Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Persalinan Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM
“Fetty Fathiyah” Kota Mataram

Sisca Dewi Karlina*, Subandi Reksohusodo**, Aris Widayati**

ABSTRAK
Nyeri merupakan perasaan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan. Pada persalinan nyeri
disebabkan kontraksi miometrium, regangan segmen bawah rahim dan serviks, serta iskemia otot rahim
sebagai proses fisiologis yang menimbulkan rasa takut dan khawatir yang dapat berdampak pada ibu dan
janin. Aromaterapi adalah salah satu metode nonfarmakologis untuk menangani nyeri dengan memproduksi
enkefalin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender
secara inhalasi terhadap penurunan intesitas nyeri persalinan fisiologis pada primipara inpartu kala I fase
aktif. Desain penelitian ini adalah experimental dengan rancangan one group pretest-posttes without control.
Jumlah sampel 20 orang yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Variabel bebas adalah
pemberian aromaterapi dan variabel terikatnya adalah nyeri persalinan. Uji statistik menggunakan paired t-
test diperoleh nilaii p value = 0,000 (p value < 0,05) artinya pemberian aromaterapi lavender terbukti
signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan fisiologis kala satu fase aktif. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi mampu menurunkan intensitas nyeri
persalinan fisiologis pada primipara inpartu kala satu fase aktif.

Kata kunci: Aromaterapi Lavender, Nyeri persalinan, Primipara.

The Influence of Lavender Aromatherapy Inhalation to Relieve Physiological Labor Pain


Intensity in Primipara Inpartu Active Phase in BPM “Fetty Fathiyah” Mataram City

ABSTRACT
Labor pain is an unpleasant sensation due to sensory nerve stimulation. Labor pain caused by
contractions of the myometrium and tension at the lower uterine segment and cervix, as well as the uterine
muscle ischemia physiological processes that cause fear and anxiety that can affect the mother and fetus.
Aromatherapy is one of the non pharmalogical methods to treat pain through enkephalin production. The
purpose of this study was to determine the influence of inhaled lavender aromatherapy to reduce the intensity
of labor pain in primiparous inpartu physiologically active phase of the first stage. The research design used
was experimental with design one group pretest posttes without control. The samples were 20 respondents
who are detemined by purposive sampling method. The Independent variable was lavender aromatherapy
and the dependent variable was labor pain. Based on the result of normality test using Kolmogorov Smirnov
showed normally distributed data (p value > 0.05). The Paired T-test statistical test showed p value = 0.000
(p value < 0.005) meaning that lavender aromatherapy statically can reduce labor pain in the first stage of
labor specially in the active phase. It can be concluded that there is the effect of inhalation lavender
aromatherapy to reduce the intensity of labor pain in primiparous inpartu physiological stage of the active
phase.

