Anda di halaman 1dari 19

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sempurna. Shalawat serta salam
tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan, sehingga
penulis dapat dengan lancarnya menulis makalah ini yang berjudul “Perkiraan dan
Antisipasi Masyarakat Masa Depan” ini.

Sehubungan dengan hal itu, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Abdul Qadir Jaelani selaku Dosen Pengampu mata mata
kuliah Pengantar Pendidikan yang juga banyak membantu dan mengarahkan penulis
hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan pengalaman


penulis masih sangat terbatas.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak guna membangun dan melengkapi makalah ini agar makalah
ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Akhir kata penulis ucapkan semoga Tuhan YME membalas budi baik anda semua.

Parepare, 27 Maret 2014

Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................
.........................1
DAFTAR
ISI.............................................................
...............................2
BAB
I:PENDAHULUAN.................................................
.........................3
A. LATAR
BELAKANG.................................................................
..........................3

B.RUMUSAN
MASALAH..............................................................
.............3
C.TUJUAN................................................................
..............................................3

D.MANFAAT.......................................................
......................................4
BAB
II:PEMBAHASAN.................................................
...........................5
A. Perkiraan Masyarakat Masa
Depan.............................................................5

1. Kecenderungan
Globalisasi........................................................
.........6
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
( IPTEK ).....................7

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat...........9


4. Peningkatan Layanan
Profesional.......................................................
10
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa
Depan...................................11

1. Tuntutan bagi Manusia Masa


Depan...................................................12

2. Upaya Mengantisipasi Masa


Depan....................................................14

BAB
III:PENUTUP.....................................................
...............................17

1.Kesimpulan......................................................
.................................17

2.Saran.........................................................
......................................17
DAFTAR
PUSTAKA........................................................
.........................18

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pedidikan selalu bertumpuh pada kesejateraan, yakni pengalaman-pengalaman masa
lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak masa kini, dan aspirasi serta harapan
masadepan/melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestariakn nilai-nilai luhur
social kebudayaannya yang telah terukir dengan indahnya dalam sejara bangsa tersebut.

Melalui dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk


menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan
karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. Dan akhirnya, melalui
pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang akan dipilih masa kini sebagai upaya
mewujukan aspirasi dan harapan di amsa depan.

Dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan antara lain bahwa “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apakah masyarakat masa depan itu?

2.Bagaimana paparan tentang perkiraan masyarakat masa depan?

3. Bagaimana upaya pendidikan untuk mengantisipasi masyarakat masa depan?

C.TUJUAN
1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan, serat pranan
factor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), arus
komunikasi yang semakin padat dan cepat, serta kebutuhan yang meningkat dalam
layanan professional terhadap masyarakat di masa depan tersebut

2. Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan, baik yang
berkenan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenan dengan perubahan sosio-
kultural, serta pengembangan sarana pendidikan untuk mendukung upaya-upaya yang
sedang atau akan dilaksanakan.

D. MANFAAT
Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan, utamanya mahasiswa keguruan, kajian
tentang masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda, yakni untuk dirinya sendiri
serta pada gilirannya kelak untuk siswa-siswanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah masa lampau dan pengalaman – pengalaman, kenyataan dan kebutuhan
mendesak masa kini serta harapan masa depan menjadi tumpuan dari pendidikan.
Melalui pendidikan masyarakat akan melestarikan nilai – nilai sosial kebudayaannya.
Dalam UU – RI No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 telah
ditetapkan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
depan.” Bagi mahasiswa calon tenaga kependidikan utamanya guru, kajian tentang
masyarakat masa depan tersebut berdampak ganda yakni untuk dirinya sendiri dan
kelak untuk siswa – siswanya. Untuk itu di bawah ini adalah paparan tentang perkiraan
masyarakat masa depan serta akan diikuti dengan kajian tentang upaya pendidikan
untuk mengantisipasinya.

