Anda di halaman 1dari 23

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGOLONGAN DAUN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN OUTDOOR LEARNING


KELAS III SD NEGERI 2 GESING SEMESTER I
KEC. KANDANGAN KAB. TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2018/ 2019

Oleh :
NUR AZIZAH AULIA SARI MURTI
826171523
auliahadipermana@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian berjudul Peningkatan Hasil Belajar Penggolongan Daun dengan


Menggunakan Pendekatan Outdoor Learning Siswa Kelas III Semester 1 SD
Negeri 2 Gesing Kec. Kandangan Kab. Temanggung Tahun Pelajaran 2018/ 2019
bertujuan untuk mengetahui pendekatan outdoor learning dapat meningkatkan
hasil belajar materi penggolongan daun pada siswa kelas III dan mengetahui
seberapa besar peningkatan hasil belajar penggolongan daun pada siswa kelas III
Semester 1 SD Negeri 2 Gesing Kec. Kandangan Kab. Temanggung tahun
pelajaran 2018/ 2019.
Penelitian dilaksanakan di kelas III semester 1 SD Negeri 2 Gesing Kec.
Kandangan Kab. Temanggung tahun pelajaran 2018/ 2019 dengan metode
deskripsi komperatif yaitu dengan membandingkan hasil belajar pada kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2 dikonsultasikan dengan KKM dan indikator kinerja
untuk mengetahui keberhasilan peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada
materi penggolongan daun. Terbukti dari nilai rata-rata pada siklus 1 yaitu 62
dengan ketuntasan belajar 6 siswa dengan persentase 33%, sedangkan pada siklus
2 nilai rata-ratanya yaitu 72 dengan ketuntasan belajar 15 siswa dengan persentase
83%. Ini berarti ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2.

Kata kunci: hasil belajar; pendekatan outdoor learning; dan penggolongan daun.