Keywords: Labor pain, Lavender aromatherapy, Primipara,

* Program Studi Kebidanan, FKUB


* * Program Studi Pendidikan Dokter, FKUB

108
PENDAHULUAN farmakologis dan non farmakologis. Dalam
hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan
Persalinan merupakan proses fisiologis penelitian mengenai metode
yang dialami oleh seorang ibu dan kelahiran nonfarmakologis yaitu menggunakan
bayi merupakan proses sosial yang sangat aromaterapi lavender secara inhalasi
dinantikan. Pada umumnya, ibu hamil menggunakan tungku listrik.
mengharapkan persalinan yang normal, Aromaterapi lavender merupakan
aman dan nyaman dengan rasa nyeri tindakan terapeutik yang bermanfaat
minimal.1 Namun, ibu primipara seringkali meningkatkan kondisi fisik dan psikologis ibu
merasakan nyeri lebih hebat daripada bersalin. Secara fisik baik digunakan untuk
multipara. Hal ini disebabkan primipara mengurangi rasa nyeri, sedangkan secara
membutuhkan peregangan serviks yang psikologis dapat merilekskan pikiran,
lebih kuat dibandingkan multipara.2 menurunkan ketegangan dan kecemasan
Secara fisiologis nyeri persalinan terjadi serta memberi ketenangan.10 Bau yang
ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai menyenangkan akan menstimulasi thalamus
upaya membuka serviks dan mendorong untuk mengeluarkan enkefalin yang
kepala bayi kearah panggul.4 Selain itu, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit
kontraksi otot-otot uterus menyebabkan alami dan menghasilkan perasaan sejahtera.
iskemia korpus uteri karena pembuluh darah Enkefalin sama halnya dengan endorphin,
tertekan dan peregangan serviks yang yaitu zat kimiawi endogen (diproduksi oleh
menyebabkan rasa nyeri. Nyeri yang paling tubuh) yang berstruktur serupa dengan
dominan dengan waktu yang panjang opioid. Enkefalin dianggap dapat
dirasakan yaitu nyeri pada kala satu.5 Nyeri menimbulkan hambatan presinaptik (neuron
persalinan pada tahap fase aktif akan yang menyekresi bahan transmitter) dan
dirasakan lebih berat, tajam, dan kram serta hambatan post sinaptik (tempat transmitter
mengakibatkan penyebaran sensasi nyeri.6,7 bekerja) di kornu dorsalis. Proses tersebut
Nyeri persalinan yang timbul semakin mencapai inhibisi oleh enkefalin yaitu
sering dan semakin lama dapat penghambatan substansi P sehingga nyeri
menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang tidak atau berkurang diteruskan menuju
bahkan stres yang berakibat pelepasan otak.11-14
hormon yang berlebihan seperti adrenalin, Penelitian ini dilaksanakan di BPM
katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat “Fetty Fathiyah” Kota Mataram karena
menyebabkan terjadinya ketegangan otot berdasarkan hasil pengamatan penanganan
polos dan vasokonstriksi pembuluh darah nyeri dengan aromaterapi lavender secara
yang berakibat berkurangnya aliran darah inhalasi belum pernah dilakukan.
dan oksigen ke uterus sehingga dapat Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik
menyebabkan terjadinya iskemia uterus, untuk mengetahui pengaruh pemberian
hipoksia janin dan membuat impuls nyeri aromaterapi lavender secara inhalasi dalam
bertambah banyak.8 Meningkatnya menurunkan intensitas nyeri persalinan
katekolamin dapat menyebabkan gangguan fisiologis pada primipara. Dengan harapan
pada kekuatan kontraksi uterus sehingga dapat memberikan manfaat dan
terjadi inersia uteri yang berdampak pada berkontribusi dalam bidang kesehatan,
partus lama.9 khususnya kebidanan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
menangani nyeri saat persalinan. Upaya ini
dapat dilakukan dengan metode

109
BAHAN DAN METODE Sementara kriteria ekslusinya yaitu :
Kehamilan patologis, persalinan patologis,
Desain Penelitian dan menolak menjadi subjek penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan
Penelitian ini menggunakan 1 kelompok
desain experimental dengan pendekatan
yaitu hanya kelompok perlakuan tanpa
one group pretest posttest without control.
kelompok kontrol. Jumlah sampel yaitu
Dalam rancangan ini tidak terdapat
sebanyak 20 responden.
kelompok pembanding (kontrol) tetapi hanya
satu kelompok yang akan dilakukan Variabel Penelitian
observasi pertama sebelum diberikan Variabel bebas (independent) yaitu
perlakuan (pretest) dan observasi kedua pemberian aromaterapi. Sementara variabel
dilakukan setelah diberikan perlakuan terikat (dependent) yaitu nyeri persalinan
(posttest).15 pada primipara inpartu kala I fase aktif.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di BPM
Populasi dalam penelitian ini adalah “Fetty Fathiyah”, Babakan Kota Mataram.
seluruh primipara inpartu kala I fase aktif Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23
yang bersalin secara fisiologis di ruang Juni – 23 Agustus 2014.
bersalin BPM “Fetty Fathyah”, Babakan Kota
Mataram pada bulan Juni-Agustus 2014 Bahan dan Alat
yang hanya mendapat pendampingan Bahan yang digunakan dalam penelitian
keluarga tanpa diberikan terapi penurunan ini adalah kuisioner karakteristik responden
nyeri persalinan. Hasil studi pendahuluan yang berisi identitas responden (nama, usia,
didapatkan jumlah ibu primigravida yang suku, pendidikan, pekerjaan) dan status
melakukan ANC dengan taksiran persalinan obstetri responden (paritas, pembukaan
pada bulan Juni hingga Agustus 2014 yaitu serviks, jumlah janin, letak janin, tindakan
sebanyak 20 orang. medis atau obat-obatan), kemudian lembar
Sampel dalam penelitian ini observasi nyeri yang berisi skala universal
menggunakan non random sampling diambil pain assesment tool dan minyak essensial
secara purposive sampling yaitu mengambil aromaterapi lavender.. Sementara alat yang
subjek penelitian dari populasi berdasarkan digunakan dalam penelitian ini yaitu tungku
kriteria yang ditentukan peneliti. pemanas aromaterapi dan spuit utnuk
Kriteria inklusi dalam penelitian ini mengukur dosis aromaterapi.
yaitu: primipara inpartu kala I fase aktif,
kehamilan tunggal, presentasi belakang Teknik Pengumpulan Data
kepala, persalinan fisiologis, pembukaan Pengumpulan data dilakukan dengan
serviks 6 cm, ibu berasal dari suku Sasak, teknik pengumpulan data secara primer yaitu
adanya pendampingan ibu oleh keluarga, ibu peneliti melakukan wawancara langsung
telah mendapat edukasi tentang nyeri kepada responden.
persalinan oleh peneliti dengan cara
memberikan short education, belum Analisis Data
Untuk melihat perbedaan dua variabel
mendapat terapi farmakologi untuk
ini peneliti menggunakan statistik uji
menurunkan nyeri sebelumnya, usia ibu 20 –
dependent t-test. Sebelum melakukan
35, dan bersedia menjadi subjek penelitian.
analisis, peneliti terlebih dahulu melakukan
uji kenormalan distribusi data menggunakan

