Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah–Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
“Sensor Gerak” Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendali Elektronik di
program studi Teknik Otomotif di lingkungan Fakultas Teknik pada Universitas Negeri
Padang. Selanjutnya pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima
kasih atas bantuan dan dukungan kepada berbagai pihak terutama kepada:

1. Wawan Purwanto, S.Pd,. M.T,. Ph.D. Sebagai dosen pembimbing mata kuliah Sistem
Otomasi
2. Teman – teman mahasiswa program studi Teknik Otomotif

Penulis menyadari bahwa proposal tentang Alarm Anti Maling dengan Sensor PIR ini jauh
dari sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun. Semoga proposal tentang Sensor Gerak
dengan Sensor PIR ini berguna bagi pembaca dan bagi penulis pada khususnya. Amin.

Padang, Desember 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB PENDAHULUAN
5.1LatarBelakang
5.2 Ruang Lingkup
5.3 Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Alarm
2.2 Sensor
2.3 Sensor PIR
2.4 Buzzer
2.5 LED (Light Emitting Dioda)
2.6 PCB (Printed Circuit Board)

BABIII METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Perencanaan Proyek (Project Planning)
3.1.2 Penelitian(Research
3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)
3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design)
3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design)

3.1.6 Desain Software (Software Design)


3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test)
3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration)
3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing
3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization)
3.1.11 Aplikasi (Application

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI


4.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)
4.1 Penelitian (Research
4.2.1 Gambaran Umum Sistem
4.2.2 Prinsip Kerja Sistem
4.2.3 Pengetesan Komponen
4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design)
4.2.5 Desain Software
4.2.6 Test Fungsional
4.2.7 Integrasi atau Perakitan
4.2.8 Material Collecting
4.2.9 Optimasi Sistem

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Langkah Kerja

BAB VI KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aspek keamanan saat ini dan dimasa yang akan mendatang sangat dibutuhkan dalam
berbagai bidang kehidupan saat ini. Faktor privasi juga turut mempengaruhi akan
pentingnya suatu sistem kemanan. Kemajuan teknologi seiring dengan berkembangnya
zaman khususnya dalam bidang elektronika ikut membantu dalam pengembangan
sistem keamanan yang mantap dan handal. Salah satu aplikasi sistem keamanan adalah
untuk pengaman ruangan. Kelebihan sistem keamanan yang berbasiskan elektronika
dibanding sistem kemanan konvensional seperti manusia adalah kemampuan beroperasi
terus menerus dan dapat secara otomatis terhubung dengan perangkat lain.
Perancangan sistem keamanan elektronik dapat menggabungkan berbagai kombinasi
teknologi seperti penggunaan sensor Passive Infra Red (PIR), Keypad, maupun Buzzer
dengan tujuan untuk mendapatkan suatu unjuk kerja sistem yang mampu
mengamankan ruangan secara optimal.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang kami lakukan adalah sebagai berikut:


a. Bagaimana langkah kerja dari sensor gerak dengan PIR sensor.
b. Apa saja alat dan bahan untuk membuat sensor gerak dengan PIR sensor.
c. Manfaat dari sensor gerak dengan PIR sensor.
d. Cara kerja dari sensor gerak dengan PIR sensor.

1.3 Manfaat

Manfaat dengan adanya sensor gerak dengan PIR sensor ini dapat membantu dalam hal
keamanan baik di rumah maupun pada tempat-tempat penyimpanan barang berharga.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alarm

Alarm merupakan sebuah notifikasi untuk memberikan sebuah pesan pemberitahuan


dengan mengeluarkan bunyi peringatan. Banyak jenis pesan yang dapat diartikan dalam
alarm salah satunya yang kita bahas alarm untuk memperingatkan pemilik rumah akan
adanya masalah keamanan. Permasalahan yang paling sering ditemukan dilapangan jika
pemilik rumah meninggalkan rumahnya dalam keadaan sepi maka pemilik rumah akan
merasa was – was dengan keadaan rumahnya.

