Anda di halaman 1dari 15

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Presentasi Kasus:
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Irma Chaerunnisa


NIM : 112017118
Dr. Pembimbing : dr. Meutia Laksminingrum, Sp.KJ

Nomor Rekam Medis : 070486


Nama Pasien : Ny. EY
Nama Dokter yang merawat : dr. Encep Supriandi Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 11 Mei 2018
Pasien diantar : Keluarga
Riwayat perawatan : Rawat Jalan di RS Sumedang

I. IDENTITAS
Nama (inisial) : Ny. EY
Tempat & tanggal lahir : Sumedang, 10 Juli 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kampung Cigembok RT. 03 RW.03 Kelurahan Cikondang,
Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang.

1
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Jumat, 18 Mei 2018 Jam 14.00 WIB di ruangan Merpati
Alloanamnesis : Senin, tanggal 21 Mei 2018 Jam 16.00 dan 17.00 WIB. Dengan bapak
Iwan dan bapak Endang (selaku kakak kandung pasien) dan via telepon.
A. KELUHAN UTAMA
Mengamuk dan gelisah sejak kurang lebih 3 bulan SMRS.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Sejak 2 tahun SMRS, pasien menjadi tulang punggung keluarga dan harus keluar kota
untuk bekerja. Karena beban tersebut, pasien harus menafkahi suami yang sedang sakit
dan meninggalkan anaknya yang berusia 5 tahun, kakaknya mengatakan pendapatan
pasien saat bekerja 50rb/hari. Tidak lama kemudian pasien kembali ke rumah, suami
pasien meninggal dunia dan pasien kembali tinggal bersama kedua orangtuanya. dengan
keadaan seperti mulai linglung, ketakutan, nangis-nangis, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, dan lebih senang menyendiri (depresi). Tetapi menurut kakak pasien,
pasien tidakan ada niatan untuk bunuh diri.
Sebulan kemudian pasien diantar berobat jalan di poli jiwa RSUD Sumedang diantar
keluarganya. Tidak ada keluhan selama menjalani pengobatan rawat jalan di poli jiwa
RSUD Sumedang dan pasien sudah dapat kembali beraktifitas seperti biasanya. Pasien
sudah memiliki suami kedua kurang lebih 10 bulan yang lalu.
Sejak 3 bulan SMRS, kakak pasien mengatakan pasien tidak meminum obatnya lagi,
dikarenakan disuruh oleh seseorang untuk tidak usah meminum obatnya lagi dikarenakan
menurut orang tersebut pasien sudah sembuh. Kemudian kakak pasien mengatakan pasien
kembali mengalami gangguan seperti susah tidur (insomnia), mudah mengamuk
(agresivitas motorik), mudah tersinggung (irritable), gelisah (hiperkinesis), suka
berbicara sendiri (autistik), suka keluar dari rumah, suka bernyanyi sendiri, suka
berdandan. Keluarga kembali membawa pasien ke Poliklinik Jiwa RSUD Sumedang
untuk pengobatan. Menurut kakak pasien obat yang didapat dari rawat jalan yaitu
risperidon, amitriptilin, triheksilfenidil.
Pada 2 minggu SMRS menurut kakak pasien, pasien menjadi lebih sering mengamuk
(agresivitas motorik), marah-marah (agresivitas verbal) dan keluar dari rumah,
sehingga ayah pasien mengurung pasien didalam kamar. Pasien semakin memberontak
dengan memukul-mukul tembok. Hal ini sangat meresahkan keluarga dan akhirnya
dibawa keluarga untuk berobat jalan ke Poli Jiwa RSUD Sumedang kemudian dirujuk ke
RSJ Prov. Jawa Barat.