110
uji Kolmogorov Smirnov. Analisis data
menggunakan SPSS for windows 16.0.

HASIL

Distribusi Data

5%
20 tahun
21 tahun
10% 20% 23 tahun
24 tahun
25 tahun
20% 26 tahun
15%
28 tahun

25%
5%

Gambar 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia


Gambar 1 menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang (5 %). Jadi dapat dilihat
distribusi frekuensi karakteristik responden bahwa usia responden dalam penelitian ini
berdasarkan usia yaitu usia 20 tahun didominasi oleh usia 23 tahun dengan rata-
sebanyak 4 orang (20 %), usia 21 tahun rata seluruh usia yaitu 23.1 tahun. Usia
sebanyak 3 orang (15 %), usia 23 tahun responden keseluruhan antara 20-25 tahun
sebanyak 5 orang (25 %), usia 24 tahun berada pada rentang usia dewasa awal dan
sebanyak 1 orang (5 %), usia 25 tahun termasuk dalam rentang usia reproduktif
sebanyak 4 orang (20 %), usia 26 tahun sehat.
sebanyak 2 orang (10 %), usia 28 tahun

12
10
8
12
6
8
4
2
0
IRT Karyawan
Pekerjaan

Gambar 2. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Pada Gambar 2 di atas menunjukkan (40 %) bekerja sebagai karyawan. Oleh


distribusi frekuensi pekerjaan responden karena itu, sebagian besar responden
yaitu sebanyak 12 orang (60 %) sebagai ibu adalah ibu rumah tangga.
rumah tangga (IRT) dan sebanyak 8 orang

111
20 17 Tidak Sekolah
SD
10 SMP
3
0 0 0 SMA
0 PT
Pendidikan

Gambar 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Gambar 3 menunjukkan distribusi (0 %). Jadi, dalam penelitian ini pendidikan
frekuensi pendidikan responden yaitu tingkat terakhir responden didominasi pada tingkat
SMP sebanyak 3 orang (15 %) dan tingkat SMA sehingga mayoritas responden
SMA sebanyak 17 orang (85 %) sedangkan memiliki tingkat pendidikan cukup tinggi.
tingkat PT, tidak sekolah dan SD tidak ada

5 4
4 3 3
Jumlah

3 2 2 2
2 1 1 1 1
1
0

Berat Bayi Lahir (gram)

Gambar 4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan berat bayi lahir


Gambar 4 menunjukkan bahwa berat 3000 g, dan masing-masing 1 bayi (5
distribusi frekuensi berdasarkan berat bayi %) dengan berat 2700 g, 2800 g, 2900 g,
lahir yaitu masing-masing 2 bayi (10 %) dan 3400 g. Dapat diperhatikan bahwa
memiliki berat 2500 g, 3300 g, dan 3500 g, seluruh bayi memiliki berat lahir normal yaitu
masing-masing 3 bayi (15 %) memiliki berat dalam rentang 2500-4000 g.
2600 g dan 3200 g, 4 bayi (20 %) memiliki