2.2 Sensor

Untuk pengertian sensor sobat bisa baca pada artikel Pengertian dan Contoh Penerapan
Sensor

2.3 Sensor PIR

Passive Infra Red merupakan sensor yang bekerja dengan menerima sinyal infrared
yang dipancarkan suatu objek (dalam hal ini tubuh manusia) untuk kemudian
dibandingkan dengan suhu ruangan. Sensor PIR dapat disebut sebagai Motion Sensor
atau Pressense Detector. Secara umum, sensor hanya sensitif terhadap suhu tubuh
manusia. Jika keberadaan manusia masuk dalam cakupan/coverage area sensor, maka
suhu tubuh yang dipancarkan manusia akan dideteksi dan selanjutnya sensor akan aktif.
Sensor bersifat pasif atau bersifat menerima sinyal infra red dari luar. Oleh karena itu,
pada umumnya sensor PIR ini diperuntukkan sebagai penggunaan di dalam ruangan
karena apabila di luar ruangan (outdoor) perubahan suhu yang terjadi tidak hanya
disebabkan dari panas tubuh manusia, melainkan bisa dari cuaca (sinar matahari).
Contoh bentuk PIR dan cakupan area yang dapat dideteksi PIR seperti pada Gambar 2.2.

Namun pada saat ini sudah ada jenis lain dari produk sensor yang dapat digunakan di
luar ruangan. Jenis PIR ini mempunyai setting yang berbeda dengan indoor type atau
telah dikombinasikan dengan sensor microwave (PIR dual Tech), selain mendeteksi
perubahan suhu ruang karena panas tubuh sensor ini juga mendeteksi gerakan.

Gambar 1. Sensor PIR (a) sensor passive infra red (b) cakupan area sensor PIR
Manusia yang berjalan di balik jendela kaca tidak dapat dideteksi oleh sensor PIR.

4
2.4 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran
listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan
loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan
kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan
yang tadi akan tertarik ke dalam atau keluar sesuai dengan fungsi yan digunakan dan
tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada
diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-
balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan
pada sebuah alat (alarm).

Gambar 2. Buzzer

2.5 LED (Light Emitting Dioda)

a. Pengertian

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED
merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna
Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang
dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak
oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote
Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan
Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan
panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV
yang mengganti lampu tube.

b. Cara Kerja

LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari semikonduktor. Cara kerjanya pun
hampir sama dengan dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif (P) dan kutub
negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias
forward) dari Anoda menuju ke Katoda.

5
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan
junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah
proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni
sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri
tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan
Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang)
yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan
Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju
ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik
menjadi Energi Cahaya.

2.6 PCB (Printed Circuit Board)

PCB adalah papan dasar yang secara fisik mendukung dan menghubungkan komponen-
komponen pada hampir semua barang elektronik. “Printed circuit board” merupakan
kepanjangan dari PCB, atau “papan sirkuit cetak” dalam Bahasa Indonesia. Kebanyakan
PCB dibuat dengan fiberglass atau plastik yang diperkuat kaca, dengan jalur-jalur
konduktor (conductive trace) berbahan tembaga. Jalur konduktor tembaga
menghubungkan komponen komponen pada PCB, dengan membentuk suatu sirkuit.

PCB digunakan dalam komputer, baik laptop maupun desktop. PCB berperan sebagai
fondasi untuk berbagai macam komponen internal yang ada dalam komputer seperti
graphics card, controller card, network interface card, dan expansion card. Semua
komponen ini terhubung ke motherboard, yang juga merupakan PCB.

PCB dapat berupa satu lapisan saja (single-layer) untuk perangkat-perangkat elektronik
sederhana. Sedangkan, PCB untuk perangkat keras (hardware) yang kompleks seperti
motherboard, dapat memiliki sampai sebanyak 12 lapisan. PCB biasanya memiliki warna
hijau, akan tetapi PCB dapat dibuat dengan warna apapun.