PENDAHULUAN akan belajar lebih baik jika


Pendidikan merupakan lingkungan diciptakan alamiah.
bidang yang harus diutamakan Belajar akan lebih bermakna jika
karena para siswa mempunyai siswa mengalami apa yang
berbagai potensi dalam dirinya. dipelajarinya, bukan mengetahuinya.
Adanya kecenderungan dewasa ini Pembelajaran yang berorientasi pada
kembali pada pemikiran bahwa siswa penguasaan materi terbukti berhasil
1
dalam kompetisi mengingat jangka membenahi berbagai hal, baik dalam
pendek, tetapi gagal dalam segi kualitas maupun kuantitas di
membekali anak memecahkan bidang pendidikan, yang merupakan
persoalan dalam kehidupan jangka permasalahan utama. Oleh karena itu
panjang dan kita harus bisa perlu diadakan evaluasi atau
melakukan berbagai pendekatan perubahan terhadap pembelajaran di
dalam segala hal (Amri dan Ahmadi, sekolah. Sering kita jumpai
2010). Pendidikan sebagai usaha permasalahan yang menyebabkan
terencana untuk mewujudkan tidak tercapainya tujuan pendidikan.
suasana belajar dan proses belajar Permasalahan tersebut adalah
agar siswa secara aktif kesulitan dari beberapa guru untuk
mengembangkan potensi dirinya menyampaikan materi kepada siswa
sehingga mampu untuk menghadapi saat pembelajaran, khususnya yaitu
setiap perubahan yang terjadi akibat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
perkembangan ilmu dan teknologi. Alam. Permasalahan lain yaitu
Pendidikan yang berkualitas sangat pembelajaran kurang efektif,
diperlukan dalam menghadapi kegiatan pembelajaran yang
perkembangan di bidang ilmu dilakukan masih berpusat pada guru.
pengetahuan, teknologi dan seni serta Cara mengajar yang dilakukan masih
menyiapkan sumber daya manusia konvensional menggunakan metode
yang berkualitas, maka pemerintah ceramah, penggunaan metode
berupaya mencerdaskan kehidupan ceramah tidak menutup
bangsa Indonesia melalui kemungkinan pembelajaran itu
pendidikan. Hal tersebut sesuai berhasil akan tetapi metode ceramah
dengan tujuan dalam Undang- yang lebih berpusat pada guru
Undang Nomor 20 Tahun 2003 sehingga siswa kurang aktif dan
tentang Sistem Pendidikan Nasional. kurang terlibat dalam proses
Untuk mencapai tujuan pendidikan pembelajaran. Terlebih lagi guru
tersebut pemerintah berusaha kurang memanfaatkan media di
semaksimal mungkin dalam setiap proses pembelajaran, guru
2
masih bergantung pada buku teks memahami materi yang sulit
dan buku pegangan siswa sehingga dipahami.
pengetahuan atau meteri yang di Berdasarkan hasil tes tertulis
dapat siswa dalam bentuk dan tugas rumah pada pembelajaran
penghafalan konsep. Siswa hanya awal yang dilakukan pada siswa
mendengarkan atau mencatat hal kelas III SD Negeri 2 Gesing
yang disampaikan guru, kemudian Kecamatan Kandangan Kabupaten
siswa mengerjakan soal-soal yang Temanggung menunjukkan bahwa
terdapat dalam buku pegangan siswa hasil belum memuaskan. Dari jumlah
sehingga pembelajaran menjadi 18 siswa di kelas, hanya 3 siswa atau
membosankan dan berdampak pada 17% yang mencapai penguasaan
hasil belajar IPA yang belum materi atau mencapai ketuntasan
mencapai kriteria ketuntasan dalam belajar dan sebanyak 15 siswa
minimal (KKM) yang telah atau 83% belum mampu mencapai
ditetapkan. ketuntasan belajar IPA tentang
Mempertimbangkan kondisi Penggolongan Daun. Hasil yang
dilapangan yang demikian salah satu diperoleh yaitu nilai tertinggi 75,
upaya untuk meningkatkan hasil nilai terendah 30 dengan rata-rata
belajar IPA pada siswa kelas III SDN nilai IPA hanya mencapai 55 dan
2 Gesing dengan mengubah guru belum memenuhi KKM IPA yaitu
yang konvensional menjadi guru 65.
yang inovatif dan kreatif, salah Pengamatan yang dilakukan
satunya dengan menerapkan dalam kelas tersebut, peneliti
pendekatan pembelajaran yang mengidentifikasi kekurangan dalam
inovatif di dalam proses proses pembelajaran IPA. Hasil
pembelajaran yang berlangsung tersebut antara lain: siswa kurang
sehingga pembelajaran menjadi memahami materi, siswa kurang
bervariasi, menarik dan aktif dalam pembelajaran, siswa
memudahkan siswa dalam yang aktif hanya sebagian saja, siswa
malu bertanya, siswa banyak yang
3
mencontoh ketika diberi tugas di Gesing Semester I Kecamatan
kelas, guru masih menjadi sumber Kandangan Kabupaten Temanggung
utama dalam pembelajaran di kelas, Tahun Pelajaran 2018/ 2019.
guru masih menggunakan metode Berdasarkan temuan-temuan
ceramah, dan pendekatan pada proses pembelajaran, latar
pembelajaran guru belum sesuai belakang masalah, permasalahan
dengan karakteristik materi dan teridentifikasi, serta alternatif
karakteristik siswa. pemecahan masalah diatas, rumusan
Setelah mengetahui hasil masalah penelitian yaitu, apakah
proses belajar mengajar yang peneliti penggunaan pendekatan
laksanakan, maka peneliti pembelajaran Outdoor Learning
menyimpulkan bahwa penyebab dapat meningkatkan hasil belajar
utama kegagalan mengajar adalah materi Penggolongan Daun pada
guru belum menggunakan siswa kelas III SD Negeri 2 Gesing
pendekatan dalam proses Semester I tahun pelajaran 2018/
pembelajaran. Dengan menggunakan 2019? dan berapa besar peningkatan
pendekatan pembelajaran yang hasil belajar siswa materi
sesuai dengan karakteristik siswa Penggolongan Daun pada siswa
diharapkan lebih konkret, siswa akan kelas III SD Negeri 2 Gesing
lebih memahami materi Semester I tahun pelajaran 2018/
Penggolongan Daun dengan kondisi 2019?
yang nyata. Tujuan yang diharapkan dari
Dari analisis masalah diatas kegiatan penelitian kelas ini yaitu,
yang telah di dapatkan, maka peneliti mengetahui apakah penggunaan
berpendapat bahwa dengan pendekatan pembelajaran Outdoor
menggunakan pendekatan Learning dapat meningkatkan hasil
pembelajaran Outdoor Learning belajar materi Penggolongan Daun
dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas III SD Negeri 2
siswa tentang Penggolongan Daun Gesing Semester I tahun pelajaran
pada siswa kelas III SD Negeri 2 2018/ 2019 dan mengetahui berapa
4
besar peningkatan hasil belajar siswa meningkatkan hasil belajar siswa.
materi Penggolongan Daun pada Manfaat bagi siswa : dapat
siswa kelas III SD Negeri 2 Gesing memahami konsep IPA dan
Semester I tahun pelajaran 2018/ menyelesaikan masalah
2019. pembelajaran yang ada di kehidupan
Secara teoritis manfaat sehari-hari melalui strategi
penelitian perbaikan pembelajaran pembelajaran yang memanfaatkan
adalah meningkatkan hasil belajar kondisi sekitar, dapat meningkatkan
materi Penggolongan Daun pada tingkat pemahaman siswa dalam
siswa kelas III SD Negeri 2 Gesing materi pembelajaran IPA dengan
Semester I Kecamatan Kandangan realita kehidupan yang siswa alami.
Kabupaten Temanggung Tahun Manfaat bagi sekolah : sebagai
Pelajaran 2018/ 2019. referensi dan acuan untuk