2
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik
Tidak ada gangguan psikiatri sebelumnya.
2. Riwayat gangguan medik
Pasien tidak pernah mengalami trauma kepala, patah tulang, kecelakaan lalu lintas,
hipertensi, kejang, epilepsi maupun penyakit lainnya.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan terlarang.
4. Riwayat gangguan sebelumnya

Sept 2015 2016 2017 Maret 2018 Mei 2018

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. Riwayat perkembangan fisik
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien lahir normal cukup
bulan ditolong oleh bidan, menangis kuat saat lahir. Pasien dari kecil hingga dewasa
tidak pernah ada gangguan dalam tumbuh kembang. Selama ini pasien tidak memiliki
riwayat penyakit tertentu yang menggangggu perkembangan fisik. Tidak ada riwayat
trauma kepala, kejang, operasi dan patah tulang.
2. Riwayat perkembangan kepribadian
a. Masa kanak-kanak pasien tidak mengalami masalah pertumbuhan dan mudah
bergaul seperti anak lainnya.
b. Masa remaja pasien memiliki hubungan pertemanan yang baik dengan teman-
teman disekolah maupun dilingkungannya.
c. Masa dewasa pasien bekerja sebagai pramusaji sebuah warung makan di kota
Bogor.

3
3. Riwayat pendidikan
Pasien menjalani pendidikan mulai dari SD sampai dengan lulus SMP. Pasien tidak
melanjutkan pendidikan SMA dikarenakan masalah ekonomi keluarga.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai pramusaji di sebuah warung di kota Bogor, namun tidak lama
pasien berhenti bekerja sebagai pramusaji karena timbul keluhan pada pasien dan
pasien kembali kerumah.
5. Kehidupan beragama
Pasien adalah seorang pemeluk agama islam, pasien rajin dalam sholat 5 waktu,
namun belakang ini pasien jarang sholat.
6. Kehidupan sosial dan perkawinan
a. Kehidupan sosial
Pasien memiliki memiliki banyak teman diluar dan dikenal sebagai orang yang
mudah bergaul. Dilingkungan sekitar rumah juga baik terhadap tetangga.
b. Perkawinan
Pasien saat ini sudah menikah 2 kali. Pasien menikah pertama kali pada usia 16
tahun didasari suka sama suka, suami yang pertama meninggal karena sakit, dan
dengan suami yang kedua baru menikah karena dijodohkan orangtuanya lamanya
pernikahan kurang lebih 10 bulan yang lalu. Pasien memiliki anak laki-laki yang
berusia 7 tahun dari suami yang pertama.

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien dikenal sebagai anak yang
baik dan ramah, tidak pernah terlibat suatu masalah. Pasien dikenal didalam keluarga
orang yang ceria. Hubungan pasien dengan keluarga dan anak juga baik tetapi hubungan
dengan suami kedua kurang harmonis dan ayah pasien tidak begitu baik.
Pohon Keluarga

4
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal bersama suami kedua, anak dan kedua orang tuanya. Sebelum sakit pasien
dikenal orang yang mudah bergaul, memiliki banyak teman, dan ramah dengan tetangga
di sekitar rumahnya. Setelah melakukan pengobatan pasien dapat bersosialisasi dengan
sekitarnya seperti sebelum sakit. Kemudian berhenti meminum obat sehingga mulai
timbul gejala seperti sering susah tidur, mudah mengamuk, mudah tersinggung, gelisah,
suka berbicara sendiri, suka keluar malam dari rumah, suka bernyanyi sendiri, suka
berdandan. Sekarang di RSJ Prov. Jawa Barat pasien tampak ceria dan akrab terhadap
teman seruangan.

III. STATUS MENTAL


A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang wanita, berusia 23 tahun, tampak sesuai dengan usianya, mengenakan
seragam Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat lengan panjang berwarna orange serta
celana panjang berwarna orange dan memakai sandal, rambut pasien hitam, pendek
dan rapi, perawatan diri tampak baik dengan wajah ceria, dan menggunakan riasan
wajah.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
 Sebelum wawancara : Pasien berdiri didepan jendela arah pintu masuk sambil
melambai-lambaikan tangan.
 Selama wawancara : Pasien duduk diatas tempat tidur, bersikap kooperatif dan
dapat menjawab pertanyaan dengan tampak semangat.
 Sesudah wawancara : Pasien berjabatan tangan, kemudian pasien bertemu teman-
temannya.
4. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : cara bicara pasien dalam menjawab pertanyaan lancar,
pasien menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dengan baik. bicara pasien
spontan, artikulasi jelas, intonasi jelas dan volume sedang.