Meski PCB biasa dikaitkan dengan komputer pribadi atau laptop, sebenarnya PCB juga
digunakan di banyak perangkat-perangkat elektronik lain. Kebanyakan televisi, kamera
digital, radio, ponsel, dan tablet memiliki satu atau lebih PCB. Meski PCB yang
ditemukan di perangkat-perangkat mobile terlihat mirip dengan yang ditemukan di
perangkat elektronik dengan ukuran yang lebih besar, PCB pada perangkat mobile
biasanya lebih tipis dan memiliki sirkuit yang lebih rapi.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tahap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan
hardware dan software programming programming yang ditempuh melalui 11 tahapan.
Tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

3.1.1 Perencanaan Proyek Penelitian (Project Planning)


Pada perencanaan proyek penelitian ini, menentukan topik penelitian yang akan
dilaksanakan:
a. Topik penelitian ini adalah perencanaan untuk membuat smart home yaitu membuat
suatu alat sistem keamanan dengan menggunakan sensor PIR.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan:
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya.

Hardware
1) PCB
2) Kabel Jumper
3) Solder
4) Buzzer
5) Sensor PIR
6) Arkelit
7) LED 2 warna
8) Timah

3.1.2 Penelitian (Research)


Setelah Setelah perencanaan telah matang dilanjutkan dengan penelitian awal dari
aplikasi yang akan dibuat, mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan
bahan), kemungkinan rancangan awal dan akhir dalam merancang.

3.1.3 Pengetesan Komponen (Parts Testing)


Dalam pengetesan komponen dilakukan pengetesan alat terhadap fungsi kerja
komponen berdasarkan kebutuhan sistem yang akan dibuat.

3.1.4 Desain Sistem Mekanik (Mechanical Design)


Dalam perancangan perangkat keras, desain mekanik merupakan hal penting yang
harus dipertimbangkan. Pada umumnya kebutuhan sebuah aplikasi terhadap desain
mekanik yang akan digunakan antara lain:
a. Bentuk dan ukuran PCB (Printed Circuit Board)
b. Dimensi dan massa keseluruhan sistem
c. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap lingkungan
d. Penempatan modul-modul elektronik
e. Pengetesan sistem mekanik yang telah dirancang.

7
3.1.5 Desain Sistem Listrik (Electrical Design)
Dalam desain sistem listrik atau electrical design terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pembuatannya, antara lain:
a. Sumber daya
b. Catu daya yang akan digunakan pada rangkaian sebesar 5V
c. Kontroler yang akan digunakan
d. Pada aplikasi rangkaian i ni akan menggunakan Arduino 1.6.5
e. Desain sistem kontrol yang akan digunakan.
Sistem kontrol menggunakan bahasa basic untuk mengontrol nilai yang nantinya akan
dieksekusi sesuai dengan keadaan yang terjadi.
Skematik Alarm Anti Malign Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno

3.1.6 Desain Software (Software Design)


Perangkat lunak yang pada umumnya dibutuhkan perancangan perangkat keras antara
lain, software untuk sistem kontrol alat (aplikasi) dan software interface pada computer
PC. Pada apikasi standalone (berdiri sendiri) yang tidak membutuhkan kontrol ataupun
dengan PC, hanya dibutuhkan software untuk kontrol dalam alat yang didesain.

3.1.7 Tes Fungsional (Functional Test)


Tes fungsional dilakukan intregasi sistem listrik dan software yang telah di desain. Tes
ini dilakukan untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak yang digunakan untuk
pengontrolan desain dari listrik dan mengeliminasi eror (Bug) dari software tersebut.

3.1.8 Integrasi atau Perakitan (Integration)


Modul listrik yang diintregrasi dengan software di dalam kontrollernya, diintregrasikan
dalam struktur mekanik yang telah dirancang. Lalu dilakukan tes fungsional keseluruhan
sistem.

3.1.9 Tes Fungsional Keseluruhan Sistem (Overall Testing)


Pada tahapan tes fungsional ini dilakukan pengetesan fungsi dari keseluruhan sistem,
apakah sistem dapat berfungsi dengan baik atau masih ada kekurangan dalam merakit,
jika masih ada kekurangan maka dilakukan pengecekan komponen elektronika dan
rangkaian.

3.1.10 Optimasi Sistem (Optimization)


Optimasi dilakukan untuk meningkatkan performa dari sistem yang dirancang, agar
hasilnya optimal

3.1.11 Aplikasi (Application)


Setelah proses optimasi sistem keseluruhan selesai tahap selanjutnya adalah
penggunaan dari alat yang dibut.