Manfaat penelitian perbaikan meningkatkan mutu pendidikan di
pembelajaran ini bagi guru (peneliti): sekolah yang bervariatif dan dengan
mendapatkan pengalaman dalam meningkatnya mutu pendidikan akan
menerapkan pembelajaran dengan berdampak pada meningkatnya
menggunakan pendekatan Outdoor kepercayaan dari masyarakat
Learning serta untuk terhadap kualitas sekolah.
mengembangkan dan melakukan KAJIAN PUSTAKA
inovasi pembelajaran, guru lebih Hasil Belajar
terampil dalam mendesain sebuah Menurut Jihad dan Haris
model pembelajaran yang inovatif (2012:14) hasil belajar merupakan
dan menyenangkan, untuk pencapaian bentuk perubahan
merefleksikan diri tentang apa yang perilaku yang cenderung menetap
telah dilakukan selama ini, sehingga dari ranah kognitif, afektif, dan
mendapatkan masukan untuk psikomotoris dari proses belajar yang
melakukan pembelajaran dengan dilakukan dalam waktu tertentu.
menggunakan strategi dan inovasi Hasil belajar siswa diartikan oleh
pembelajaran dalam rangka Sudjana (2009:3) yaitu pada
5
hakikatnya adalah perubahan tingkah dan dapat mendukung
laku sebagai hasil belajar dalam terselenggaranya kegiatan proses
pengertian yang lebih luas mencakup pembelajaran, sehingga dapat
bidang kognitif, tercapai tujuan pembelajaran.
afektif, dan psikomotor. Berdasarkan Hasil belajar harus
pengertian hasil belajar di atas, dapat menunjukkan perubahan keadaan
peneliti simpulkan bahwa hasil menjadi lebih baik, sehingga
belajar adalah suatu hasil yang bermanfaat untuk: (a) menambah
diperoleh siswa setelah siswa pengetahuan; (b) lebih memahami
tersebut melakukan kegiatan belajar sesuatu yang belum dipahami
dan pembelajaran serta bukti sebelumnya; (c) lebih
keberhasilan yang telah dicapai oleh mengembangkan keterampilannya;
seseorang dengan melibatkan aspek (d) memiliki pandangan yang baru
kognitif, afektif maupun psikomotor. atas sesuatu hal; dan (e) lebih
Munadi dalam Rusman. T menghargai sesuatu daripada
(2013:124) faktor-faktor yang sebelumnya. Dapat disimpulkan
mempengaruhi hasil belajar antara bahwa istilah hasil belajar
lain meliputi faktor internal dan merupakan perubahan dari siswa
faktor eksternal. Faktor internal sehingga terdapat perubahan dari
meliputi faktor fisiologis dan segi pegetahuan, sikap, dan
faktor psikologis. Sementara faktor keterampilan.
eksternal meliputi faktor Pendekatan Pembelajaran Outdoor
lingkungan dan faktor instrumental. Learning
Dapat disimpulkan bahwa Depdikbud (1990:180)
tinggi rendahnya hasil belajar peserta pendekatan dapat diartikan, sebagai
didik dipengaruhi banyak faktor- proses, perbuatan, atau cara untuk
faktor yang ada, baik yang bersifat mendekati sesuatu. Noeng Muhadjir
internal maupun eksternal. Faktor- (2000: 140) memberikan definisi
faktor tersebut sangat mempengaruhi pendekatan sebagai cara untuk
upaya pencapaian hasil belajar siswa menganalisis, memperlakukan, dan
6
mengevaluasi suatu objek. Misalnya, guru menginstruksikan kepada siswa
dalam pembelajaran peserta didik untuk berjalan dengan rapi dan tertib
dilihat dari sudut interaksi sosialnya, untuk belajar di luar kelas, guru
maka ada pendekatan individual dan berdiri berhadapan dengan siswa
pendekatan kelompok. berjarak kira-kira 1 meter
Outdoor learning dikenal melaksanakan percakapan antara
juga dengan berbagai istilah lain guru dengan siswa dan siswa dengan
seperti outdoor activities, outdoor siswa, guru menjelaskan materi,
study, pembelajaran lapangan atau siswa memperhatikan penjelasan
pembelajaran luar kelas. Outdoor guru di luar kelas, dan guru
learning adalah suatu kegiatan di memberikan kesempatan kepada
luar kelas yang menjadikan siswa untuk bertanya. Tahap
pembelajaran di luar kelas menarik evaluasi, meliputi langkah sebagai
dan menyenangkan, serta lebih berikut: tahap evaluasi merupakan
menyatu dengan alam. Langkah- kesempatan yang diberikan guru
langkah dan peranan yang perlu kepada siswa untuk memperlihatkan
dilakukan guru dalam pelaksanaan kemajuannya, jika siswa tidak
pembelajaran di luar kelas (Outdoor memberikan jawaban maka guru
Study) terdiri dari tahap persiapan, tidak mengatakan salah tetapi
tahap pelaksanaan, dan tahap menyebutkan kata yang benar dan
evaluasi. Tahap persiapan, meliputi mengajak siswa untuk mengulangi
langkah-langkah sebagai berikut: kembali.
merumuskan tujuan pembelajaran, Manfaatnya pembelajaran di
guru menyiapkan tempat dan media luar kelas antara lain, pikiran lebih
yang ada di luar lingkungan, guru jernih, pembelajaran akan terasa
mengajak siswa ke luar kelas, dan menyenangkan, pembelajaran lebih
baik guru maupun siswa harus dalam variatif, belajar lebih rekreatif,
keadaan nyaman, rileks dan tidak belajar lebih riil, anak lebih
merasa terpaksa. Tahap pelaksanaan, mengenal pada dunia nyata dan luas,
meliputi langkah sebagai berikut :
7
wahana belajar akan lebih luas, dan Daun merupakan bagian
kerja otak lebih rileks. tumbuhan yang tumbuh dari batang.
Kelemahan pembelajaran di Daun umumnya berbentuk tipis dan
luar kelas antara lain, siswa akan berwarna hijau. Warna hijau tersebut
kurang konsentrasi, pengelolaan disebabkan oleh klorofil yang ada
siswa akan lebih sulit terkondisi, pada daun. Namun, ada pula daun
waktu akan tersita (kurang tepat yang berwarna kuning, merah, atau
waktu), penguatan konsep kadang ungu.
terkontaminasi oleh siswa lain atau Bagian-bagian daun lengkap
kelompok lain, dan guru lebih terdiri atas tulang daun, helai daun,
intensif dalam membimbing. tangkai daun, dan pelepah daun. Di
Kelebihan pembelajaran di alam, kebanyakan tumbuhan
luar kelas antara lain, suasana belajar memiliki daun yang tidak lengkap.
yang menyenangkan, mengasah Misalnya, ada daun yang hanya
aktivitas fisik dan kreativitas, terdiri dari atas tangkai dan helai
penguasaan keterampilan dasar, daun saja. Ada pula daun yang hanya
sikap, dan apresiasi, penguasaan terdiri atas pelepah dan helai daun
keterampilan sosial, keterampilan saja. Pada daun terdapat istilah
studi dan budaya kerja, keterampilan daun tunggal dan majemuk. Daun
bekerja kelompok, mengembangkan tunggal adalah daun yang memiliki
sikap mandiri, hasil belajar permanen satu helai daun di setiap tangkainya.
di otak tidak mudah dilupakan, tidak Sedangkan daun majemuk yaitu daun
memerlukan banyak peralatan, yang memiliki beberapa helai daun
keterampilan intelektual, di setiap tangkainya, juga terdapat
mendekatkan hubungan emosional istilah tumbuhan monokotil dan
antara guru dan siswa, mengarahkan dikotil. Dikotil adalah tumbuhan
sikap ke arah lingkungan yang lebih dengan biji berkeping dua dan
baik, dan meaningful learning. monokotil adalah tumbuhan dengan
Kajian Materi biji berkeping satu.