Usia Kehamilan

15%

38-39minggu
39-40 minggu
85%

Gambar 5. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia kehamilan

Berdasarkan Gambar 5 distribusi kehamilan 38-39 minggu. Dapat dilihat


frekuensi usia kehamilan responden yaitu 85 rentang usia kehamilan responden bersalin
% memiliki usia kehamilan 39-40 minggu. yaitu pada usia kehamilan 38-40 minggu.
Kemudian sebanyak 15 % memiliki usia Rentang ini merupakan rentang usia

112
kehamilan aterm (matang) artinya bayi seluruh responden memenuhi salah satu
sudah cukup matang untuk dilahirkan dan syarat lahir normal.
.
25
20
15 berat
10 sedang
5 ringan
0
pre test post test

Gambar 6. Karakteristik reponden berdasarkan intensitas nyeri


Gambar 6 menunjukkan distribusi Sig (2-tailed) pada pretest adalah p value =
frekuensi tingkat nyeri responden yaitu 0,206 artinya p value > 0.05 dan pada
sebelum diberikan intervensi (pre test) posttest p value = 0,158 artinya p value >
aromaterapi lavender, rata-rata intensitas 0,05 maka dapat disimpulkan distribusi data
nyeri yang dirasakan responden adalah 7,65 pada pretest dan posttest adalah normal
dengan rincian sebanyak 17 orang (85 %) sehingga uji hipotesis yang digunakan uji
merasakan nyeri berat, 3 orang (15 %) parametrik yaitu dependent t-test.
merasakan nyeri sedang, dan tidak ada yang Berdasarkan uji dependent t-test
merasakan nyeri ringan dan sangat berat diperoleh p value < 0,05 (0,000 < 0,05)
(tidak terkontrol). Sementara setelah dengan tingkat kepercayaan 95 % yang
diberikan intervensi aromaterapi lavender berarti secara statistik ada perbedaan yang
(post test), rata-rata intensitas nyeri bermakna antara nyeri kala I fase aktif
responden yaitu 4,65 dengan rincian sebelum mendapat aromaterapi lavender
sebanyak 1 orang (5 %) merasakan nyeri dengan setelah mendapat aromaterapi
berat, 2 orang (10 %) merasakan nyeri lavender. Dengan kata lain terdapat
ringan, 17 orang (85 %) merasakan nyeri pengaruh yang signifikan dari pemberian
sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa aromaterapi lavender terhadap penurunan
intensitas nyeri setelah diberikan intensitas nyeri persalinan fisiologis kala I
aromaterapi lavender lebih rendah daripada fase aktif.
intensitas nyeri sebelum diberikan
aromaterapi lavender. Hasil Uji Analisis Karakteristik
Responden
Hasil Uji Analisis Pengaruh Aromaterapi Peneliti juga melakukan uji analisis data
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada karakteristik usia, pekerjaan,
Pada penelitian ini peneliti pendidikan dan berat bayi lahir untuk melihat
menggunakan uji normalitas Kolmogorov hubungan tiap karakteristik dengan
Smirnov dan diperoleh kemaknaan Asymp. intensitas nyeri responden.
Tabel 1. Hubungan usia dengan nyeri dengan uji Pearson

usia pretest posttest


Usia Pearson 1 -.208 -.294
Correlation
Sig. (2-tailed) .379 .209
N 20 20 20

113
Berdasarkan hasil perhitungan uji 0,209 > 0,05. Oleh karena itu, dalam
Pearson correlation di atas pada pretest penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada
diperoleh nilai Sig (2-tailed) atau p value = hubungan antara usia ibu dengan nyeri
0,379 sehingga p value > 0,05. Kemudian persalinan fisiologis kala I fase aktif pada ibu
pada hasil uji Pearson correlation posttest primipara sebelum dan setelah diberikan
diperoleh nila Sig. (2-tailed) atau p value = aromaterapi lavender.

Tabel 2. Hubungan pendidikan responden dengan intensitas nyeri pre dan post intervensi
aromaterapi lavender dengan uji Maan Whitney

pre post
Mann-Whitney U 13.500 10.000
Wilcoxon W 166.500 163.000
Z -1.331 -1.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .183 .082
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .216a .118a

Berdasarkan Tabel 2, yaitu hasil Uji yang digunakan untuk mengetahui


perhitungan uji Maan Whitney pada pretest hubungan pekerjaan dengan nyeri yaitu
dan postest diperoleh nilai Sig (2-tailed) atau menggunakan uji independent t-test (Tabel
p value = 0,183 untuk pre-test dan 0,118 3), diperoleh hasil nilai signifikansi atau p
pada post test, sehingga p value > 0,05 yang value > 0.05 artinya tidak ada hubungan
artinya tidak ada hubungan yang signifikan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan
antara pendidikan ibu dengan nyeri yang ibu nyeri yang dirasakan ibu sebelum dan
rasakan sebelum dan setelah intervensi. setelah intervensi.

