Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Shalawat serta salam
tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan, sehingga
penulis dapat dengan lancarnya menulis makalah ini yang berjudul “Perkiraan dan
Antisipasi Masyarakat Masa Depan” ini.
Sehubungan dengan hal itu, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Abdul Qadir Jaelani selaku Dosen Pengampu mata mata
kuliah Pengantar Pendidikan yang juga banyak membantu dan mengarahkan penulis
hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan YME membalas budi baik anda semua.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................
.........................1
DAFTAR
ISI.............................................................
...............................2
BAB
I:PENDAHULUAN.................................................
.........................3
A. LATAR
BELAKANG.................................................................
..........................3
B.RUMUSAN
MASALAH..............................................................
.............3
C.TUJUAN................................................................
..............................................3
D.MANFAAT.......................................................
......................................4
BAB
II:PEMBAHASAN.................................................
...........................5
A. Perkiraan Masyarakat Masa
Depan.............................................................5
1. Kecenderungan
Globalisasi........................................................
.........6
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
( IPTEK ).....................7
BAB
III:PENUTUP.....................................................
...............................17
1.Kesimpulan......................................................
.................................17
2.Saran.........................................................
......................................17
DAFTAR
PUSTAKA........................................................
.........................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pedidikan selalu bertumpuh pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa
lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan
masadepan/melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur
social kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejara bangsa tersebut.
Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serat pranan
factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus
komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam
layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut
2. Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang
berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-
kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang
sedang atau akan dilaksanakan.
D. MANFAAT
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya mahasiswa keguruan, kajian
tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri
serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah masa lampau dan pengalaman – pengalaman, kenyataan dan kebutuhan
mendesak masa kini serta harapan masa depan menjadi tumpuan dari pendidikan.
Melalui pendidikan masyarakat akan melestarikan nilai – nilai sosial kebudayaannya.
Dalam UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
depan.” Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan utamanya guru, kajian tentang
masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda yakni untuk dirinya sendiri dan
kelak untuk siswa – siswanya. Untuk itu di bawah ini adalah paparan tentang perkiraan
masyarakat masa depan serta akan diikuti dengan kajian tentang upaya pendidikan
untuk mengantisipasinya.
Demi pemahaman dan dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan
latar sosio – kultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian kebudayaan.
Dalam hal ini adalah kebudayaan dalam arti luas yakni“ keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya denganbelajar beserta keseluruhan dari hasil budi
dan karyanya itu.”( koentjaraningrat, 1974: 19 ). Kebudayaan itu dapat :
1.Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan dan sebagainya.
3. Berwujud fisik yakni benda – benda hasil karya manusia. ( koentjaraningrat, 1974: 15-22 ).
3. Sistem pengetahuan.
4. Bahasa.
5. Kesenian.
Unsur – unsur di atas diurut dari unsur yang sukar kena pengaruh dari kebudayaan
lain sampai yang mudah berubah atau terpengaruh kebudayaan lain. Perubahan salah
satu dari unsur – unsur tersebut akan berdampak pada keseluruhan unsur – unsur
kebudayaan lainnya. Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi
seluruh aspek kehidupan.Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa
karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan. Ciri – ciri yang akan dibahas adalah:
1. Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan – akan
sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan,
serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang
menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam
seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda – beda. Menurut Emil Salim
( 1990: 8-9 ) terdapat empat kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan
menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan.
Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
Internasional yang mencapai puncaknya pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan
Hidup dan Pembangunan pada awal Juni di Brasil.
Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada negara lainnya.
Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara – negara tetangga.
d.Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional
dan budaya–budaya nusantara. Di samping terpaan – terpaan gagasan – gagasan dalam
pendidikan, globalisasi juga menerpa setiap individu manusia melalui radio, TV, dan
Internet. Ke semua itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku
manusia.
Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang
politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi
tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak
gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan
keadaan nyata disekitarnya.
( Raka Joni, 198: 6 ). Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun suatu teori
atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan
yang diperoleh dalam pengujian empiris dan selanjutnya dapat meramalkan dan
menentukan cara mengontrol hal – hal itu. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk
apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan
secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni :
4. Penerapan teknologi
Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena ilmu adalah
kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas :
Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula
dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti
perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap
menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu diharapkan di masa –
masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang menguasai secara mendalam dan
memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada
budaya Indonesia.
Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
Penyandian, yakni penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi dengan alat
pengirim pesan.
Saluran
Pembukasandian penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh
penerima.
Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.
Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke butir 6, yakni
dari pengirim ke penerima. Sedangkan pada komunikasi dua arah, kedua belah pihak
dapat menjadi pengirim ataupun penerima pesan. Berikut ini adalah bagan komunikasi
( dimodifikasi dari Jhonson dan Jhonson, 1977: 111 )
3.Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat kabar
elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.
4.Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ). Kesemua
hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat
masa depan.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan
layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan
iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan
cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan
pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinngi. Profesi adalah suatu lapangan
pekerjaan dengan persyaratan tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab,
dan kesejawatan. Di bawah ini berbagai ciri profesi ( dari profesionalisasi jabatan guru
1983: 4-6 ) menurut Rober W. Richey ( 1974 ) dan D. Westby gibson ( 1965 ) yaitu :
1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu harus
mendapa pengakuan dari masyarakat.
2.Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk
mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu
melaksanakan layanan itu.
4.Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan cara
kerja dari anggotanya itu.
5.Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan melindungi
kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
6.Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan
profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.
3. Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja sosial yang masih semi
profesional akan segera diakui sebagai profesional.
4. Semi profesional.
5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status pofesional
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga
memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
5. Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh
terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan
secara profesional.
Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”. Sehingga diperlukan
pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis
sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis individual ( Charter dan Jones,
1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ). Pada lapis sistem, secara nasional telah ditetapkan
serangkaian kebijakan yang dituangkan dalam sejumlah perundang – undangan,
utamanya UU-RI No 2 tahun1989 tentang sisdiknas beserta serangkaian aturan
pelaksanaannya. Penggarapan pada lapisan institusional berkaitan dengan aspek
kelembagaan seperti : kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana dan
prasarana. Sedangkan pada lapis individual penggarapan upaya pembaharuan utamanya
terkait dengan semua personal yang terlibat dalam pendidikan yaitu guru dan siswa.
Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas
manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara indonesia pada abad ke 21 yang akan
datang. Oleh kerena itu kajian selanjutnya adalah :
Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah wajib belajar
sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam penjelasan PP RI No 28 tahun 1990
tentang pendidikan dasar ( penjelasan pasal tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan
pendidikan dasar tersebut, sebagai berikut :
o Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus
lebih efektif dan efesien.
o Pemikir yang menentukan arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari
depan.
1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni
nilai dan sikap.
3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan. Ketiga hal
tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan.
Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk wawasan
dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas
perilaku. Nilai – nilai tersebut bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat,
kesopanan, moral dan lainnya baik yang tertulis ataupun tidak tertulis. Salah satu
pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak dalam sikap seseorang. Kalau nilai masih
bersifat umum maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikao terhadap objek tersebut. Dalam
bersikap dapat dibedakan tiga aspek, yakni :
2. Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju
atau tidak setuju, suka atau benci dan sebagainya.
3.Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek
tersebut. Ketiga aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau saling berkaitan dalam
membentuk sikap seseorang.
Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai
dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian
rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek
pembaharuan dan pelestarian. Nilai – nilai luhur yang mendasari kepribadian dan
kebudayaan indonesia semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis
identitas.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah uapaya yang
berkaitan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil karya manusia melalui
cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi, kesenian, bahasa, pengetahuan sampai
sisem teknologi dan peralatan. Sekarang ini masyarakat indonesia berusaha untuk
beralih dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri atau informasi sehingga unsur
– unsur kebudayaan yang ada pun akan ikut terpengaruh dan berkembang. Keseluruhan
unsur kebudayaan tersebut akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya baik
itu di Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling pengaruh dalam pengembangan
kebudayaan di dunia ini, merupakan hal yang wajar dalam era globalisasi. Berkaitan
dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang
menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat
dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990: 7 ) yakni :
4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era
globalisasi.
1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang – bidang yang
vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi demi
ketahanan sosial – budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang
akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan
masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung
dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan
menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan
warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap
menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban
mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang
akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah
dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-
sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akandating.
2. Saran
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa depan.
Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya
berorientasi kemasyarakat masa depan. Dengan demikian, pendidikan, diharapkan
mampu menghasilkan manusia yang dapat nenyesuaikan diri serta mampu
mengembangkan masyarakat masa depannya itu.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriadi. 1990 “Globalisasi : Dunia Tanpa Tapal Batas” (Tinjauan Buku).Mimbar
Pendidikan . Jurnala Pendidikan No.4 Tahun IX H. 60.