8
Tumbuhan memiliki berbagai daunnya. Susunan tulang daun pada
bentuk daun. Bentuk daun tumbuhan memiliki bentuk menyirip,
dipengaruhi oleh susunan tulang melengkung, menjari, dan sejajar.

Guru hanya
KONDISI menggunakan Hasil belajar
metode siswa rendah
AWAL
ceramah

Guru SIKLUS I
menggunakan Hasil belajar siswa
pendekatan meningkat
dibanding kondisi
Outdoor Learning
awal

TINDAKAN
Guru SIKLUS II
menggunakan Hasil belajar siswa
pendekatan meningkat
dibanding siklus I
Outdoor Learning

HASIL Hasil belajar


AKHIR meningkat

Gambar 2.6
Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berpikir di pembelajaran penggolongan daun


atas, peneliti mengemukakan dengan menggunakan pendekatan
hipotesis tindakan sebagai berikut : outdoor learning pada siswa kelas III
“Terjadi peningkatan hasil belajar SD Negeri 2 Gesing Semester I
9
Kecamatan Kandangan Kabupaten Mata Pelajaran IPA tentang
Temanggung Tahun Pelajaran 2018/ Penggolongan Daun dilaksanakan
2019”. pada tanggal 23 Agustus sampai
dengan 4 Oktober 2018.
PELAKSANAAN PENELITIAN Proses pelaksanaan perbaikan
Subjek penelitian adalah pembelajaran mulai dari penyusunan
siswa kelas III SD Negeri 2 Gesing rencana perbaikan pembelajaran
Semester I Kecamatan Kandangan, Siklus 1, pelaksanaan perbaikan
Kabupaten Temanggung, Propinsi pembelajaran Siklus 1, penyusunan
Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2018/ rencana perbaikan pembelajaran
2019. Jumlah siswa 18 siswa, terdiri Siklus 2, pelaksanaan perbaikan
dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa pembelajaran Siklus 2, observasi
perempuan. Siswa kelas III pada aktivitas siswa dan observasi
hasil belajarnya masih rendah dalam aktivitas guru dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan perbaikan pembelajaran dibantu oleh
Alam (IPA) pada KD Isti Prihatiningsih, S.Pd selaku teman
Mengidentifikasi Ciri-ciri dan sejawat dan Ibu Titik Nuraniyah,
Kebutuhan Makhluk Hidup S.Pd, M.Pd selaku supervisor 1 yang
khususnya materi tentang membimbing penyusunan laporan
Penggolongan Daun. Dari 18 siswa perbaikan pembelajaran hingga
hanya 3 siswa yang mendapat nilai di laporan ini dapat selesai tepat waktu.
atas KKM, 15 anak masih Metode penelitian yang
memperoleh nilai di bawah KKM digunakan adalah metode deskriptif
yang ditentukan. komparatif, yaitu dengan
Penelitian tindakan kelas membandingkan hasil belajar pada
dilakukan di SD Negeri 2 Gesing Siklus 1 dan hasil belajar Siklus 2
yang terletak di Dusun Maluwih, pada pembelajaran Penggolongan
Desa Gesing, Kecamatan Daun. Dalam penelitian ini data
Kandangan, Kabupaten diperoleh melalui penilaian kelas.
Temanggung, Propinsi Jawa Tengah. Penilaian kelas yang dimaksud
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran peneliti meliputi Lembar Observasi

10
(LO), Lembar Kerja Siswa (LKS), UH : Ulangan Harian
Tugas Rumah (TR), dan Tes Tertulis
Hasil Nilai Akhir (NA)
(TT) pada siklus 1 dan 2. Lembar
dikonsultasikan dengan KKM pada
Kerja Siswa (LKS), Tes Tertulis
KD tersebut untuk menentukan
(TT), dan Tugas Rumah (TR)
ketuntasan belajar siswa. Hasil
digunakan untuk memperoleh data
belajar penggolongan daun
yang menggambarkan aspek
diharapkan dapat meningkat,
kognitif. Lembar Observasi (LO)
sehingga 80% siswa dapat
digunakan untuk memperoleh data
memperoleh nilai di atas KKM yang
yang menggambarkan aspek afektif
ditentukan yaitu 65.
dan psikomotor siswa.
Penelitian Tindakan kelas ini
Analisis data dilakukan
dibagi menjadi 2 siklus. Dalam
dengan analisis deskriptif. Data hasil
setiap siklus dilakukan 3 kali
belajar siswa dianalisis dengan
pertemuan. Langkah-langkah
analisis deskriptif komparatif yaitu
pembelajaran tindakan kelas dimulai
membandingkan nilai tes antar siklus
dari perencanaan, pelaksanakan,
maupun indikator kinerja. Sedangkan
pengamatan serta refleksi. Adapun
hasil observasi dianalisis dengan
deskripsi setiap siklus, yaitu siklus 1
analisis deskriptif berdasarkan hasil
terdiri atas perencanaan yaitu
observasi dan refleksi. Adapun
mengidentifikasi dan merumuskan
rumus yang digunakan adalah :
cara efektif mengenai materi dan soal
Nilai Akhir Pertemuan =
latihan dalam proses perbaikan
LO + LKS + TT + TR x 100
pembelajaran dengan menggunakan
4
metode ceramah, menyiapkan RPP/
Nilai Akhir Siklus =
merancang pembelajaran dengan
LO + LKS + TT + TR + UH x 100
menggunakan pendekatan outdoor
5
learning, menyusun lembar
Keterangan :
observasi aktivitas siswa dan guru
NA : Nilai Akhir
TT : Tes Tertulis dalam pelaksanaan perbaikan
LO : Lembar Observasi
pembelajaran, dan merancang tes
TR : Tugas Rumah
LKS: Lembar Kerja Siswa formatif atau alat evaluasi tentang

