Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTEK

FRONT WHELL ALIGNMENT

Disusun oleh:

Ilsabil Nakul

1623042001

PTO B / 02

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Front Wheel Alignment
(FWA)”
Makalah ini berisikan tentang informasi Front Wheel Alignment, beserta
komponen dan peralatannya. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Front Wheel Alignment pada kendaraan roda
empat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak, yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa me-ridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar , 12 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Definisi Front Wheel Alignment .................................................................... 5
B. Pentingnya Wheel Front Wheel Alignment .................................................... 5
C. Faktor-faktor Wheel Aligment ....................................................................... 7
1. Camber ......................................................................................................... 7
2. Caster ........................................................................................................ 9
D. TOE-IN dan TOE-OUT ................................................................................ 11
E. Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination) ........................................... 12
F. Offset (Nilai ET) ........................................................................................... 13
G. PCD (pitch circle diameter) .......................................................................... 13
H. SUDUT BELOK ( TURNING ANGLE ) .................................................... 14
BAB III PRAKTEK ............................................................................................. 16
A. Tujuan ........................................................................................................ 16
B. Alat dan bahan............................................................................................ 16
C. Keselamatan kerja. ..................................................................................... 16
D. Langkah praktek ......................................................................................... 16
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kenyamanan berkendara merupakan hal yang harus dipenuhi oleh sebuah
kendaraaan, karena berhubungan dengan keamanan atau safety. Baik untuk
pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri atau juga terhadap
kendaraan lain sehingga mendukung terciptanya kondisi berlalu lintas yang baik.
Salah satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi kemudi/steering kendaraan.
Kemudi berfungsi untuk mengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh sopir,
sehingga kondisi sistim kemudi mempengaruhi sopir dalam mengontrol
laju kendaraan itu sendiri. Kondisi sistem kemudi yang kurang baik akan
mengakibatkan ketidak nyamanan bagi sopir, sehingga cepat lelah, lebih jauh
akan memberikan andil sebagai penyebab pada terjadinya kecelakaan.
Kondisi kemudi atau steer mobil sangat tergantung pada penyetelan
roda-roda, baik roda depan atau pun roda belakang (wheel alignment).
Pemakaian mobil setelah jangka waktu tertentu mengakibatkan
perubahan kondisi komponen roda depan dan belakang, sehingga
memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih
tahan lama serta pengemudian menjadi lebih stabil dan nyaman. Hasil spooring
yang baik juga turut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan karena
berpengaruh menurunkan penggunaan bahan bakar per kilometer jarak tempuh
dan mengurangi sampah akibat debu karet ban yang aus di udara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Front Wheel Alignment/ Spooring?
2. Mengapa diperlukan Pemeriksaan Front Wheel Alignment?
3. Apa saja faktor Front Wheel Alignment?
C. Tujuan
Setelah mendiskusikan tema ini, diperoleh beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Front Wheel Alignment.
2. Mengetahui pentingnya Front Wheel Alignment.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Front Wheel Alignment
Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah
kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah
kedua roda depan, meskipun dewasa ini telah dikembangkan system pengendalian
keempat roda. Walaupun demikian kendaraan harus dapat dikendalikan
dengan mudah agar roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok.
Wheel alignment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan
dengan pengendalian steering system. Hal ini dimaksudkan supaya :
1. Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok.
2. Steering cenderung lurus kedepan meskipun steering wheel dilepas.
3. Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan.
4. Keausan ban dapat merata.
Wheel Alignment atau di Indonesia orang lebih mengenal dengan sebutan
Spooring, adalah perawatan kendaraan pada kendaraan roda 4 atau 3 lebih dengan
tujuan agar ban lebih tahan lama karena terhindar aus pada sisi luar atau sisi
bagian dalam. Selain itu tujuan dari Wheel Alignment adalah menyelaraskan
kendaraan agar dapat berjalan lurus dan stir tidak menarik ke kiri atau kanan.
Lakukanlah Wheel Alignment minimum 3 (tiga) bulan atau 10.000 km.
B. Pentingnya Wheel Front Wheel Alignment
Jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15.000 km atau
12 sampai dengan 24 bulan sekali tergantung jarak tempuh dan kondisi jalan yang
dilewati sehari-harinya. Sebagai gambaran dalam penggunaan mobil jika
data spooring mobil terdapat penyimpangan, misal datanya menyimpang 3
mm dari spesifikasi, dapat mengakibatkan ban terseret kearah samping sejauh 28
meter setiap 1 mil (1.60934 km) jarak tempuh. Apabila terjadi seperti itu mobil
harus diperiksa dan dicari tahu apa penyebabnya, kemungkinan terdapat kesalahan
penyetelan atau perlu disetel ulang atau ada yang sudah waktunya ada
komponen yang harus diganti. Beberapa pertimbangan menspooring mobil
antara lain:
1. Sehabis membeli satu set ban baru. Untuk memaksimalkan umur tapak
ban, data spooring yang benar akan memberikan jaminan ban agar tidak cepat
aus. Walaupun dari pabrikan sudah dispooring, dalam rangka untuk
penyesuaian dengan ban baru spooring tetap diperlukan agar dapat
diupayakan setelan yang maksimal untuk tipe dan jenis ban yang
digunakan. Mengingat mahalnya harga ban saat ini menjaga keawetan usia
pakai ban adalah pertimbangan yang masuk aka dan bijaksana secara
ekonomis.
2. Saat menyetir mobil terasa kurang stabil dan atau mobil selesai dilakukan
perbaikan pada sistem kemudi, spooring diperlukan untuk tujuan
diagnosa/pemeriksaan. Pekerjaan spooring ini menjadi penting untuk
melakukan pengecekan keselarasan awal dari suspensi dan
sambungan-sambungan kemudi. Hal ini diperlukan untuk menentukan
kelayakan tiap bagian komponennya apakah masih layak dipakai, rusak 3 atau
salah pasang atau kurang tepat dalam pemasangan sehingga tidak bisa disetel.
Bagian yang aus atau rusak harus diganti sebelum roda dapat disesuaikan.
3. Sehabis servis atau penggantian komponen suspensi. Pada
kebanyakan mobil dengan MacPherson struts, roda depan harus
disesuaikan jika struts diganti, spooring juga diperlukan jika batang tie, tie
end tie-rod, lengan idler, tie rods, tie rod ends, idler arm, steering links,
control arms or control arm bushings, steering knuckle or steering rack
barusan dibongkar atau diperbaiki atau diganti.
4. Manfaat mobil dengan spooring yang benar adalah kendali
pengemudian yang stabil dan traksi ban pada jalan yang optimal,
menjaga tapak ban dalam kontak penuh dengan jalan akan mehasilkan rasa
kenyaman dan meningkatkan keamanan dalam mengendarai sebuah mobil.
Ban yang menapak dengan posisi miring pada jalan akan
mengurangi traksi atau cekraman ban pada permukaan jalan sehingga
berbahaya saat menikung, berpengaruh pada pengereman serta
mempercepat keausan telapak ban. Ketidak samaan data kemiringan ban dan
sumbu putar kemudi antara roda kanan dan kiri bisa mengakibatkan mobil
cenderung membelok ke satu arah tertentu saat melaju di jalan yang lurus.
C. Faktor-faktor Wheel Aligment
1. Camber
Camber merupakan sudut yang dibentuk antara kemiringan roda dan garis
vertikal dilihat dari depan kendaraan. Sudut camber ada dua, yaitu camber positif
dan camber negatif. Camber positif merupakan sudut camber dimana jarak roda
bagian atas lebih besar daripada jarak roda bagian bawah atau bila kemiringan
roda keluar. Sedangkan camber negatif merupakan sudut camber dimana jarak
roda bagian atas lebih pendek daripada jarak roda bagian bawah.