Tabel 3. Hubungan pekerjaan responden terhadap nyeri berdasarkan uji independent t-test

Levene's t-test for Equality of Means


Test for
Equality of
Variances
F Sig. t Df Sig. (2- Mean Std. 95% Confidence Interval of
tailed) Diffe- Error the Difference
rence Diffe- Lower Upper
rence
Pretest Equal 1.6 .2 -.3 18 .72 -.17 .46 -1.1 .803
variances
assumed
Equal -.3 12.4 .74 -.17 .49 -1.2 .890
variances
not
assumed
Post Equal .49 .49 - 18 .52 - .37 .57 -1.57 .82
Variances .6
assumed
Equal
variances 17.9 .49 - .37 .53 -1.5 .74
not -
assumed .7

114
Tabel 4. Hubungan berat bayi lahir terhadap nyeri dengan uji Pearson
pre post
berat bayi Pearson .005 -.191
Correlation
Sig. (2-tailed) .984 .420
N 20 20

Berdasarkan Tabel 4, yaitu hasil perkembangan yang sama yaitu dewasa


perhitungan uji Pearson correlation pada dengan kategori usia reproduksi yang sehat.
pretest diperoleh nilai Sig (2-tailed) atau p Suku atau budaya yang melekat
value > 0,05 dan pada posttest diperoleh nila mempengaruhi sikap ibu bersalin dalam
Sig (2-tailed) atau p value > 0.05 artinya mempersepsikan dan mengekspresikan
tidak ada hubungan yang signifikan antara nyeri yang dirasakannya. Keyakinan dan
berat bayi lahir atau ukuran janin dengan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara
nyeri yang dirasakan ibu sebelum dan individu mengatasi nyeri. Individu belajar dari
setelah intervensi. Oleh karena itu, dapat keluarga dan masyarakat dalam mengatasi
diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian nyeri yang diterima dalam budaya asalnya
ini tidak ada hubungan antara berat bayi sehingga mungkin akan didapatkan rasa
lahir dengan nyeri persalinan fisiologis kala I nyeri yang berbeda antara budaya yang satu
fase aktif pada ibu primipara sebelum dan dengan budaya yang lainnya.4,17 Oleh karena
setelah diberikan aromaterapi lavender. suku/budaya dapat mempengaruhi persepsi
nyeri, peneliti melakukan penelitian dalam
PEMBAHASAN lingkungan suku Sasak dan memilih
responden dengan suku Sasak untuk
Karakteristik Responden
mengurangi bias karena faktor kebudayaan.
Usia wanita yang terlalu muda dan
Status pekerjaan mempengaruhi waktu
terlalu tua dapat mengeluhkan tingkat nyeri
kerja sehingga ibu yang bekerja lebih lama
persalinan yang berbeda dan meningkatnya
memiliki waktu istirahat lebih sedikit
usia maka toleransi nyeri semakin meningkat
dibandingkan dengan yang tidak berkerja.
pula.4,14 Selain itu, Davim dkk (2007)
Pekerjaan yang berat mengakibatkan
menyatakan bahwa usia berhubungan
kelelahan yang dapat mempengaruhi
secara tidak langsung dengan nyeri
terhadap persepsi nyeri dan menurunkan
persalinan karena mempengaruhi emosi
kemampuan koping individu dalam
seseorang dan berpengaruh pada harapan
mengontrol nyeri.3,4 Analisis data pekerjaan
selama perawatan persalinan.15 Sehingga
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
dalam penelitian ini rentang usia yang dipilih
yang signifikan antara pekerjaan dengan
yaitu usia 20-35 tahun agar dapat
intensitas nyeri sebelum dan setelah
meminimalkan bias karena faktor usia. Hal
intervensi. Hal ini dimungkinkan karena
ini sesuai dengan Manuaba (2008) bahwa
karakteristik responden berdasarkan
ibu yang berusia 20-35 tahun secara fisik
pekerjaan tidak memiliki perbedaan yang
dan psikologis sudah siap dalam
jauh berbeda dan beberapa bulan sebelum
menghadapi kehamilan dan persalinan.16
persalinan, ibu mendapat cuti kerja sehingga
Oleh karena itu, hasil uji satistik antara usia
kelelahan yang dapat meningkatkan sensasi
dengan nyeri pretest dan posttest yang tidak
nyeri akibat perkerjaan yang berlebihan tidak
signifikan dalam penelitian ini dikarenakan
terjadi menjelang persalinan. Hasil uji pada
peneliti telah menentukan rentang usia 20-
pekerjaan ini sesuai dengan penelitian yang
35 tahun. Rentang usia ini merupakan tahap