11
bagian-bagian daun. Saat dan usil mengganggu temannya
pelaksanaan mengajak siswa ke luar mengganggu konsentrasi siswa yang
kelas, menyampaikan tujuan lain. Hal itu mengakibatkan
pembelajaran kepada siswa, siswa di banyaknya siswa yang kurang paham
bentuk kelompok untuk melakukan dalam materi ini, sehingga ketika
diskusi sesuai dengan pendekatan disuruh mengerjakan soal di depan
Outdoor Learning, memberikan merasa kurang percaya diri atau takut
lembar kerja siswa, membimbing salah. Maka perlu dilanjutkan ke
siswa dalam diskusi kelompok. Pada siklus 2 agar peserta didik bisa ikut
tahap akhir kegiatan yang dilakukan aktif dan lebih memahami materi
adalah guru bersama peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil
menarik kesimpulan dan belajarnya.
memberikan tugas rumah dan Perbaikan pada siklus 2
ulangan harian dari kegiatan terdiri atas perencanaan, yaitu
pembelajaran siklus I. Pada saat mengidentifikasi dan merumuskan
pengamatan/ observasi adalah cara efektif mengenai materi dan soal
motivasi dan minat siswa dalam latihan dalam proses perbaikan
pembelajaran, perhatian siswa pada pembelajaran dengan menggunakan
penyampaian materi, keaktifan siswa metode ceramah, menyiapkan RPP/
dalam pembelajaran, partisipasi merancang pembelajaran dengan
siswa dalam pembelajaran, inisiatif menggunakan pendekatan outdoor
siswa dalam bertanya atau learning, menyusun lembar
mengemukakan ide. Dalam kegiatan observasi aktivitas siswa dan guru
refleksi hasil pengamatan proses dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dan hasil tes pada pembelajaran, dan merancang tes
siklus 1 bahwa penerapan formatif atau alat evaluasi tentang
penggunaan pendekatan Outdoor bentuk daun. Pada waktu
Learning pada materi penggolongan pelaksanaan mengajak siswa ke luar
daun ini belum maksimal. Tingkat kelas, menyampaikan tujuan
keaktifan siswa masih rendah, pembelajaran kepada siswa, siswa di
banyaknya siswa yang sibuk sendiri, bentuk kelompok untuk melakukan

12
diskusi sesuai dengan pendekatan bersama; mampu mengeluarkan isi
Outdoor Learning, memberikan pikiran atau pendapat/ide, dan
lembar kerja siswa, membimbing mampu memahami dan menghargai
siswa dalam diskusi kelompok. Pada pendapat orang lain. Aktivitas guru
tahap akhir kegiatan yang dilakukan dan siswa pada siklus 2 telah
adalah guru bersama peserta didik mengalami peningkatan. Perbaikan
menarik kesimpulan dan pembelajaran pada siklus 2 sudah
memberikan tugas rumah dan dapat meningkatkan pemahaman
ulangan harian dari kegiatan pada pembelajaran IPA materi
pembelajaran siklus II. Dalam penggolongan daun pada semua
pengamatan/ observasi adalah siswa, maka peneliti dan teman
motivasi dan minat siswa dalam sejawat memutuskan perbaikan
pembelajaran, perhatian siswa pada pembelajaran melalui penelitian
penyampaian materi, keaktifan siswa tindakan kelas dirasa cukup,
dalam pembelajaran, partisipasi sehingga tidak dilanjutkan pada
siswa dalam pembelajaran, inisiatif siklus 3.
siswa dalam bertanya atau HASIL PENELITIAN DAN
mengemukakan ide. Dalam refleksi PEMBAHASAN
pada siklus 2 data yang diperoleh Pada kondisi awal guru gagal
peneliti dan teman sejawat dalam dalam mengajar karena masih
pembelajaran IPA tentang menggunakan metode ceramah. Hal
penggolongan daun, siswa telah ini dikarenakan guru belum
menunjukkan hasil yang maksimal. menggunakan pendekatan yang
Kerja sama dalam kelompok juga sesuai dengan pembelajaran.
lebih terkendali karena peserta Pembelajaran yang dilakukan dengan
kelompok sudah diacak (pemisahan menggunakan pendekatan Outdoor
siswa-siswa yang dianggap usil dan Learning diharapkan agar siswa
sering mengganggu teman lainnya). lebih mudah memahami pelajaran.
Kondisi tersebut membuat siswa Kegagalan ini dapat dilihat dari hasil
lebih mampu melaksanakan diskusi; belajar siswa yang sebagian besar
mampu menerapkan belajar secara belum mencapai KKM yang telah

