Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS TINGKAT RISIKO PROYEK PELAKSANAAN

PEMELIHARAAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN


KINERJA MUTU PROYEK JALAN
DI KABUPATEN MALANG

*1 3
Robertus Tri Bowo Nyata Utama , Edhi Wahjuni Setyowati2 , Harimurti

1Mahasiswa / Magister / Teknik Sipil / Universitas Brawijaya


2 Dosen / Teknik Sipil / Universitas Brawijaya
3 Dosen / Teknik Sipil / Universitas Brawijaya
Korespondensi: robertusutama@gmail.com

ABSTRACT
In every road maintenance project implementation there are always unpredictable risks affecting the quality
of the project performance. This study aims to obtain the most dominant risks affecting the quality
performance of road maintenance projects in Malang Regency using Analysis Hierarchy Process (AHP)
method and Multiple Linear Regression. The AHP method was chosen to observe the highest level of the risk,
while the Multiple Linear Regression method was selected to find risk events which have significant effect
upon the quality degradation of the project. The results showed that the risk of material specification
insufficiency reaches the highest risk level with risk factor value of 0.584, while the risking events caused by
materials and human resources insufficiency is the most significant influences affecting the quality
degradation of the project performance.

Keywords: Road Maintenance project, Project Risk, Performance Quality

1. PENDAHULUAN jalan terdiri dari faktor mutu konstruksi


Pembangunan infrastruktur jalan adalah perkerasan sebesar 44,2%, faktor air drainase
hal yang sangat penting sebagai pendukung permukaan jalan sebesar 40,2% dan faktor
utama dalam aktifitas ekonomi, baik yang repetisi beban kendaraan sebesar 15,6%.
terletak pada daerah Perkotaan, maupun pada Oleh karena itu dalam rangka menjaga
daerah Kabupaten. Dalam beberapa tahun mutu dari infrastruktur jalan tersebut tidak
terakhir pemerintah Kabupaten Malang giat terlepas dari banyaknya kendala yang akan
melakukan pembangunan infastruktur jalan muncul dan seringkali tidak dapat diprediksi.
baik jalan baru, program pemeliharaan jalan Kejadian-kejadian ketidakpastian seperti itu
maupun program peningkatan jalan. dapat kita identifikasi menjadi risiko yang akan
Mengingat pentingnya jalan sebagai muncul.
pendukung aktifitas ekonomi dalam kehidupan Dalam penelitian ini akan membahas
masyarakat, maka mutu dari jalan harus bagaimana identifikasi peristiwa risiko
senantiasa diperhatikan dan dijaga. Namun dominan yang berpengaruh terhadap kinerja
dalam praktiknya masih ditemukan hasil mutu proyek menggunakan metode Analytical
pekerjaan jalan yang tidak sesuai dengan yang Hierarchy Process (AHP) yang selanjutnya
disyaratkan, hal ini mengakibatkan jalan mudah faktor risiko dominan tersebut akan dicari
rusak dan mengurangi umur rencana jalan. seberapa besar pengaruh signifikannya
Hal tersebut didukung oleh hasil terhadap peningkatan/penurunan kineja mutu
penelitian Mulyono (2008)[5] yang menyatakan proyek pemeliharaan jalan menggunakan
bahwa faktor dominan penyebab kerusakan model Regresi Linear Berganda.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 211
2. TINJAUAN PUSTAKA lalu lintas yang dapat mengakibatkan kerusakan
2.1 Proyek Perkerasan Jalan minor pada perkerasan. Selain itu, temperatur,
Dalam pekerjaan pembangunan istilah kelembapan, dan gerakan tanah dasar dapat
proyek sering kita dengar. Utamanya bila kita pula menyebabkan kerusakan perkerasan.