8
BAB IV
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
Dalam bab ini akan membahas perancangan dan implementasi Sistem Alarm Anti Maling
Menggunakan Sensor PIR Berbasis Arduino Uno R3 berdasarkan metode penelitian yang
digunakan. Berdasarkan metode penelitian pada perancangan dan implementasi sistem,
tahapan yang digunakan dari perencanaan proyek penelitian sampai dengan integrasi
sistem.

4.1 Perencanaan Proyek (Project Planning)


Dalam perencanaan proyek penelitian, terdapat beberapa hal penting yang ditemukan
dan dipertimbangkan, antara lain:
a. Penentuan Topik Penelitian
Dalam hal ini didasarkan pada permasalahan sistem keamanan yang kurang terintegrasi.
Maka dari itu dibutuhkan adanya pengembangan sistem yang dapat membuat kemanan
semakin kuat.
b. Estimasi kebutuhan alat dan bahan
Untuk pembuatan alat ini dibutuhkan beberapa komponen hardware dan software,
diantaranya:
Hardware
11) PCB
12) Kabel Jumper
13) Solder
14) Buzzer
15) Sensor PIR
16) Keypad
17) LED 3 warna
18) Timah

4.1 Penelitian (Research)


Setelah perencanaan telah matang, dilanjutkan dengan penelitian awal dari alat yang
akan dibuat. Mulai dari pemilihan dan pengetesan komponen (alat dan bahan) yang akan
digunakan, kemungkinan rancangan awal dan akhir dengan melakukan survey pada
tempat penelitian.

4.2.2 Prinsip Kerja Sistem

Prinsip kerja sistem dari penelitian ini yaitu saat pertama terdeteksi adanya suhu maka
akan ada intruksi dari arduino ke LED untuk menyala secara flip-flop dan Buzzer
menyala dengan waktu atau cara yang telah ditentukan untuk mematikannya.

4.2.3 Pengetesan Komponen

Pada tahap ini ditentukan pengetesan komponen-komponen yang akan digunakan


berfungsi dengan baik atau sebaliknya. Pengetesan komponen dilakukan menggunakan
2cara,yaitu :
a.PengetesanMikrokontrolerArduinoUno
Pengetesan pada modul mikrokontroler Arduino Uno ini dilakukan dengan cara
merangkaiatau membuat skematik sistem minimum mikrokontroler. Kemudian dilakukan
proses pembacaan dan penulisan program pada mikrokontroler dengan menggunakan
kabel USB to serial sekaligus berfungsi sebagai modul downloader.

9
b.Pengetesankomponen menggunakan multimeter :
1)ResistordanLED
2) Modul Sensor Cahaya (LDR)

3) Modul Sensor PIR


4.2.4 Desain Sistem Elektronik (Electric Design)

Dalam desain sistem listrik terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
a. Mikrokontroller yang digunakan
Mikrokontroller yang akan digunakan dalam penelitian ini, mengunakan salah satu
produk Arduino yang memiliki pin analog, pin digital dan port serial.
b. Desain driver untuk mendukung aplikasi ini menggunakan beberapa software
diantaranya :
1) Menggunakan IDE Arduino untuk menerjemahkan listing program dalam bentuk
pemograman basic kedalam bentuk bahasa (Serupa) C yang digunakan pada AVR. Hasil
konversi bahasa basic kemudian didownloadkan kedalam IC mikrokontroller.

4.2.5 Desain Software


Pembuatan perangkat lunak sistem harus mengutamakan cara kerja yang efisien.

4.2.6 Test Fungsional


Tes fungsional dilakukan terhadap intregrasi software yang telah didesain. Tes ini
dilakukan untuk meningkatkan performa dari perangkat lunak untuk pengontrolan
desain listrik dan mengeliminasi error dari software tersebut.

4.2.7 Integrasi atau Perakitan


Pada proses ini dilakukan proses perakitan berdasarkan dari proses desain, baik desain
mekanis, elektronik maupun desain software.

4.2.8 Material Collecting


Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan modul mikro berupa hardware yang meliputi komponen dasar. Dilakukan
juga pengumpulan software- software penunjangnya.

4.2.9 Optimasi Sistem


Tahap optimasi merupakan suatu tahap di mana dilakukan pencarian nilai – nilai variabel
yang terbaik tujuannya yaitu untuk meningkatkan performa dari aplikasi yang sudah
dirancang agar hasilnya dapat lebih memuaskan sesuai kebutuhan dan keinginan.