13
ditentukan. KKM pada KD ciri-ciri 9 siswa perempuan dan 9 siswa laki-
dan kebutuhan makhluk hidup tahun laki. Hasil belajar yang diperoleh
pelajaran 2018/ 2019 adalah 65. pada kondisi awal dapat dilihat pada
Siswa kelas III SD Negeri 2 Gesing tabel berikut :
berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari

Tabel 4.4
Hasil Belajar Kondisi Awal
Jumlah
No Rentang Nilai Persentase KKM Ket
Siswa
1 81 – 100 0 0% 65 Tuntas
2 61 – 80 3 17% 65 Tuntas
3 41 – 60 13 72% 65 Belum Tuntas
4 21 – 40 2 11% 65 Belum Tuntas
5 0 – 20 0 0% 65 Belum Tuntas

Berdasarkan tabel hasil pembelajaran yang peneliti lakukan


belajar kondisi awal di atas, siswa belum berhasil, sehingga perlu
yang mampu mencapai ketuntasan diadakan perbaikan pada materi
ada 3 siswa atau 17% , sedangkan 15 tersebut. Persentase ketuntasan hasil
siswa lainnya atau 83% belum belajar pada kondisi awal materi
mampu mencapai KKM yang Penggolongan Daun tersaji pada
ditetapkan yaitu 65. Hal ini grafik berikut :
menunjukkan bahwa proses

14
PERSENTASE KETUNTASAN SISWA

17%
tuntas 17 %
belum tuntas 83 %

83%

Gambar 4.1
Grafik Persentase Hasil Belajar Kondisi Awal

Dari grafik di atas evaluasi. Dengan langkah– langkah


menunjukkan bahwa siswa yang sebagai berikut : (1) Guru mengajak
belum mencapai ketuntasan KKM siswa ke luar kelas; (2) Siswa dibagi
sebanyak 83% atau sebanyak 15 menjadi 6 kelompok, setiap
siswa, sedangkan sebanyak 17% atau kelompok terdiri dari 3 orang siswa;
sebanyak 3 siswa mampu mencapai (3) Guru menyampaikan tujuan
ketuntasan KKM sehingga pembelajaran; (4) Guru menjelaskan
diperlukan perbaikan dalam materi tentang bagian-bagian daun pada
pembelajaran ini. pertemuan pertama dan pembagian
Pada siklus 1 yang terdiri dari daun berdasarkan jumlah helaian
3 kali pertemuan yang dilaksanakan daun pada pertemuan ke dua; (5)
pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 Guru membagikan lembar diskusi
(pertemuan 1), Selasa, 4 September kelompok; (6) Perwakilan kelompok
2018 (pertemuan 2), dan hari Kamis, menyampaikan hasil diskusi; (7)
13 September 2018 (pertemuan 3), Guru bersama siswa menyimpulkan
peneliti telah menggunakan materi yang dipelajari hari ini; (8)
pendekatan Outdoor Learning yang Guru memberikan tes tertulis; (9)
disertai dengan metode ceramah, Guru memberikan tugas rumah; dan
penugasan, diskusi kelompok, dan (10) Penutup.

15
Setelah dilakukan perbaikan 33% lainnya masih belum bisa.
pembelajaran dengan menggunakan Meskipun ada 6 siswa yang belum
pendekatan pada siklus 1, diperoleh mampu memahami pembagian daun
data nilai yang menunjukkan bahwa berdasarkan jumlah helaian daun,
hasil belajar siswa meningkat. tetapi rata-rata hasil belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa di pada pertemuan ke dua ini meningkat
dapat dari hasil Lembar Kerja Siswa dibandingkan dengan pertemuan
(LKS), Lembar Observasi (LO), Tes pertama. Pertemuan tiga dari hasil
Tertulis (TT), Tugas Rumah (TR), ulangan harian materi bagian-bagian
dan yang terakhir adalah nilai daun di atas menunjukkan bahwa 5
Ulangan Harian (UH). siswa atau 28% mampu mencapai
Hasil belajar pada pertemuan nilai KKM, sedangkan 13 siswa atau
pertama menunjukkan bahwa 9 72% siswa lainnya belum mampu
(50%) siswa telah memahami materi mencapai KKM. Data – data hasil
bagian-bagian daun, sedangkan 9 belajar di atas dari pertemuan satu,
(50%) siswa lainnya belum dapat dua, dan tiga, selanjutnya direkap
memahami bagian-bagian daun. Pada menjadi satu sehingga memperoleh
pertemuan ke dua materi yang nilai akhir siklus 1. Berikut ini
diberikan adalah pembagian daun adalah nilai akhir atau hasil belajar
berdasarkan jumlah helaian daun. siswa pada siklus 1.
Menunjukkan bahwa 12 siswa atau Persentase ketuntasan hasil
67% siswa kelas III memahami belajar siswa pada siklus pertama
pembagian daun berdasarkan jumlah dapat dilihat pada gambar di bawah
helaian daun, sedangkan 6 siswa atau ini :
.