sering berkecimpung dalam dunia Dalam pekerjaan perbaikan suatu perkerasan,
kontraktor/pelaksana pembangunan. Secara maka dikenal isntilah-istilah pemeliharaan dan
umum proyek merupakan sebuah kegiatan rehabilitasi.
pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar
permintaan dari seorang pemilik pekerjaan 2.5 Konsep Kualitas
yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan Definisi kualitas (mutu) menurut
dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan sesuai sukirman (2003) [7] yaitu kesesuaian dengan
dengan keinginan pemilik/owner dan persyaratan dan cocok untuk digunakan.
spesifikasi yang ada. Dalam dunia Sedangkan dalam kerangka ISO 9000
pembangunan ada beberapa macam proyek didefinisikan sebagai ciri dan karakter
yang dilaksanakan oleh kontraktor, diantaranya menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang
adalah proyek gedung (perumahan, mempengaruhi kemampuan produk tersebut
perkantoran, pabrik, bangunan umum), irigasi untuk memuaskan kebutuhan tertentu.
(saluran, dam), prasarana transportasi (jalan,
jembatan) serta bangunan fisik lainnya. 2.6 Analisis Statistik
Pengelolaan data dianlisis secara statistik
2.2 Tahapan Pelaksanaan Proyek dengan menggunakan bantuan program
Jalan Perkerasan Lentur Statistical Program for Social Science (IBM
Menurut Asiyanto (2008) : Tahapan SPPS 21) yang merupakan program pengolah
pelaksanaan pekerjaaan dengan perkerasan data statistik. Analisis statistik data tersebut
aspal perkerasan lentur (flexible pavement) ini meliputi:
meliputi: pekerjaan persiapan, pekerjaan 1. Uji Mann Whitney U Test
pengukuran, pekerjaan subgrade, pekerjaan 2. Uji Kruskall Wallis H
subbase, pekerjaan trial hot mix dan percobaan 3. Uji Validitas dan Reabilitas Data
pemadatan hot mix, pekerjaan base course 4. Analisi Regresi Linear Berganda
(asphalt treated base), pekerjaan sambungan
hot mix, pekerjaan surface course, pekerjaan 2.7 Analisis Hierarki Proses (AHP)
tes sampel dan pekerjaan bahu jalan (shoulder). AHP merupakan suatu metode
[1] pendukung keputusan yang dikembangkan oleh
. seorang professor matematika University of
2.3 Pekerjaan Perkerasan Lentur Pittsburgh kelahiran Irak, Thomas L. Saaty
Lapis Permukaan (2008) [6]. AHP merupakan metode untuk
Pekerjaan lapis permukaan (surface membuat urutan alternatif keputusan dan
course) menggunakan campuran aspal panas pemilihan alternatif terbaik pada saat
(hot mix) sebelumnya waktu penghamparannya pengambil keputusan dengan beberapa tujuan
tidak boleh dilakukan waktu hujan, karena akan atau kriteria untuk mengambil keputusan.
mengurangi mutu dari aspal beton yang Langkah pertama dalam melakukan
dihasilkan serta harus disediakan alat analisis ini adalah membuat matriks
komunikasi (HT, radio, handphone, dll) untuk berpasangan untuk frekuensi risiko dan dampak
berkomunikasi antara AMP dan tempat risiko yang diperoleh berdasarkan penilaian
phenghamparan hot mix. [1] setiap kriterianya ditentukan sesuai dengan
Tabel 1 yaitu tabel skala penilaian AHP. Untuk
2.4 Pemeliharaan Perkerasaan Lentur melakukan pembobotan dan penilaian risiko
menggunakan metode Analisis Hirarki Proses
Jalan
(AHP), dimulai dengan membuat matriks
Pemeliharaan perkerasan merupakan
berpasangan untuk dampak dan frekuensi
pekerjaan yang penting dalam perkerasan lentur
risiko, menentukan pembobotan matriks,
jalan. Hardiyatmo (2007:153) [4] menyatakan
melakukan perhitungan konsistensi matriks,
bahwa perkerasan secara terus menerus akan
menentukan nilai faktor risiko, dan yang
mengalami tegangan-tegangan akibat beban