Tujuan penggunaan sudut camber adalah untuk mengimbangi gaya yang


cenderung kearah dalam pada roda depan. Keseimbangan ini diperlukan untuk
pengemudian yang stabil dan keausan yang seminimal mungkin. Disamping itu
camber bersama kingpin inklinasi akan membantu meringankan gaya yang
bekerja pada sistem kemudi saat kendaraan dibelokkan.
Camber positif berfungsi untuk memungkinkan terbentuknya camber nol
saat kendaraan diberi beban, dan mengurangi beban pada steering. Sedangkan
camber negatif berfungsi untuk mengutamakan kendaraan dapat lurus dan stabil.
Camber negatif mengurangi (kemiringan kendaraan saat membelok) dan
menyempurnakan kemampuan berbelok. Camber nol menyebabkan stabilitas
pengemudi berkurang.
Pada mobil-mobil terdahulu, roda dipasang dengan camber positif, untuk
menambah daya tahan axle depan, dan untuk mengusahakan agar permukaann ban
menyentuh jalan dengan sudut yang tepat untuk mencegah keausan yang tidak rata
pada ban bal bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian pinggirnya.
Pada mobil-mobil modern, suspensi dan axle dibuat lebih kuat dari yang
terdahulu dan permukaan jaan dibuat datar, sehingga camber positif tidak begitu
diperlukan. Akibatnya, ban disetel dengan camber mendekati nol (bahkan ada
beberapa mobil dengan camber nol). Beberapa mobil bahkan dibuat dengan
camber negatif untuk menambah ketahannanya pada waktu mobil membelok
tajam.
a. Camber Positif
 Mengurangi Beban Positif Bila Camber Nol, beban spindle akan diberikan
ke garis pusat ban dan spindle. Ini akan mengakibatkan spindle atau
steering knuckle mudah bengkok. Dengan Camber positif, maka beban
akan diberikan pada sebelah dalam spindle, hal ini akan mengurangi gaya
bekerja pada spindle dan steering knuckle Mencegah camber menjadi
negatif karena beban Bila kendaraan dibebani, bagian atas roda cenderung
miring ke dalam karena perubahan komponen suspensi dan bushing yang
bekaitan.
 Mengurangi Sterring Effort Karena roda berputar ke kiri dan ke kanan
dengan steering axle sebagai porosnya, dan offset sebagai radius, ofset
yang besar akan menimbulkan momen yang besar di sekitar steering axle
karena putaran ban.
b. Camber Nol
Alasan utama menggunakan camber nol adalah untuk mencegah keausan
ban yang tidak merata. Bila roda dipasang dengan Camber positif, bagian ban
sebelah luar akan membelok dengan radius yang lebih pendek dari bagian ban
sebelah dalam. Karena kecepatan putar ban sama pada bagian dalam dan luar, ban
sebelah luar akan slip dengan tanah sampai yang bagian dalam menyamai, hal ini
mengakibatkan keausan pada bagian luar akan lebih cepat. Bila camber negatif,
kejadiannya akan berlawanan, yaitu bagian ban sebelah dalam akan cepat aus.
c. Camber Negatif
Bila ban yang mempunyai camber dibri beban vertikal, maka ban akan
cenderung bergerak ke bawah. Tetapi karena tertahan karena permukaan jalan
maka tread akan terlihat seperti pada gambar. Pada saat itu, elastisitas ban
menahan perubahan tersebut dan akan beraksi pada permukaan jalan dengan arah
A. Sebagai akibat dari reaksi pada arah A, ban akan bergulir dengan arah B. Gaya
yang bekerja pada arah B ini disebut Chumber trust. Chumber thrust ini akan
bertambah apabila kemiringan ban tehadap permukaaan jalan bertambah miring
dengan bertambahnya beban.
2. Caster
Sudut Caster adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan garis sumbu.
kedua buah ball joint ( garis king pin ) dengan garis vertikal bila dilihat dari
samping kendaraan jarak antara titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan
dengan titik pusat persinggungan ban , dan jalan disebut trail/tread.

Keterangan :
a. ( + ) titik potong perpanjangan garis king pin dan jalan
b. ( 0 ) titik pusat persinggungan dengan jalan
c. ( 0- (+) ) : Trail ( Lead )
Caster adalah kemiringan steering axis bagian atas kearah depan atau
belakang terhadap garis sumbu vertikal bila dipandang dari samping kendaraan.

Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam
posisi lurus walau roda kemudi dilepas dan pada saat kendaraan membelok ban
menopang pada permukaan jalan dengan baik.
Trail adalah jarak antara dari titik potong garis tengan steering axis dengan
jalan dan titik pusat singgung ban dengan jalan. Caster positif adalah bila
kemiringan steering axis bagian atas ke arah belakang. Kendaraan pada umumnya
menggunakan caster positif karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat
berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok.
Jenis-jenis sudut caster :
1. caster positif dimana titik potong perpanjangan garis pin dengan jalan berada di
depan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + di depan 0 ) , dilihat dari
samping kendaraan.
2. caster nol adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan jalan ,
segaris dengan titik pusat persinggungan ban dengan jalan ( + segaris dengan 0 )
dilihat dari samping.
3. caster negatif adalah dimana titik potong perpanjangan garis king pin dengan
jalan berada di belakang titik pusat. persinggungan ban dengan jalan ( -
dibelakang 0 ) , dilihat dari samping kendaraan.
D. TOE-IN dan TOE-OUT
Adalah perbedaan antara jarak bagian depan dan jarak bagian belakang
roda kanan dan kiri bila kendaraan dilihat dari atas.Bila bagian depan roda lebih
kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda (dilihat dari atas), ini disebut
toe-in. sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe-out. Bila bagian depan
roda sama dengan bagian belakang roda,disebut toe-0.

Yang dimaksud dengan toe in adalah selisih jarak antara titik tengah ban
kiri dan ban kanan pada bagian belakang ( A ) dengan jarak antara titik tengah ban
kiri dan kanan pada bagian depan ( B ) , dan roda depan. dilihat dari atas
kendaraan.
E. Steering Axis Inclination (Kingpin Inclination)
Steering axis adalah garis sumbu tempat roda berputar saat berbelok kekiri
atau kekanan dan bisa digambarkan antara bagian atas dari shock absorber upper
support bearing sampai lower suspension arm ball joint. Steering axis inclination
adalah kemiringan steering axis bagian atas ke arah dalam bila dipandang dari
depan kendaraan.Steering axis inclination juga menghasilkan daya balik kemudi
dengan cara memanfaatkan berat kendaraan.
King piin inclination adalah kemiringan king pin terhadap garis vertikal
bila dilihat dari depan atau belakang kendaraan.
F. Offset (Nilai ET)
adalah jarak antara titik potong steering axis dengan jalan dan titik potong
garis tengah ban dengan jalan. Offset yang lebih kecil akan membuat kemudi
menjadi lebih ringan dan kejutan akibat pengereman dan percepatan berkurang.
tapi kestabilan menjadi berkurang. dan sebaliknya

Negatif dan Positif offset

Dari Gambar Menandakan seberapa besar permukaan tengah velg


menjorok ke dalam atau ke luar. Hal itu ditandai dengan bilangan angka plus kode
berjuluk ET. Semisal ET25, ET45, dan seterusnya. Semakin kecil angka maka
penampang tengah velg makin celong ke dalam dan bibir velg lebar. "Kalau
dipasang, velg jadi makin ke luar fender," Sebaliknya, semakin besar angka,
penampang tengah makin ke luar dari bibir velg. Berarti, posisi velg masuk ke
dalam fender.
G. PCD (pitch circle diameter)
Ukuran yang berkaitan dengan diameter pola baut roda. Pengukurannya
dengan mengambil titik terlurus dari masing-masing lubang baut roda. Bila 4 baut
yang diukur antara titik berseberangan dan satuan milimeter. Kalau 5 baut,
penarikan garis PCD ada di antara dua titik lubang baut yang ada di seberang
lubang baut roda yang ditarik ukurannya, Kalau 6 Baut Macam Isuzu Panther
Jenis Kapsul (TBR 541) dan SUV2 maka yang diukur tentunya jarak terjauh.