16
PERSENTASE HASIL BELAJAR
SIKLUS 1

tuntas 33 %
belum tuntas 67 %

Gambar 4.2
Grafik Persentase Hasil Belajar Siklus 1

Pada gambar di atas peneliti telah menggunakan


menunjukkan bahwa siswa yang pendekatan Outdoor Learning yang
mampu mencapai nilai KKM ada 6 disertai dengan metode ceramah,
siswa atau sekitar 33%, sedangkan penugasan, diskusi kelompok, dan
12 siswa atau sekitar 67% belum evaluasi. Dengan langkah– langkah
mencapai KKM. Hal ini sebagai berikut : (1) Guru mengajak
menunjukkan bahwa proses belajar siswa ke luar kelas; (2) Siswa dibagi
yang dilakukan oleh peneliti menjadi 6 kelompok, setiap
mengalami peningkatan sekitar 11% kelompok terdiri dari 3orang siswa;
dari kondisi awal, namun masih (3) Guru menyampaikan tujuan
belum mencapai indikator kinerja pembelajaran; (4) Guru menjelaskan
sehingga memerlukan siklus 2. tentang bentuk daun menjari dan
Pada siklus 2 yang terdiri dari melengkung pada pertemuan pertama
3 kali pertemuan yang dilaksanakan dan bentuk daun menyirip dan sejajar
pada hari Selasa, 25 September 2018 pada pertemuan ke dua; (5) Guru
(pertemuan 1), Selasa, 2 Oktober membagikan lembar diskusi
2018 (pertemuan 2), dan hari Kamis, kelompok; (6) Perwakilan kelompok
4 Oktober 2018 (pertemuan 3), menyampaikan hasil diskusi; (7)

17
Guru bersama siswa menyimpulkan melihat siswa yang lain telah selesai
materi yang dipelajari hari ini; (8) mengerjakan soal. Pada pertemuan 3,
Guru memberikan tes tertulis; (9) kegiatan pembelajaran yang
Guru memberikan tugas rumah; dan dilaksanakan adalah ulangan harian.
(10) Penutup. terdapat 14 siswa yang mampu
Setelah dilakukan perbaikan mencapai KKM, sedangkan 4 siswa
pembelajaran pada siklus 2, hasil yang lainnya belum mencapai KKM.
belajar siswa kelas III SD Negeri 2 Kegagalan ini disebabkan karena
Gesing mengalami peningkatan dari kurang teliti dan pada saat
siklus pertama. Dari data hasil mengerjakan terburu-buru karena
belajar pertemuan 1 siklus 2, melihat siswa yang lain sudah selesai
menunjukkan bahwa 14 siswa atau mengerjakan soal.
sekitar 78% telah berhasil Dari data hasil belajar
memahami bentuk daun melengkung pertemuan 1 – 3 dapat direkap
dan menjari, sedangkan 4 siswa atau menjadi satu yaitu menjadi nilai
sekitar 22% masih kesulitan dalam akhir pada siklus 2. Menunjukkan
memahami materi bentuk daun hasil belajar siswa yang mencapai
melengkung dan menjari. Hasil nilai ketuntasan KKM ada 15 siswa
belajar siswa pertemuan 2 siklus 2, atau 83%, sedangkan 3 siswa atau
dapat dilihat pada tabel di atas. Pada 17% siswa lainnya belum mampu
tabel di atas menjelaskan bahwa mencapai KKM yang ditetapkan SD
siswa yang mampu memahami Negeri 2 Gesing semester 1 yaitu 65.
bentuk daun menyirip dan sejajar Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapat 16 siswa atau 89%, proses pembelajaran pada siklus 2
sedangkan siswa yang belum mengalami kenaikan dibandingkan
memahami bentuk daun menyirip dengan siklus 1, peningkatan tersebut
dan sejajar ada 2 siswa atau sekitar mencapai 50% dari siklus 1 dan telah
11% siswa. Kegagalan dari 2 siswa mencapai indikator kinerja, sehingga
ini adalah kurang telitinya dalam tidak perlu dilanjutkan ke siklus 3.
mengamati bentuk daun dan tergesa- Adapun 3 siswa yang belum
gesa dalam mengerjakan soal setelah mencapai nilai tuntas KKM

18
diberikan remedial dan tugas secara Persentase ketuntasan hasil
pribadi sampai siswa tersebut belajar siswa pada siklus 2 dapat
mencapai KKM yang telah dilihat pada gambar di bawah ini :
ditetapkan.

PERSENTASE HASIL BELAJAR SISWA


SIKLUS 2

tuntas 83 %

belum tuntas 17 %

Gambar 4.4
Grafik Persentase Hasil Belajar Siklus 2

Dari tabel diatas dapat Ketuntasan Hasil Belajar


didistribusikan dalam tabel Penggolongan Daun sebagai berikut :

Tabel 4.14
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Penggolongan Daun

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2


No Ketuntasan Jumlah Jumlah Jumlah
% % %
Siswa Siswa Siswa
1 Tuntas 3 17% 6 33% 15 83%
2 Belum Tuntas 15 83% 12 67% 3 17%

Dari daftar di atas (tabel 4.14) persentase kenaikan tingkat


dapat disajikan perbandingan ketuntasan, yaitu sebagai berikut:

19
90

80

70

60

50
tuntas
40
belum tuntas
30

20

10

0
kondisi awal siklus 1 siklus 2

Gambar 4.6
Grafik Persentase Kenaikan Tingkat Ketuntasan
Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2

Setelah menganalisa hasil menunjukkan adanya peningaktan


belajar pada pertemuan 1, 2, dan 3 dibandingkan dengan hasil belajar
pada siklus 1, pemahaman siswa pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, siswa
terhadap materi Penggolongan Daun yang mencapai nilai tuntas ada 15
menggunakan pendekatan Outdoor siswa atau sekitar 83%, sedangkan
Learning terjadi peningkatan, hal yang belum mencapai nilai tuntas
tersebut dapat dilihat pada tabel hasil ada 3 siswa atau 17%. Rata-rata
belajar siklus 1 yang menunjukkan kelas meningkat dari 62 pada siklus
bahwa ada 6 siswa atau 33% telah 1 menjadi 75 pada siklus 2.
tuntas dan 12 siswa atau 67% belum Meskipun masih ada 3 siswa yang
tuntas. Nilai rata - rata kelas belum tuntas, peniliti tidak
meningkat dibandingkan pada melanjutkan ke siklus 3 karena pada
kondisi awal yaitu 62. Dengan nilai siklus 2 indikator kerja telah
tertinggi dalam siklus 1 yaitu 85 dan tercapai. Siswa yang belum tuntas,
nilai terendah 48. diberikan remidi dan tugas pribadi
Hasil belajar pada pertemuan sampai dapat mencapai KKM yang
1, 2, dan 3 pada siklus 2, ditetapkan.

