STASE ANAK
“FRAKTUR”
Disusun oleh:
Efilian Aprialiska
20184030086
Menurut bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma ada 5
yaitu:
a. Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya malintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b. Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap
sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi juga.
c. Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya sepiral yang di sebabkan
oleh trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kea rah permukaan lain.
e. Fraktur Afulsi : fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot pada insersinya pada tulang.
G. Penatalaksanaan
a. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen
fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak
semula.
b. Imobilisasi fraktur
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
c. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan)
dipantau
Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi
disuse dan meningkatkan peredaran darah
H. Pengkajian
Pengkajian primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi
/aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut,
takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan
membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas/istirahat
Kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
c. Neurosensori
Kesemutan
Deformitas, krepitasi, pemendekan
Kelemahan
Kenyamanan
Nyeri tiba-tiba saat cidera
Spasme/ kram otot
Keamanan
Laserasi kulit
Perdarahan
Perubahan warna
Pembengkakan lokal
I. Diagnosa Keperawatan
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nded ).
Philadelpia, F.A. Davis Company.
Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Alih Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan Keperawatan Padjadjaran.YPKAI:
Bandung
Price A.S. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . EGC: Jakarta.
Smeltzer,S.C & Bare B.G. (2006) . Buku ajar keperawatan medical bedah , Edisi 8.
EGC : Jakarta
Mansjoer,dkk. ( 2000). Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga jilid 2.Media Aesculapis
: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia
Sartono, dkk. (2013). Basic Trauma Cardiac Life Suport- BTCLS . GADAR MEDIK
INDONESIA Hudak, Gallo. (1996). Keperawatan kritis , pendekatan holistik, edisi IV.
EGC : Jakarta