengetahui adanya
kulit kembali normal yang longgar infeksi pada kulin klien
dengan 3. Monitor kulit akan adanya 4. Dengan memobilisasi, klien
KH: kemerahan dapat mengurangi penekanan
1. Tidak ada luka/ lesi 4. Mobilisasi pasien (ubah 5. Daerah yang lembab akan
pada kulit posisi pasien) setiap 2 jam mempercepat tumbuhnya
2. CRT < 3 detik sekali mikroorganisme
3. Kulit lembab 5. Jaga kebersihan kulit agar
tetep bersih dan kering
Senin Ansietas Setelah dilakukan 1. Identifikasi tingkat 1. Pasien dengan penyakit kronis
25/04/2015 berhubungan tindakan keperawatan kecemasan seringkali terlibat dalam suasana
dengan 1 x 15 menit 2. Gunakan pendekatan yang kecemasan yang mendalam.
kekhawatiran diharapkan ansietas menenangkan 2. Pasien akan semakin cemas
mengalami dapat teratasi dengan 3. Dorong pasien untuk dengan kondisinya
kegagalan kriteria hasil: mengungkapkan perasaan, 3. Suasana psikologis yang tidak
1. TTV dalam batas ketakutan, persepsi karuan sering kali terjadi pada
normal: 4. Ajarkan pasien pasien dengan penyakit kanker
S:, TD:120/80 N:60- menggunakan teknik 4. Kecemasan memengaruhi
100x/menit RR: 12-24 relaksasi psikologis dan fisik dalam
x/menit 5. Kolaborasi dengan pengobatan pada pasien ca
2. Ekspresi wajah, psikolog untuk mengatasi mamae
bahasa tubuh gangguan psikis pasien 5. Pengkajian psikis perlu
menunjukkan pengkajian secara komperhensif
28

berkurangnya
kecemasan
29

CATATAN PERKEMBANGAN

Namaa : TN. IB
Umur : 62 tahun
HARI/ DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
TGL KEPERAWATAN
Senin Nyeri kronis b/d 08.00 1. Mengobservasi TTV S : pasien mengatan nyerinya
25/04/2015 infiltrasi tumor berkurang
TD : 130/90
O : 1. TTV
T : 36,5 C
TD: 120/80
N : 110
T : 37,0 C
R : 20 x /m
N : 110 x/m
08.00 2. Mengkaji P,Q,R,S,T pada nyeri
R : 20 x/m
08.03 3. Mengajarkan tekhnik relaksasi
1. Skala nyeri 6
08.05 4. Mengajarkan teknik distraksi 2. Pasien tampak sedikit meringis
A : nyeri kronis terasi sebagian
08.15 5. Berkolaorasi dengan dokter
dalam pemberian Analgesik P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4 dan 5
30

Senin Gangguan Integritas 08.03 1. mengkaji adanya luka / lesi S : klien mengatak luka mya semakin
25/04/2015 kulit b/d efek samping pada klien lama semakin melebar ke daerah
radiasi 08.05 2. menganjurkan pasien untuk pipi dan bibir bagian bawah
menggunakan pakaian yang O : 1. Luka berwarna kuning kehijau
longgar hijauan, dan berair
08.06 3. memonitor kulit akan adanya A : Gangguan integritas kulit belum
kemerahan teratasi
08.07 4. memobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap 2 jam sekali P : Intervensi di lanjutkan 2, 4, 5 dan 6
08.08 5. menjaga kebersihan kulit agar
tetep bersih dan kering
31

Senin Ansietas berhubungan 1. Mengidentifikasi tingkat S :Pasien mengungkapkan


25/04/2015 dengan kekhawatiran kecemasan kekhawatiran bahwa ia akan gagal
terhadap kegagalan 2. Menggunakan pendekatan yang dalam pengobatan.
menenangkan
3. Mendorong pasien untuk O:
mengungkapkan perasaan,  Wajah pasien tampak sudah tenang
ketakutan, persepsi  Muka tampak pucat
4. Mengajarkan pasien
menggunakan teknik relaksasi
A : Ansietas teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi
32