Contoh Contoh pemakaian di mobil. Dari ukuran itu, didapat angka paling
standar 100 mm buat mobil-mobil kebanyakan. Maka disebutnya PCD 100. Untuk
mobil-mobil MPV dan light-SUV, PCD-nya 114,3 mm, sedangkan sedan kecil
dan hatchback, seperti Honda Jazz, Toyota Yaris, atau Chevrolet Aveo, ber-PCD
100. Kalau keluarga Mercedes 112, BMW 120, dan SUV yang besar 6 Lobang
Misal Isuzu Panther TBR-541 139,7.

H. SUDUT BELOK ( TURNING ANGLE )


Adalah besarnya sudut belok pada roda depan .sudut belok tersebut dapat
dibedakan menjadi 2 bagian , yaitu :
1. Sudut Inner yaitu sudut belok yang di buat oleh roda depan , dimana pada saat
belok bagian belakang dari pada roda depan tersebut mengarah ke dalam.
2. Sudut Outer Yaitu sudut belok yang dibuat oleh roda depan , dimana pada saat
membelok , bagian belakang dari roda depan tersebut mengarah ke luar.
BAB III
PRAKTEK
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat :
1. Mampu mengetahui proses spooring
2. Mahasiswa mampu melakukan proses spooring

B. Alat dan bahan


Alat :

 Pulpen
 Buku tulis
 Buku panduan
 Alat spooring
 Kunci-kunci
Bahan :

 Satu unit mobil.


C. Keselamatan kerja.
Adapun keselamatan kerja yang harus dipatuhi :
1. Menggunakan baju praktek.
2. Menggunakan sepatu
3. Mengkuti instruksi dari dosen.

D. Langkah praktek
1. Naikkan mobil diatas lift.
2. Pasang pengganjal ban.
3. Sesuaikan posisi ban
4. Pasang penahan rem
5. Pasang sensor di keempat roda dan sesuaikan sensor dengan komputer.
6. Naikkan lift.
7. Lakukan penyesuaian dengan komputer.
8. Lakukan penyetelan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alignment roda depan dapat mempengaruhi sistem kemudi, karena
alignment yang sesuai dengan spesifikasi menstabilkan jalankendaraan/mobilpada
berbagai kecepatan dan memudahkan waktu berbelok, juga memperpanjang umur
pemakaian ban. Faktor-faktor yang tercakup dalam alignment roda depan adalah :
toe-in, turning radius, sudut camber, sudut caster, dan king-pin inclination atau
steering axis inclination. Apabila faktor- faktor diatas ini atau salah satunya tidak
sesuai spesifikasi, maka system kemudi terpengaruh dan keausan ban tidak
merata. Untuk itu perlu pengecekan alignment roda depan.
B. Saran
Untuk pemilik kendaraan, hendaknya rutin melakukan perawatan pada
Front Wheel Alignment karena tumpuan kendaraan beserta pengarah laju
kendaraan terdapat pada roda, sehingga harus tetap dalam kondisi optimal. Untuk
pemilik jasa perawatan Front Wheel Alignment, hendaknya melakukan
perawatan Front Wheel Alignment sesuai dengan prosedur untuk meminimalisir
kesalahan dan efisiensi kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Astra International Isuzu
Boentarto, 2007. Cara Perawatan dan Penyetelan Casis Mobil. Jogjakarta: Andi
Offset
Isuzu Training Center
PPPGT. 2010. Modul Teknik Mekanik Otomotif – Geometri Roda. Malang:
VEDCMalang
Ribowo, Agung. 2012. Front Wheel Alignment, dalam http://agungribowo-
otomotif.blogspot.com/2012/05/front-wheel-alignment-fwa.html.diakses 8
Desember 2014
Sudjadmiko, Iwan E. 2013. Mengenal Wheel Alignment (Spooring), dalam
http://yamatoikwan.blogspot.com/2013/03/mengenal-wheel-alignment-
spooring.html. diakses 8 Desember 2014
Setyono, Wuyung. 2014. Wheel Alignment (Bagian 1), dalam
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/otomo
tif/1160-kapan-mobil-butuh-spooring. diakses 8 Desember 2014
Toyota.-Astra Motor. 1995. Toyota New Step 1 Training Manual. PT. Toyota-
Astra Motor

Anda mungkin juga menyukai