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 212
berikutnya adalah menentukan Rangking dan 2.8 Variabel Penelitian
Level Risiko. Dimana Variabel X1 hingga variabel
X23 pada gambar.2 penelitian ini didapat dari
Tabel 1. Skala penilaian AHP penelitian terdahulu oleh Fandopa (2012) [3],
Tingkat Definisi Penjelasan dan Zulianto (2015)[8] serta beberapa dari
Kepentingan dokumentasi proyek. Variabel bebas dari
1 Sama pentingnya Kedua elemen penelitian ini ditinjau beberapa aspek meliputi:
dibanding yang menyumbang
lain sama besar pada  Aspek Material
sifat tersebut. X1 Material yang dipakai tidak sesuai
3 Moderat Pengalaman spesifikasi.
pentingnya menyatakan X2 Jumlah material yang dibutuhkan
dibanding yang sedikit berpihak
lain pada satu elemen
kurang
5 Kuat pentingnya Pengalaman X3 Kedatangan material terlambat
dibanding yang menunjukan X4 Temperatur Kedatanagan Material
lain secara kuat Aspal Hot Mix kurang dari yang
memihak pada Disyaratkan
satu elemen.
7 Sangat kuat Pengalaman  Aspek Sumber Daya Manusia
pentingnya menunjukan X5 Kemampuan Tenaga Pelaksana
dibanding yang secara kuat Kurang
lain disukai dan X6 Tingkat keahlian tenaga kerja
dominan dalam
praktek
tidak cukup
9 Ekstrim Pengalaman X7 Kualitas tim engineering proyek
pentingnya menunjukan satu kurang baik
dibanding yang elemen sangat X8 Kompetensi personil tidak sesuai
lain jelas lebih dengan tugasnya
penting
Sumber: Thomas L. Saaty (2008)
X9 Salah dalam mengambil keputusan
 Metode Pelaksanaan dan Peralatan
Berdasarkan hasil kajian peristiwa- X10 Metode pelaksanaan tidak tepat
peristiwa risiko pemeliharan jalan yang X11 Jenis peralatan yang digunakan
dilakukan penilaian menggunakan skala tidak tepat
penilaian AHP meliputi: X12 Buruknya penataan site layout
 Lingkungan
X13 Cuaca kurang baik
X14 Kondisi lapangan sulit
X15 Kerusakan oleh pihak ketiga
 Manajerial
X16 Distribusi data/ informasi kurang
baik
X17 Komunikasi antar pihak kurang
baik
X18 Kurangnya teamwork
X19 Kurangnya komitmen dalam hal
quality assurance dan quality
control
 Desain dan Dokumentasi
X20 Kesalahan desain
X21 Spesifikasi sulit dimengerti
X22 Adanya perubahan desain dan
lingkup pekerjaan
Gambar 1. Skema Hirarki Risiko Proyek X23 Pengedalian dokumen di lapangan
Pemeliharaan Jalan tidak baik

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 213
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada proyek 3.3 Pengelompokan Responden
jalan yang ada di Kabupaten Malang pada Pengelompokan responden dalam
pekerjaan aspal hotmix dengan lingkup penilitian ini adalah berjumlah 50 responden
permasalahan mengenai analisis tingkat risiko yang dibagi dalam karakteristik responden pada
proyek yang berpengaruh terhadap kinerja Tabel 2.
mutu proyek kemudian ditentukan cara
penanganan yang tepat terhadap peristiwa- Tabel 2. Karakteristik responden
peristiwa risiko tersebut.
Karakteristik Responden Jumlah
3.1 Diagram Alir Penelitian Pendidikan Responden:
36
o Sarjana (S2 dan S1)
o Non Sarjana (D3/D4 dan
14
SLTA)
Pengalaman Bekerja Responden:
o < 15 th 39
o 15 - 30 th 11
Jabatan Responden:
o Konsultan Pengawas 15
o Dinas PU Bina Marga 10
o Kontraktor 25