115
dilakukan oleh Phumdoung dan karena faktor pembukaan. Pemilihan
Rattanaparikonn (2003) yang menyimpulkan pembukaan 6 ini dikarenakan mulai puncak
tidak adanya hubungan yang signifikan nyeri persalinan yaitu pembukaan 5 cm.21
antara respon nyeri dengan pekerjaan Berdasarkan hasil uji statistik pada berat
perempuan di Thailand yang berusia 17-38 bayi diketahui tidak ada hubungan antara
tahun.18 berat bayi lahir dengan nyeri. Namun, hasil
Pendidikan terakhir responden tidak analisis ini bertentangan dengan Hidayat
berpengaruh terhadap intensitas nyeri (2006), persalinan dengan ukuran janin yang
persalinan dalam penelitian ini. Hasil ini besar akan menimbulkan rasa nyeri yang
bertolak belakang dengan teori yang lebih kuat daripada dengan ukuran janin
menyatakan bahwa pendidikan memiliki normal dikarenakan semakin besar janin
pengaruh terhadap persepsi nyeri maka semakin lebar diperlukan peregangan
menyangkut penerimaan dan pemahaman jalan lahir.22 Berdasarkan teori ini dapat
ibu tentang nyeri. Namun, hasil ini sesuai diketahui bahwa nyeri yang dimaksud adalah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina nyeri mekanik yang terjadi karena
Indrati (2009) yang memperoleh hasil bahwa peregangan serviks ketika janin mulai keluar
karakteristik pendidikan tidak berpengaruh pada tahap kala II tetapi nyeri yang diukur
terhadap intensitas nyeri persalinan karena dalam penelitian ini yaitu nyeri viseral yang
ibu yang berpendidikan belum tentu memiliki terjadi pada kala I fase aktif dan berat bayi
pengetahuan yang baik dan begitupun seluruh responden dalam rentang normal.
sebaliknya.19 Selain itu, dalam penelitian ini
Pengaruh Pemberian Aromaterapi
peneliti memberikan edukasi singkat kepada Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala
setiap responden tentang nyeri persalinan I Fase Aktif
dan proses persalinan sehingga responden Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
memiliki pengetahuan dan persepsi yang perbedaan tingkat nyeri persalinan
sama tentang nyeri persalinan agar dapat berdasarkan universal assesment pain tool
meminimalkan bias karena faktor antara sebelum diberikan aromaterapi
pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat (pretest) dengan setelah diberikan
Bobak (2004) yang menyatakan bahwa nyeri aromaterapi (posttest). Hasil penelitian ini
dipengaruhi juga oleh faktor edukasi fisik sesuai dengan penelitian yang pernah
maupun psikologis yang telah diperoleh dilakukan oleh Eri Puji Kumalasari (2012)
sebelumnya sehingga individu tersebut yang bertujuan mendeskripsikan manfaat
mampu membantu dirinya mengurangi aromaterapi lavender terhadap penurunan
ketakutan, tekanan dan stres persalinan.3 nyeri persalinan ibu pada kala I fase aktif.23
Intensitas nyeri persalinan dimulai dari Namun, perbedaan penelitian sebelumnya
ringan semakin lama semakin meningkat, dengan penelitian ini adalah dari desain
dengan kata lain semakin besar pembukaan penelitian sebelumnya yang digunakan
serviks maka semakin tinggi intensitas nyeri adalah desain deskriptif observasional
yang dirasakan ibu bersalin.20 Oleh karena sehingga tidak didapatkan nilai kemaknaan
itu, untuk membandingkan perbedaan pengaruh aromaterapi terhadap penurunan
intensitas nyeri antar responden akan lebih nyeri. Kemudian sampel yang digunakan
efektif jika melihat intensitas nyeri pada tidak membedakan antara paritas rendah
pembukaan serviks yang sama, sehingga dan tinggi sehingga tidak membedakan
peneliti mengukur intensitas nyeri pada antara persepsi nyeri pada primigravida dan
responden dalam penelitian ini yaitu saat multigravida. Umumnya primipara
pembukaan 6 cm untuk mengurangi bias merasakan nyeri lebih lama dan lebih sakit