20
Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas III di SD Negeri 2
siswa pada hasil penelitian dari Gesing lebih meningkat.
siklus I dan II menggunakan KESIMPULAN DAN SARAN
pendekatan pembelajaran Outdoor Setelah dilaksanakan
Learning dapat meningkatkan hasil perbaikan pembelajaran melalui
belajar IPA materi Penggolongan tindakan kelas pada mata pelajaran
Daun pada peserta didik kelas III di IPA materi penggolongan daun
SD Negeri 2 Gesing. Dengan menggunakan pendekatan outdoor
kelebihan pendekatan Outdoor learning pada siswa kelas III
Learning, dalam pembelajaran Semester 1 SD Negeri 2 Gesing
kooperatif guru dapat mendorong Kecamatan Kandangan Kabupaten
motivasi belajar, suasana belajar Temanggung Tahun Pelajaran 2018/
yang menyenangkan, mengasah 2019, ditarik kesimpulan, yaitu
aktivitas fisik dan kreativitas, penggunaan pendekatan outdoor
penggunaan media pembelajaran learning dapat meningkatkan hasil
yang konkret, penguasaan belajar siswa pada materi
keterampilan dasar, sikap, dan penggolongan daun pada siswa kelas
apresiasi, penguasaan keterampilan III Semester 1 SD Negeri 2 Gesing
sosial, keterampilan studi dan budaya Kecamatan Kandangan Kabupaten
kerja, keterampilan bekerja Temanggung Tahun Pelajaran 2018/
kelompok, mengembangkan sikap 2019. Terbukti pada kondisi awal
mandiri, hasil belajar permanen di siswa yang mencapai nilai KKM
otak tidak mudah dilupakan, tidak sebanyak 3 siswa (17%) dengan
memerlukan banyak peralatan, rata– rata kelas 55, pada siklus 1
keterampilan intelektual, siswa yang mencapai nilai KKM
mendekatkan hubungan emosional sebanyak 6 siswa (33%) dengan rata-
antara guru dan siswa, mengarahkan rata kelas 62, dan pada siklus 2 siswa
sikap ke arah lingkungan yang lebih yang mencapai nilai KKM sebanyak
baik, dan meaningful learning. 15 siswa (83%) dengan rata-rata
Sehingga hasil belajar mata pelajaran kelas 75. Peningkatan hasil belajar
IPA materi Penggolongan Daun pada penggolongan daun menggunakan

21
pendekatan outdoor learning pada menyampaikan ide atau pendapat
siswa kelas III Semester 1 SD Negeri pada proses pembelajaran sehingga
2 Gesing Kecamatan Kandangan proses pembelajaran dapat berjalan
Kabupaten Temanggung Tahun dengan lancar, siswa dapat
Pelajaran 2018/ 2019 mengalami menerapkan hasil belajarnya ke
peningkatan sebesar 16% dari dalam kehidupan sehari-hari.
kondisi awal ke siklus 1, dan siklus 1
ke siklus 2 naik 50%.
Berdasarkan kesimpulan di
atas, bahwa penggunaan pendekatan DAFTAR PUSTAKA
outdoor learning pada materi Amri, S. Dan Ahmadi K.I. (2010).
Proses Pembelajaran Kreatif
penggolongan daun dapat
dan Inovatif Dalam Kelas.
meningkatkan hasil belajar siswa, Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar
maka peneliti menyampaikan saran,
Bahasa Indonesia. Jakarta:
(1) bagi sekolah, dengan penggunaan Balai Pustaka.
Depdiknas. 2003. Undang-undang
pendekatan outdoor learning yang
Sistem Pendidikan Nasional.
sesuai dengan materi pembelajaran Jakarta: Depdiknas.
Jihad Asep & Abdul
dapat membantu dalam
haris.2012.Evaluasi
meningkatkan pembelajaran di Pembelajaran. Yogyakarta :
Multi Presindo.
sekolah; (2) bagi guru, penggunaan
Muhadjir, Noeng. 2000. Metode
pendekatan pembelajaran pada Penelitian Kualitatif. Jogja:
Rake Sarasin.
proses belajar mengajar dapat
Rusman. 2013. Model-Model
mengurangi kebosanan siswa dan Pembelajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
dapat meningkatkan pemahaman
Sudjana, Nana . 2009. Penilaian
materi, untuk meningkatkan hasil Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung : PT.
belajar siswa diharapkan
Remaja Rosdakarya.
menggunakan pendekatan http://definisi-
pengertian.com/2015/04/pelaks
pembelajaran yang sesuai dengan
anaan-kegiatan-
materi pelajaran baik yang sudah ada outdoorpendidikan.html
(diakses pada tanggal 25
maupun buatan sendiri; dan (3) bagi
September 2018, pukul 16.54
siswa, ikut berperan aktif dalam WIB)

22
www.slideshare.net/ismdn/teori-
hasil-belajar-menurut-para-ahli
(diakses pada tanggal 22
September 2018, pukul 18.55
WIB)

23

Anda mungkin juga menyukai