5
b. Gangguan berbicara : Tidak ada

B. ALAM PERASAAN
1. Suasana perasaan (mood) : euforia
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : Cepat
b. Stabilisasi : Stabil
c. Kedalaman : Dalam
d. Skala diferensasi : Luas
e. Keserasian : Serasi
f. Pengendalian impuls : Lemah
g. Ekspresi : Wajar
h. Dramatisasi : Tidak ada akting emosional
i. Empati : Tidak dapat berempati

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : Auditorik (Ada suara kakek dan nenek saya bilang kamu
harus jadi orang hebat yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang), Visual (Melihat
kakek dan nenek, perempuan rambut panjang hitam, anak perempuan kelas 1 SD di
depan saya)
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : Tamat SMP
2. Pengetahuan umum : Luas
3. Kecerdasan : Rata-rata
4. Konsentrasi : Baik
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (Pasien dapat mengetahui saat anamnesis siang hari)
b. Tempat : Baik (Pasian dapat mengatakan bahwa ia sedang di RSJ)
c. Orang : Baik (Pasien dapat menyebutkan nama perawat & dokter)

6
d. Situasi : Baik
6. Daya ingat:
a. Tingkat:
Jangka panjang : Baik (Pasien ingat ia memiliki anak yang berusia 7 tahun)
Jangka pendek : Baik (Pasien dapat menyebutkan apa yang ia makan)
Segera : Baik (Pasien dapat mengulang kata angka)
b. Gangguan : Tidak ada gangguan dalam saya ingat seperti amnesia dan
paramnesia
7. Pikiran abstraktif : Baik (Persamaan antara apel dan jeruk)
8. Visuospatial : Baik (Pasien dapat menggambarkan jam)
9. Bakat kreatif : Baik (Memasak)
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (Pasien dapat makan, mandi, dan
berpakaian sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
 Produktivitas : Berpikir cepat dan menjawab sesuai pertanyaan
 Kontinuitas : Relevan
 Hendaya bahasa : Tidak ada

2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : Ingin bertemu dengan anak dan mendapat suami baru
 Waham : waham kejar (curiga akan bapaknya yang sering
mengintip dan akan memperkosa dia)
 Obsesi : Tidak ada
 Fobia : Tidak ada
 Gagasan rujukan : Ada ( pasien mengatakan orang-orang disekelilingnya
mengatakan dirinya orang gila)
 Gagasan pengaruh : (-)

F. PENGENDALIAN IMPULS
Pengendalian impuls baik, selama wawancara pasien kooperatif dan tenang.

7
G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik (Pasien mengetahui bahwa berbohong, mencuri dan
memukul adalah perbuatan tidak benar)
b. Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan kalau mengambil barang orang lain
tanpa izin itu tidak baik)
c. Daya nilai realitas : Baik
H. TILIKAN
Tilikan derajat 1 : Penyangkalan total terhadap penyakitnya.

I. RELIABILITAS
Buruk, pasien tidak dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Kesadaran umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tekanan darah : 110/70 mmHg
4. Frekuensi nadi : 86 kali/menit
5. Suhu tubuh : 36,5oC
6. Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
7. Bentuk tubuh : Normal
8. Sistem kardiovaskular : Tidak dilakukan
9. Sistem respiratorius : Tidak dilakukan
10. Sistem gastrointestinal : Tidak dilakukan
11. Sistem musculoskeletal : Tidak dilakukan
12. Sistem urogenital : Tidak dilakukan

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial : Tidak dilakukan
2. Gejala rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)
4. Pupil : Midriasis (+/+)
5. Ofthalamoscopy : Tidak dilakukan
6. Motorik : Tidak dilakukan

8
7. Sensitabilitas : Tidak dilakukan
8. System saraf vegetative : Tidak dilakukan
9. Fungsi luhur : Tidak dilakukan
10. Gangguan khusus : Tidak ada