10
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam tahap ini akan dibahas mengenai dimensi keseluruhan alat, pembahasan dan
pengujuan sistem sebagai hasil implementasi sistem yang terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu :

5.1 Keterangan Alat dan Dimensi Alat


Sistem yang telah dibuat dipasang ditempat yang keamanannya akan ditingkatkan,
mungkin bisa ditempat penyimpanan benda yang sangat penting. Misalnya dalam hal ini
pada sebuah rumah terdapat penyimpanan barang berharga dari salah satu anggota
keluarga tersebut.

5.2 Pembahasan
Pada tahap pembahasan ini akan dibahas mengenai bagaimana sistem bekerja mulai
dari tahap awal pemberian catu daya 5 volt bekerja. Pada tahap awal kondisi sensor PIR,
LED, dan Buzzer dalam keadaan mati dan kemudian setelah dimasukan password
melalui perantara keypad dan ketika di verifikasi kemudian nilai validasinya benar maka
sensor PIR akan aktif, dan LED serta Buzzer akan bersiap untuk menerima intruksi yang
selanjutnya.
Lampu akan menyala secara otomatis jika sensor PIR mendeteksi adanya perubaan suhu
tubuh manusia dan sekaligus akan mati secara otomatis bila sensor PIR tidak
mendeteksi adanya perubahan suhu tubuh manusia. Pancaran infra merah dari tubuh
manusia difocuskan oleh lensa fresnel kemudian disaring oleh penyaring sinar infra
merah. Sinar infra merah tersebut akan membangkitkan tegangan. Tegangan yang akan
dibangkitkan oleh suatu pyroelectric sensor dikuatkan oleh suatu amplifier. Output
amplifier kemudian akan dibandingkan dengan tegangan pemicu.

5.2.1 Langkah Kerja


Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan Sensor Gerak Menggunakan Sensor PIR
berbasis Arduino Uno:
1) Siapkan Seluruh Alat dan Bahan
2) Susun Hardware rangkaian sesuai dengan gambar
3) Tuliskan program pada software Arduino di PC
4) Hubungkan kabel USB ke Arduino
5) Compile program dari software ke Board Arduino
6) Jalankan program

5.2.3 Pengujian Validasi


Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sistem yang dibuat sudah bekerja
dengan benar atau tidak pada saat integrasi. Dimana pengujiannya dilakukan dengan
cara melakukan pengetesan secara berulang-ulang dan dengan cara yang berbeda.
Ketika sensor PIR aktif dan tangan di dekatkan LED menyala dan Buzzer mengeluarkan
bunyi sesuai dengan intruksi dari kodingan, namun ketika benda seperti mouse
didekatkan LED dan Buzzer tidak ada respon.

5.3 Optimasi (Optimization)


Secara keseluruhan sistem berjalan dengan baik, namun dapat dilakukan optimasi untuk
meningkatkan performa dari alat yang telah dibuat.

11
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil bahasan diatas dapat diambil kesimpulan menjadi beberapa poin, yaitu:

 Penggunaan sensor passive infrared (PIR) untuk mendeteksi dan membaca data
dari gerakan cukup efisien karena dapat mengirimkan sinyal seara cepat.
 Perpaduan antara sensor PIR dan Buzzer di rasakan cukup tepat, karena
pengaplikasiannya akan berguna dan tidak sukar untuk di buat.
 Pengaplikasian sensor gerak ini dapat digunakan pada kehidupan sehari hari
sebagai alat sistem pengamanan.

12
DAFTAR PUSTAKA
 Edwin Zaunudin. 2010. Skripsi Sistem Keamanan Pada Kendaraan Bermotor
Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) Berbasis Mikrokontroler
Atmeda 8535. Bogor: Universitas Pakuan
 http://www.boarduino.web.id/2014/12/keypad-4×4-dan-indikator-led-di-
arduino.html?m=0
 http://elektronikanewbie.blogspot.co.id/2015/12/alarm-menggunakan-sensor-
pir-arduino.html
 http://beemanyufd.blogspot.co.id/2015/05/flowchart-sensor-pir.html

13

Anda mungkin juga menyukai