3.4 Analisis Data Responden


Analisis data responden dilakukan untuk
menilai instrumen penelitian dengan program
IBM SPSS 21. Analisis yang digunakan adalah
analisis statistic nonparametric Mann Whitney
U Test dan Kruskall Wallis H untuk menguji
perbedaan persepsi responden ditinjau dari latar
belakang pendidikan dan pengalaman bekerja
responden. Selanjutnya dilakukan uj validitas
dan uji reabilitas instrumen penelitian. Analisis
statitistik deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran sekilas mengenai faktor
risiko dominan pada proyek dilihat dari nilai
mean tertinggi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis Data Responden dan Data
Kuesioner
Gambar 2. Diagram alir penelitian Pada tahapan ini dilakukan uji perbedaan
3.2 Pengumpulan Data persepsi jawaban antara latar belakang
Data yang digunakan adalah data primer pendidikan responden dan pengalaman bekerja
dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden. Berdasarkan jumlah responden pada
pembagian kuisioner frekuesi dan dampak Tabel 2 dan jawaban kuesioner yang berjumlah
risiko kepada 50 orang responden yang terdiri 23 varibel dilakukan Uji Mann-Whitney
dari konsultan pengawas, dinas PU Binamarga, deengan hipotesis sebagai berikut:
dan kontraktor yang terlibat dalam proyek Ho= Tidak ada perbedaan persepsi responden
pelaksanaan pembangunan jalan. Sementara yang memiliki pendidikan Sarjana dan
data sekunder diperoleh dari survei lapangan Non Sarjana.
dan data literatur yang berhubungan dengan Hi= Terdapat perbedaan persepsi responden
penelitian. yang memiliki pendidikan terakhir
Sarjana dan Non Sarjana.
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 214
Pedoman untuk pengambilan keputusan adalah pedoman sebagai berikut: Nilai CronbachAlpha
sebagai berikut: ≤ 0,6 menunjukkan bahwa kuisioner penelitian
- Jika probabilitas (Asymp.sig.2tailed) > tidak reliabel. Nilai CronbachAlpha ≥ 0,6
0,05 , maka Ho diterima. menunjukkan bahwa kuisioner penelitian
- Jika probabilitas (Asymp.sig.2tailed) < reliabel. Berdasarkan hasil uji reliabilitas data
0,05 , maka Ho ditolak. penelitian mengunakan metode Cronbach
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney, Alpha diperoleh nilai 0,918 sehingga instrumen
nilai probabilitas variabel yang diperoleh penelitian dikatakan reliabel dan dapat
seluruhnya lebih besar dari 0,05. Maka Ho digunakan.
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada perbedaan persepsi jawaban respoden 4.2 Analisis Faktor Risiko dengan
yang memiliki latar belakang pendidikan yang Statistik Deskriptif
berbeda. Analisis statistik deskriptif digunakan
Berikutnya adalah uji perbedaan untuk menentukan variabel faktor risiko yang
persespsi jawaban responden berdasarkan memiliki nilai mean tertinggi. Dari hasil
pengalaman responden. Pada tabel 2 analisis tersebut diperoleh faktor risiko X15
pengalaman responden terdiri dari pengalan yaitu terjadinya kerusakan oleh pihak ketiga
bekerja dibawah 15 tahun dan diatas 15 tahun. yang memperoleh nilai mean tertinggi dengan
Pedoman untuk pengambilan keputusan adalah nilai mean sebesar 3,66.
sebagai berikut:
- Jika probabilitas (Asymp.sig.2tailed) > 4.3 Analisis Tingkat Risiko dengan
0,05 , maka Ho diterima. metode AHP
- Jika probabilitas (Asymp.sig.2tailed) < Langkah awal dalam analisis AHP
0,05 , maka Ho ditolak. adalah dengan membuat matriks berpasangan
Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, nilai untuk frekuensi dan dampak risiko. Berikut ini
probabilitas variabel yang diperoleh seluruhnya adalah hasil matriks berpasangan untuk
lebih besar dari 0,05 kecuali pada X15. Pada frekuensi dan dampak risiko:
variabel X15 nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
adalah 0,022 yang berarti bahwa Ho ditolak
Tabel 3. Matriks berpasangan frekuensi dan
dan H1 diterima, hal ini menunjukkan bahwa
dampak risiko
pada variabel X15 terdapat perbedaan persepsi
responden yang berbeda pada tingkat
pengalaman kerja. Hal ini dikarenakan
responden yang memiliki pengalaman 15 tahun
keatas lebih banyak mengetahui mengenai
pelaksanaan dilapangan dibandingkan dengan
responden yang memiliki pengalaman dibawah
15 tahun.
Sebelum data dapat dianalisa lebih
lanjut, dilakukan pengujian terhadap validitas
data yang diperoleh dari responden. Kriteria
pengujian validitas jika r hitung > r tabel maka
pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya
jika r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak
valid. Dengan menggunakan tabel distribusi
(tabel r) untuk α = 0,05 dan jumlah responden
sebanyak 50, sehingga didapat r tabel = 0,279.
Setelah dilakukan pengujian terdapat 4 variabel
yang tidak valid yaitu X19, X20, X22, X23.
Variabel yang tidak valid ini tidak akan
digunakan untuk pengujia berikutnya.
Instrumen penelitian harus reliabel Selanjutnya adalah mencari bobot
sehingga dilakukan uji reliabilitas frekuensi dan dampak risiko dengan cara
menggunakan metode CronbachAlpha. Dengan mencari nilai prioritas tiap elemen matriks.
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 215
Tabel 4. Nilai prioritas elemen matriks λmaks = Nilai Vektor Eigen terbesar dari
matriks berordo n
n = Banyaknya elemen matriks
Sehingga diperoleh nilai
CI= (5,24 – 1) / (5 – 1)
= 0,06
Dan selanjutnya menghitung Rasio
Konsistensinya menggunakan rumus:
CR = CI / RI ....... Saaty (2008)
Dimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
Sebagai contoh Nilai 0,56 pada Tabel 4
RI = Random Consistency
diatas diperoleh dari nilai pada tabel matriks
Index,
berpasangan frekuensi risiko untuk kriteria
dimana RI ini dapat diperoleh melalui Tabel
selalu terjadi dan selalu terjadi adalah 1, nilai
Random Consistency Index sebagai berikut:
tersebut dibagi dengan jumlah kolom yaitu
1,787 sehingga diperoleh hasil 0,56. Lanjutkan
Tabel 6. Nilai random konsistensi index
perhitungan untuk tiap kolom dengan cara yang
sama. Setelah memperoleh bobot tiap elemen,
hitung nilai prioritasnya dengan cara membagi
jumlah bobot elemen tiap baris dengan jumlah
elemen yaitu 5 hingga diperoleh nilai pada Sumber: Fandopa (2012; pg.106)
priority vektor (tabel 4) 2,51/5 = 0,50. Lakukan
hal yang sama pada baris berikutnya sehingga Sehingga diperoleh nilai CR
diperoleh pembobotan matriks sebagai berikut: = 0,06 / 1,12
dalam hal ini nilai pembobotan matriks untuk = 0,05 = 5 %
frekuensi dan dampak risiko adalah sama. Dari perhitungan diatas nilai CR yang
didapat adalah 5 % dan lebih kecil dari 10 %,
Tabel 5. Pembobotan matriks frekuensi dan maka dapat diambil keputusan bahwa hirarki
dampak risiko konsisten dan tingkat akurasi tinggi.
Langkah berikutnya adalah menentukan
rata-rata nilai lokal untuk frekuensi risiko
dengan cara mengalikan bobot risiko dengan
skor masing-masing variabel risiko berdasarkan
Banyaknya elemen dalam matriks (n) jawaban kuesioner. Rata-rata frekuensi dan
adalah 5, dan perhitungan konsistensi matriks dampak risiko digunakan untuk mencari nilai
berdasarkan vektor eigen diperoleh jumlah faktor risiko menggunakan rumus:
hasil kali matrik/vektor eigen adalah 26,21. FR = (L + I) - (L x I)........(Asmarantaka 2014)
Maka λmaks = 26,21 / 5, sehingga diperoleh Dimana:
λmaks = 5,24; nilai tersebut mendekati jumlah FR =Faktor Risiko dengan skala 0-1
elemen (n) yaitu 5, sehingga diperoleh nilai sisa L =Besaran frekuensi terjadinya risiko
vektor eigen = 0,24 (5,24-5) dan mendekati I =Besaran dampak risiko
angka nol (0), Maka dapat dikatakan hasil
perhitungan uji matriks tersebut adalah 4.2 Rangking dan Level Risiko
KONSISTEN. SNI Risk Management Guidelines th.
Untuk melakukan Uji Konsistensi 2006 dalam Asmarantaka (2014)[2]
Hirarki terlebih dahulu harus diketahui indeks menyebutkan bahwa kategori risiko tinggi jika
konsistensi matriks dan berapa rasio nilai Faktor Risiko (FR) > 0,7, kategori risiko
konsistensinya, sehingga langkah awal yang sedang jika nilai FR= 0,4 – 0,7 dan kategori
harus dilakukan adalah menghitung indeks risiko rendah jika nilai FR < 0,4. Sehingga
konsistensi menggunakan rumus sebagai diperoleh rekapan rangking dan level risiko
berikut: pada Tabel 8.
CI = (λmaks – n) / (n – 1)....... Saaty (2008)
Dimana : CI = Consistency Index
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 216
Tabel 7. Faktor risiko

Gambar 2. Grafik rangking dan level


risiko
Dari Gambar 2 lebih mudah dipahami
bahwa tingkat risiko tertinggi berwarna merah
ada pada X15 berjumlah 1 variabel, tingkat
risiko sedang berwarna kuning ada pada X1,
X10, X13, X9, X4, X11, X3, X2, X12, X21,
X6, X8, X7, dan X14 berjumlah 15 variabel.
Tingkat risiko rendah berwarna hijau, ada pada
X16, X18, X5, dan X17 berjumlah 4 variabel.
Sehingga didapatkan 15 variabel yang
didapatkan sebagai acuan untuk mencari
Tabel 8. Rangking dan level risiko penanganan/solusi terhadap peristiwa-peristiwa
tersebut.

4.2 Hasil Uji Analisis Regresi Linier


Berganda
Dalam penelitian ini Uji Regresi Linear
berganda bertujuan untuk mencari pengaruh
signifikan peristiwa risiko terhadap kinerja
mutu proyek serta seberapa besar pengaruhnya
terhadap peningkatan/penurunan kinerja mutu
proyek yang ditunjukan melalui nilai
positif/negatif pada koefisien model regresi
yang terbentuk. 15 peristiwa risiko dengan
kategori tinggi dan sedang dari metode AHP
kemudian diproses untuk memperoleh nilai
koefisien dari rumus regresi linear berganda
dengan bantuan software IBM SPSS 21 melalui
input data kemudian perintah Analyze –
Regression – Linear – Backward Elimanation
dimana metode backward ini bekerja dengan
mengeluarkan satu per satu variabel prediktor
yang tidak signifikan dan dilakukan terus
menerus sampai tidak ada variabel prediktor
yang tidak signifikan. sehingga menghasilkan
output pengaruh signifikan variabel X
(peristiwa risiko) terhadap variabel Y (kinerja
mutu) sebagai berikut:
Nilai F tabel untuk n=50 dan k=9 adalah
F(k;n-k) yaitu F(9;49) angka tersebut
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 217
selanjutnya dicari pada tabel distribusi F pada antara X9 dengan kinerja mutu, semakin
probabilitas 0,05 sehingga diperoleh nilai F meningkat peristiwa risiko pada X9 maka
tabel = 2,12. semakin menurunkan kinerja mutu.
Dari perhitungan analisis regresi Pada pengujian pengaruh signifikan
menggunakan metode Backward Elimnation menggunakan metode backward elimination ini
diperoleh nilai Fpartial pada X2, X9 dan X3 variabel X15 yang memiliki kategori risiko
adalah 2,712 lebih besar (>) Ftabel 2,12 paling tinggi pada metode AHP pada tahap ini
sehingga dapat diambil keputusan bahwa X2, tereliminasi karena nilai F-partial lebih kecil
X9 dan X3 digunakan/dipilih sebagai variabel dari nilai F-tabel. Hal ini didukung dengan
yang signifikan untuk dilakukan uji regresi hasil uji Mann-Whitney yang terdapat
linear berganda. Hasil uji regresi linear perbedaan persepsi jawaban pada X15 pada
berganda diperoleh besarnya konstanta (a) = tingkat pengalaman responden yang berbeda.
4,090 dan nilai koefisien regresi (b2) = - 0,118, Berdasarkan intepretasi dari model
(b3) = -0,074, dan (b9) = -0,087 sehingga regresi diperoleh faktor risiko dari aspek
diperoleh model persamaan regresi linier Material (X2,X3) dan Sumber Daya Manusia
berganda sebagai berikut : (X9) berpengaruh signifikan terhadap
Y = 4,090 - 0,118X2 - 0,074X3 - 0,087X9 penurunan kinerja mutu proyek sebesar
Dimana Y = Kinerja Mutu koefisien pada masing-masing variabel risiko
X2 = Jumlah material yang proyek.
dibutuhkan kurang
X3 = Kedatangan material terlambat 5. KESIMPULAN DAN SARAN
X9 = Salah dalam mengambil 5.1 Kesimpulan
keputusan Peristiwa-peristiwa risiko yang masuk
intepretasi dari model regresi tersebut adalah: dalam kategori tinggi dan sedang pada
- Konstanta sebesar 4,090; artinya jika X2, pelaksanaan proyek pelaksanaan pemeliharaan
X3, dan X9 nilainya adalah 0, maka kinerja jalan aspal hotmix di Kabupaten Malang
mutu (Y) nilainya adalah 4,090. menggunakan metode AHP meliputi:
- Koefisien regresi variabel X2 (Jumlah X15 Kerusakan oleh pihak ketiga
material kurang) sebesar -0,118; artinya jika X1 Material yang dipakai tidak sesuai
variabel independen lain nilainya tetap dan spesifikasi.
X2 mengalami kenaikan 1%, maka kinerja X10 Metode pelaksanaan tidak tepat
mutu akan mengalami penurunan sebesar X13 Cuaca kurang baik
0,118. Koefisien bernilai negatif artinya X9 Salah dalam mengambil
terjadi hubungan negatif antara X2 dengan keputusan
kinerja mutu, semakin meningkat peristiwa X4 Temperatur Kedatangan Material
risiko pada X2 maka semakin menurunkan Aspal Hot Mix kurang dari yang
kinerja mutu. disyaratkan
- Koefisien regresi variabel X3 (kedatangan X11 Jenis peralatan yang digunakan tidak
material terlambat) sebesar -0,074; artinya tepat
jika variabel independen lain nilainya tetap X3 Kedatangan material terlambat
dan X3 mengalami kenaikan 1%, maka X2 Jumlah material yang dibutuhkan kurang
kinerja mutu akan mengalami penurunan X12 Buruknya penataan site layout
sebesar 0,074. Koefisien bernilai negatif X21 Spesifikasi sulit dimengerti
artinya terjadi hubungan negatif antara X3 X6 Tingkat keahlian tenaga kerja tidak
dengan kinerja mutu, semakin meningkat cukup
peristiwa risiko pada X3 maka semakin X8 Kompetensi personil tidak sesuai dengan
menurunkan kinerja mutu. tugasnya
- Koefisien regresi variabel X9 (salah dalam X7 Kualitas tim engineering proyek kurang
mengambil keputusan) sebesar -0,087; baik
artinya jika variabel independen lain X14 Kondisi lapangan sulit
nilainya tetap dan X9 mengalami kenaikan
1%, maka kinerja mutu akan mengalami Dari pengujian regresi linear berganda
penurunan sebesar 0,087. Koefisien bernilai risiko-risiko proyek yang memiliki pengaruh
negatif artinya terjadi hubungan negatif
REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 218
signifikan terhadap penurunaan kinerja mutu 6. DAFTAR PUSTAKA
proyek pemeliharan jalan adalah: [1] Asiyanto, 2008. Manajemen Risiko Untuk
- Faktor Material (X2, X3) Kontraktor. Jakarta: PT. Pradnya Paramita
- Faktor Sumber Daya Manusia (X9) [2] Asmarantka, Safira. 2014. Analisis Risiko Yang
Berpengaruh Terhadap Kinerja Proyek Pada
5.2 Saran Pembangunan Hotel Batiq palembang. Jurnal
Berdasarkan kesimpulan yang telah Teknik Sipil dan Lingkungan. Universitas
diuraikan diatas maka dapat diberikan beberapa Sriwijaya. Palembang
saran sebagai berikut : [3] Fandopa, Riza. 2012. Pengelolaan risiko pada
1. Hasil Penelitian dapat dijadikan pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur PT.
X dalam rangka meningkatkan kinerja mutu.
pedoman untuk mengurangi penyebab turunnya
Thesis Universitas Indonesia. Jakarta
kinerja mutu pelaksannan proyek pemeliharaan
[4] Hardiyatmo, H.C. 2009. Pemeliharaan Jalan
jalan dengan menentukan respon risiko dengan
Raya Perkerasan Drainase Longsoran.
memberikan solusi korektif dan preventif Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
terhadap faktor-faktor risiko yang berpengaruh [5] Mulyono, Agus Taufik. 2008. Faktor Dominan
terhadap kinerja mutu. yang Mempengaruhi Kekuatan Struktural
2. Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk Perkerasan Jalan di Indonesia. Jurnal
menentukan perbaikan dan strategi untuk Transportasi, FSTPT, Vol. 8 No. 1, hal. 1-14.
mengurangi penyebab turunnya kinerja mutu [6] Saaty,Thomas L. 2008. Decision Making With
pada proyek dan perlu dilakukan penelitian The Analytic Hierarchy Proccess. Vol. 1, No. 1,
lebih lanjut mengenai berapa besar perubahan 2008: Hal 83-97.
yang diakibatkan dari turunnya kinerja mutu [7] Sukirman, Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran
pekerjaan konstruksi pemeliharaan jalan. Panas;Edisi 1. Jakarta. Granit
[8] Zuliyanto, Sriyono Dwi .2015. Identifikasi
faktor-faktor risiko kontraktor pada
pelakasanaan proyek jalan perkerasan lentur
(flexible pavement) terhadap kinerja mutu
proyek jalan. Thesis. Universitas Atmajaya
Yogyakarta.

REKAYASA SIPIL / Volume 11, No.3 – 2017 ISSN 1978 - 5658 219

Anda mungkin juga menyukai