Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI DAN LINGKUNGAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dosen pembimbing : Zulkifli, SE,M.Si

Disusun Oleh :

Riswandi NPM 1861201067 Welem NPM 1861201064

Nehemia NPM 1861201065 Rizky Dhinata NPM 1861201069


Rifaldi NPM 1861201068 Jessi Saputri NPM 1861201071
Feryanto Jhoni NIM 1861201066 Mega Asari NPM 1861201073
Arif Nur Rahman NPM 1861201074 Rahma Novianty NPM 1861201075
Deanugrah Arthur M NPM 151612010032

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIDYA GAMA MAHAKAM SAMARINDA

2018/2019
Prakata

Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga dimensi ekonomi sosial dan


lingkungan hidup. Proses Rio 20 telah berjalan baik di dalam memastikan kembali
konsepnya, berawal dari Komisi Brundtland pada tahun 1987 dan Konferensi
Stockholm tentang Lingkungan Hidup Manusia tahun 1972.

Fokus Masalah:

Makalah ini ingin mengajak kita untuk mengetahui Tentang Pembangunan


Berkelanjutan.Berikut adalah gagasan-gagasan untuk memahami paper kami:

1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan?


2. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan?
3. Faktor-Faktor Penghambat Pembangunan Berkelanjutan?
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

APA ITU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN?

Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa


mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri." ("Komisi Brundtland" pada tahun 1987 °)

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,


bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan” (menurut Laporan
Brundtland dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari
Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi
dan keadilan sosial.
Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang tingkat
kesejahteraan masih rendah, pembangunan menjadi sangat penting untuk
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tanpa pembangunan akan
terjadi kerusakan lingkungan yang akan menjadi semakin parah dengan berjalanya
waktu. Namun di lain pihak pembangunan juga mempunyai dampak negatif
terhadap lingkungan apabila tidak dilakukan secara terencana.dan tidak
memperhatikan aspek lingkungan.

Pembangunan yang baik adalah pembangunan itu haruslah berwawasan


lingkungan yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu
direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu dilaksanakan. Dengan
adanya pembangunan berwawasan lingkungan itu, pembangunan tersebut dapat
dikatakan sebagai pembangunan yang berkelanjutan

Mengenai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan UU


No.23 tahun 1997 memberikan definisi tersendiri mengenai itu. Yang dikatakan
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yaitu upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya
kedalam proses pembagunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Adapun pembangunan
yang merupakan pembangunan berkelanjutan (sustinable development) haruslah
memiliki konsep dalam melaksanakan kegiatan pembagunanya

Pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi dan beragamnya kebutuhan pada


akhir dekade ini telah meningkatkan polusi dan penurunan lingkungan. Peraturan-
peraturan mengenai lingkungan sangat diabaikan selama periode ini. Ketika
perluasan industri mengakibatkan tumbuhnya ekonomi secara pesat,
meningkatnya ekspor dan pendapatan masyarakat, pemusatan limbah industri di
kawasan perkotaan memiliki pengaruh yang serius dan menimbulkan potensi
bahaya terhadap kesehatan dan kehidupan penduduk. Tidak dapat dipungkiri,
masyarakat miskin merupakan kelompok yang paling rentan terkena penyakit
sebagai akibat dari lingkungan yang telah rusak.
Desakan penduduk mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian. Lahan
terbuka, lahan gambut dan ekologi lainnya serta mengancam kebudayaan dan
nilai-nilai kehidupan masyarakat perkotaan (World Bank, 2003). Oleh karena itu,
pembangunan regional, baik perkotaan maupun pedesaan, tidak lagi dapat
didasarkan pada pembangunan ekonomi semata, akan tetapi harus didasarkan
pada pembangunan yang berkelanjutan (Hall dan Ulrich, 2000).