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Lab (11 Mei 2018,09.00 WIB)
Hb : 13,0 g/dL
Leukosit : 6.100/ul
Hematokrit :40 %
Trombosit :205.000/ul
Glukosa sewaktu : 85 mg/dl
SGOT : 32 U/l
SGPT :18 U/l
Ureum : 10 mg/dl
Creatinini : 0,56 mg/dl

VI. IKHTISAR BERMAKNA


Seorang perempuan berusia 23 tahun, beragama Islam, sudah menikah, pendidikan
terakhir SMP, sebelumnya pasien bekerja sebagai pramusaji di kota Bogor. Tetapi sat ini
pasien sudah tidak bekerja. Pasien adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Pasien
mempunyai suami kedua dikarenakan suami pertama pasien meninggal akibat sakit. Saat
ini pasien tinggal dengan suami keduanya, kedua orang tua dan anaknya dari suami
pertamanya. Dua tahun lalu, tepatnya tahun September 2015, kembali tinggal bersama
kedua orangtuanya. dengan keadaan seperti mulai linglung, ketakutan, nangis-nangis,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, dan lebih senang menyendiri (depresif).
Pasien sudah menjalani pengobatan di Poliklinik Jiwa RSUD Sumedang dan meminum
obat secara teratur, namun sejak 3 bulan yang lalu pasien berhenti meminum obat. Sejak 3
bulan SMRS, pasien kembali mengalami gangguan seperti susah tidur (insomnia), mudah
mengamuk (aggressive motorik), mudah tersinggung (irritable), gelisah (hiperkinesis),
suka berbicara sendiri (autistik), banyak bicara (logorrhea), suka keluar dari rumah, suka
bernyanyi sendiri, suka berdandan.

9
2 minggu SMRS pasien menjadi lebih sering mengamuk (aggressive motorik).
Akhirnya dibawa keluarga untuk berobat jalan ke Poli Jiwa RSUD Sumedang kemudian
dirujuk ke RSJ Prov. Jawa Barat.
Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan penampilan pasien dalam batas normal, hygine
baik. Kesadaran psikiatrik tampak terganggu, perilaku saat wawancara tampak energi
pasien bertambah, pasien mengatakan perasaannya sedang bahagia (mood manik),
logorea, meningkatnya kepercayaan diri, Nafsu makan pasien biasa, dan pasien
mengatakan susah tidur malam dan sering terbangun-bangun, afek serasi, stabil, dalam,
luas, ekspresi wajar, pengendalian impuls pasien lemah. Terdapat ada gangguan
halusinasi visual dan auditorik, waham kejar. Tidak terdapat adanya ide-ide perihal
kebesaran. Tidak terdapat adanya kata baru (neologisme) atau bicara kacau (inkoherensi).
Pasien tilikan derajat I karena ia tidak merasa dirinya sakit. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70 mm/hg, nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, suhu 36,50C.
Pemeriksaan penunjang tidak tampak kelainan.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Susunan formulasi diagnostik ini berdasarkan dengan penemuan bermakna dengan urutan
untuk evaluasi multiaksial, sebagai berikut:

Aksis I:

Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan mengalami
gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik atas dasar diagnosis:

1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan dalam
kehidupan sehari-hari (hendaya)
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
 Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik
 Tidak tampak ada retardasi mental
 Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi.
3. Menurut PPDGJ, pasien ini mengalami gangguan afektif, karena:
a. Adanya perubahan suasana perasaan (mood) atau afek
b. Biasanya kearah depresi atau elasi
c. Disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktifitas

10
4. Termasuk Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik dengan gejala
psikotik (F31.2) karena:
a. Episode berlangsung lebih dari 1 minggu.
b. Energi yang bertambah
c. Mood irritable
d. Banyak bicara
e. Berkurangnya kebutuhan tidur.
f. Terdapat gejala depresi pada masa lampau.
g. Terdapat adanya waham kejar, halusinasi visual dan auditorik.
5. Diagnosa banding: Skizoafaktif Tipe Manik (F25.0), karena:
a. Gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe
manik
b. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang
tidak begitu menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
c. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik
lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental

Aksis III : tidak ada

Aksis IV : masalah dengan keluarga

Aksis V : Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51, gejala sedang,


disabilitas sedang.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : Gangguan Afektif Bipolar, Episode Manik Dengan Gejala Psikotik. DD:
Skizoafektif Tipe Manik
Aksis II : Tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : masalah dengan keluarga
Aksis V : GAF 60-51

11
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

X. DAFTAR PROBLEM
 Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik
 Psikologi : Adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual dan waham
kejar
 Sosial/keluarga : Masalah dengan suami kedua dan ayahnya

XI. TERAPI
Psikofarmaka
− R/ Litium 400 mg tab No. VII
S 1-0-0
− R/ Haloperidol tab 5 mg No. XIV
S 2 dd tab 1
------------------------------------------- (sign)
Psikososial :
− Terapi suportif :
1. Psikoventilasi : Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya
sehingga dapat diberikan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi
pasien terhadap faktor pencetus.
2. Persuasi : Membujuk pasien agar selalu kontrol dan minum obat secara rutin.
3. Sugesti : Memberi bimbingan cara berhubungan yang baik antar manusia.
− Edukasi keluarga :
Menjelaskan kepada keluarga pasien agar menerima keadaan pasien dan memahami
penyakit yang diderita pasien dengan menjelaskan kondisi dan perkembangannya
pasien. Perlu diberitahukan juga kepada keluarga pasien proses pemulihan dan lama
waktu yang akan diperlukan. Selain itu juga memberikan nasihat agar keluarga turut
memberikan dukungan kepada pasien dan selalu mengingatkan pasien untuk
meminum obatnya secara rutin.

12
Lampiran Anamnesis
Autoanamnesis
Senin, 21 Mei 2018 Pukul 08:00 WIB di Ruang Merpati
D = Dokter
P = Pasien
D : Selamat siang ibu EY. Saya dokter muda Irma dari Jakarta. Boleh saya berkenalan dan
berbincang-bincang dengan ibu?
P : Boleh dok
D : Enaknya saya panggil siapa yah? Teteh? Ibu Atau nama saja?
P : Panggil nama saja dok.
D: Teteh aja yah, usianya sekarang berapa yah?
P: Saya teh 24 tahun, lahir tanggal 27 Juli 1994, kalau dokter berapa tahun? Masih 20an yah?
D: Saya 22 teh, Teteh tinggal dimana?
P: Saya tinggal di kampung Cigembok RT. 03 RW.03 Kelurahan Cikondang, Kecamatan
Ganeas, Kabupaten Sumedang.
D: Dengan siapa teteh tinggal disana?
P: Sama Bapak Yaya, Ibu sama Anak saya usia 7 tahun sekarang. Tapi bapak yaya jahat sama
saya.
D: Jahat gimana teh maksudnya?
P: Jahat gitu, masa saya diseret-serat kan malu yah sama orang-orang saya di bilang, maaf
orang gelo gitu. Padahal teh saya ga gelo. Terus masa saya diintip-intip gitu kan saya jadi
malu yah, saya mau mandi telanjang, tidur masa diintipin terus, saya kaya mau diperkosa
gitu sama bapak yaya.
D: Teteh tau ini dimana ?
P: RSJ kan? RSJ Jawa barat, Saya mau pulang saya ga suka disini banyak orang gila. Saya
kan ga gila. Saya mau ketemu anak saya.
D: Iya nanti yah teh, nanti juga dibolehin pulang teh. Sabar ya. Teteh ingat waktu dibawa
kesini teteh kenapa?
P: Waktu itu mau di ajak jalan-jalan aja sama bapak yaya, pak satpam, a iwan, ibu, bapak
polisi gitu rame-rame.
D: Teteh udah berapa lama disini?
P: Semingguan lebih, lupa dok, saya mau pulang, saya mau ketemu calon suami saya.
D: Teteh belom menikah?
P: Udah saya udah nikah, gini-gini saya punya suami pertama dulu meninggal namanya m.
darvin, terus saya nikah lagi sama suami yang kedua tapi saya mah ga suka sama yang kedua.