116
daripada multipara karena primipara Oleh karena itu, bau yang
membutuhkan peregangan serviks yang menyenangkan akan menciptakan perasaan
lebih kuat sebab belum pernah terjadi tenang dan senang sehingga dapat
peregangan. Hal ini menyebabakan mengurangi kecemasan. Selain itu, setelah
kontraksi kala I lebih kuat pada primipara.3 ke limbik aromaterapi menstimulasi
Penelitian lain yang sesuai yaitu Anis pengeluaran enkefalin atau endorfin pada
Pramita Sari (2010) yang bertujuan kelenjar hipothalamus, PAG dan medula
menganalisis efek aromaterapi lavender rostral ventromedial. Enkefalin merangsang
terhadap nyeri persalinan Kala I fase aktif daerah di otak yang disebut raphe nucleus
dengan hasil bahwa pemberian aromaterapi untuk mensekresi serotonin sehingga
lavender dapat menurunkan nyeri persalinan menimbulkan efek rileks, tenang dan
selama kala I fase aktif.24 Namun penelitian menurunkan kecemasan.26 Serotonin juga
oleh Anis Pramita Sari dilakukan pada suku bekerja sebagai neuromodulator untuk
Jawa, sedangkan pada penelitian ini pada menghambat informasi nosiseptif dalam
suku sasak. Selain itu, penelitian medula spinalis. Neuromodulator ini
sebelumnya tidak menetapkan pembukaan menutup mekanisme pertahanan dengan
yang sama dalam observasi nyeri, cara menempati reseptor di kornu dorsalis
sedangkan penelitian ini menetapkan sehingga menghambat pelepasan substansi
pembukaan serviks 6 cm untuk melakukan P. Penghambatan substansi P akan
observasi. Rasa nyeri semakin lama membuat impuls nyeri tidak dapat melalui
semakin kuat pada pembukaan yang lebih neuron proyeksi, sehingga tidak dapat
tinggi. diteruskan pada proses yang lebih tinggi di
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kortek somatosensoris dan transisional.11
yang menyatakan bahwa aroma lavender Melalui teori ini dapat diketahui bahwa
mengandung linalil dan linalol yang dihirup pemberian aromaterapi lavender dapat
masuk ke hidung ditangkap oleh bulbus menurunkan intensitas nyeri persalinan.
olfactory kemudian melalui traktus olfaktorius
yang bercabang menjadi dua, yaitu sisi KESIMPULAN
lateral dan medial. Pada sisi lateral, traktus
Terdapat pengaruh pemberian
ini bersinap pada neuron ketiga di amigdala,
aromaterapi lavender secara inhalasi
girus semilunaris, dan girus ambiens yang
terhadap penurunan intensitas nyeri
merupakan bagian dari limbik. Jalur sisi
persalinan fisiologis pada primipara inpartu
medial juga berakhir pada sistem limbik.
kala I fase aktif.
Limbik merupakan bagian dari otak yang
berbentuk seperti huruf C sebagai tempat
SARAN
pusat memori, suasana hati, dan
intelektualitas berada.25 Bagian dari limbik 1. Bagi pelayanan kebidanan
yaitu amigdala bertanggung jawab atas Pemberian aromaterapi lavender
respon emosi kita terhadap aroma. secara inhalasi dapat diaplikasikan sebagai
Hipocampus bertanggung jawab atas salah satu alternatif terapi nonfarmkologis
memori dan pengenalan terhadap bau juga pilihan untuk menurunkan intensitas rasa
tempat bahan kimia pada aromaterapi nyeri persalinan fisiologis.
merangsang gudang-gudang penyimpanan
memori otak kita terhadap pengenalan bau- 2. Bagi pengembangan ilmu kebidanan
bauan.26 Perlunya dilakukan pengembangan
terapi nonfarmakologis, khususnya