A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan


Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan
dan kebudayaan Indonesia.Seperti yang dikemukakan sebelumnya masyarakat
Indonesia dan kebudayaan nasional merupakan Landasan Sistem Pendidikan Nasional.
Di sisi lain pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pelestarian dan
pengembangan kebudayaan setiap masyarakat. Dalam UU No 2 tahun 1989 juga
dijelaskan bahwa “ dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang
amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu
bangsa.”

Demi pemahaman dan dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan
latar sosio – kultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian kebudayaan.
Dalam hal ini adalah kebudayaan dalam arti luas yakni“ keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakannya denganbelajar beserta keseluruhan dari hasil budi
dan karyanya itu.”( koentjaraningrat, 1974: 19 ). Kebudayaan itu dapat :

1.Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan dan sebagainya.

2.Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Berwujud fisik yakni benda – benda hasil karya manusia. ( koentjaraningrat, 1974: 15-22 ).

Berbagai wujud kebudayaan tersebut selalu mengalami perubahan seiring dengan


perubahan masyarakat. Karena pengertian kebudayaan yang begitu luas seringkali
dipecah menjadi unsur – unsur kebudayaan yang dipandang sebagai unsur – unsur
universal dari kebudayaan yakni :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan.


2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

3. Sistem pengetahuan.

4. Bahasa.

5. Kesenian.

6. Sistem mata pencaharian,

7. Sistem teknologi dan peralatan.

Unsur – unsur di atas diurut dari unsur yang sukar kena pengaruh dari kebudayaan
lain sampai yang mudah berubah atau terpengaruh kebudayaan lain. Perubahan salah
satu dari unsur – unsur tersebut akan berdampak pada keseluruhan unsur – unsur
kebudayaan lainnya. Dewasa ini perkembangan kebudayaan sangat cepat serta meliputi
seluruh aspek kehidupan.Percepatan itu terjadi karena pengaruh dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa
karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa
depan. Ciri – ciri yang akan dibahas adalah:

1.Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.

2.Perkembangan Iptek yang makin cepat.

3.Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.

4. Kebutuhan / tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai segi kehidupan


manusia.

1. Kecenderungan Globalisasi
Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini seakan – akan
sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan,
serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia. Gelombang globalisasi sedang
menerpa seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, menyusup ke dalam
seluruh unsur kebudayaan dengan dampak yang berbeda – beda. Menurut Emil Salim
( 1990: 8-9 ) terdapat empat kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan
menonjol. Bidang tersebut meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan.
Kajian keempat bidang tersebut sebagai berikut :

a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin dipercepat, utamanya


dengan menggunakan teknologi canggih seperti komputer dan satelit. Globalisasi iptek
tersebut memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas
negara.
b.Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi global tanpa
mengenal batas – batas negara. Hal ini menyebabkan banyak kelompok – kelompok
ekonomi yang berkembang misalnya Masyarakat Ekonomi Eropa untuk eropa barat dan
NAFTA di Amerika Serikat.Globalisasi ekonomi ini telah menyebabkan negara hanya
bertapal batas politik saja, sedang dari segi ekonomi semakin kabur saja. Peristiwa
ekonomi di suatu negara seperti krisis moneter di Indonesia akan berdampak pula pada
hampir seluruh dunia.

c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai pertemuan
Internasional yang mencapai puncaknya pada Konferensi PBB mengenai Lingkungan
Hidup dan Pembangunan pada awal Juni di Brasil.

Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga akan berdampak pada negara lainnya.
Contohnya kebakaran hutan yang asapnya sampai ke negara – negara tetangga.

d.Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk budaya nasional
dan budaya–budaya nusantara. Di samping terpaan – terpaan gagasan – gagasan dalam
pendidikan, globalisasi juga menerpa setiap individu manusia melalui radio, TV, dan
Internet. Ke semua itu akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku
manusia.

Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai juga tampak dalam bidang
politik, hukum dan HAM,paham demokrasi dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi
tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak
gagasan dalm menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan
keadaan nyata disekitarnya.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )


Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini merupakan salah
satu ciri utama dari masyarakat masa depan. Percepataan perkembangan iptek tersebut
terkait dengan landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981: 9-
15 ). Segi landasan ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan semua wujud
yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat
karena didapatkannya piranti yang membantu alat indra tersebut. Dari segi
epistemologis cara yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mulai
meninggalkan metode deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin.

Charles Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode induktif


dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal sebagai daur hipotetiko-
dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah ( filsafat ilmu. 1981: 15 dan 156 ), ataupun
model induktif-hipotetiko-deduktif dalam proses penelitian

( Raka Joni, 198: 6 ). Perkembangan ilmu yang terakhir ini ialah penyusun suatu teori
atau ilmu teoritis sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan
yang diperoleh dalam pengujian empiris dan selanjutnya dapat meramalkan dan
menentukan cara mengontrol hal – hal itu. Selanjutnya landasan aksiologis atau untuk
apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan untuk apa iptek itu dipergunakan
secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan iptek, yakni :

1. Penelitian dasar ( basic research )

2. Penelitian terapan ( applied research )

3. Pengembangan teknologi ( technological development )

4. Penerapan teknologi

Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis Balkon, karena ilmu adalah
kekuasaan maka teknologi merupakan alat kekuasaan atas :

 Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksloitasi menusia itu.

 Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau melunturkan nilai –


nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas budaya.

 Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah memusnahkan


seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan salah satu kunci keberhasilan kita
di masa depan.

Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkan begitu pula
dengan iptek bisa menjadi peluang dan tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti
perkembangan iptek tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap
menerimanya maka akan berubah menjadi tantangan. Untuk itu diharapkan di masa –
masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang menguasai secara mendalam dan
memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara disiplin dan tetap berpijak pada
budaya Indonesia.

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan


Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah perkembangan informasi dan
komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan lainnya.Begitu pula yang
terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong perubahan masyarakat dari petani
menjadi masyarakat industri dan informasi.Seiring dengan itu komunikasi antar manusia
yang berbeda dalam latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan
transportasi dan telekomunikasi. Dalam berkomunikasi ada beberapa unsur dasar yakni :

 Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.

 Penyandian, yakni penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi dengan alat
pengirim pesan.

 Transmisi atau pengiriman pesan.

 Saluran

 Pembukasandian penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan oleh
penerima.

 Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.

 Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.

 Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke butir 6, yakni
dari pengirim ke penerima. Sedangkan pada komunikasi dua arah, kedua belah pihak
dapat menjadi pengirim ataupun penerima pesan. Berikut ini adalah bagan komunikasi
( dimodifikasi dari Jhonson dan Jhonson, 1977: 111 )

Meskipun teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan


yang pesat, namun belum merata pada semua negara.Perkembangannya di negara
berkembang masih sangat lambat karena didominasi oleh negara –negara maju.Untuk itu
diperlukan upaya – upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat beberapa
faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1.Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.

2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.

3.Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ), surat kabar
elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.

4.Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ). Kesemua
hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi sebagai masyarakat
masa depan.
4. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan
layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan
iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan
cepat, maka anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan
pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinngi. Profesi adalah suatu lapangan
pekerjaan dengan persyaratan tertentu, yang mempunyai keahlian, tanggung jawab,
dan kesejawatan. Di bawah ini berbagai ciri profesi ( dari profesionalisasi jabatan guru
1983: 4-6 ) menurut Rober W. Richey ( 1974 ) dan D. Westby gibson ( 1965 ) yaitu :

1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu harus
mendapa pengakuan dari masyarakat.

2.Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk
mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu
melaksanakan layanan itu.

3.Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga hanya


yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.

4.Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku dan cara
kerja dari anggotanya itu.

5.Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan melindungi
kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.