13
D: Teteh masih ada suami tapi mau nikah lagi? Kenapa teh?
P: suami kedua saya galak kaya bapak yaya, ga suka saya teh, masa yah dari usia aja udah
jauh dia 44 tahun sama 24 kan beda 12 tahun yah. Saya lagi nunggu surat cerai saya mau
nikah aja sama calon suami saya. Saya mau nurut sama calon suami saya aja walaupun kaya
gini say punya rumah yah walaupun gubuk seengganya saya bisa bahagia sama suami saya
nanti.
D: Emang suaminya orang mana teh?
P: Ada banyak yang datang 10 orang calon saya mah tapi saya belom pilih, dokter saya mau
pulang saya mau pilih suami saya.
D: Iya nanti yah teh, Teteh dulu menikah sama yang pertama dan kedua suka sama suka atau
dijodohin?
P: sama yang pertama mah suka kok, baik banget yang suami saya pertama mah, tapi dia
udah meninggal sakit gitu. Kalo yang kedua mah dijodohin gitu tapi terus dia galak gitu jadi
saya ga suka sama dia. Saya mau sama calon suami yang baru aja saya gamau tinggal sama
bapak yaya lagi. Saya mau mandiri gitu mau nurut aja sama suami saya.
D: Teteh dulu selama sekolah gimana ? banyak teman ga ?
P: banyak temennya, baik-baik sama saya tapi saya udah lama ga ketemu sama mereka.
D: Kenapa teh ga ketemu lagi sama mereka?
P: Iya kan saya sibuk, saya dagang pakan,baju, sepatu jadi ga punya wkatu buat ketemunya.
D: Oh teteh kerjanya dagang? Gimana teh laris dagangannya ?
P: Laku tapi uangnya dipake terus sama nurhendi itu suami saya yang kedua, saya mah sebel.
D:Teteh gimana sholatnya ? masih?
P: Dulu sering, sekarang gga, disini ga bisa sholat suka lupa gitu.
D: Teteh sama tetangga gimana? Sering ketemu ngobrol gitu ga?
P: Ga, saya ga suka sama tetangga saya, mereka masa ngomongin saya orang stress sih. Saya
mah ga gila mereka nih yang gila tapi saya ga.
D: Iya teh. Gimana teh, apa yang dirasakan sekarang sama ibu?
P : saya bahagia dok.
D : apa yang membuat ibu bahagia?
P : saya kan mau menikah lagi dok
D : gimana semalam bisa tidur ga?
P : bisa dok, tapi kebangun gitu terus susah tidur lagi.
D: Tapi ibu sekarang merasa ngantuk tidak?
P: Engga dok kan saya mau ketemu calon suami saya. Jadi saya engga ngantuk.

14
D : Teteh pernah dengar suara bisikan ga?
P : Denger dok, itu kakek sama nenek saya ngomong saya kamu harus jadi orang hebat yang
baik yang bermanfaat bagi banyak orang.
D : Kakek neneknya masih hidup?
P : udah ga ada lagi dok, udah meninggal.
D : Terus denger kakek nenek itu kapan teh?
P : Kemaren dok.
D : Kalau lihat sesuatu yang orang lain ga bisa lihat pernah teh?
P : Itu ada Perempuan rambut panjang, nenek saya, sama kakek, ada anak kecil kelas 1 SD
(sambil nunjuk kearah tembok didalam ruangan)
D : Dimana teh, saya tidak lihat. Sejak kapan teteh lihat mereka?
P : Kemarin dokter. Sekarang juga masih ada tuh.
D : Engga ada teh, Teteh pernah ada niatan buat bunuh diri atau denger bisikan buat suruh
bunuh diri?
P : Ngga ada, walaupun rumah saya gubuk saya ga ada niatan itu, saya harus bertahan demi
anak saya biar anak saya ga sedih.
D : oh gitu teh, Teteh udah makan?
P : Udah tadi pagi pake nasi, ikan, tahu dok.
P : saya bosan disini dok, disini teman-teman orang gila. Kan saya ga gila dok.
D : oh iya teh, nanti pulang yah. Udah dulu ya ngobrolnya. Terima kasih atas waktunya nanti
kita bincang-bincang lagi yah teh.
P : iya dok, sambil salaman kemudian melambai-lambai bahagia.

15

Anda mungkin juga menyukai