117
pemberian aromaterapi lavender untuk 9. Bare G & Smeltzer C. Buku Ajar
mengatasi nyeri persalinan fisiologis dengan Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
pengenalan kepada mahasiswa kebidanan Suddarth. Jakarta: EGC. 2002.
serta masyarakat, khususnya ibu hamil dan 10. Primadiati R. Aromaterapi Perawatan
ibu bersalin. Alami untuk Sehat dan Cantik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. 2002.
3. Bagi penelitian berikutnya 11. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi
Bagi penelitian selanjutnya, dapat Kedokteran: Prinsip–Prinsip Umum dan
melakukan penelitian dengan dosis Fisiologi Sensorik. Edisi ke-11.,
aromaterapi dan durasi pemberian yang Jakarta: EGC. 2007.
berbeda untuk memperoleh hasil yang lebih 12. Frayusi A. Pengaruh Pemberian Terapi
optimal dalam menurunkan nyeri persalinan Wewangian Bunga Lavender secara
dan melakukan uji toksisitas. Oles Terhadap Skala Nyeri pada Klien
Infark Miokardium Di CVCU RSUP DR
DAFTAR PUSTAKA M Djamil Padang. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. 2012.
1. Sofian A. Rustam Mochtar Sinopsis
13. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian
Obstetri. Jilid 1. Edisi ke-3. Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
EGC. 2011. hlm 69-73.
2010.
2. Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin:
14. Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Jogjakarta: Fitramaya. 2009.
Praktik (2). Jakarta: EGC. 2005.
3. Bobak IM, Lowdermik DL, Jensen MD,
15. Davim RMB, Torres GV, Melo ES.
Perry SE. Buku Ajar Keperawatan
Nonpharmacological Strategies on Pain
Maternitas. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Relief during Labor: Pre-testing of an
2004.
Instrument. Jurnal Rev Latino-Am
4. Andarmoyo S. Konsep dan Proses
Enfermagem. 2007;15(2).
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
16. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Kandungan
Ruzz Media. 2013.
dan KB. Jakarta: EGC. 2008.
5. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri.
17. Pilliteri. Mathernal and Child Health
Jakarta: EGC. 2007.
Nursing Care of Childbearing and
6. Coad dan Dunstall. Anatomi & Fisiologi
Childrearing Family. Philadelpia. 2003.
untuk Bidan. Jakarta: EGC. 2006.
18. Phumdoung S and Rattanaparikonn.
7. Afifah D, Budi M, Ninik P. Perbedaan
Factors Related to Labor Pain: Review
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada
Articles. Songkla Med J. 2003; 21(2):
Ibu Bersalin Normal Primigravida dan
155-162.
Multi Gravida. Jurnal Universitas
19. Indrati Dina DS. Efektiitas Terapi
Muhammadiyah Semarang. 2011;2-7.
Aroma Terhadap Penurunan
8. Widyastuti Y. Efektivitas Aromaterapi
Kecemasan dan Nyeri Persalinan Ibu
Lavender dalam Menurunkan Nyeri dan
Bersalin Kala I. Jurnal FIK UI. 2009.
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
20. Bobak. Persalinan Normal. Di dalam:
Fraktur Femur di RS Ortopedi Prof. Dr.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
R Soeharso Surakarta. Prosiding
Edisi ke-4. Jakarta: EGC. 2005.
Konferensi Nasional PPNI Jawa
21. Shrestha et al. Factors Influencing
Tengah. 2013;92-94.
Perception of Labor Pain among
Parturient Women at Tribhuvan

118
University Teaching Hospital. Jurnal 24. Sari AP. Pengaruh Pemberian
NJOG. 2013; 8(1):26-30. Aromaterapi Lavender (Lavandula
22. Hidayat A dan Aziz A. Keterampilan Angustifolia) terhadap Nyeri Persalinan
Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu
Jakarta: Salemba Medika. 2006. Primipara. (Abstrak). Surabaya:
23. Kumalasari EP. Studi Tentang Manfaat Fakultas Keperawatan Universitas
Aromaterapi (Aroma Lavender) Airlangga.
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Ibu 25. Hutasoit A. Panduan Praktis
Pada Persalinan Kala I Fase Aktif di Aromaterapi untuk Pemula. Jakarta:
Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Puskesmas Ngletih Kecamatan 26. Baehr M. Diagnosis Topik Neurologi
Pesantren Kota Kediri. Laporan DUUS. Jakarta: EGC. 2010.
penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Surya Mitra Husada. 2012.

119

Anda mungkin juga menyukai