6.Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan menjadi seorang
anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian dalam melaksanakan
profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya sendiri.

Untuk menjadi seorang profesional memerlukan tahapan – tahapan yang sangat


panjang. Howsam, et. al. ( 1976 : 7-9 ) mengemukakan suatu pandangan historis tentang
profesi dengan mengemukakan lima lingkaran konsentris dari titik tengah berturut –
turut :

1. Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi dan dosen.

2. Profesi baru yakni arsitektur, insinyur, dan optometri.

3. Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja sosial yang masih semi
profesional akan segera diakui sebagai profesional.

4. Semi profesional.
5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status pofesional

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperolah


status yang melembaga sebagai profesional ( Nugroho Notosusanto, 1984: 13-16), di
dalamnya akan terkait dengan permasalahan akreditasi, sertifikasi dan izin praktek. Mc.
Cully ( 1969 dari T. Raka Joni, 1981: 5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses
profesinalisasi yakni :

1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi sehingga
memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.

2.Penepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan tentang


standar kompetensi minimal yang harus dimiliki setiap calon profesi tersebut.

3.Akreditas, pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan prajabatan


yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.

4. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.

5. Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi bertanggung jawab penuh
terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan mengambil keputusan
secara profesional.

6. Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yaitu :

1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.

2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan


Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan
menerima arus informasi yang cepat tetntulah memerlukan warga yang mau dan
mampu menghadapi segala permasalahan serta siap menyesuaikan diri dengan situasi
yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru
yang mampu menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang.

Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”. Sehingga diperlukan
pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus menyeluruh mulai dari lapis
sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada lapis individual ( Charter dan Jones,
1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ). Pada lapis sistem, secara nasional telah ditetapkan
serangkaian kebijakan yang dituangkan dalam sejumlah perundang – undangan,
utamanya UU-RI No 2 tahun1989 tentang sisdiknas beserta serangkaian aturan
pelaksanaannya. Penggarapan pada lapisan institusional berkaitan dengan aspek
kelembagaan seperti : kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana dan
prasarana. Sedangkan pada lapis individual penggarapan upaya pembaharuan utamanya
terkait dengan semua personal yang terlibat dalam pendidikan yaitu guru dan siswa.

Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas
manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia indonesia seutuhnya
merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara indonesia pada abad ke 21 yang akan
datang. Oleh kerena itu kajian selanjutnya adalah :

1)Tuntutan bagi manusia masa depan.

2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan perubahan


nilai dan sikap.

1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan


Dalam upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan – tantangan yang
akan dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang
globalisasi berbagai bidang. Berdasarkan acuan normatif yang berlaku ( UU RI No 2 /
1989 beserta peraturan pelaksanaanya ) telah ditetapkan rumusan tujuan pendidikan
indonesia, yang dapat dianggap profil menusia indonesia di masa depan.

Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu adalah wajib belajar
sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam penjelasan PP RI No 28 tahun 1990
tentang pendidikan dasar ( penjelasan pasal tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan
pendidikan dasar tersebut, sebagai berikut :

a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang – kurangnya mencangkup


upaya untuk :

1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.

2) Membiasakan untuk berperilaku yang baik.

3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.

4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

5) Memberikan kemampuan untuk belajar

6) Membentuk kemampuan belajar.

7) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat sekurang –


kurangnya mencangkup upaya :

1) Memberkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.

2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.


3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan
serta dalam kehudupan bermasyarakat.

4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara sekurang – kurangnya


mencangkup upaya untuk :

1) Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai


warga negara RI.

2) Menambahkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan


negara.

3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk


berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat manusia


mencangkup upaya untuk :

1) Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat

2)Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.

3) Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.

4)Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.

5) Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah dalam


menguasai kurikulum yang diisyaratkan.

Tuntutan manusia di masa depan menyebabkan manusia diarahkan pada


pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan unuk menyesuaikan diri dengan
keadaan di masa depan. Beberapa diantaranya adalah :

 Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural dan lingkungan.

 Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.

 Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.

 Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 )


mengemukakan pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik, yakni :

1) Kemampuan mengantisipasi ( anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu pengetahuan.

2) Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi ( cope ).

3) Kemampuan mengakomodasi ( accomodate ), utamanya perkembangaan iptek serta


perubahan yang diakibatkannya.
4) Kemampuan merorientasi ( reorient ), utamanya kemampuan seleksi ( filter ) terhadap
arus informasi yang memborbardirnya.

o Akhirnya dikemukakan pendapat Mayjen Sajidiman ( 1972: 10-11) yang menekankan


kemampuan yang diperlukan manusia indonesia berdasarkan fungsinya, yakni:

o Pekerja yang terampil yang menjadi bagian utama dari mekanisme produksi yang harus
lebih efektif dan efesien.

o Pemimpin dan manajer yang efektif, yang memiliki kemampuan mengendalikan


pelaksanaan dengan cakap dan berwibawa.

o Pemikir yang menentukan arah perjalanan dan melihat segala kemungkinan di hari
depan.

2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan


Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil menusia masa
depan yang diharapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka perlu dikaji berbagai
upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan manusia masa depan tersebut.
Dalam penjelasan UU RI No 2 tahun1989 dikemukakan sebagai berikut : “dalam rangka
pelaksanaan pembangunan

nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional


mengusahakan : pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tingi kualitasnya dan mampu mandiri. Dan kedua, pemberian
dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indondesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh. Oleh karena itu kajian tentang upaya
mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada :

1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi tersebut yakni
nilai dan sikap.

2.Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.

3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan. Ketiga hal
tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan.

a. Perubahan Nilai dan Sikap

Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk wawasan
dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang menjadi rujukan atas
perilaku. Nilai – nilai tersebut bersumber dari nilai agama, hukum, adat istiadat,
kesopanan, moral dan lainnya baik yang tertulis ataupun tidak tertulis. Salah satu
pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak dalam sikap seseorang. Kalau nilai masih
bersifat umum maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikao terhadap objek tersebut. Dalam
bersikap dapat dibedakan tiga aspek, yakni :

1. Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.

2. Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif seperti setuju
atau tidak setuju, suka atau benci dan sebagainya.

3.Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek
tersebut. Ketiga aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau saling berkaitan dalam
membentuk sikap seseorang.

Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan sebagainya. Perubahan nilai
dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan haruslah diupayakan sedemikian
rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan dan keserasian antara aspek
pembaharuan dan pelestarian. Nilai – nilai luhur yang mendasari kepribadian dan
kebudayaan indonesia semestinya akan tetap dilestarikan agar terhindar dari krisis
identitas.

b. Pengembangan Kebudayaan

Salah satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah uapaya yang
berkaitan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal yang berkaitan
dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil karya manusia melalui
cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi, kesenian, bahasa, pengetahuan sampai
sisem teknologi dan peralatan. Sekarang ini masyarakat indonesia berusaha untuk
beralih dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri atau informasi sehingga unsur
– unsur kebudayaan yang ada pun akan ikut terpengaruh dan berkembang. Keseluruhan
unsur kebudayaan tersebut akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya baik
itu di Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling pengaruh dalam pengembangan
kebudayaan di dunia ini, merupakan hal yang wajar dalam era globalisasi. Berkaitan
dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa Kebudayaan Sedunia yang
menekankan bahwa pengembangan kebudayaan dunia masa kini harus meliputi empat
dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990: 7 ) yakni :

1. Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena


pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat / bangsa
yang bersangkutan.

2. Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok manusia


berhak diakui identitas budayanya.
3.Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka partisipasi yang
optimal dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.