Pearce & Tunner (1990:42) berpendapat bahwa makna pembangunan


berkelanjutan terletak pada isu tentang bagaimana seharusnya lingkungan alam
diperlakukan agar berperan dalam sustainabilitas ekonomi sebagai suatu sumber
daya perbaikan standar hidup. Pembangunan berkelanjutan menurut Pearce &
Tunner (1990:24) berarti pemanfaatan sumber daya terbarukan sebanding dengan
ketersediaanya secara alami antar waktu. Perhitungan atau pertimbangan biaya
dan kerusakan lingkungan juga merupakan instrumen penting untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan.

Definisi pembangunan berkelanjutan yang sangat terkenal atau bersifat


universal diberikan oleh The World Commission on Environment and
Development (WCED) 1987, dikenal sebagai definisinya Brundtland
Commission: “Sustanaible development is the development that meets the needs
of the present without compromising the ability of future generations to meet their
own needs” Menurut WCED (dalam Hadi, 2001:2) ada dua konsep utama dari
definisi tersebut, “Pertama konsep tentang kebutuhan atau needs yang sangat
esensial untuk penduduk miskin dan perlu diprioritaskan. Kedua konsep tentang
keterbatasan atau limitation dari kemampuan lingkungan untuk memenuhi
generasi sekarang dan yang akan datang. Untuk itu diperlukan pengaturan agar
lingkungan tetap mampu mendukung kegiatan pembangunan dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia (Hadi, 2001:2).
TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

 Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan


o Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.

 Tujuan 2 - Tanpa kelaparan


o Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi,
serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

 Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera


o Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.

 Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas


o Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
 Tujuan 5 - Kesetaraan gender
o Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.

 Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak


o Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.

 Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau


o Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan,
berkelanjutan dan modern untuk semua.

 Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi


o Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan
pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.

 Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur


o Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan
dan mendorong inovasi.

 Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan


o Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.

 Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan


o Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.

 Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab


o Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

 Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim


o Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
 Tujuan 14 - Ekosistem laut
o Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan.

 Tujuan 15 - Ekosistem daratan


o Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi
gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan
kepunahan keanekaragaman hayati.

 Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh


o Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif.

 Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan


o Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

A. Pembangunan berkelanjutan dibatasi oleh apa yang dapat diakses

Ada banyak kendala yang membatasi pembangunan masyarakat. Beberapa


dapat dinegosiasikan untuk beberapa derajat, paling tidak dapat diubah.
Pembangunan masyarakat, apa pun bentuknya, akan dibatasi ruang aksesibilitas
yang tersisa. Namun, dalam ruang aksesibilitas ini, masih ada spectrum yang luas
dari pilihan dan kemungkinan. Hal ini membuat pilihan, dan memperkenalkan
pilihan subyektif dan keputusan etis tidak dapat dihindari.

B. Keberlanjutan adalah sebuah konsep dinamis.

Masyarakat dan perubahan lingkungan mereka, teknologi dan perubahan


budaya, nilai-nilai dan aspirasi perubahan, dan masyarakat yang berkelanjutan,
harus memungkinkan dan mempertahankan perubahan tersebut, yaitu, harus
membiarkan terus menerus, layak dan kuat, bagi pembangunan yang kita maksud
dengan pembangunan berkelanjutan. Hasil adaptasi seperti hasil seleksi dari
berbagai kemungkinan tidak dapat diramalkan. Meskipun faktor-faktor yang
menghambat proses pembangunan dan proses mengemudi itu diketahui, jalan
pembangunan berkelanjutan masih tidak bisa ditebak, debatable dari proses
evolusi. Bentuk masyarakat harus mampu memungkinkan perubahan terus
menerus agar berkelanjutan; itu tidak dapat direncanakan atau diperkirakan.

C. Kendala kondisi fisik dan hukum alam: Tidak semuanya mungkin

Hukum alam dan aturan logika dapat rusak. Ini berarti pembatasan yang
tidak dapat dielakkan. Contoh pembatasan tersebut adalah kebutuhan gizi
minimum untuk pertumbuhan tanaman, atau efisiensi energi.
1. Lingkungan fisik

Masyarakat manusia, berkembang di dalam, tergantung pada, dan


merupakan bagian dari lingkungan global. Perkembangannya dibatasi oleh kondisi
lingkungan global. Perkembangannya dibatasi oleh kondisi lingkungan global:
ruang yang tersedia, kapasitas penyerapan limbah tanah, sungai, lautan,
atsmodfer, ketersediaan sumberdaya terbarukan dan tidak terbarukan, kesuburan
tanah dan iklim. Beberapa keterbatasan negara (misalnya, jumlah sumberdaya),
yang lain adalah keterbatasan tingkat (misalnya, tingkat maksimum penyerapan
limbah). Jalur pembangunan yang berkelanjutan harus mematuhi kendala ini.

