dibawah ini.
kristal sehingga mempengaruhi ukuran kristal. Ukuran kristal yang kecil akan
Al(OH)4- (s) + 4HNO3 (aq) → Al(NO3)3 (s) + NO3- (s) + 4H2O (aq)
kristal berupa anion atau kation yang mudah menguap seperti ion amoniak (NH4+).
Selain itu, kalsinasi yang dilakukan pada suhu tinggi dengan kenaikan bertahap
Pelepasan gugus -OH menjadi H2O pada atom aluminium akan menyebabkan
H2O akan menyebabkan atom aluminium sebagai asam Brönsted. Alumina bersifat
amfoter yang berarti dapat bertindak basa dan asam sekaligus di mana kekuatan
aging, pengeringan atau kalsinasi yang ikut mempengaruhi struktur alumina, luas
logam NiMo diimpregnasi ke support alumina dan dikalsinasi pada suhu 550 oC.
Untuk katalis dengan dopping Ca, CaCO3 ditambahkan setelah terbentuk sol-gel
untuk identifikasi bahan. Setiap jenis bahan akan memiliki pola difraksi yang
XRD katalis sintesis dengan spektrum senyawa standar yang tercantum pada data
file JCPDS (Joint Committee Powder Diffraction Standard) sesuai nomor kode
masing-masing komponen.
Menurut data base γ-Al2O3 JCPDS kode ICSD 98-003-0267 puncak γ-Al2O3
akan muncul pada 2θ derajat 37°, 46°, dan 67°. Gambar 1 memperlihatkan pola
XRD dari keempat katalis NiMo/-Al2O3 dimana tiga dari empat katalis didoping
difraksi yang sama dengan katalis referensi dan tidak muncul puncak dari logam
nikel maupun molibdenum. Puncak Ni-Mo akan muncul pada 2θ = 23.32°, 26.67°,
32.15°, 33.70°, 40.60°, 43.89°, dan 48.0° (JCPDS 45-0142). Logam Ni dan Mo
tidak merubah struktur - Al2O3 dan hanya terjadi sedikit pergeseran dan penurunan
katalisis sintesis tanpa doping. Hal diatas menunjukkan bahwa logam telah
terdistribusi merata pada γ-Al2O3. Hasil ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh (K
Vishwakarma, 2007). Selain itu, menurut (Marsih dkk, 2012) intensitas rendah dan
puncak difraksi yang luas menyiratkan kristalinitas rendah atau ukuran kristal yang
yang cukup tajam. Ini menandakan bahwa kalsium tidak terdispersi dengan baik
O - O 46.52 O 46.09
P - P 4.54 P 4.41
Berdasarkan tabel diatas, katalis sintesis tanpa doping dan katalis dengan
kadar aluminium katalis yang lebih rendah dibanding dengan katalis referensi.
Selain itu, kadar nikel dan molibdenum juga mengalami penurunan dibanding
belum berjalan secara sempurna yang terjadi akibat nikel dan molibdenum
belum seluruhnya berdifusi dalam pori katalis. Penurunan kadar senyawa nikel dan
dibandingkan katalis tanpa doping dan katalis referensi yang mengakibatkan pada
analisa XRD puncak kalsium terbentuk. Ini menandakan bahwa lebih dari 2%
Referensi 47,057
NiMo/-Al2O3 40,063
yang telah disintesis. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi
OH 2 OH 2 OH 2
H2O OH 2 H2O OH OH 2
Al Al Al
OH 2 H2O OH OH 2
H2O OH 2
OH 2 OH 2
OH 2 O OH 2
H2O O OH 2
Al Al
Al
O OH 2
H2O O
OH 2
OH 2
Proses Perubahan Struktur Aluminium
Menurut Satterfield (1995) unsur Ca yang terdapat dalam alumina ini dapat
meningkat.
Ca Ca
HO O O OH O O
Al Al Al Al
Al Al
O O
O O O
HO
Al Al
Al Al Al
Al
NiMo-Ca/-
195.05 124.71 0.61
Al2O3 (2%Ca)