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ca mamae merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka
kematian akibat ca mamae mencapai 5 juta pada wanita. Ca mamae merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita. Sedangkan dalam
penanganannya sudah ada Keperawatan paliatif yakni bentuk perawatan medis
atau perawatan yangberkonsentrasi pada pengurangan keparahan gejala penyakit,
daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya perkembangan
dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.Tujuan utama
perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit. Dan yang ditangani
bukan hanya penderita, tetapi juga keluarganya
4.2 Saran
Penanganan pasien dengan penyakit terminal seperti kanker payudara harus
melihat seluruh aspek baik dari fisik maupun psikis karena kedua komponen
tersebut saling berkesinambungan dan sama-sama membawa dampak pada tingkat
kesembuhan penyakit.
33

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E., 1989. Nursing Care Plans. USA Philadelphia: F.A Davis
Company

Gale, Daniele. 1996. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC

Junadi, Purnawan. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.


UI

Anda mungkin juga menyukai

  • Halima Plagiasi
    Halima Plagiasi
    Dokumen21 halaman
    Halima Plagiasi
    Alfun Yoefidha Lastin
    100% (1)
  • Halima Plagiasi
    Halima Plagiasi
    Dokumen21 halaman
    Halima Plagiasi
    Alfun Yoefidha Lastin
    100% (1)
  • Bab 1-4 Supri
    Bab 1-4 Supri
    Dokumen73 halaman
    Bab 1-4 Supri
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Jelaskan Benda Berikut
    Jelaskan Benda Berikut
    Dokumen1 halaman
    Jelaskan Benda Berikut
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Analisis Jurnal Fix
    Analisis Jurnal Fix
    Dokumen11 halaman
    Analisis Jurnal Fix
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Proker Kes Jadung
    Proker Kes Jadung
    Dokumen1 halaman
    Proker Kes Jadung
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Proker Kes Jadung
    Proker Kes Jadung
    Dokumen1 halaman
    Proker Kes Jadung
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1-4 Supri
    Bab 1-4 Supri
    Dokumen73 halaman
    Bab 1-4 Supri
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • AsamUrat
    AsamUrat
    Dokumen10 halaman
    AsamUrat
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen24 halaman
    Asam Urat
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • SOP Jenazah
    SOP Jenazah
    Dokumen6 halaman
    SOP Jenazah
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • New Ul 1
    New Ul 1
    Dokumen2 halaman
    New Ul 1
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Asam Urat
    Asam Urat
    Dokumen24 halaman
    Asam Urat
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Format KMB
    Format KMB
    Dokumen17 halaman
    Format KMB
    nitha aja
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kegiatan Harian Mahasiswa
    Laporan Kegiatan Harian Mahasiswa
    Dokumen28 halaman
    Laporan Kegiatan Harian Mahasiswa
    devinda rezhayanti
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Hipertiroid
    Asuhan Keperawatan Hipertiroid
    Dokumen16 halaman
    Asuhan Keperawatan Hipertiroid
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Uul
    Kata Pengantar Uul
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Uul
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • 10.askep Kusta Print
    10.askep Kusta Print
    Dokumen40 halaman
    10.askep Kusta Print
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • ASKEP KKP
    ASKEP KKP
    Dokumen45 halaman
    ASKEP KKP
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Askep Obesitas
    Askep Obesitas
    Dokumen39 halaman
    Askep Obesitas
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Nadia 4
    Nadia 4
    Dokumen12 halaman
    Nadia 4
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • 12.askep Katarak KMB
    12.askep Katarak KMB
    Dokumen38 halaman
    12.askep Katarak KMB
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • T Wajah Fix
    T Wajah Fix
    Dokumen29 halaman
    T Wajah Fix
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • T Wajah Fix
    T Wajah Fix
    Dokumen29 halaman
    T Wajah Fix
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Bu Vinda
    Bu Vinda
    Dokumen28 halaman
    Bu Vinda
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konseptual
    Kerangka Konseptual
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Konseptual
    Alfun Yoefidha Lastin
    Belum ada peringkat
  • 3.ca Tulang
    3.ca Tulang
    Dokumen39 halaman
    3.ca Tulang
    Muzay Yana
    Belum ada peringkat