4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak era
globalisasi.

c. Pengembangan Sarana Pendidikan

Sampai kapanpun pendidikan merupakan pilar utama dalam mengantisipasi masa


depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk
berperan di masa depan / yang akan datang. Untuk itu pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan harus terus diringkatkan dan disiapkan dengan sebaik – baiknya
agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan lancar dan tepat sasaran. Dari tahun
ke tahun pemerintah telah menetapkan perundang – undangan dalam sistem
pendidikan dan sekarang ini telah ditetapkan sistem wajar yaitu wajib belajar sembilan
tahun ( 6 tahun SD dan 3 tahun SMP ). Peningkatan mutu pendidikan dasar itu yang wajib
diikuti oleh semua warga negara akan menjadi cikal bakal ke arah peningkatan mutu
pendidikan menengah dan tinggi serta terbentuknya asyarakat terdidik yang mampu
terus belajar mandiri. Dalam menyongsong era globalisasi yang makin tidak terbendung,
terdapat beberapa hal yang secara khusus memerlukan perhatian dalam bidang
pendidikan. Santoso S. Hamijoyo ( 1990: 33 ) mengemukakan lima strategi dasar dalam
era globalisasi tersebut yakni :

1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang – bidang yang
vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama menghadapi globalisasi.

2.Pendidikan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk bahasa – bahasa


asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai instrumen
operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.

3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana, dan


kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya
sistem pendukung kehidupan manusia.

4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, ideologi demi
ketahanan sosial – budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan,


terhadap pengelola sistem pendidikan formal dan non-formal, demi
penggalakan peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efesiensi sumber
daya manusia serta keseluruhan.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranan di masa yang
akan datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan
masyarakat masa depan. Perubahan keadaan masyarakat masa depan yang berlangsung
dengan cepat mempunyai beberapa karateristik umum yang dapat dijadikan petunjuk
sebagai ciri masyarakat di masa depan yaitu:

1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.

2. Perkembangan iptek yang makin cepat.

3. Perkembangan arus informasi yang makin padat dan cepat.

4. Kebutuhan/tuntutan peningkatan layanan professional dalam berbagai segi kehidupan


manusi. Keseluruhan hal itu telah mulai tampak pengaruhnya masa kini, serta
diperkirakan akan makinpenting peranannya di masa depan.

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan kesempatan
menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,telah memerlukan
warga yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap
menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Pendidikan berkewajiban
mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang
akan datang. Pengembangan pendidikan dalam masyarakat yang sedang berubah
dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematik-
sistematik. Pembanguna manusia Indonesia seutuhnya merupakan kunci
keberhasilan bangsa dan negara Indonesia dalam abad 21 yang akandating.

2. Saran
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat dimasa depan.
Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya
berorientasi kemasyarakat masa depan. Dengan demikian, pendidikan, diharapkan
mampu menghasilkan manusia yang dapat nenyesuaikan diri serta mampu
mengembangkan masyarakat masa depannya itu.
DAFTAR PUSTAKA

Tirta.2012.Perkiraan dan Antisipasi Masyarakat Masa Depan.

http://tirtanizertrs.blogspot.com/. Diakses tanggal 17 Mei 2013

Tirtarahardja Umar,. Sulo S.L.La. 2005.Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Bloom, B.S., Hastings,J.T, Dan Mandaus, G.G (1991), Handbook on Formative


and Summative Evalution of Student Learning. New york : McGraw-Hill.

Dedi Supriadi. 1990 “Globalisasi : Dunia Tanpa Tapal Batas” (Tinjauan Buku).Mimbar
Pendidikan . Jurnala Pendidikan No.4 Tahun IX H. 60.

Conny R. Semiawan . (1090/1991). Hakikat Pendididkan di Sekolah Dasar . Makalah yang


disajikan dalam Penataran Calon Penatar Dalam Rangka Persiapan Penyelenggaraan
Program D-II PGSD, P2TK Ditjen Dikti Depdikbud, Juni-Agustus 1990 di Bogor.

Anda mungkin juga menyukai