2. Aliran energi surya, saham sumberdaya material

Hanya ada satu pasokan energi permanen di bumi, yaitu energi surya.
Semua fosil yang tersedia saat ini dan jumlah sumberdaya nuklir untuk beberapa
bulan insolation global, jika semua energi matahari mencapai bumi selama
berbulan-bulan bisa ditangkap. Dalam pembangunan berkelanjutan, keterbatasan
energi adalah energi matahari yang dapat ditangkap dan digunakan oleh tanaman
dan teknologi. Semua sumber daya materi terbatas pada pasokan global saat ini.
Mereka telah melekat di bumi ini selama sekitar empat miliar tahun. Daur ulang
adalah, juga merupakan persyaratan penting dari keberlanjutan.

Daya dukung: Organisme dan ekosistem, termasuk manusia, memerlukan


energi surya, baik secara langsung (tanaman), atau tidak langsung sebagai
makanan dalam biomassa tanaman atau hewan. Tingkat konsumsi bergantung
pada organisme dan gaya hidupnya. Dalam jangka panjang, hal ini dibatasi oleh
produktivitas fotosintesis suatu daerah, yaitu, jumlah biomassa tanaman yang
dapat diproduksi di sana per tahun, yang ditentukan oleh sumber daya (hara, air,
cahaya) yang ‘minimum’ (Hukum Liebig, factor pembatas).
D. Kendala dari sifat manusia dan tujuan manusia: tidak semuanya
diinginkan.

1. Aktor manusia

Manusia sadar diri, antisipatif, imajinatif, ini berarti bahwa mereka tidak
dibatasi untuk bertindak sempit dengan cara didenda menurut aturan tetap
perilaku. Mereka bisa menciptakan solusi-solusi baru, atau mereka mungkin
bahkan tidak melihat yang jelas. Masyarakat yang lebih inovatif, memiliki
populasi terdidik dan terlatih baik, dan menyediakan lingkungan yang beragam
dan terbuka-budaya, memiliki ruang akses yang lebih besar daripada yang lain.

2. Organisasi manusia, budaya, tekonologi

Untuk masyarakat tertentu, dan dunia secara keseluruhan, ada organisasi


manusia, budaya dan politik systems, tersedia dan kemungkinan teknologi dan
sistem, dengan mereka implikasi untuk perilaku dan penerimaan berubah,
selanjutnya akan mebatasi ruang aksebilitas

3. Peran etika dan nilai-nilai

Tidak semua yang tetap dapat diakses, akan ditolerir oleh standar etika, atau
nilai-nilai perilaku atau budaya lain dan norma-norma masyarakat tertentu.

E. Kendala waktu: dinamika dan evolusi menentukan kecepatan dan arah

1. Peran waktu

Semua proses yang dinamis membutuhkan waktu. Sebagai contoh, struktur


bangunan, atau memperkenalkan teknologi baru, atau membersihkan air di bagian
tanah, atau memulihkan kesuburan tanah, atau menghentikan pertumbuhan
penduduk, semua butuh waktu, pembatasan pada apa yang dapat dilakukan.
2. Peran evolusi

Pembangunan berkelanjutan menyiratkan konstanta evolusi, mengorganisir


diri dan perubahan adaptif. Untuk ini seluas mungkin spectrum respon adaptif
terhadap tantangan baru harus tersedia untuk potensi adopsi. Tapi ini berarti
bahwa keragaman proses dan fungsi merupakan salah satu prasyarat penting bagi
keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai